ISPA
Pembimbing :
dr. Roedi Djatmiko, Sp.A
Disusun oleh :
Masagus Moh. Edsel Q. 140221056
1
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
ISPA
Tingkat II Magelang
Disusun Oleh :
1410.221.056
Dokter Pembimbing
2
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 22 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Magelang
Tanggal Masuk Ruangan : 19 Juni 2015
Tanggal Keluar : 21 Juni 2015
II. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis terhadap orangtua pasien pada
tanggal 19 Juni 2015, pukul 02.30 WIB di Bangsal Flamboyant RST Dr. Soedjono
Magelang.
a. Keluhan Utama : Demam
b. Keluhan Tambahan : Batuk, pilek
3
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mempunyai keluhan atau riwayat yang sama
dengan pasien.
Berat Badan : 10 Kg
Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata
Palpebra : Edema –/– Sklera : Ikterik –/–
Konjungtiva : Anemis –/– Pupil : Bulat, isokor
Perdarahan subkonjunctiva Refleks Cahaya : +/+
+/+
Telinga
Bentuk : Normal/Normal Mukosa : Hiperemis (-)
Liang : Lapang Serumen : –/–
Hidung
Bentuk : Normal
Deviasi Septum :–
4
Sekret : +/+
Mulut
Bibir :normal
Lidah : normal
Faring Hiperemis (+)
Tonsil T1-T1
Coated tongue (-)
Leher
KGB tidak membesar
Thyroid tidak membesar
Thoraks
Paru
Inspeksi : Hemithorax kanan-kiri simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki –/–, wheezing –/–
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I–BJ II reguler, murmur (–), gallop (–)
Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), Hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani
5
Ekstremitas
Atas
Akral : Hangat +/+ CRT < 2 detik
Sianosis : -/- Edema : -/-
Deformitas : -/-
Bawah
Akral :
Hangat +/+ Sianosis : -/-
Deformitas: -/- Edema : -/-
CRT < 2 detik
6
V. Diagnosis
Hari 1 Observasi Febris H + 3 hari dan ISPA
Hari 2 ISPA
Hari 3 ISPA
VI. Terapi
D5 ¼ NS 1000 / 24 jam
Cefotaxim 3x300 mg
Norages 100 mg 3x1
Praxion 3x1 mL
HEMATOLOGI
LENGKAP
LYM% 23.8 25 – 50 %
+ +
A : Obs. Febris H+3
ISPA
Hari/Tanggal/ Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter
Jam
Sabtu S: Demam (+), Batuk (+), Pilek (+) mual Therapy:
20 Juni 2015 (-), muntah (-), makan minum (+) 1. D5 ¼ NS 1000 / 24
sedikit sejak 3 hari SMRS, BAB & jam
BAK belum, Rewel (+) 2. Cefotaxim 3x300 mg
O: KU/KS : tampak sakit sedang / CM 3. Norages 100 mg 3x1
BB : 10 kg 4. Praxion 3x1 mL
VS : N : 160 x/menit
R : 60 x/menit
S : 36.8o C
Kepala : normochepal
Mata : CA -/-, SI -/- ,
Hidung : Sekret +/+, deviasi septum -
/-
Mulut : Faring Hiperemis (+), Tonsil
T1-T1
Leher : KGB (–) membesar
Thorax, : Simetris, statis & dinamis,
retraksi (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,
Rh -/- , Wh -/-
Cor : BJ I–II regular, murmur (–),
gallop (–)
Abdomen: Datar, BU (+) normal,
supel, Nyeri tekan
epigastrium (+),
timpani
Ekstremitas : Akral hangat + +
+ +
A : ISPA
Hari/Tanggal/ Hasil Pemeriksaan Instruksi Dokter
Jam
Minggu S: Demam (-), Batuk - Pilek (+) secret Therapy:
21 Juni 2015 kekuningan, mual (-), muntah (-), 1. D5 ¼ NS 1000 / 24
makan minum (+) sedikit sejak, BAB jam
& BAK baik, sesak (- 2. Cefila 2x1.5 mg
O: KU/KS : tampak sakit sedang / CM 3. Norages 100 mg KP
BB : 10 kg 4. Praxion 3x1 mL
VS : N : 160 x/menit 5. Ambroxol 2x1 cth
R : 60 x/menit 6. Rhinos neo 3x0.8
S : 36.8o C mL
Kepala : normochepal 7. Mucos drip 2x0.8
Mata : CA -/-, SI -/- , mL
Hidung : Sekret +/+, deviasi septum -
/- Pasien boleh pulang
Mulut : Faring Hiperemis (+), Tonsil
T1-T1
Leher : KGB (–) membesar
Thorax, : Simetris, statis & dinamis,
retraksi (-)
Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+,
Rh -/- , Wh -/-
Cor : BJ I–II regular, murmur (–),
gallop (–)
Abdomen: Datar, BU (+) normal,
supel, Nyeri tekan
epigastrium (+),
timpani
Ekstremitas : Akral hangat + +
+ +
A : ISPA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
ISPA adalah suatu penyakit pernafasan akut yang ditandai dengan gejala
batuk, pilek, serak, demam dan mengeluarkan ingus atau lendir yang berlangsung
sampai dengan 14 hari (Depkes RI, 2000). ISPA adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu dan atau lebih bagian dari saluran napas, mulai dari hidung
(saluran pernapasan atas) hingga alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura yang
disebabkan oleh masuknya kuman (bakteri, virus atau riketsia) ke dalam
organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut dari suatu penyakit, meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih
dari 14 hari. Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu ISPA ringan, ISPA sedang, dan ISPA berat. Pembagian menurut deajat
keparahan tersebut didasarkan pada gejala-gejala dan tanda-tandanya. ISPA ringan
dapat berkembang menjadi ISPA sedang atau ISPA berat jika keadaan
memungkinkan, misalnya penderita kurang mendapat perawatan atau saat penderita
dalam keadaan lemah hingga daya tahan tubuhnya rendah. Gejala ISPA ringan dapat
dengan mudah diketahui oleh orang awam, sedangkan gejala ISPA sedang dan berat
memerlukan beberapa pengamatan sederhana.4
II. 2 Klasifikasi
WHO (1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat
keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis yang timbul
dan telah ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988. Adapun
pembagiannya sebagai berikut :5
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
a. ISPA ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu
atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
i. Batuk
ii. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan
suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis).
iii. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung
iv. Panas atau demam, suhu tubuh lebih dari 37.50C atau jika dahi
anak diraba dengan penggung tangan terasa panas.
b. ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala-
gejala ISPA ringan disertai gejala-gejala berikut :
i. Pernapasan >50 kali per menit pada anak yang berumur >1
tahun atau > 40kali per menit pada anak yang berumur 1 tahun
atau lebih.
ii. Suhu tubuh lebih dari 390C.
iii. Tenggorokan berwarna merah.
iv. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
v. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
vi. Pernapasan berbunyi seperti mendengkur atau mencuit-cuit.
Dari gejala-gejala ISPA sedang, perlu berhati-hati jika anak
menderita ISPA ringan sedangkan suhu tubuhnya lebih dari
390C atau gizinya kurang baik,atau umurnya ≤4 bulan, maka
anak tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat
pertolongan dari petugas kesehatan.
c. ISPA berat
Seorang anak dinyatakan menderita ispa berat jika dijumpai gejala-
gejala ISPAringan atau ISPA sedang disertai gejala berikut :
i. Bibir atau kulit membiru.
ii. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada
waktu bernapas.
iii. Kesadaran menurun.
iv. Pernapasan berbunyi berciut-ciut dan anak tampak gelisah.
v. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas.
vi. Nadi cepat, lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
vii. Tenggorokan berwarna merah.
Penderita ini harus dirawat di puskesmas atau rumah sakit, karena
perlu mendapat perawatan dengan peralatan khusus seperti oksigen
dan atau cairan infus.
II. 5 Patofisiologi
Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan
keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh
dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah
dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih
rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan
agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat
ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan
tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas
lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit
kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda-tanda laboratoris
hypoxemia,
hypercapnia dan
acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5
tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi
buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2
bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai
kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran
menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin.4
II. 9 Penatalaksanaan
Pengobatan antara lain :
1. Simptomatik :
i. Analgesik-antipiretik untuk mengobati gejala demam seperti
parasetamol danaspirin.
ii. Kombinasi dekongestan dan anti alergi untuk pilek dan flu.
Contoh :dekongestan antara lain pseudoefedrin, fenil
propanolamin. Contoh antialergiadalah dipenhidramin.
iii. Ekspektoran untuk batuk berdahak. Contoh : ammonium
klorida.
iv. Mukolitik untuk batuk berdahak. Contoh : ambroksol,
bromheksin, gliserilgualakolat.
v. Antitusif untuk meringankan gejala batuk kering. Contoh :
dekstrometorfan.
2. Suportif :
meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang
adekuat,pemberian multivitamin dll.
3. Antibiotik :
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan
S.Aureus
Antibiotik. Antibiotik tidak disarankan untuk ISPA yang
disebabkan oleh virus karena antibiotik tidak dapat
membunuh virus. Antibiotik diberikan jika gejala
memburuk, terjadi komplikasi atau radang yang disebabkan
oleh bakteri.
Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat
: Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.
Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus
diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk dosis
dapat dilihat pada lampiran.
Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi
anaknya yang menderita ISPA.
Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan
memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan
dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6
jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan
dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres,
dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI
pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak,
kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan
hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari
komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang
sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama
perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk
membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang
mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang
diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan
untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2
hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan
ulang.4,5
II. 10 Komplikasi
Asma
Asma adalah mengi berulang atau batuk persisten yang disebabkan oleh
suatu kondisi alergi non infeksi dengan gejala : sesak nafas, nafas
berbunyi wheezing, dada terasa tertekan, batuk biasanya pada malam
hari atau dini hari.
Kejang demam
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rentan lebih dari 380c) dengan gejala berupa serangan
kejang klonik atau tonikklonik bilateral. Tanda lainnya seperti mata
terbalik keatas dengan disertai kejang kekakuan atau kelemahan,
gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya
sentakan kekauan fokal.
Tuli
Tuli adalah gangguan system pendengaran yang terjadi karena adanya
infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus dengan gejala awal
nyeri pada telinga yang mendadak, persisten dan adanya cairan pada
rongga telinga.
Syok
Syok merupakan kondisi dimana seseorang mengalami penurunan
f'ungsi dari system tubuh yang disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain : faktor obstruksi contohnya hambatan pada system pernafasan
yang mengakibatkan seseorang kekurangan oksigen sehingga
seseorang tersebut kekurang suplay oksigen ke otak dan mengakibatkan
syok.
Demam Reumatik, Penyakit Jantung Reumatik dan Glomerulonefritis,
yang disebabkan oleh radang tenggorokan karena infeksi Streptococcus
beta hemolitikus grup A (Strep Throat)
Sinusitis
Meningitis
Abses Peritonsiler
Abses Retrofaring
II. 11 Prognosis
Pada dasarnya, prognosis ISPA adalah baik apabila tidak terjadi
komplikasi yang berat. Hal ini juga didukung oleh sifat penyakit ini sendiri,
yaitu self limiting disease sehingga tidak memerlukan tindakan pengobatan
yang rumit. Penyakit yang tanpa komplikasi berlangsung 1-7 hari. Kematian
terbanyak oleh karena infeksi bakteri sekunder. Bila panas menetap lebih
dari 4 hari dan leukosit > 10.000/ul,biasanya didapatkan
infeksi bakteri sekunder.
II. 12 Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit
ISPA pada anak antara lain :
1. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik.
Memberikan ASI eksklusif pada bayi anda.
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan
olah raga teratur.
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau
hand sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA.
Ajarkan pada anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA
dan penyakit infeksi lainnya.
4. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat
mencegah ISPA diantaranya imunisasi influenza, imunisasi DPT-
Hib /DaPT-Hib, dan imunisasi PCV.
5. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
6. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan
flu. Segera cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer
setelah kontak dengan penderita ISPA.
7. Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar
tidak menulari anak anda atau anggota keluarga lainnya.
8. Mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau
anggota keluarga lainnya yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi
isolasi mungkin dapat dilakukan seperti anak yang sehat tidur
terpisah dengan anggota keluarga lain yang sedang sakit ISPA.
9. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
I.