aku
cari, Allah adalah yang aku cintai, wahai Allah engkaulah yang aku maksud, Allah tidak ada sekutu bagi-
Nya, Allah adalah zat yang ada, Allah adalah zat yang disembah dan engkau adalah Allah tidak yang
lain. Akan tetapi pendapat yang paling benar menurut guru-guru thareqat Naqsyabandi, penyebutan Allah
tidak disertai dengan rangkaian kata seperti tersebut di atas. Menyebut Allah cukup melirik nama zat
Tuhan tanpa diembel-embeli atau dirangkai, karena tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Allah.
Kalau Allah diserupakan dengan makhluknya berarti bertentangan dengan pernyataan al Qur’an.
ضل َماق ْلت اَنا َ َوالنابِي ُّْونَ ِم ْن قَبِ ِلي لَ اِلَهَ اِلا هللا َو ْح َده لَ ش َِري َْك لَه
َ ا َ ْف
“Yang paling utama apa yang saya ucapkan dan yang diucapkan para nabi sebelum aku adalah Laa
Ilaaha Illallah Wahdahuu Laa Syariikalah (Tiada Tuhan selain Allah dengan Maha Esanya dan tiada
sekutu bagi-Nya).”
Dalam hal ini juga Rasulullah bersabda,
“Siapa yang mengucapkan ‘Laa Ilaaha illallah Wahdahuu Laa Syariikalah Lahul Mulku Walahul
Hamdu Wahuwa Alaa Kulli Syai’in Qadiir’ (tiada Tuhan selain Allah dengan Esa-Nya tiada sekutu bagi-
Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu) dibaca setiap hari sebanyak
seratus kali, maka kebaikannya menandingi atau sebanding dengan memerdekakan sepuluh budak, dan
dicatat untuknya kebaikan seratus macam, dan seratus macam kejelekannya dihapus. Di samping itu dia
bebas dari godaan syetan pagi harinya sampai sore. Dan seorang pun tidak bisa mengungguli
amalannya kecuali orang yang membaca kalimat itu lebih banyak darinya.”
Pelaksanaan dzikir Laa Ilaaha Illallah itu harus memakai cara. Adapun cara yang paling bagus adalah
cara yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada sayyidina Ali dalam sebuah hadis sebagai berikut:
Sayyidina Ali bertanya. Bagaimana aku berzikir Ya Rasulullah? Maka Rasulullah menjawab.
Caranya,pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari aku sebanyak tiga kali, dan ucapkanlah seperti
apa yang aku ucapkan, waktu engkau mengucapkan itu, aku mendengar, maka Rasulullah mengucapkan
‘Laa Ilaaha Illallah’ sebanyak tiga kali, dengan kedua mata terpejam. Kemudian sayyidina Ali
mengucapkan seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah.