Ayat tersebut juga menunjukkan hakikat kalimat La ilaha illallah, yaitu tidak
ada yang patut disembah kecuali hanya Allah SWT. Artinya, hanya kepada
Allah SWT kita semua menjalankan amal Ibadah. Tidak ada satupun di dalam
hati selain Allah SWT. Semua dilakukan dengan niat hanya karena Allah SWT.
Perlu kita ketahui bahwa kalimat La ilaha illallah termasuk sebaik-baik dzikir
dan juga paling utamanya ilmu sebagaimana sabda Rasulallah SAW wonten
hadis riwayat Jabir bin Abdillah:
Artinya: “Yang paling utama dari dzikir adalah La ilaha illallah, dan paling
utama doa adalah Alhamdulillah.” (HR. Tirmidzii, Al-Nasai, Ibn Majah).
Kalimat La ilaha illallah disebut sebagai dzikir yang paling utama, karena
kalimat tersebut menunjukkan kesaksian dan menancapkan kalimat Allah di
dalam hati. Kalimat tersebut juga menolak semuanya kecuali hanya Allah SWT.
Ibadallah,
Nash-nash syariat yang menjelaskan tentang keutamaan kalimat tauhid laa
ilaaha illallah sangatlah banyak. Semuanya menunjukkan betapa utama dan
agungnya kalimat ini serta bertapa banyaknya kebaikan dan keberkahan bagi
orang-orang yang benar dalam mengucapkannya. Setelah mengetahui makna
dan konsekuensi kalimat ini, seorang muslim juga harus mengetahui bahwa
kalimat ini juga memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Salah seorang tokoh tabiin yang bernama Wahab bin Munabih rahimahullah
pernah ditanya, “Bukankah kalimat laa ilaaha illallah adalah kunci surga?”
Beliau menjawab, “Iya, betul. Tapi biasanya kunci itu memiliki geligi (bagian
ujung yang tidak rata). Apabila engkau membawa kunci bergigi (yang tepat),
terbukalah ia, jika tidak ia tak akan terbuka.”
Hal ini mengisyaratkan bahwa laa ilaaha illallah memiliki syarat-syarat. Para
ulama ketika meneliti Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mereka mendapatkan bahwa laa ilaaha illallah memiliki tujuh syarat
yang ucapan tersebut tidak akan diterima kecuali dengan tujuh syarat tersebut.
Tujuh syarat tersebut adalah: (1) ilmu yang menafikan kebodohan, (2) yakin
yang menafikan keraguan, (3) kejujuran yang menafikan dusta, (4) ikhlas yang
menafikan syirik dan riya’ (5) cinta yang menafikan kebencian, (6) taat yang
menafikan ketidaktaatan, (7) menerima yang menafikan penolakan.
Itulah tujuh syarat dari kalimat laa ilaaha illallah. Masing-masing dari tujuh hal
ini dilandasi oleh puluhan nash-nash syariat dari Kitabullah ataupun sunnah
Rasulullah.
Wajib bagi kita agar menaruh perhatian terhadap kalimat tauhid ini dengan
perhatian yang besar dan hendaknya perhatian tersebut melebihi terhadap hal
selainnya. Dan kita memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar memberikan
kita taufik untuk merealisasikan konsekuensi kalimat tauhid ini dan syarat-
syaratnya. Dan semoga Allah memaksukkan kita semua dengan lantaran
mengamalkan konsekuensi dari kalimat tersebut.
Semoga kita semua bisa istiqomah dalam beribadah, dan benar-benar
menancapkan kalimat thoyibah di dalam hati kita sehingga kita termasuk min
ahli La ilaha illa Allah. Amin Amin Ya Robbal Alamin..
Sekian khutbah singkat saya, bila ada kesalahan kata saya mohon
maaf.