DAN
KONSEKUENSINYA DALAM KEHIDUPAN
Nama : Fitri Liani
NIM : 2021.01.15401.051
Prodi : D-III Kebidanan
Kelas : 1B
A. MAKNA KALIMAT LAA ILLAAHA ILLALLAH
Kalimat Tauhid yang agung الــاــلهـ اـالاــلهـyakni ‘Tiada Tuhan Selain Allah’ memiliki arti yang sangat
dalam dan luas. Seorang hamba tidak mungkin akan dapat beramal sesuai yang dikehendaki olehnya,
kecuali setelah ia benar-benar memahami makna yang terkandung didalamnya sehingga ia beramal atas
dasar kalimat Tauhid ini dengan sadar.
makna الــاــلهـ اـالاــلهـadalah peniadaan seluruh yang disembah selain Allah SWT dan merupakan penetapan
bahwa menyembah itu hanya diperuntukkan kepada dan bagi Allah saja. Maka dengan demikian, makna
dari الــاــلهـ اـالاــلهـadalah peniadaan dan penetapan, yakni meniadakan Tuhan selain Allah SWT dan
menetapkan bahwa Tuhan itu hanya Dia.
B. Kedudukan Kalimat Tauhid Laa Illahaa Illallah
Kalimat tersebut secara eksplisit (yang terlihat secara lahiriyah) terdiri dari empat kata, yaitu ( الــlaa), اــلهـ
(ilaaha), ( اــالilla), dan lafad mulia ( اــلهـAllah).
Laa kedudukannya sebagai huruf lam nafiyah lil jinsi (menafikan kata benda setelahnya), ilaaha
kedudukannya sebagai isim laa (kata benda setelah laa) dan mabni (harokatnya tidak berubah) di atas
fathah.
Secara implisit (tersirat) ada satu kata benda (isim) yang seharusnya ada setelah isim laa yaitu
kedudukannya dinamakan khobar laa dan ini telah menjadi ketentuan dalam bahasa Arab, akan tetapi
dihapus (mahduf) dalam rangka menyingkat kalimat.
Para ulama menetapkan kata khobar laa tersebut yaitu kata hakkun dan marfu‘
(huruf terakhirnya berharokat dommatain). Disisi lain kata hakkun selain sebagai
khobar laa ia juga punya kedudukan disebut sebagai \kata yang berada
sebelum alat istisna
Kata ( اــالilla) inilah yang disebut huruf yang mengecualikan. Kemudian lafad
mulia اــلهـkedudukannya sebagai kata benda setelah alat istisna dan
harokatnya mengikuti keadaan mutasna minhu-nya yaitu domatain (marfu) maka lafadz
mulia اــلهـjuga harus marfu (huruf terakhirnya domah, tidak mungkin persis sama
domatain karena mengandung alif lam pada lafad mulia )اــلهـ.
C. Keistimewaan Kalimat Tauhid Laa Illahaa Illallah
Kesempurnaan Tauhid yang dimiliki oleh seseorang, akan membawa kepada jalan yang lurus dan Allah
SWT akan senantiasa selalu melindungi dan menjamin keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat.
Oleh karena sebab itu, Kalimat Tauhid memiliki keistimewaan yang sangat besar dan luar biasa.
Banyak nash yang meriwayatkan dan menjelaskan keutamaan atau keistimewaan kalimat Tauhid,
diantaranya sebagai berikut.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Musa berkata, ‘Ya Tuhanku,
ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir dan berdoa kepada-Mu’. Allah berfirman, ‘Hai Musa,
katakanlah ’الــاــلهـ اـالاــلهـ. Musa berkata lagi, ‘Ya Tuhanku, semua hamba-Mu mengucapkan ini’.
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits, yang dinyatakan hasan, dari Anas, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Allah
berfirman, ‘Hai anak Adam, seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh jagad. Sedangkan kamu
ketika mati tidak dalam keadaan syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan kepadamu ampunan
sepenuh jagad pula’.”
D. Keutamaan Kalimat Tauhid Laa Illahaa Illallah
Ibnu Rajab dalam Kalimatul Ikhlas mengatakan,”Kalimat Tauhid (yaitu Laa Ilaha Illallah) memiliki
keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.” Lalu beliau rahimahullah menyebutkan
beberapa keutamaan kalimat yang mulia ini. Di antara yang beliau sebutkan :
2. Keyakinan
Yaitu mengucapkan kalimat Ia ilaha illallah dengan keyakinan dan kemantapan
hati, tanpa adanya keraguan yang dihembuskan setan, jin dan manusia.
3. Penerimaan
Yaitu menerima semua konsekuensi kalimat la ilaha illallah dengan hati dan lisan,
membenarkan dan mempercayai semua yang disampaikan Rasulullah, serta
menerimanya tanpa penolakan sedikit pun.
4. Tunduk
Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa yang terkandung dalam kalimat ikhlas ini.
Perbedaan antara inqiyad (tunduk) dengan qabul (penerimaan), yaitu bahwa qabul
adalah pernyataan kebenaran makna kalimat dalam ucapan, sedang inqiyad adalah
mengikutinya dengan tindakan.
5. Jujur
Yaitu jujur kepada Allah ketika mengucapkan kalimat la ilaha illallah, maksudnya jujur
dalam ucapan dan sesuai antara lisan dan hatinya.
6. Ikhlas
Yaitu ikhlas ketika mengucapkan kalimat la ilaha iollallah dengan tidak
mengharapkan kecuali ridha Allah tanpa ada noda syirik sedikitpun.
7. Kecintaan
Yaitu mencintai kalimat dan kandungan kalimat yang agung ini. Dan pokok dari
kecintaan ini ialah rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, juga cinta terhadap apa-apa
yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya
F. Rukun Kalimat Tauhid Laa Illahaa Illallah
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, rukun ini berkaitan dengan pembahasan makna kalimat Tauhid الــاــلهـ
اـالاــلهـ. Rukun kalimat Tauhid الــاــلهـ اـالاــلهـ, yakni:
a. Meniadakan, maksudnya adalah meniadakan yang lain seluruhnya hanya untuk menyembah, mengabdi
dan berserah diri kepada Allah. Dengan benar-benar memurnikan peribadatan kepada-Nya.
b. Menetapkan, maksudnya adalah menetapkan Allah sebagai raja diatas raja, Maha dari segala Maha.
G. Pengaplikasian Kalimat Tauhid Laa Illahaa Illallah
Kalimat Lailahaillallah yang kita ucapkan dan kita ikrarkan dalam keseharian kita, baik didalam shalat
ataupun di dalam dzikir diluar shalat, pada hakikatnya menuntut agar kita banyak melaksanakan
konsekuensinya, untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Seperti tawakkal kita hendaknya hanya
kepada Allah, kesabaran kita hendaknya dibangun di atas ketaatan kepada Allah.
Demikian juga, dengan segala macam tuntutan dan konsekuensinya, baik yang bersifat dalam hati
semata. Misalnya saja rasa cinta prioritasnya hanya kepada Allah, rasa takut hendaknya hanya satu-
satunya kepada Allah. Demikian juga dengan ibadah-ibadah Qalbiah, ibadah-ibadah yang dilakukan di
dalam hati ataupun ibadah-ibadah lahiriah.
H. Kosekuensi Kalimat Tauhid Laa Illahaa Illallah
Dalam Kehidupan
Kalimat tauhid merupakan kalimat yang agung. Konsekuensi yang dikandung oleh orang yang telah
mengucapkan kalimat tauhid adalah hanya menyembah Allah SWT serta mematuhi syariat-Nya,
mengimani dan meyakini bahwa syariat-Nya adalah benar. Seseorang yang telah mengikrarkan kalimat
tauhid maka ia harus mengikhlaskan dan berkomitmen bahwa ibadahnya hanya kepada Allah SWT dan
meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selain Dia.
Kalimat tauhid bermakna mengesakan segala bentuk peribadatan hanya untuk Alloh SWT termasuk
berdoa, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernazar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis
ibadah lainnya. Namun, kalimat ini tidak akan bermanfaat bagi pengucapnya jika ia tidak mengimani,
tidak memahami maknanya, tidak membenarkan, dan tidak mengamalkan.