Anda di halaman 1dari 17

Zat Aktif : Dapson

Jumlah Tablet : 25.000 tablet


Dosis : 50 mg

1. Praformulasi
1.1 Nama Zat Aktif

- Struktur : Dapson: Diaminodiphenylsofone

- Berat Molekul : 248,30


- Pemerian : serbuk hablur, putih atau putih kuning gading, tidak berbau,
Rasa agak pahit ( FI.III )
- Kelarutan : larut dalam 7000 bagian air dan dalam 30 bagian etanol
(95%), larut dalam aseton dan dalam asam Mineral encer. ( FI. III )
- Titik Leleh : 175,5 derajat C
- pH : 4,9
pKa : 1,0
- Inkompability : penggunaan bersamaan dengan trimetoprim, diklofenak,
doksisiklin, erytromysin, isoniazid dengan Dapson dapat meningkatkan
efek toksik kedua obat.Penggunaan fenobarbital, pirimidon dan
rifampicinDapat mengurangi efek dapson. (Scior t, raddatz G, Moleculer
modelling study on dapson . j. Mol model 1997,3 : 332-337)
- Penggunaan terapi : dapson diberika dalam bentuk tablet 25 dan 100 mg
Pengobatan dimulai dengan dosis 25 mg. Dalam 2 Minggu pertama dosis
ini diberikan sekali seminggu. Kemudian tiap 2 minggu frekuensi
pemberian di tambah hinga tercapai pemberian 5 kali seminggu. Dosis
dinaikan 50 mg , 3x seminggu bulan pertama. 4x seminggu bulan kedua,
5x seminggu dalam bulan Ke tiga . dosis dinaikkan 100 mg 3 x seminggu
selama 1 bulan dinaikkan 4x seminggu untuk tak terbatas. Pemberian
dapon 100 mg 2x semingguuntuk pengobatan jangka panjang. ( Buku
farmakologi dan Kemoteraeutik ).
1.2 ADME

- Absorpsi Oral : diabsorbsi lambat disaluran cerna, tetapi tablet hampir


sempurna. Diserap kurang sempurna sehingga banyak terbuang bersama
feses. ( Buku farmakologi dan Kemoteraeutik )
- Biotransformasi : dapson diserap lambat disaluran cerna, tetapi tablet
hampir sempurna. Diserap kurang sempurna sehingga banyak terbuang
bersama feses. terdistribusi pada seluruh cairan tubuh dan terdapat dalam
Semua jaringan terutama ginjal dan hati mengalami metabolisme didalam
hati dan kecepatan asetil-lasinya ditentukan oleh faktor genetik. Ekskresi
melalui urine berbeda jumlahnya bagi setiap sediaan Sulfon . Dapson dosis
tunggal diekskresi sebanyak 70-80 % terutama dalam bentuk
metabolitnya. ( Buku farmakologi dan Kemoteraeutik )
- Waktu paruh : 10-15 jam dengan rata-rata 28 jam
- Distribusi : terdistribusi pada seluruh cairan tubuh dan terdapat dalam
Semua jaringan terutama ginjal dan hati ( Buku farmakologi dan
Kemoteraeutik )
- Metabolisme : mengalami metabolisme didalam hati dan kecepatan
asetil- Lasinya ditentukan oleh faktor genetik. ( Buku farmakologi dan
Kemoteraeutik )
- Eliminasi : ekskresi melalui urine berbeda jumlahnya bagi setiap sediaan
sulfon. Dapson dosis tunggal diekskresi sebanyak 70-80 % Terutama
dalam bentuk metabolitnya. ( Buku farmakologi dan Kemoteraeutik )
- Dosis : sekali = 400 mg
- Mekasime kerja : antagonis kompetitif dengan para-aminobenzoic acid
(PABA) dan mencegah penggunaan PABA secara normal Oleh bakteri
untuk sintesis asam folat. (Scior t, raddatz G, Moleculer modelling study
on dapson . j. Mol model 1997,3 : 332-337)
- Efek samping : hemolisis, anoreksia, mual dan muntah, sakit kepala,
gugup Sukar tidur, pengelihatan kabur, perestesia,neuropati perifer yang
mampu pulih, demam, hematuria, pruritus, psikosis dan Berbagai kelainan
kulit. (Scior t, raddatz G, Moleculer modelling study on dapson . j.Mol
model 1997,3 : 332-337)
-
1.3 Zat Tambahan
 Avicel PH 102 (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 102 )

- Pemerian : serbuk putih, tidak berbau

- Rumus Molekul : (C6H10O5)n


- Bobot Molekul : > 3100
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam, pelarut
organik dan NaOH 5%

- Kegunaan : pengisi dan pengikat ( Filler – Binder)

- Konsentrasi : 20-90%

- Stabilitas : higroskopik

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan


kering.

Avicel merupakan pengisi yang baik untuk cetak langsung dan


granulasi kering. Avicel dapat menyerap udara sehingga kelembapannya
tinggi. Kemampuan mengikat (holding capacity ) 50%

 Amylum Maydis ( FI III , FI IV hal 162 Excipient hal 483 )

- Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, serbuk halus dan putih

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin 95% dan air dingin.

- BJ ruah : 0,462 gram/cm3

- BJ mampat : 0,658 gram/cm3

- OTT : material bersifat inert

- Konsentrasi : 3 – 15 %

- Kegunaan : pengisis

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

 Mg Stearat (FI IV hal 115, excipients ed V hal 432 )

- Rumus Molekul : C16H70MgO4

- Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit , mempunyai


baud an rasa khas lemah

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air

- Stabilitas : stabil dan simpan di tempat kering

- OTT :dengan asam kuat, garam – garam besi dan hindari pencampuran
dengan oksidator kuat
- Konsentrasi : 0,25 – 5,0 %
- Kegunaan : lubrikan/ zat pelicin

- Penyimpanan : dalam wadah tertutp rapat dan tempat sejuk

- Densitas : berat jenis sejati : 1,092 g/cm3

- Aliran : sifat alir buruk dan serbuk menyatu

 Talk ( Excipient edisi II hal 519, FI IV hal 771 )

- Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4

- Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan , berkilat ,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut
organik.

- Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat


selama tidak kurang selama 1 jam

- OTT : dengan komponen ammonium kuarterner

- Konsentrasi : 1 – 10 %

- Kegunaan : glidan

- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

 Starch 1500
Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal.685

- Nama :amilum, pati, amido, amidon, amilo

- Rumus :( C6H10O5 )n dimana n = 300-1000


- Pemerian :serbuk, tidak berbau dan berasa, halus, putih bubuk. Terdiri dari
butiran bulat atau bulat telur sangat kecil atau biji-bijian.

- Kegunaan :sebagai pengikat, pengencer, dan disintegran

- Kelarutan :praktis tidak larut dalam etanol dingin (96%) dan dalam air
dingin. Pati mengembang seketika dalam air sekitar 5-10% pada suhu
370C. Pati larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinisasi. Pati
sebagian larut dalam dimetilsulfoksida dan dimetilformamida.

- Stabilitas : Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi. Pati
atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh
mikroorganisme. Pati harus disimpan dalam wadah yang kedap udara di
tempat sejuk dan kering.

- Inkompatibilitas :pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat.


Berwarna senyawa inklusi terbentuk dengan yodium

II.`Formulasi / Tekhnik pembuatan

II. 1 Formula yang dibuat


1. FORMULA :
R/ Dapson 50 mg
Avicel : Starch 1500 70% : 30%
Mg Stearat 1%
Talk 2%
FDC q.s
2. Formula
Dapson 50 mg
Fast Flo lactose 70%
Amilum 30%
SMCC 2%
DL-Leucine 2%
FDC q.s
II. 2 Metoda yang digunakan
Menggunakan formula 1 dan menggunakan metode Cetak langsung dipilih
untuk zat yang memiliki daya alir yang baik sehingga tidak memerlukan proses
granulasi. Dan juga kandungan yang dibuat Dapson kecil yaitu 50 mg, dan dan
juga zat nya stabil ditambah dengan eksipien yang kompresibel dan mudah
mengalir maka dapat dibuat dengan metode kempa langsung, sehingga
memungkinkan untuk dibuat tablet kempa langsung.

II.3 Alasan Pemilihan metode zat tambahan


 Avicel

Avicel dapat berfungsi sebagai bahan pengikat, pengisi, penghancur, dan pelicin
dalam pembuatan tablet. Penggunaan avicel sebagai bahan pengisi tablet ,
biasanya digunakan untuk bahan yang dibuat melalui metode kempa langsung
atau granulasi basah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterkempaan yang
menghasilkan tablet dengan friabilitas rendah dan kekerasan tablet yang baik
sehingga menghasilkan kompaktibiltas masa tablet yang baik dan memiliki sifat
alir yang baik yang baik karena mempunyai ukuran granul yang yang besar
sehingga memperbaki sifat alir granul, menambah kekerasan tablet dan
memperlama waktu hancur tablet, dan Avicel lebih baik dari pada eksipien Ditab
yang mempunyai daya alir yang baik tetapi mempunyai komprebilitas yang sangat
buruk begitu juga pada eksipien Unipure ( LD ) ataupun Unipure (WD) karena
mempunyai komprebilitas yang baik tetapi mempunyai sifat daya alir yang sangat
buruk
 Starch 1500

Starch berfungsi sebagai pengikat untuk membentuk granul atau menaikkan


kekompakan kohesi tablet kempa langsung seta memperbaiki kekurangan fungsi
pengikat pada avicel.
 Magnesium stearat

Pemilihan magnesium stearat sebagai lubricant harus dikombinasikan dengan zat


lain karena Mg stearat bersifat baik sebagai lubricant dan antiadheren tetapi
kurang baik sebagai glidant. Mg stearat sebagai lubricant konsentrasinya 0,5 – 5%
tetapi apabila dikombinasikan tidak boleh lebih dari 5% karena bersifat hidrofob.
 Talk

Talk pada formulasi ini berfungsi untuk memperbaiki kekurangan dari Mg stearat,
talk digunakan sebagai glidan karena talk dapat memperbaiki daya aliran bahan
yang akan dicetak. Talk dapat menunjang karakteristik aliran granul dari hopper
ke dalam die.
 FDC

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat


meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan
kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik,
identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik). Akan tetapi
penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk.
Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh undang-
undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat.

Pemilihan pewarna FDC karna telah diperbolehkan oleh undang – undang


dan juga relatif aman. untuk metode kempa langsung FDC sangat cocok
digunakan karna mempunyai sifat kering dan juga tidak menyerap air sehingga
cocok untuk digunakan sebagai pewarna pada pembuatan tablet kempa langsung.
Perwarna digunakan untuk mengetahui bahwa campuran dari sediaan
bahan tersebut sudah tercampur dengan baik ( homogen ) dan pada pembuatan
tablet dengan metode cetak langsung harus menggunakan pewarna sehingga
mempunyai homogenitas yang baik sehingga tidak mempengaruhi daya alir dan
komprebilitas pada pembuatan cetak tablet tersebut.

III . Perhitungan

 Formula
R/ Dapsone 50 mg
Avicel : Starch 1500 70% : 30%
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Fdc q.s

III. 1 Untuk tiap tablet


Perhitungan
Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet mengandung Dapsone 50 mg
Bobot tablet yang akan dibuat : 200 mg
Jumlah tablet Dapsone yang akan dibuat : 25.000 tablet

Fasa luar ( 3% ) :
- Mg-stearat 1% : 1/100 x 200 mg = 2 mg
- Talk 2% : 2/100 x 200 mg = 4 mg
Fasa dalam : ( 100-3 )% = 97%
= 0,97 x 200 mg = 194 mg
Bahan – bahan dalam fase dalam ( Tanpa zat aktif atau Dapsone :
( 194 mg – 50 mg ) = 144 mg

Maka fasa dalam ( 97% ) :


Avicel : 70%
: 0,7 x 144 mg = 100,8 mg

Starch 1500 : 30%


: 0.3 x 144 mg = 43,2 mg

III.2 Untuk ( Total tablet )

Jadi penimbangan untuk 25.000 tablet


Bobot granul teoritis :
Dapsone = 50 mg x 25.000 = 1.250 gr
Avicel = 100,8 mg x 25.000 = 2.520 gr
Starch 1500 = 43,2 mg x 25.000 = 1.080 gr
Mg stearat = 2 mg x 25.000 = 50 gr
Talk = 4 mg x 25.000 = 100 gr
= 5000 gr
Fdc q.s
III. 3 Penimbangan
 Dapsone = 1.250 gr
 Avicel = 2.520 gr
 Starch 1500 = 1.080 gr
 Mg stearat = 50 gr
 Talk = 100 gr
 Fdc q.s

IV Prosedur pembuatan
Pembuatan tablet kempa langsung
1. (Fase Dalam) : Captopril serbuk, avicel dan amylum manihot ditimbang
sesuai dengan hasil perhitungan penimbangan, kemudian amylum dan
avicel diayak terlebih dahulu dengan pengayak mess no.40. semua
dicampurkan dalam wadah tertutup lalu dikocok hingga homogen.

2. ( Fase Luar ) : Mg-Stearat dan Talk ditimbang dan dicampurkan dengan


bahan sebelumnya yang ada didalam wadah, dikocok hingga benar-benar
homogen .lalu dikocok kembali hingga merata.

3. ( Lakukan Uji Evaluasi sebelum Cetak ) : diantaranya meliputi :


Kecepatan alir, Sudut Istirahat, Penetapan bobot jenis nyata, bobot jenis
mampat, kadar kemampatan dan porositas kemudian sediaan ditambahkan
zat pewarna FDC secukupnya kemudian sediaan dicetak.

4. ( lakukan Uji Evaluasi Setelah Cetak ) : diantaranya meliputi :


Penampilan, Keseragaman ukuran, Keseragaman bobot, Kekerasan tablet,
Friabilitas, Friksibillitas, Uji waktu hancur tablet tidak bersalut dan Uji
Disolusi.

V Evaluasi yang dilakukan


V.1 sebelum dicetak
1. ( Kecepatan Alir ) : ditimbang beker glass kosong, lalu di set skala
pada posisi nol, dimasukkan granul ke corong dan alat dihidupkan .
dicatat waktu alir dan ditimbang beker glass berisi granul serta
dihitung aliran granul : Wt-Wo
t
2. ( Sudut Istirahat ) : Dilakukan prosedur yang sama seperti kecepatan
alir, setelah terbentuk seperti gundukan , diukur tinggi puncak taburan
granul, dan diukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan
granul . dan dihitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut
antara bidang datar dengan tinggi granul. Tan a = h/r
3. ( Penetapan Bobot Jenis Sejati ) : dilakukan dalam piknometer 10 ml
dengan menambahkan cairan pendispersi yang tidak melarutkan granul
atau serbuk.
4. ( Penetapan bobot jenis nyata, bobot jenis mampat, kadar
kemampatan dan porositas ) : zat yang telah diuji kecepatan alir
dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml , dan dicatat volumenya. Serta
dilakukan pengetukan alat. Volume ketukan ke 10, 50 dan 500 ukur.
Lalu dilakukan perhitungan .

Kemudian bahan yang sudah homogen tadi dicetak dengan mesin cetak
tablet kempa . dicetak 1-3 tablet untuk ditimbang sebagai bahan percobaan. Jika
sudah sesuai maka dicetak kembali .

Tablet yang sudah jadi dipisahkan untuk dilakukan evaluasi terhadap


tablet yang telah dicetak.

V.2 Setelah dicetak


1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau
tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintik-
bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman ukuran

Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan jangka
sorong.
3. Keseragaman bobot

Diambil 20 tablet secara acak lalu ditimbang masing-masing tablet, hitung bobot
rata-rata dan penyimpanan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet. Dihitung secara acak.
Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan bahan
yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah kg/cm 2. Dihitung kekerasan
rata-rata dan standar deviasinya.
5. Friabilitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil


secara acak. Paramter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan
selama waktu tertentu. Friabilias dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kurang
daya ikat seruk, terlalu banyak seerbuk halus, pemakaian bahan yang tidak tepat,
masa cetak terlalu kering.

Diambil 20 tablet cetak, tablet dibersihkan dai debu kemmudian ditimbang.lalu


tablet dimasukkan dalam alat, dandinyalakan selama 4 menit kemudian tablet
dibersihkan kembali dan ditimbang lagi. Setelah itu dihitung friabilitasnya :
f = Wo-Wt x 100 %
Wo
6. Friksibillitas

Dilakukan dengan menggunakan alat friabilitor terhadap 20 tablet yang diambil


secara acak. Parameter uji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antara tablet
selama waktu tertentu.

Diambil 20 tablet, tablet dibersihkan dan ditimbang, dimasukkan ke dalam alat


dan dinyalakan selama 4 menit dan tablet dibersihkan dan ditimbang kembali
serta dihitung freksibilitasnya :
f = Wo-Wt x 100 %
Wo

7. Uji waktu hancur tablet tidak bersalut ( FI IV )


Disiapkan 6 tablet, dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dikeranjang,
kemudian masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan dijalankan alatnya.
Digunakan suhu air 37 derajat sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan
cairan laindalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang
tertera pada monografi. Diangkat keranjangnya dan diamati semua tablet : semua
tablet harus hancur sempurna, bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, diulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus
hancur sempurna.

VI . KEMASAN/LABEL DAPSON
VI.1 Logo : Obat Keras

VI.2 Label : BN : 05084


MD : Des 14
ED : Des 15
No. Reg : GKL
VI.3 Penjelasan yang terdapat pada kemasan brosur produk :

BROSUR DAPSONE
Komposisi
Tiap tablet mengandung :
Dapsone................................................................................50 mg

Indikasi :

Dapson sebagai antibakteri. Obat ini digunakan untuk


mengobati beberapa jenis gangguan kulit (dermatitis herpetiformis). Dapsone juga
dapat dikombinasikan dengan obat lain untuk mengobati penyakit Hansen.
Dapsone termasuk ke dalam kelas obat yang dikenal sebagai sulfones. Cara
kerjanya adalah dengan mengurangi pembengkakan (inflamasi) dan menghentikan
pertumbuhan bakteri.

Kontra indikasi

 Hipersensitif terhadap dapson atau salah satu komponen obat ini

 Wanita Hamil

 Mempunyai tingkat enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)


yang rendah.
Dosis
Dapson tersedia dalam tablet dengan takaran 50mg dan 100mg. Dosis
yang dipakai tergantung pada jenis infeksi yang hendaknya dicegah. Kita harus
memakai dapson terus-menerus selama jumlah CD4 kita masih begitu rendah
sehingga kita dapat mengalami tokso atau PCP. Perhatikan bahwa kita harus pakai
obat lain bersamaan dengan dapson untuk mencegah penyakit tokso.
Tidak ada aturan makan untuk penggunaan dapson. Bila kita mengalami
sakit perut setelah memakai dapson, sebaiknya kita pakai bersama dengan makan

Efek Samping
Efek samping utama dari dapson adalah anemia. Ketidaknyamanan pada
perut juga agak umum. Sedikit orang mengalami rasa pegal pada kaki atau tulang
belakang, mual, muntah, sakit kepala, pusing, atau neuropati perifer (kesemutan
pada kaki dan tangan, lihat LI 555).

Jika kita memakai dapson, kita bisa menjadi lebih peka terhadap sinar matahari.
Bila ini terjadi, memakai krim antisinar matahari (sunblock) pada kulit dan/atau
memakai kacamata gelap. Periksa ke dokter jika kulitnya menjadi pucat atau
berwarna kuning, atau jika mengalami sakit tenggorokan, demam, atau ruam,
bahkan setelah beberapa minggu penggunaan dapson. Gejala ini mungkin
menandai reaksi obat yang berat.

Interaksi Obat

 Dapson diuraikan oleh hati. Jadi obat ini dapat berinteraksi dengan obat
yang diuraikan oleh hati, termasuk sebagian besar obat antiretroviral
(ARV) yang dipakai untuk menyerang HIV. Namun, belum semua
interaksi ini diteliti. Ada kemungkinan dapson berinteraksi dengan
beberapa obat pengencer darah, obat penyakit jantung, obat antisawan
(antikonvulsi), dan antibiotik lain.

 Tingkat dapson dalam darah dapat berkurang bila kita juga memakai
rifampisin, sebuah obat yang dipakai untuk TB (lihat LI 515) dan MAC
(LI 510). Lagi pula, ddI dapat mengurangi penyerapan dapson; memakai
dapson sedikitnya dua jam sebelum atau setelah minum ddI.

 Risiko mengembangkan anemia adalah lebih tinggi jika kita memakai


dapson sekaligus dengan obat lain yang menyebabkannya, misalnya AZT.

 Risiko mengembangkan neuropati perifer adalah lebih tinggi jika kita


memakai dapson sekaligus dengan obat lain yang menyebabkannya,
misalnya ddI dan d4T. (www. Spiritia.or.id// Yayasan Spiritia berdasarkan
FS 533)

KEMASAN PRIMER

 Logo

 Label : BN : 05084
MD : Des 14
ED : Des 15
No. Reg : GKL

 Komposisi : Tiap tablet mengandung : Dapsone 50mg

 Indikasi : Untuk mengobati beberapa jenis gangguan kulit (dermatitis


herpetiformis)

 Cara penyimpanan : Simpan di tempat sejuk (15-25°C) dan terlindung


dari cahaya

 HET : 21,034

KEMASAN SEKUNDER

 Logo :

 Label : BN : 05084
MD : Des 14
ED : Des 15
No. Reg : GKL
Generik :
 Komposisi : Tiap tablet mengandung : Dapsone 50mg

 Indikasi : Untuk mengobati beberapa jenis gangguan kulit (dermatitis


herpetiformis)

 Dosis : Sesuai dengan petunjuk dokter

 Cara penyimpanan : Simpan di tempat sejuk (15-25°C) dan terlindung


dari cahaya

 HET : 21,034
VII DAFTAR PUSTAKA
Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations, Second Edition Volume One : Compressed Solid Products, Informa
healthcare, New York, 511

Mutschler, Ernst, 1991, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung,
606-607

Agoes, Goeswin, 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung,


198-206

Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, London, 48-50, 389-394, 725-730, 737-739

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,


Jakarta, 39, 771
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed

Carstensen, J. T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms, John
Wiley & Sons, New York, p. 230.

Carstensen, J.T., and Ping Ching Can, 1977, Flow Rate and Repose Angles of Wet
Process Granulations, J. Pharm. Sci., 66 p. 1235-1328
Dep. Kes. RI, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta, 1979
Dep. Kes. RI, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, 1995
Handbook of Pharmaceutical Excipients, p. 363.

Ohaus, 2001, Instruction Manual MB45 Moisture Analyzer, Ohaus Corporation


19A Chapin Road, Pine Brook, NJ 07058-9878, USA
Remmington, The Science And Practice Of Pharmacy, 19th Ed.
Sucker, H., 1982, Test Methods for Granulates, Pharm. Ind., 44, Nr. 3. p. 312 –
316.

The United States Pharmacopoeia, 1990, 22nd Ed., United States Pharmacopeial
Convention Inc., p. 1602.
Wells, J.I., 1988, Pharmaceutical Preformulation : The Physicochemical
Properties of Drug Substances, Ellis Horwood Ltd., England, p. 211-214

Anda mungkin juga menyukai