Anda di halaman 1dari 12

Latihan 2.

16

1) Hubungan ilmu politik dengan ilmu sejarah, semula ilmu politik tumbuh di dalam tubuh ilmu sejarah, kemudian meninggalkan induknya
untuk mencari kejelasan di dalam studinya. Relevansi ilmu sejarah dan perbandingan administrasi terhadap perbandingan politik, dari ilmu
sejarah dipelajari caranya mendekati evidence, dari ilmu admistrasi, mempelajari caranya menentukan ruang lingkup studi. Penjelasan historik
dari suatu sistem sosial tdk bertentangan dg penjelasan khusus hukum psikologis sosial dan mekanisme sosial.

2) Hubungan Ilmu politik dan ilmu politik perbandingan berkaitan dalam hal teori dan metode. cabang ilmu sosial yang membahas teori dan
praktik politik serta deskripsi dan analisis sistem politik dan perilaku politik. Penekanan studi komparatif yaitu pada perbandingan itu sendiri,
dimana menanyakan tentang bagaimana dan mengapa fenomena politik itu bisa dibandingkan. Memang studi yang paling penting disini adalah
penggunanaan metode perbandingan yang diarahkan untuk ilmu-ilmu sosial secara keseluruhan tidak hanya untuk politik.

3) Hubungan Ilmu administrasi negara dengan sistem Politik memiliki keterkaaitan yang sangat erat yang tidak dapat dipisahkan dari keduanya.
Sistem politik mencakup hubungan pengemban kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bagaimana pola hubungan pemerintah dengan
wakil-wakil rakyat diparlemen, bagaimana rakyat diorganisir untuk dapat mengefektifkan kekuasaan (kepartaian). Administrasi negara yang
memberikan sebuah pelayanan yang prima kepada publik itu dicapai ketika terjadinya kestabilan politik disuatu negara. Hal ini sesuai dengan
salah satu pendapat bahwa administrasi negara / publik adalah anak dari ilmu politik. Politik merupakan dimensi penting dalam administrasi
Negara. Politik dan Administrasi Negara seumpama dua sisi dari keping mata uang. Politik perumus strategi negara dan administrasi negara
implementor strategi tersebut. Politik tanpa administrasi Negara hanya sekedar jargon dan janji- janji, sebaliknya administrasi Negara tanpa
politik seperti mobil yang berjalan tanpa arah tujuan.

Hubungan ilmu politik dengan Ilmu administrasi negara ialah Administrasi Negara mencakup hubungan yang bahasan ilmu sosial yang
mempelajari tiga elemen penting kehidupan bernegara yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif serta hal- hal yang berkaitan
dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik, administrasi pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur
penyelenggara negara. Sistem politik dilaksanakan melalui lembaga-lembaga politik atau struktur- struktur politik, seperti parlemen, birokrasi,
badan peradilan dan partai politik. Lembaga-lembaga politik tersebut menjalankan fungsi dan kegiatannya sehingga dimungkinkan sistem
politik merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanannya untuk berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi
yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan, kesatuan yang dimaksudkan dapat berupa negara atau masyarakat.

4) Hubungan antara studi administrasi negara perbandingan dengan perbandingan ilmu politik ialah yang memberikan pemusatan perhatian
pada institusi atau struktur birokrasi perlu di pertimbangkan untuk menyesuakan dengan lingkungan dimana birokrasi itu tumbuh dengan
melihat perkembangan ekonomi, politik dan keadaan sosial suatu negara. Hubungan Studi perbandingan administrasi negara dengan
perbandingan ilmu politik (lebih teoretis dengan menjelaskan hubungan studi perbandingan administrasi negara dengan perbandingan ilmu
politik). studi perbandingan dengan mempergunakan aspek tertentu yang dipandang paling representatif bagi keseluruhan aktivitas sistem
administrasi Negara (yang dalam hal ini adalah birokrasi) sebagai alat perbandingan dikaitkan dengan faktor-faktor eksternal dari lingkungan
administrasi (yang dalam hal ini adalah politik).

6) Peranan pendekatan melalui “historik matrix” terhadap perbandingan administrasi negara ialah, krn adanya kecenderungan memainkan
peranan dlm menerapkan prinsip adm, misal dlm POSDCORB dan prinsip hierarki di negara sedang berkembang, spt hub antara Costa Ricca
dan Thailand. Hal lain adanya penerapan dimensi history cultural terhadap masalah adm baik teori maupun praktik (laporan Sutton). Sistem
birokrasi dlm tinjauan historik telah memberikan temuan yg berguna bagi kepentingan SPAN.
7) manfaatnya setiap kali manusia menghadapi kesukaran, lebih-lebih lagi kesukaran itu sangat rumit, berbahatya, beresiko maka dalam rangka
usaha untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi, pertama-tama ia selalu berusaha membuat pemikiran yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan, yang untuk itu membutuhkan ukuran-ukuran yang undimensional

8) Menurut saya tidak, karna biasanya taxanomies kebanyakan digunakan untuk dasar ukuran multidimensial akibatnya ia tidak mampu
menyajikan kriteria diferensiasi yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga didalam SPAN taxanomies tidak mampu atau tidak cermat tingkat
sentralisasi dalam berbagai sistem administrasi.

9) Maksudnya pendekatan masalahnya dilakukan terhadap sejumlah data empirik tertentu , namun data dan masalah-masalah itu bersangkutan
dengan metode tertentu.

10) kesamaan-kesamma yang dimiliki comparative politics dan studi perbandingan administrasi negara menurut dwight waldo ;

1) Teori

2) Penyusunan Konsep

3) Metodologi (Conceptualization)

4) Tinjauan (outlook)

5) Aspirasinya
Latihan 2.31

5) konsep birokrasi menurut Max Weber Birokrasi ialah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secarabersama-sama
berkepentingan dalam kontinuitasnya. Weber memandang birokrasi sebagai artiumum, luas, serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber
berpendapat bahwa tidak mungkinkita memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab yang mampu kita
lakukanhanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang penting ialah memahami mengapabirokrasi itu bisa diterapkan dalam
kondisi organisasi negara tertentu. Dengan demikian tipe idealmemberikan penjelasan kepada kita bahwa kita mengabstraksikan aspek-aspek
yang amat penting yangmembedakan antara kondisi organisasi tertentu dengan lainnya. Menurut weber, proses semacam ini bukan
menunjukkan objektivitas dari esensi birokrasi, danbukan pula mampu menghasilkan suatu deskripsi yang benar dari konsep birokrasi secara
keseluruhan,tetapi hanya sebagai suatu konstruksi yang bisa menjawab suatu masalah tertentu pada kondisi waktudan tempat tertentu.

4) yang disebut birokrasi menurut Morstein Marx ialah birokrasi sebagai tipe organisasi yang dipergunakan pemerintahan-pemerintahan modem
dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas yang bersifat administratif, khususnya yang dilakukan oleh aparatur pemerintah.

6) Karakteristik birokrasi yang diberikan Richard Hill ;


1. hirarki kekuasaan yang jelas defenisinya
2. pembangian kerja di dasarkan spesialisasi fungsi
3. sistem pengaturan yang meliputi hak-hak dan pekerjaan anggotanya
4. sistem yang mengjasilkan sustu sistem prosedur untuk penelitian
5. impersonalitas hubungan interpersonal
6. pemilihan pekerja dan promosi yang didasarkan pada persetujunan teknis.

7) Eisenstadt membedakan defenisi birokrasi mmenurut sikap, ia menjelaskan bahwa istilah pertumbuhan birokrasi dan birokratisasi (walau
dalam perkembangannya dua hal tersebut tidak dapat dibedakan). Birokratisasi adalah dominasi besar-besaran terhadap bagian-bagian dalam
lingkungannya. Pertumbuhan birokrasi (administrasi dan organisasi ) adalah penyatuan (inkorporasi) unsur-unsur baru secara kontinyu
kedalam birokrasi, sehingga unsur-unsur menjadi bagian-bagian pokok. Pertumbuhan birokrasi mencakup birokratisasi masyarakat, dan itu
sama dengan masyarakat menjadi birokrasi.

10) karakteristik struktur dapat dibagi atas 3 (tiga) hal yaitu:


1. hirarki
2. diferensiasi atau spesialisasi
3. kualifikasi atau kompetensi.

Hirarki
Merupakan hal yang penting karena berhubungan erat dengan usaha-usahan untuk mempergunakan rasionalitas dalam tugas-tugas
administrastif. Max Weber meilihat usaha ini sebagai usaha untuk menerangkan asal mula bentuk birokrasi dari organisasi. melihat hirarki
sebagai suatu perinsip dan tingkat kekuasaan yang bertingkat, yang menjamin suatu sistem order yang ketat dari super ordinasi dan sub-
ordinasi dimana kantor-kantor yang lebih tinggi mengawai yang lebih rendah

Diferesnsiasi atau Spesialisasi. spesialisasi


Spesialisasi dalam organisasi merupakan hasil dari pembagian pekerjaan, yang merupakan persyaratan menyelesaiakan proses kerja sama
antara manusia untuk mengatur lingkungan dan mencapai tujuan yang kompleks.
Alokasi tugas secara khusus menunjukkan adanya perbedaan dalam organisasi, dimana peran ilmu sosialogi sangat menentikan. struktur
dari organisasi harus memberikan hubungan fungsional dari peran itu.

Kualifikasi atau Kompetensi


Kualifikasi menunjukkan fungsi-fungsi ini atau peran memelukan orang-orang yang mempunyai peran dan karenanya perlu dilatih, yang
selanjutnya menuju ke profesionalisme dalam hubungnnya dengan aspek ini.
Kompetensi dan kulifikasi ada hubungnnya dengan hubungan-hubungan tertentu dalam organisasi karenannya lebih di sukai. rumusan
Weber di uraikan sebagai tipe ideal yaitu sesuatu yang tidak menunjukkan realitas tetapi merupakan suatu anstraksi gambaran tertentu dan
merupakan ”susunan mental” dimana menurut Weber tidak dapat di ketemukan secara empiris dalam kenyataan.

1) karna struktur Birokrasi merupakan instrumen penting dalam masyarakat modern yang kehadirannya tak mungkin terelakkan. Eksistensi
birokrasi ini sebagai konsekuensi logis dari tugas utama negara (pemerintahan) untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat (social
welfare). Negara dituntut terlibat dalam memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya (public goods and services) baik secara
langsung maupun tidak. Bahkan dalam keadaan tertentu negara yang memutuskan apa yang terbaik bagi rakyatnya. Untuk itu negara
mernbangun sistem administrasi yang bertujuan untuk melayani kepentingan rakyatnya yang disebut dengan istilah birokrasi. sistem struktur
manajemen pemerintahan negara atau administrasi besar atau organisasi sesuai dengan kebutuhan atau keinginan yang kompleks yang
ditandai dengan otoritas hirarkis di antara banyak kantor dengan prosedur yang tetap.

2) Fungsi yang dijalankan oleh suatu instusi ialah Dalam kaitan penyelenggaraan pemerintahan, dengan sifat dan lingkup pekerjaannya,
birokrasi menguasai aspek-aspek yang sangat luas dan strategis. Birokrasi menguasai akses-akses sumber daya alam, anggaran, pegawai,
proyek-proyek, serta menguasai akses pengetahuan dan informasi yang tidak dimiliki pihak lain.
Dengan posisi dan kemamampuan besar yang dimilikinya tersebut, birokrasi bukan saja mempunyai akses yang kuat untuk membuat
kebijakan yang tepat secara teknis, tetapi juga mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat dan dunia usaha. Birokrasi dengan aparaturnya
juga memiliki berbagai keahlian teknis yang tidak dimiliki oleh pihak-pihak non birokrasi, seperti dalam hal perencanaan pembangunan,
pengelolaan infrastruktur, penyelenggaraan pendidikan, transportasi dan lain-lain pengelolaan.
Birokrasi di Indonesia juga memegang peranan penting dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik,
serta dalam evaluasi kinerjanya. Dari gambaran di atas nyatalah, bahwa birokrasi di Indonesia memiliki peran yang cukup besar. Besarnya
peran birokrasi tersebut akan turut menentukan keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program dan kebijakan pembangunan. Jika
birokrasi buruk, upaya pembangunan akan dipastikan mengalami banyak hambatan. Sebaliknya, jika birokrasi bekerja secara baik, maka
program-program pembangunan akan berjalan lebih lancar. Pada tataran ini, birokrasi menjadi salah satu prasyarat penting keberhasilan
pembangunan.

8) pandangan crozier mengenai gejala-gejala birokratik ialah Birokrasi mengingatkan kita akan organisasi-organisasi ‘birokratik’ yang lamban,
yang membosankan, yang rutin, yang rumit prosedurnya, dan yang buruk adaptasinya terhadap kebutuhan-kebutuhan yang harus mereka
penuhi, dan juga mengingatkan kita akan rasa frustasi yang terus-menerus dirasakan oleh para anggotanya, kliennya atau subyeknya.

Demikian kata Crozier mengenai kata ‘birokrasi’, dan rasanya apa yang dikatakan oleh Crozier itu tidak terlalu salah. Pengidentikan birokrasi
dengan berbagai hal yang bernada negatif memang bukanlah sesuatu hal yang baru. Robert von Mohl, seorang profesor ilmu politik dari
Heidelberg sendiri “berpendapat bahwa birokrasi tetap memiliki variasi konotasi, tergantung kelompok sosial yang menyampaikan keluhan.
Kelas-kelas dengan hak-hak istimewa mengeluh tentang hilangnya keistimewaan, kelas-kelas komersial mengeluhkan campur tangan birokrasi
dalam perdagangan, para seniman mengeluhkan pekerjaan tulis-menulis mereka, para ilmuwan mengeluhkan kedunguan, para negarawan
mengeluhkan penundaan.

9) Manfaatnya kepentingan teori birokrasi yang berkembang dinegara barat mempunyai keterkaitan untuk dianalisis baik diperlukan dinegara-
negara barat maupun non barat.
Latihan 3.38

1) Dikatakan bahwa ilmu perilaku itu bersifat rumit karna ilmu perilaku merupakan kaidah dan dalil-dalil dari berbagai ilmu sosial.
Sesungguhnya pendekatan demikianlah yang benar karna perilaku manusia mempunyai berbagai segi dan permasalahan yang ditimbulkannya
pun bukanlah sesuatu yang monodimensional, melainkan multimensional. Sasarannya adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang
perilaku manusian dalam kehidupan organisasional beserta berbagai permasalahnnya dengan cara-cara untuk mengatasinya demi
peningkatan kemampuan suatu organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, ilmu perilaku kurang menggunakan agreget dan
datanyaa pun biasanya bersikap primer. Tentu saja hasil interaksi itu memerlukan analisis lebih karna dalam menyampaikan pengalaman
dilapangan itu para manajer yang paling rasional dan objektif sekalipun tidak akan sepenuhnya bebas dari persepsi tertentu yang pada
gilirannya tidak menutup kemungkinan adanya “bias” daalam pernyataan dari informasi yang diminta daripadanya. Masalah prilaku
merupakan masalah yang sangat rumit dan dalam banyak hal, bersifat peka. Bahkan dapat dikatakan dengannsgala perkembangan ilmu
pengetahuan yang sangat pesat sekalipun, sukar membayangkan berkembangnya ilmu perilaku sedemikian rupa sehinggapara ilmuwan dapat
mengembangkan ilmu tersebut menjadi ilmu yang eksak. Jadi, yang mungkin dilakukan adalah akumulasi teori pengetahuan yang sedemikian
rupa sehingga berbagai masalah keprilakuan dapat dipecahkan dengan rasional dan efektif. perilaku berkaitan erat dengan manusia yang
dinamis yang akal rasio dan nalarnya yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan-perbedaan.

2) Persyaratan Umum para Peneliti Ilmu Perilaku ;

a) Persepsi
b) Nilai-nilai yang dianut
c) Latar belakang pendidikan
d) Latar belakang sosial
e) Motivasi, dan
f) Pengalaman.

3) perbandingan penggunaan desain penelitian ekperimen, studi kasus dan survei ialah;
a) Eksperimen
Desain eksperimen berarti menentukan hubungan sebab-akibat. Eksperimen berarti menipulasi dari serangkaian variabel yang
independen untuk mengukur efeknya terhadap atau perubahan yang diakibatkan pada suatu variabel yang sifatnya dependent,
sementara faktor-faktor lain berada pada posisi konstan yaitu kelompok pengendali (menerima masukan dari variabel yang
independen itu) dan terkendali (tidak menerima masukan dari variabel independen itu). tipe-tipee desain eksperimen yang telah
dikenal dikalangan peneliti adalah ekspeerimen laboratorium, eksperimen alam, dan lapangan. Tipe ekperimen apapun yang
digunakan yang jelas bahwa nilai dari suatu penelitian terlihat dari validitasnya dalam arti apakah dengan validitas dalam arti
apakah dengan menggunakan desain tertentu.
b) Studi Kasus
Penggunaan studi kasus ialah untukmenemukan dan meenganalisi setiap aspek suatu kasus yang sedang diteliti. Instrumen
peenelitian yang biasanya digunaakan seorang peneliti dengan menggunakan studi kasus ialah metode observasi, meempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan, kuesioner dan wawancara untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen apapun yang
digunakan, yang sangat penting mendapat perhatian peneliti dengan menggunakan studi kasus ialah dengan melaksanakan
penelitian itu sendiri. Tiga hal utama yang mutlak perlu mendapat perhatian menyangkut hal-hal berikut ini;
1. Sikap Peneliti
2. Intensitas studi yang dilakukan
3. Kemampuan Integratif Peneliti.
c) Survei
Teknik survei merupakan teknik yang paling sering digunakan karna berbagai faktor yang dapat dikemukakan mengapa demikian
antara lain ;
1. Teknik Survei relatif mudah digunakan instrumen tertentu yang tidak terlalu sukar untuk mengembangkannya.
2. Hasilnya dapat digeneralisasikan
3. Melalui teknik survei data primer relatif mudah dikumpulkan
4. Cakupannya luas.

4) a) Metode Observasi

b) Mempelajari dokumen-dokumen yang berkaitan

c) Kuesioner, dan

d) Wawancara untuk mengumpulkan data yang diperlukan

5) Teknik Survei paling banyak digunakan karna ;


1) Teknik Survei relatif mudah digunakan instrumen tertentu yang tidak terlalu sukar untuk mengembangkannya.
2) Hasilnya dapat digeneralisasikan
3) Melalui teknik survei data primer relatif mudah dikumpulkan
4) Cakupannya luas.
Latihan 3.58

1) perbandingannya ialah, metode perbandingan ilmu administrasi negara makin menjurus mempergunakan pendekatan ekologi (ecological
approach). Pendekatan ekologi adalah suatu pendekatan yang mempelajari interaksi antara suatu sistem dengan ekologinya. Dalam hal ini
interaksi sistem administrasi negara dengan menurut Riggs variabel-variabel, econoic fundation (Basic Ekonomi), social structures (Susunan
masyarakat), communication network (jaringan komunikasi), ideological (symbol), patterns (pola ideologi), dan political sistem (sistem politik).
Pada kedua negara tersebut (Amerika serikat dengan Muangthai) sistem administrasinya bukan merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, akan
tetapi merupakan suatu sistem yang tunduk pada pengaruh-pengaruh dari sistem-sistem yang lain. Faktor-faktor tadi (ekonomi, sosial,
komunikasi, ideologi, dan politik) berpengaruh kepada sistem administrasi dikedua negara tersebut.

Salah satu hal yang menonjol dalam masyarakat amerika adalah pola marketing (pemasaran). Pola ini memandang masyarakat sebagai sesuatu
tempat transaksi antara benda-benda yang semuanya dipandang sebagai menpunya nilai ekonomi. Konsekuensinya terhadap sistem administrasi
negaranya ialah;

1) Tenaga kerja dipandang sebagai barang ekonomi sehingga gaji seseorang pekerja di pandang sebagai harga daripada tenaga kerja
tersebut. Oleh karena itulah, di dalam sistem penggajiran dikenal semboyan equal pay for equl work (upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama).
2) Konsekuensi yang lain ialah menyebabkan bagi pihak pekerja akan selalu berusaha untuk meningkatkan harga dari pada tenaga
kerjanya dengan meningkatkan mutu daripada kecakapannya disatu pihak, dilain pihak berusaha untuk menjual tenaganya dengan
imbalan gaji yang lebih tinggi, loyalitas instutisionalnya kuraang.
3) Marketisasi membutuhkan aparat yang cukup efesien untuk mengatur dan mempengaruhi mekanisme pasar, akibatnya diamerika
dibutuhkan birokrasi yang besar.

Sedangkan di Muangthai berbeda halnya dengan diamerika, dimuangthai sistem ekonominya masih berpusat pada raja. Masyarakat
dengan melalui berbagai lambangnya memberikan upeti dalam berbagai macam bentuk kepada raja. Rajalah yang kemudian
mendistribusikan benda-benda yang bernilai ekonomi itu kepada masyarakat. Dengan demikian sistem ekonomi disana merupakan suatu
sistem yang retribusi ini identik dengan raja sebagai titik pusatnya. Struktur redistribusi ini identik dengan struktur administrasi
negaranya sehingga antara batas-batas kehidupan administrasinya satu sama lain dibedakan.

3) pandangan masyarakat amerika tentang politic servant dalam hubungannya dengan administrasi negara ialah mereka sebenarnya
hanyalah mengabdi kepada kepentingaan rakyat atau kehendak rakyat dan oleh karenanya mereka harus menyesuaikan diri kepada
tuntutan-tuntutan dalam masyarakat. Dengan demikian, pula adanya asas dan derajat manusia yang tersusun atas susunan atas bawah
dalam birokrasi mereka. Asas legalitarian ini tercetus dalam praktik dalam melayani masyarakat dengan dasar first come, first serve
(pertama datang, pertama dilayani).

4) Masalah kekuasaan atau power menjadi permasalahan yang harus dibahas karna political system terutama sekali berkaitan dengan masalah
kekuatan atau power. Dan masalah power ini merupakan suatu masalah yang menjadi pembahasan baik didalam politik maupun administrasi
negara. Ada pendapat yang terkemuka menyebabkan bahwa bertambahnya kekuasaan birokrasi (administrasi negara) tidaklah menjamin
adanya efesiensi administrasi. Efesiensi akan timbul jika kekuatan-kekuatan non birokrasi kekuatan-kekuatan politik dari partai, media massa,
cukup kuat untuk mengawasi birokrasi tadi. Kekuatan birokrasi yang terlalu besar mengakibatkan tidak adanya pengawasan terhadap
kekuasaan birokrasi. Sehingga dikehendaki bahwa suatu sistem akan bekerja dengan baik jika ada keseimbangan diantara kekuasaan birokrasi
(bureauratic power), dengan kekuatan luar birokrasi (non-bureaucratic power). Keadaan demikianlah diidamkan sebagai sesuatu yang
merupakan keseimbangan politic (balanced politic).

2) Pengaruh organisasi terhadap administrasi negara, Organisasi dapat bertahan hidup tidak hanya memperhatikan aspek teknis dan ekonomis
itu saja namun perlu juga untuk melihat pengaruh lingkungan yang menitik beratkan pada aspek sosio-kultural. Perlunya memperhatikan aspek
sosio-kultural karena pengaruh lingkungan yang cenderung aktif dalam melakukan tekanan terhadap organsasi pemerintahan ialah sosial
budaya yang ada dimasyarakat dengan kata lian organisasi dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sosio-kultural dapat
dikatakan sebagai lingkungan yang cenderung aktif memberikan tekanan karena Indonesia sendiri merupakan negara terbuka dan demokratis
dengan keberagaman kebudayaan yang dimiki sehingga mempunyai tutuntutan yang bebeda-beda. Takanan-tekanan yang demikian itu tidak
dapat dihindari oleh sebuah organisasi. munculnya berbagai tuntutan terhadap organisasi mengakibatkan sebuah tindakan KKN terlebih hal
tersebut mudah terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi-organgisasi yang kerap sekali mengalami tekanan tau tuntutan biasanya akan
mengsiasati dengan tindakan KKN, terjadinya suap dan menyuap yang terjadi dalam organisasi pemerintahan seperti contohnya pengrekrutan
pegawai negeri sipil, kasus penyuapan diperadialan dan lain-lain.

Peran Administrator dalam Analisi Lingkungan

Peranan administrasi dalam analissi lingkungan terlihat pada saat sorang administrator menjalanan tugasnya. pada eraglobalisasi ini tugas
administrastor tidaklah sederhana lagi namun menjadi komlek dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pergeseran
kebudayaan yang semakin mengalir deras. Seperti yang telah dijerlaskan sebelumnya mengenai lingkungan yang mempunyai peran penting
dalam memberikan pengaruh terhadap organisasi. beberapa teori yang telah dipaparkan dimuka memperlihatkan bahwa lingkungan bukalah
sebuah faktor pasif yang dengan mudah dapat memprediksi perubahan-perubahan organisasi. lingkungan organisasi merupakan sebagai salah
satu faktor yang berperan aktif dalam penentuan hidup matinya sebuah organisasi dimana lingkungan kerap sekali berubah-ubah secara
dinamis.

Analisis lingkungan merupakan salah satu pekerjaan dari seorang administrator dalam pelaksananan pengelolaan organisasi. pengenalan
terhadap perubahan lingkungan membantu administrator dalam penyususunan perencanaan kerja organisasi kedepannya baik melalui
perencanaan berjangka pendek, berjangka menengah, dan berjangka panjang. Seorang administrator diharapkan cermat dalam menganalisis
atau mengenali perubahan lingkungan yang terjadi karena berdampak terhadap keputusan yang akan diambil pada perencanaan kedepannya.
Namun seperti yang digambarkan oleh beberapa teori diatas, teori tersebut sebagai pembantu administrator dalam mengenali lingkungan. Maka
tugas administrator harus mampu membaca kekurangan dan kelebihan masing-masing teori karena tidak ada teori yang menayatakan dengan
sempurna mengenai lingkungan organisasi.

Adminsitrator organisasi dimungkinkan mengarah terhadap teori-teori lingkungan yang mempunyai sikap pro-aktif terhadap organisasi.
administrator saat melihat pengaruh lingkungan yang begitu kuat, administrator akan menunjukan sikap mengontrol, mempengaruhi dan
memberi perubahan terhadap lingkungan organisasi. pada situasi yang demikian seorang administrator organisasi merasa mampu dalam
mengendalikan pengaruh lingkungan sehingga lingkungan yang dipengaruhi oleh organisasinya ini. namun juga perlu kita ketahui dan memang
tidak dapat dielakkan teori-teori lingkungan beranggapan bersifat pasif. Dalam pandangan teori ini, memandang organisasi lemah dimana
cenderung dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga perubahan yang terjadi pada organisasi disumsikan sebagai pengaruh dari lingkungan bukan
dari perubahan yang memang dibuat oleh organisasi tersebut. Teori Institusional mengarah pada perubahan organisasi sebagai bentuk dari
pengaruh lingkungan, organisasi menjadi korban dari perubahan lingkungan. Perlunya peran penting dari administrator dalam mengambil
keputusan mengenai perubahan yang terjadi pada organisasinya dengan pertimbangan-pertimbangan faktor lingkungan dan teori yang
dikemukakan tadi.

Jadi lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting bagi organisasi karena lingkungan mempunyai sifat pasif dan aktif dalam
mempengarihi lingkungan. Seperi yang telah disampaikan dalam teori konstituensi, teori ketergantungan sumberdaya dan teori instituensional.
Ketiga teori tersebut mengatakan betapa besar pengaruh yang diberikan untuk melakukan perubahan terhadap organisasi. Namun perubahan
tidak semudah yang dikemukakan ketiga teori tersebut karena adanya peran dari administrator umtuk mengatur, mempengaruhi dan
melakukan perubahan yang dianggap perlu dilakukan oleh organisasi.
Latihan 3.68

3) Golongan Fungsi Input ;

1) Political socialization and recfruitment (pembentukan satuan-satuan politik)


2) Interest articulation (usaha untuk menemukan dan menyatukan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat yang perlu dimintakan
perhatian kepada satuan-satuan politik)
3) Interest aggregation (pengolahan dan pembuatan sesuatu kepentingan dari berbagai kepentingan yang dinyatakan, serta mengolah
kepentingan mana yang memerlukan atau harus memperoleh perhatian)
4) Political communication (menyalurkan kepentingan-kepentingan ini melalui keputusan-keputusan, dan usaha untuk memperoleh
realisasinya)

Golongan fungsi output ;


1) Rule marking (pembuatan keputusan yang berupa norma yang harus dipatuhi)
2) Rule – application (menjalankan norma-norma itu, menerangkan dalam melaksanakannya)
3) Rule – adjudication (menilai hasil pelaksana norma-norma itu).

1) Pendekatan Struktural adalah sebagai pola tingakah laku yang telah menjadi wajah yang baku dari suatu system social. Contoh : adanya tugas
pokok dan fungsi serta wewenang dan birokrasi dalam hal kelembagaan, atau organisasi.

Contoh : Saya sebagai salah satu staf administrasi disalah satu perusahaan swasta di Bandung, maka saya beserta staff yang lain diperusahaan
tersebut, mempunyai tugas, fungsi, serta wewenang, yang semuanya terdapat dalam bagan organisasi, sehingga, tidak adanya tumpang tindih
dalam pekerjaan karna sudah memiliki tugasnya masing-masing.

Pendekatan Fungsional diartikan sebagai suatu akibat daripada struktur sepanjang itu mempengaruhi struktur yang lain atau keseluruhan
sisitem dimana fungsi itu merupakan bagiannya
Contohnya: saya bekerja diperusahaan swasta sebagai staff administrasi produksi, saya maupun staff yang lain, baik itu bagian pengupahan
maupun pemasaran diberi vasilitas untuk menjalankan fungsi saya, seperti diantaranya alat-alat tulis, computer, telpon, dll. Untuk menunjang
kelancaran kami bekerja.
2) Kelebihan pendekatan structural adalah berhubungan dengan manusia sedangkan kekurangannya berhubungan dengan perilaku seseorang yang
disesuikan dengan tuntutan situasi,kondisi,waktu dan tempat yang dihadapi.Untuk kelebihan pendekatan fungsional adalah berhubungan
dengan system sedangkan kekurangan nya perlunya sarana dan prasarana harus memadai.contoh keluarga dan gedung

4) perkembangan metodologi dalam administrasi negara ialah Metode perbandingan dengan pendekatan Fred W. Riggs.

- Pendekatan perilaku
- Pendekatan silang budaya
- Pendekatan structural dan pendekatan fungsi.

Pendekatan perilaku (manusia,administrasi) yaitu pendekatan yang memfokuskan pada kajian empiris pelaksanaan administrasi sesuai
kenyataan yang terjadi sesungguhnya atau pengalaman-pengalaman yang dialami nyata,disamping berdasarkan perilaku manusia dalam
organisasi yang bersifat structural,kondisional,temporal dan special.Untuk itu pendekatan perilaku perlu didukung dari ilmu-ilmu social
lainnya,seperti ilmu sejarah (guna mendapatkan wawasan sejarah perjalanan organisasi terutama pelaksanaan dan proses administrasi) ilmu
politik ( guna mendapatkanwawasan percaturan kekuasaan dalam organisasi), ilmu social ( guna mendapatkan wawasan dinamika manusia
sebagai makhluk social), ilmu ekonomi ( guna mendapatkanwawasan penawaran dan permintaan sera persaingan sempurna dalam
organisasi),ilmu hokum ( guna mendapatkan wawasan ketertiban dan pengendalian organisasi), ilmuantropologi ( guna mendapatkan wawasan
kebudayaan manusia) ,dan sebagainya.
Pendekatan silang budaya adalah pendekatan yang memakai pendekatan ekologidan berorentasi pada interaksi suatu sistem dengan
lingkungannya,dalam segi dasar-dasar ekonomi,struktur social,jaringan komunikasi,pola (simbol) ideology,dan system politik.
Pendekatan structural dan pendekatan fungsional Pendekatan structural adalah pola tingkah laku yang menjadi standar dari suatu system
social.Pendekatan fungsional adalah suatu akibat dari struktur selama struktur tersebut mempengaruhistruktur lainnya atau keseluruhan
system,dimana fungsi tersebut menjadi bagian dari system tersebut pada studi perbandingan administrasi negara.

Anda mungkin juga menyukai