Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Nama : Muhammad Hanief Aulia Lukman

NIM : 141424023

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan praktikutikum sulfonasi, pembentukan naftalena
sulfonat. Bahan baku yang digunakan adalah naftalena, asam sulfat pekat, serta diklorometan. Kondisi
operasi yang digunakan adalah suhu operasi sebesar 70oC, diikuti pengadukan dan reflux.

Asam sulfat pekat yang digunakan sebanyak 3,12 ml berbeda dengan modul praktikum karena
nilai π yang digunakan adalah 56 suhu operasi yang digunakan mendekati 60 oC sehingga digunakan nilai
π pada suhu 60oC. Diklorometan digunakan sebagai pelarut daripada naftalena agar saat bereaksi dengan
asam sulfat pekat reaksinya lebih cepat kerena luas permukaan reaksinya lebih besar apabila ke 2 reaktan
dalam fasa cair. Reflux digunakan agar saat pemanasan tidak ada diklorometan yang terbuang keluar.

Naftalena dipanaskan terlebih dahulu dengan diklorometan sampai suhunya 70 oC sebelum


dicampurkan dengan asam sulfat pekat. Tujuannya untuk memperbanyak tumbukan antara molekul
naftalena dengan molekul asam sulfat. Setelah pencampuran dengan asam sulfat larutan berubah menjadi
merah muda. Kemudian saat operasi berlangsung naftalena tidak terlarut semuanya dalam diklorometan
karena pemanasan tidak menggunakan water bath melainkan menggunakan hotplate sehingga pemanasan
kurang merata. Pada suhu operasi tersebut naftalen sulfonat yang terbentuk lebih banyak adalah 1-
naftalena sulfonat.

Proses yang terjadi adalah pembentukan elektrofil SO 3H+ kemudian, elektrofil tersebut mengikat
pada gugu naftalen. Gugus H pada naftalen diikat oleh ion HSO 4- untuk membentuk H2SO4 sedangakan
naftalen yang telah berikatan dengan SO 3H+ pada rantai nomor 1 membentuk 1-naftalen sulfonat apabila
gugus SO3H+ menempel pada rantai naftalen nomor 2 produk yang terbentuk ialah 2-naftalen sulfonat.
Pengikatan SO3H+ pada rantai nomor 1 atau 2 dipengaruhi oleh suhu operasi.

Setelah itu naftalen sulfonat yang terbentuk di larutkan dalam air panas untuk melarutkan
sebagian besar asam sulfat yang belum bereaksi. Setelah disaring padatan yang terbentuk di larutkan
dalam etanol 10 ml untuk melarutkan naftalena yang belum bereaksi. Naftalena lebih mudah larut dalam
etanol dibandingkan dengan naftalen sulfonat.

Padatan naftalena sulfonat yang terbentuk dikeringkan dalam desikator untuk menghilangkan
kandungan cairan. Pengeringan tidak dilakukan pada oven karena pada suhu yang cukup tinggi padatan
akan menyublim sehingga dapat mengurangi jumlah padatan. Naftalena sulfonat yang didapat pada
praktikum ini sebesar 6,39 gram sehingga yield yang di dapat sebesar 78,69%.Titik leleh dari naftalena
sulfonat yang di dapat sebesar 78 oC mendekati dengan literature yaitu sebesar 77-79 oC.Produk yang
terbentuk tidak sampai 100% karena kemungkinan ada sebagian naftalen sulfonat yang terlarut dalam
alcohol. Selain itu lebih baik apabila asam sulfat sisa dititrasi terlebih dahulu agar mengetahui jumlah
asam sulfat yang bereaksi.
Kesimpulan

1. Naftalen sulfonat yang terbentuk sebanyak 6,39 gram.


2. Yield yang terbentuk sebesar 78,69%
3. Titik leleh produk 78oC
4. Naftalen sulfonat terbentuk pada praktikum kali ini.
Daftar Pustaka

Anonim. 2016. “1-Naphthalenesulfonic acid”.

http://www.sigmaaldrich.com/catalog/product/aldrich/186341?lang=en&region=ID diakses pada tanggal


25 Desember 2015.

Ulanira.2009.”Sulfonasi”

https://ulanira.wordpress.com/2009/03/28/sulfonasi/. Diakses pada tanggal 1 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai