NUPTK : 4548759661300083
I. Ringkasan Materi
BAB I
KARAKTERISTIK SISWA
1
satu atau banyak orang yang sama usia dalam waktu yang lama.
Penelitian dengan metode longitudinal mempunyai kelebihan, yaitu
kesimpulan yang diambil lebih meyakinkan. Tetapi, metode ini
memerlukan waktu sangat lama untuk mendapat hasil yang sempurna.
Dengan metode cross sectional, peneliti mengamati dan
mengkaji banyak anak dengan berbagai usia dalam waktu yang sama.
Perbedaan karakteristik setiap kelompok itulah yang diasumsikan sebagai
tahapan perkembangan. Dengan pendekatan cross-sectional, proses
penelitian tidak memerlukan waktu lama, hasil segera dapat diketahui.
Kelemahannya, peneliti menganalisis perbedaan karakteristik anak-
anak yang berbeda, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menarik
kesimpulan, bahwa perbedaan itu semata-mata karena perkembangan.
• Teori perkembangan
• Jean Jacques Rousseau
2
• Masa remaja / adolescence (15-25 tahun) : terjadi perkembangan
pesat aspek seksual, social, moral, dan nurani, juga
• Stanley Hall
3
Menurut teori ini, dalam perkembangan, anak melewati delapan
tahap perkembangan (developmental stages) ada sepuluh tugas
perkembangan yang harus dikuasai anak pada setiap fase, yaitu:
• Ketergantungan – kemandirian
• Hubungan social
• Jean Piaget
Jean Piaget latar belakangnya adalah pakar biology dari Swiss yang
hidup pada tahun 1897 sampai tahun 1980 (Harre dan Lamb,
1988). Piaget lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek
perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam
empat tahap, yaitu:
• Tahap sensorimotorik (0-2 tahun) : disebut masa discriminating
dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada
gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja.
• Tahap praoperasional (2-4 tahun) : masa intuitif, anak mulai
mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas.
4
• Tahap operasional konkrit (7-11 tahun) : anak sudah mampu
menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan,
menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.
• Lawrence Kohlberg
5
perkembangan, anak melewati delapan tahap perkembangan
(developmental stages), disebut siklus kehidupan (life cycle) yang
ditandai dengan adanya krisis psikososial tertentu. Kedelapan tahap
tersebut digambarkan pada table 1.1.
Tabel 1.1: Perkembangan Psikososial Erickson
TAHAP USIA KRISIS PSIKOSOSIAL KEMAMPUAN
I 0-1 Basic trust vs mistrust Menerima dan
memberi
II 2-3 Autonomy vs shame Menahan atau
and doubt membiarkan
III 3-6 Initiative vs guilt Menjadikan
(seperti) permainan
IV 7-12 Industry vs inferiority Membuat atau
merangkai sesuatu
V 12-18 Identity vs role confusion Menjadi diri
sendiri, berbagi
konsep diri
VI 20an Intimacy vs isolation Melepas dan
mencari jati diri
VII 20-50 Generativity vs stagnation Membuat,
memelihara
VII >50 Ego integrity vs despair
BAB II
TEORI BELAJAR
6
menguasai materi guru sebaiknya menguasai tentang teori-teori belajar,
agar dapat mengarahkan peserta didik berpartisipasi secara intelektual
dalam belajar.
7
Selanjutnya Thorndike mengemukakan hukum tambahan sebagai
berikut:
8
respons, sebaliknya tanpa pengulangan belum tentu akan
memperlemah hubungan stimulus- respons.
• Hukum akibat (law of effect) direvisi, karena dalam
penelitiannya lebih lanjut ditemukan bahwa hanya sebagian
saja dari hukum ini yang benar.
• Syarat utama terjadinya hubungan stimulus-respons bukan
kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan
respons.
• Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain
maupun pada individu lain.
9
belajar. Skinner menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan
positif dan penguatan negatif.
1
0
penting dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development
(ZPD) dan scaffolding.
1
1
• Tahap Analisis (Deskriptif) : Pada tingkat ini siswa sudah mengenal
bangun-bangun geometri berdasarkan ciri- ciri dari masing-masing
bangun.
• Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional) : Pada tingkat ini,
siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu dengan
ciri yang lain pada sesuatu bangun.
• Tahap Deduksi : Pada tingkat ini, (1) siswa sudah dapat mengambil
kesimpulan secara deduktif, yakni menarik kesimpulan dari hal-hal
yang bersifat khusus, (2) siswa mampu memahami pengertian-
pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan terorema-
teorema dalam geometri, dan (3) siswa sudah mulai mampu
menyusun bukti-bukti secara formal.
1
2
Gambar 3. Bentuk-bentuk belajar (menurut Ausubel & Robinson,
1969)
1
3
juga harus diperlihatkan bagaimana konsep-konsep baru
dihubungkan pada konsep-konsep superordinat.
1
4
Menerapkan Metode Penemuan dalam Pembelajaran
BAB III
DESAIN PEMBELAJARAN
1
5
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah
kegiatan belajar yakni mengamati (observing), menanya (questioning),
mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau
mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating).
1
6
• Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)
Langkah Deskripsi
Langkah 1 • Guru menyajikan fenomena yang mengandung
masalah yang
Klarifikasi sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator.
Permasalahan Bentuknya bisa berupa gambar, teks, video,
vignettes, fenomena riil, dan sebagainya.
• Siswa melakukan identifikasi terhadap
fenomena yang ditampilkan guru untuk
menmukan masalah dari fenomena yang
1
7
ditampilkan.
• Siswa melakukan klarifikasi terhadap masalah yang
ditemukan
1
8
Langkah 4 • Siswa kembali melakukan brainstorming,
Berbagi klarifikasi informasi, konsep dan data terkait
Informasi dan dengan permasalahan yang ada dan menemukan
Berdiskusi untuk solusinya, melakukan peer learning dan
Menemukan bekerjasama (working together).
Solusi • Siswa merumuskan dan menetapkan solusi
Penyelesaian (pemecahan masalah).
Masalah • Siswa menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian
masalah.
Langkah 5 • Siswa mempresentasikan hasil brainstormingnya
Presentasi Hasil tentang solusi yang dikemukakan untuk
Penyelesaian penyelesaian masalah.
Masalah • Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan
kelas.
• Siswa mereviu, menganalisis,
mengevaluasi dan refleksi terhadap
pemecahan masalah yang ditawarkan
beserta reasoningnya dalam diskusi kelas.
• Siswa melakukan perbaikan berdasarkan hasil
diskusi.
Langkah 6 • Siswa mengemukakan ulasan terhadap
Refleksi pembelajaran yang dilakukan.
• Guru dan siswa memberikan apresiasi atas
partisipasi semua
pihak.
• Guru dan siswa melakukan merefleksi atas
kontribusi setiap orang dalam proses
pembelajaran.
• Guru dan siswa merayakan.
1
9
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran
yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran
untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik
untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan
meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan
produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Produk yang
dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk desain, skema, karya
tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.
2
0
• Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari
suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa K D
dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan beberapa K D
antarmata pelajaran.
• Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan
menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan
dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk
produk (laporan atau hasil karya).
• Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas
mandiri dalam fasilitasi dan monitoring oleh guru.
Langkah Deskripsi
Langkah 1 : Penentuan Guru bersama dengan peserta didik
projek menentukan tema/topik projek
Langkah 2 : perancangan Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
langkah-langkah merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian projek penyelesaian projek beserta pengelolaannya
Langkah 3 : penyusunan Guru memberikan pendampingan kepada peserta
jadwal projek didik melakukan penjadwalan semua kegiatan
yang telah dirancangnya
Langkah 4 : penyelesaian Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam
projek dan monitoring guru melaksanakan rancangan projek yang telah dibuat
Langkah 5 : penyusunan Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
laporan/presentasi hasil mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
projek karya
Langkah 6 : evaluasi proses Guru dan peserta didik pada akhir proses
dan hasil projek pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas projek
Pembelajaran Inquiry/Discovery
2
1
Pembelajaran ini memiliki dua proses utama. Pertama, melibatkan siswa
dalam mengajukan atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan (to inquire),
dan kedua, siswa menyingkap, menemukan (to discover) jawaban atas
pertanyaan mereka melalui serangkaian kegiatan penyelidikan dan
kegiatan-kegiatan sejenis (Sutman, et.al., 2008:x).
Tujuan pertama Inquiry/Discovery Learning adalah agar siswa mampu
merumuskan dan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di
mana,bagaimana, mengapa, dsb. Dengan kata lain, Inquiry/Discovery
Learning bertujuan untuk membantu siswa berpikir secara analitis.
Tujuan kedua adalah untuk mendorong siswa agar semakin berani dan
kreatif berimajinasi.
BAB VII
2
2
PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN
a. sikap
2
3
Penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan sikap
spiritual dan sosial siswa. Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat pemerolehan nilai-nilai spiritual maupun social apakah pada tahap
menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, atau mengamalkan nilai-
nilai.
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
4. Pendekatan penilaian
5. Prinsip penilaian
a. Sahih (valid)
2
4
b. Objektif
c. Adil
d. Terpadu
e. Terbuka
g. Sistematis
h. Beracuan kriteria
i. Akuntabel
b. Pelaksanaan penilaian
a. Perencanaan penilaian
2
5
frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya, serta bagaimana tindak
lanjutnya.
b. Pelaksanaan penilaian
Dari 4 bab yang dipelajari saat ini, yakni karakteristik siswa, teori belajar, desain
pembelajaran dan evaluasi, materi yang sulit dipahami dipahami menurut saya
adalah materi tentang karakteristik siswa dan teori belajar.
2
6
tidak mengenali pola perkembangan siswa pada masa sebelumnya.
Selain itu, saya kurang memahami bagaimana cara membedakan antara teori yang
satu dengan yang lainnya. Saya juga kurang memahami kekurangan dan kelebihan
setiap teori tersebut. Dan juga saya kurang paham bagaimana cara menerapkan
semua teori tersebut dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar.
Materi essensial yang tidak ada dalam uraian materi diatas adalah cara penerapan
teori dalam psikologi perkembangan dalam proses pembelajaran dan dalam
memahami karakter siswa yang sangat beragam agar tujuan proses pembelajran
dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
IV. Materi yang tidak essensial namun ada dalam sumber belajar
Menurut saya, semua materi yang terdapat dalam uraian keempat modul diatas
semuanya essensial. Semua materi yang dibahas dalam setiap modul perlu
diketahui dan dipahami oleh pendidik agar pendidik dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik. Pendidik harus memahami semua materi diatas dan
diharapkan dapat mengaplikasikan materi-materi tersebut dalam proses
pembelajaran. Dengan mampunya pendidik memahami dan menerapkan materi-
materi yang disajikan diatas, diharapkan tujuan pembelajaran dan tujuan
pendidikan akan tercapai.
2
7