Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

I. REFERENSI

Referensi yang digunakan dalam pengujian kuat tekan dengan alat palu beton
(Hammer Test) adalah sebagai berikut:
1. SNI 03-4430-1997, Metoda uji Elemen Beton dengan Palu Beton tipe N &
NR
2. ASTM C.805-96 ”Standard Test Method for Rebound Number of
Hardened Concrete”
3. Peraturan Beton Indonesia-1971

II. TUJUAN

Tujuan dari pengujian ini adalah dapat “memperkirakan” besarnya nilai kuat
tekan beton pada suatu elemen struktur, yang diukur atas dasar besarnya
pantulan suatu alat (Hammer) terhadap permukaan beton yang diuji serta dapat
melakukan pengujian kuat tekan beton dengan palu beton (Hammer Test).

III. DASAR TEORI

Pengujian beton keras dapat dilakukan dengan dua cara :


1. Cara Merusak (Destructive Test / DT) Seperti :
● Core Driil
Metoda core drill adalah suatu metoda pengambilan sampel
beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk
silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan
pengujian seperti Kuat tekan, Karbonasi dan Pullout test.
Pengujian kuat tekan (ASTM C-39) dari sampel tersebut
diatas biasanya lebih dikenal dengan pengujian “Beton Inti”. Alat
uji yang digunakan adalah mesin tekan dengan kapasitas dari 2000
kN sampai dengan 3000 kN.

2. Cara Tidak Merusak (Non Destructive Test) Seperti :


● Pundit
● Hammer Test
Secara umum hasil uji dengan cara tidak merusak, hanya untuk
memberikan indikasi (rata-rata) saja dari kekuatan tekan beton yang
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

bersangkutan, apakah cukup baik atau tidak memenuhi syarat. Untuk


itu harus dilakukan kesepakatan bersama antara pihak yang
bersangkutan.
Salah satu cara yang umum dilakukan untuk mengetahui sisa
kekuatan tekan beton yang tidak merusak adalah dengan menggunakan
alat palu beton. Alat penguji ini dikenal dengan nama Hammer Test.
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa
merusakbeton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan
diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan
biaya yang murah.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban
intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu
massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya
tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat
terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan
indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan
pengujian ini adalah jenis "Hammer".
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material
beton pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian dengan
menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area
pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka
terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan
partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan.
Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali
pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya
kemudian dirata-ratakan British Standards (BS) mengisyaratkan
pengambilan antara 9 sampai 25 kali pengukuran untuk setiap daerah
pengujian seluas maksimum 300 m2. Secara umum alat ini bisa
digunakan untuk:
- Memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur.
- Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

Keterangan :
N = Jumlah pukulan
r = Besarnya nilai pukulan (rebound)

R = Angka rebound rata-rata


AK = Angka kalibrasi
80 = Standar Kalibrasi
Catatan : AK diperhitungkan bila R berada diluar range 78-82 (rata-
rata 80)
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

IV. PROSEDUR PENGUJIAN

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Kalibrasi alat hammer test terlebih dahulu
3. Keluarkan torak (plunger) dengan cara menekankan torak tersebut
kepermukaan lantai beton.
4. Masukan alat lalu pukulkan torak (plunger) ke dalam alat kalibrasi.
5. Catat besar pukulan atau rebound (r).
6. Lakukan langkah 3 dan 4 minimal 10 kali.
7. Setelah pemukulan selesai dan didapat nilai rebound dari masing-masing
8. pukulan, hitung nilai kalibrasinya.
9. Setelah alat dikalibrasi, tentukan/ pilih beberapa titik (N) pada permukaan
beton yang akan diuji, dengan jarak antar tembakan satu dengan yang lain
2,5 cm.
10. Pada permukaan beton yang diuji dibuat suatu bidang uji titik uji yang
dapat memberikan minimal 10 kali pukulan (r)

11. Untuk setiap titik uji diperoleh minimal 10 angka rebound ( r ) pada
pembacaan skala dari setiap pukulan hammer test.

12. Dari angka-angka skala tersebut diambil nilai rata-rata (R)


Catatan : Bila salah satu pukulan menghasilkan nilai atau skala yang
berselisih 5 terhadap nilai rata-rata ( R ) , maka pukulan yang
bersangkutan harus diulang pada titik pukulan didekatnya atau dibuang/
tidak dipakai.
13. Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih
nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-
ratanya.
14. Dari hasil rata-rata ( R ) kemudian dikalikan dengan angka kalibrasi alat
(AK), lalu dikonfersikan kepada kekuatan tekan, ( f’c ) sesuai dengan
grafik kalibrasi alat dan sudut pukulan
15. Hitung kuat tekan beton rata-rata
16. Hitung standard deviasinya
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

17. Hitung kuat tekan beton karakteristik


18. Hitung 80% x f’c
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

V. HASIL PENGUJIAN DAN PENGOLAHAN DATA

UJI PALU BETON (HAMMER TEST)


(SNI 03-4430-1990/ASTM C.805-97)

Laporan/ No. Order :


Lokasi/ Site : Masjid Darusalam
Nomor Surat Laporan :
Jumlah Titik Uji :4
Pemberi Tugas : Ir. Priyono Maskur Dipl. HE
Proyek : Pembangunan Masjid Darusalam
Kalibrasi Alat : 86
Faktor koreksi : 0,95

Nama Struktur Balok Lantai 1 Masjid Darusalam


Jenis Elemen Balok
Kode Bidang Uji/ Sampel B1 B2 B3 B4
Sudut Inklinasi Pukulan 0o 0o 0o 0o
Nilai Lenting Palu Beton (R) 1 32 32 30 32
2 30 30 31 31
3 30 30 31 33
4 31 33 30 31
5 32 31 32 31
6 30 30 31 30
7 29 33 30 33
8 31 32 30 30
9 32 29 29 31
10 30 30 29 32
R Rata-rata 30,7 31,0 30,3 31,4
R Minimum 29,0 29,0 29,0 30,0
R Maksimum 32,0 33,0 32,0 33,0
R Rata-rata Terkoreksi 28,4 28,7 28,0 29,0
Simpangan Baku 1,1 1,4 0,9 1,1
Koefisien Variasi 3,7 4,9 3,4 3,7
Perkiraan Kuat Tekan Beton
WMaks (kg/cm2 ) = Wm + Δ 280,0 285,2 278,7 291,5
WMin (kg/cm2 ) = Wm + Δ 160,0 162,8 157,3 168,5
WRata-rata,( kg/cm2 ) 203,5 207,2 201,7 212,8

DATA PERHITUNGAN KUAT TEKAN HASIL PERCOBAAN HAMMER TES


Kode
fci (fcr - fci )
Sample
B1 203,5 2,8 7,7
B2 207,2 -0,9 0,9
B3 201,7 4,6 21,4
B4 212,8 -6,5 41,9
Σ 825,1 71,9
fcr 206,28
STANDAR DEVIASI 4,895
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

Contoh perhitungan :

80
= = = 0,925
− 85
− 1 = 30,7
− 1= −
− 1= 0,925 = 28,39
1 = 280 / /

1 = 160 /
280 +160 = 203, 5 /
− =
2
1 1 = 203,5 /
2 2 = 207,2 /
3 = 201,7 /
4 4 = 212,8 /
203,5 + 207,2 + 201,7 + 212,8
= = 206,2 /
4
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

 fcr  fci
2

sd = 1

N 1
sd = 4,89
Konstanta,

k1 = 1.645 karena jumlah benda uji 20 buah

k2 = 1.230 karena jumlah benda uji 10 buah < 20 buah

= −( 2* )
= 206,2 – (1,230* 4,89)
= 200,12 /
LAPORAN PENGUJIAN HAMMER TEST TGL

30/11
Proyek Pembangunan Masjid Darusalam
/2017

VI. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan hammer test


diperoleh mutu beton struktur kolom di selasar depan Lab. Uji Bahan
sebesar 200,18 kg/cm2 (beton K- 200).

VII. Saran
Pada usia balok yang baru memasuki hari ke 14 memiliki kekuatan
beton diperkirakan dengan hasil hammer test setara dengan K- 200 namun
dikarenakan pengujian hammer test ini memiliki beberapa kekurangan maka
untuk perlakuan balok kami memberikan saran sebagai berikut:
1. Tetap berikan perkuatan scafollding pada balok-balok bentang panjang
dan perancah bantuan pada balok lainnya hingga umur memasuki 21 hari.
2. Lakukan grouting pada balok yang memiliki cacar fisik dalam.
3. Lakukan perawatan kelemban balok agar tidak terjadi perubahan senyawa
kimia.

Diperiksa Penanggungjawab

Priyono Maskur Luthfi Anandhika


Project Manager Teknisi

Anda mungkin juga menyukai