SAP Pencegahan Infeksi Nifas
SAP Pencegahan Infeksi Nifas
A . Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah setelah dilakukan pendidikan kesehatan
tentang pencegahan infeksi nifas diharapkan masyarakat mengerti tentang pencegahan infeksi
yang terjadi pada saat nifas.
B . Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang infeksi nifas diharapkan:
1. Ibu mengetahui pengertian infeksi nifas
2. Ibu memahami penyebab dan cara terjadinya infeksi nifas
3. Ibu memahami faktor predisposisi infeksi nifas
4. Ibu memahami gambaran klinis infeksi nifas
5. Ibu memahami pencegahan infeksi nifas
C . Pokok Bahasan
Pencegahan Infeksi pada masa nifas
1. Pendahuluan
1. Mengucapkan Menjawab Ceramah -
salam pembuka
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan Ceramah -
3. Menjelaskan pokok
bahasan yang akan di Memperhatikan Ceramah -
sampaikan
4. Menjelaskan tujuan
pokok bahasan yang akan Memperhatikan Ceramah -
di berikan
2. Penyajian 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan Ceramah Leaflet
infeksi nifas
2. Menjelaskan penyebab
dan cara teerjadinya Memperhatikan Ceramah
infeksi nifas
3. Menjelaskan faktor
predisposisi infeksi nifas
4. Menjelaskan gambaran Memperhatikan Ceramah
klinis infeksi nifas
5. Menjelaskan
pencegahan infeksi nifas Memperhatikan Ceramah
Memperhatikan Ceramah
F. Evaluasi
A. Evaluasi persiapan
Diharapkan :
1. Media yang di sampaikan
Tulisan rapi dan bisa di baca oleh peserta
Tidak terlalu berbelit-belit ( ringkas)
Terpisah antara gambar dengan tulisan sehingga tidak membingungkan
peserta penyuluhan (jika ada)
2. Fasilitas yang memadai sehingga membantu lancarnya penyuluhan
B. Evaluasi proses
Diharapkan :
1. Penyuluhan berjalan dengan lancar
2. Peserta datang sesuai dengan yang diharapkan
3. Peserta datang tepat waktu
Pencegahan Infeksi Nifas
1. Pengertian Nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya alat-
alat kandungan seperti sebelum hamil,lamanya masa nifas ini kira-kira 6-8 minggu
(Abidin,2011)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu atau 40 hari.(saleha,2009)
Masa nifas/puerperium di mulai sejak satu jam setelah lahir plasenta sampai 6 minggu
(40 hari setelah itu) (saipudin,2009)
Jadi kesimpulan nya masa nifas adalah masa setelah lahirnya plasenta dan kembalinya
alat-alat kandungan seperti sebelum hamil berlangsung sekitar 6 mingggu atau 42 hari.
b. Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban.
Keadaan ini dinamakan lokiametra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada
endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut
pada hari-hari pertama. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi
dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan
sudah normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak
boleh dianggap infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia
yang sedikit dan tidak berbau.
d. Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga
ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya,
ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga
peritoneum dan menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis.
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita
demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa
terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus
dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau
kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan
penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan
nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita, yang mula-mula kemerah-merahan,
menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies
hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi.
g. Mastitis
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus (saluran susu)
hingga puting susu pun mengalami sumbatan. Untuk menghambat terjadinya mastitis ini
dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik
pada bagian payudaranya.
Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat
efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu
menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap saat menyusui dapat
menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui
cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.
Abidin, Zanuar. 2011. Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Abortus di RSUP Dr.
Karyadi Semarang. Universitas Diponegoro. Artikel Karya Tulis Ilmiah
Saifuddin AB. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
EGC. 2009.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika