Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pembukaan Bandara Silangit

Bagi Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara

Lambok Simamora (SMP Negeri 1 Doloksanggul)


Mozes Simatupang (SMP Negeri 1 Pakkat)
Parasian J. Hutagaol (SMP Negeri 1 Sijamapolang)
Jimmy Aritonang (SMP Negeri 2 Sijamapolang)

( Peserta Diklat Pelatihan Peningkatan Kapasitas Guru


Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018 )

Abstrak

Tercapainya kemakmuran suatu daerah dipengaruhi oleh bertambahnya pendapatan penduduk


daerah tersebut. Terbukanya kegiatan ekonomi baru sangat membantu masyarakat setempat
untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Humbang Hasundutan mendapatkan berkat
dengan dibukanya Bandar Udara Silangit sebagai pintu masuk wisatawan ke daerah Tapanuli.
Wisatawan memiliki pilihan untuk berkunjung ke lokasi-lokasi wisata yang jumlahnya sangat
banyak di wilayah ini. Kegiatan inilah yang mendorong munculnya kegiatan ekonomi baru
seperti usaha wisata yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kata kunci: Bandar Udara, Usaha Wisata, Pendapatan Masyarakat.

Pendahuluan

Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan sebuah fasilitas

tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana

minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai

fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area

tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan

baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

(H.K Martono, Hukum Penerbangan berdasarkan UURI No. 1 Tahun 2009. Bagian Pertama, Mandar

Maju, Bandung 2009. Hal 51)


Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara,

termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin

tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

(https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara)

Permasalahan lokasi yang akan diteliti adalah daerah Humbang Hasundutan. Humbang Hasundutan

(Humbahas) adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Dibentuk pada 28 Juli 2003,

kabupaten ini mempunyai luas sebesar 2.335,33 km² dan beribukota di Dolok Sanggul. Kondisi fisik

kabupaten ini berada pada ketinggian 330-2.075 meter dpl. Menurut data tahun Sensus Penduduk

2010 penduduknya berjumlah 171.650 jiwa.

Semboyan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Humbang Hasundutan HEBAT. Kabupaten

Humbang Hasundutan dipimpin oleh Bupati Dosmar Banjarnahor dan Saut Parlindungan Simamora

sebagai wakil bupati. (https://id.wikipedia.org/wiki/ Kabupaten_Humbang_Hasundutan)

Kabupaten ini dulu adalah bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara. Selama menjadi bagian dari

Kabupaten Tapanuli Utara, daerah Humbang ini merupakan salah satu daerah yang masih cukup

tertinggal baik dari segi ekonomi dan juga dari segi pemerintahannya, karena pada masa itu

mayoritas penduduknya berpenghasilan dari bertani. Terbitnya Undang Undang Nomor 22 Tahun

1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun

2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan

Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan

Kabupaten Humbang Hasundutan.


Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh pembukaan bandara Silangit terhadap kehidupan ekonomi masyarakat

kabupaten Humbang Hasundutan.

Berlian yang belum diasah.

Sejarah pembangunan Bandara Silangit telah dimulai pada masa penjajah Jepang pada tahun 1944.

Di tahun 1995, pembangunan kembali dilanjutkan melalui penambahan landas pacu dari 900 meter

menjadi 1.400 meter. Dibangun secara bertahap, operasional Bandara Silangit pun diresmikan oleh

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sejak Maret 2005. Di era itu, Bandara Silangit telah memiliki

runway sepanjang 2.400 m x 30 m. Pada tanggal 18 Januari 2011, Bandar udara Silangit didatangi

oleh Presiden RI beserta para rombongan yang menggunakan pesawat Boeing 737-500. Dengan

kedatangan Presiden tersebut, dinyatakanlah bahwa Bandara Silangit Sibrong-borong, Tapanuli

Utara telah sanggup melayani pesawat sekelas A320, & B737 Next Generation & MAX.

Pada tanggal 24 November 2017, Presiden RepubIik Indonesia Bapak Joko Widodo meresmikan

Bandara Internasional Silangit, Siborong-borong, Tapanuli Utara, yang memiliki terminal baru dan

dilengkapi sejumlah fasilitas modern penunjang operasional penerbangan.

Sebelumnya, pengembangan Bandara Internasional Silangit yang merupakan bandara utama

menuju kawasan Danau Toba, dilakukan secara konsisten sejak tiga tahun terakhir sejalan dengan

komitmen pemerintah terhadap ketersediaan dan kesiapan infrastruktur khususnya terkait dengan

konektivitas transportasi udara guna lebih memperkenalkan destinasi wisata setempat ke

mancanegara.

Adapun dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan "Ledakan baru didunia pariwisata akan

ditandai dengan terbukanya gerbang menuju keindahan danau toba yg menyimpan sejarah bumi

batak melalui Bandara Internasional Silangit ini. Besar harapannya hal ini akan sejalan dengan

peningkatan kemakmuran bagi masyarakat sekitaran Danau Toba, dan juga masyarakat Sumatera

Utara".
Selanjutnya Presiden Joko Widodo juga menyinggung kelanjutan pengembangan Bandara

Internasional Silangit yang ditargetkan dapat mengakomodir pesawat berbadan besar selambat-

lambatnya pada tahun 2020 mendatang dengan melakukan perpanjangan runway menjadi 3000

meter dan ditunjang dengan pengembangan gedung terminal yg semula memiliki luas 3000 meter

persegi menjadi 10.000 meter persegi.

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki beberapa potensi sumber daya alam di berbagai daerah

yang dapat dikembangkan seperti sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,

kehutanan, pertam bangan dan energy, irigasi, perindustrian, pariwisata, dan perhubungan.

Humbang Hasundutan yang dikenal dengan daerah yang kaya hasil hutannya seperti getah

kemenyan dan hasil pertanian seperti kopi dan padi yang menjadi andalan para pedagang untuk

datang ke Doloksanggul.

Kabupaten Humbang Hasundutan terletak di bagian tengah Provinsi Sumatera Utara di jajaran Bukit

Barisan pada 2O 13’ - 2O 28’ Lintang Utara dan 98O 10’ - 98O 57’ Bujur Timur dengan keadaan tanah

umumnya berbukit dan bergelombang. Luas Kabupaten Humbang Hasundutan adalah 251.765,93

Ha, terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, 153 (seratus lima puluh tiga) desa dan 1 (satu) kelurahan.

Pertumbuhan ekonomi harus memiliki strategi, dimana strategi ini harus disesuaikan dengan kondisi

daerah tersebut. Humbang Hasundutan sektor unggulannya adalah pertanian. Pertanian

merupakan tulang punggung perekonomian kabupaten humbang hasundutan. Peningkatan

pertumbuhan ekonomi adalah hasil kontribusi sektor pertanian. Sektor pertanian sebagai

penyumbang terbesar yakni 57,08%. Disusul sektor perdagangan sebesar 15,12% dan sektor jasa

sebesar 14,49%. Oleh sebab itu pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat juga turut naik,

dimana kondisi tahun 2009 sebesar Rp 13, 767 juta, 2010 sebesar Rp 14,275 juta, dan tahun 2011

Rp 15, 589 juta ( Bandingkan dengan buku Ekonomi Pancasila : Tri Widiarto 2016, hal : 7).
Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Komoditas pertanian terbesar adalah

kopi dengan luas panen 9.246 Ha dan produksi 6.461 ton (Humbahas Dalam Angka 2007).

Perkebunan kopi terdiri dari 48.45% luas lahan pertanian dan perkebunan.Selain kopi, kabupaten

ini juga kaya dengan kemenyan. Dengan luas panen 5.235 Ha menghasilkan 1.278 ton. Luas lahan

kemenyan mencapai 23,16%. Komoditas lainnya adalah karet, kulit manis, kemikir, coklat, kelapa

sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, andaliman dan jagung.

Komoditas pertanian andalan penduduk adalah cabe dengan luas panen 612 Ha menghasilkan 3.086

ton (Humbahas Dalam Angka 2007). Tanaman cabe mencapai 39,97% lahan pertanian. Selain cabe

penduduk juga bertanam andaliman, kubis, tomat, kentang, sawi, wortel dan bawang merah.

Di bidang kehutanan, kabupaten Humbang Hasundutan memiliki lahan 159.392 Ha hutan terdiri

dari hutan produksi 84.540 Ha; hutan lindung 74.852 Ha. Kawasan hutan terbesar berada di

Kecamatan Parlilitan yakni 38,58% dari hutan yang ada di kabupaten ini.

Bandaraku, Harapanku!

Pariwisata sebagai usaha hanya dapat diwujudkan jika dilakukan dengan persiapan dan

perencanaan yang matang dimulai dari evaluasi potensi yang ada, termasuk potensi sosial budaya

hingga menjadi produk yang dapat dijual kepada wisatawan untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat dan daerah ( Tri Widiarto, 2015).

Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dalam pasal 1 butir 5 disebutkan bahwa

usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau

menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha barang pariwisata, dan usaha

lain yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan defenisi dasar pariwisata adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha

yang terkait dengan bidang tersebut.


Data kunjungan wisatawan di Kabupaten Humbahas dari tahun 2014-2015. Pada tahun 2014 tamu

asing 122 orang, sedangkan tamu asing pada tahun 2015 sebanyak 165. Untuk tamu domestik tahun

2014 sebanyak 28.569 orang dan tahun 2015 terjadi peningkatan dengan jumlah 31.473 wisatawan.

Sedangkan untuk tahun 2016 terjadi peningkatan kunjungan yang signifikan, kendati datanya belum

dirinci sehingga sifatnya tidak pasti. Namun estimasi kunjungan di lima unit hotel, dua unit

penginapan, dua unit guest house, satu wisma nasional dan home stay di Desa Nagasaribu,

Kecamatan Lintongnihuta, kunjungan mencapai 500 orang per bulan.

Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Humbahas juga dipengaruhi koneksitas, di mana

jarak tempuh dari Bandara Silangit ke objek wisata Sipincur, Kecamatan Paranginan menuju objek

wisata panorama alam di Panoguan Solu, Kecamatan Lintongnihuta berakhir di wisata situs sejarah

Bakkara Kecamatan Baktiraja dengan jarak tempuh kurang lebih setengah jam perjalanan

Bandaraku, Kemakmuranku.

Dari data resmi pemerintah kabupaten Humbang Hasundutan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Humbang Hasundutan,memiliki angka pertumbuhan yang membaik setiap tahunnya. Pertumbuhan

ekonomi Humbang Hasundutan berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka yang memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sektor

pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, sektor bangunan, pengangkutan dan komunikasi,

persewaan, sektor perdagangan hotel dan restoran.

Banyak faktor yang mempengaruhi bertambahnya jumlah pengunjung di lokasi wisata yaitu kondisi

objek (pemandangan alam, flora/fauna, peninggalan bersejarah, tata cara hidup

masyarakat/kebudayaan dan kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung), kondisi prasarana

kepariwisataan (jaringan jalan, jaringan listrik, Bank, pelayanan kesehatan), sarana kepariwisataan
(transportasi, akomodasi/penginapan, rumah makan, pondok pengunjung, cenderamata, tempat

parkir, WC umum, tempat sampah), dan penerapan sapta pesona (keamanan, ketertiban,

kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan).(yoeti,1996 dan muljadi,2012)

Berdasarkan data Angkasa Pura II, jumlah pergerakan penumpang di Bandara Silangit tahun 2017

sebanyak 282.240 orang. Catatan tersebut melampaui target sebesar 250.000. Tren positif pun

diperlihatkan di awal tahun 2018. Hingga akhir Maret 2018, penumpang yang menggunakan

Bandara Internasional Silangit mencapai 100.311 orang, atau tumbuh lebih dari 61,5% dibandingkan

periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 62.246.

Menteri Pariwisata Arief Yahya merasa sangat gembira dengan kemajuan yang dicapai Bandara

Internasional Silangit. Kehadiran Bandara Silangit memang memberikan dampak positif bagi sektor

pariwisata dan perekonomian masyarakat sekitarnya. (https://indopos.co.id/read/2018/04/

12/134575/traffic-penumpang-silangit-alami-peningkatan).

Masyarakat di sekitar Tapanuli dan wisatawan yang akan ke Danau Toba, terbukti memanfaatkan

keberadaan bandara di Silangit Siborong-borong ini, termasuk diantaranya Kabupaten Humbang

Hasundutan. Kalau mau menjadi destinasi wisata kelas dunia, harus punya bandara internasional.

Dengan Bandara Internasional Silangit, Danau Toba akan menjadi destinasi pariwisata kelas dunia.

Sehingga jumlah wisatawan yang mengunjungi Danau Toba melalui Bandara Silangit semakin

bertambah.

Simpulan

Dibukanya Bandara Internasional Silangit memicu pertumbuhan ekonomi di kawasan Kabupaten

Humbang Hasundutan. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditandai dengan munculnya usaha-usaha

baru, terutama di bidang Pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja baru dan pada akhirnya

meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Humbang Hasundutan.


Bahan Rujukan

A.J, Muljadi. 2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

BPS (Badan Pusat Statistik) 2007. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka. Humbang

Hasundutan. Doloksanggul.

------------------------------------- 2016. Kabupaten Humbang Hasundutan Dalam Angka. Humbang

Hasundutan. Doloksanggul.

H.K Martono. 2009. Hukum Penerbangan berdasarkan UURI No. 1 Tahun 2009. Bagian Pertama,

Bandung: Mandar Maju.

Oka A. Yoeti. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradaya Paramita.

Tri Widiarto, 2015, Membangun Indonesia dengan Mengutamakan Indentitas Daerah, Salatiga :

Widya Sari Press.

---------------, 2016, Ekonomi Pancasila, Pembangunan Bandara Internasional Adi Sumarno Solo,

dalam jurnal Ilmiah Dian Widya, Edisi Maret 2016.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Humbang_Hasundutan

https://indopos.co.id/read/2018/04/12/134575/traffic-penumpang-silangit-alami-peningkatan

Anda mungkin juga menyukai