Disusun Oleh:
Preseptor :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Case Report Session ini dengan judul
Obstruksi Sakus Lakrimal. Case Report Session ini ditulis dengan tujuan agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca tentang Obstruksi Sakus
Lakrimal dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menjalankan kepaniteraan klinik di
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama preseptor kami
dr.M.Hidayat,Sp.M (K), yang telah meluangkan waktunya dalam diskusi ilmiah, memberikan
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat dalam menambah
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ii
Daftar Gambar iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Metode Penulisan 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Aparat Lakrimal 2
2.2 Fisiologi 4
2.3 Definisi Obstruksi Sakus Lakrimal 5
2.4 Etiologi dan Patofisiologi 6
2.5 Penegakan Diagnosis 6
2.6 Tatalaksana 13
BAB 4 DISKUSI 19
Daftar Pustaka 21
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem lakrimal terdiri dari sistem sekresi (produksi) dan sistem ekskresi (drainase)
air mata. Kelainan pada sistem lakrimal dengan gejala mata berair dapat terjadi akibat dua
mekanisme yaitu hipersekresi air mata dan gangguan sistem drainase air mata.1,2 Hipersekresi
air mata terjadi sekunder akibat penyakit pada segmen anterior mata ataupun inflamasi,
sedangkan gangguan drainase terjadi akibat malposisi punctum, obstruksi, ataupun kegagalan
pompa lakrimal.3
Obstruksi dapat terjadi dimana saja di sepanjang sistem drainase air mata, mulai dari
Penulisan laporan kasus ini dibatasi pada anatomi dan fisiologi aparat lakrimal,
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai
obstruksi sakus lakrimalis dan memahami kasus yang ada, serta membandingkan teori dengan
Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk pada
berbagai literatur.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem lakrimal terdiri dari sistem sekresi (produksi) dan sistem ekskresi (drainase)
air mata. Komponen sekresi terdiri atas kelenjar yang menghasilkan berbagai unsur
pembentuk cairan air mata, yaitu kelenjar lakrimal dan kelenjar lakrimal aksesorius. Kelenjar
air mata utama, yaitu kelenjar lakrimal menghasilkan volume terbesar air mata. Kelenjar ini
terletak di fossa lakrimalis pada kuadran temporal di atas orbita. Kelenjar lakrimal ini
berbentuk seperti buah kenari dan terletak di dalam palpebra superior. Kelenjar ini dibagi
menjadi lobus orbita yang lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil, dimana setiap
lobus memiliki sistem duktulus tersendiri yang bermuara ke forniks temporal superior1.
1. Bagian orbita, berbentuk kenari yang terletak di dalam fossa lakrimalis di segmen
temporal atas anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis
2. Bagian palpebra, lebih kecil, terletak tepat di atas segmen temporal dari forniks
sepuluh lubang kecil, menghubungkan bagian orbita dan palpebra glandula lakrimal
Kelenjar lakrimal aksesorius hanya sepersepuluh dari massa kelenjar utama, terdiri
dari kelenjar Krause dan Wolfring yang identik dengan kelenjar utama tetapi tidak memiliki
duktulus. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, terutama forniks superior. Sel
musin. Modifikasi kelenjar sebasea Meibom dan Zeis di tepi palpebra memberi substansi
2
lipid pada air mata. Kelenjar Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang juga ikut
Komponen sistem drainase lakrimal terdiri dari beberapa struktur berikut :2,3
a. Punctum, terletak di bagian medial pada kedua margo palpebra (superior dan
2mm (ampula). Kemudian berjalan secara horizontal ke medial sepanjang 8-10 mm.
komunis, dan berhubungan dengan sakus lakrimal melalui katup Rosen muller.
Namun pada 10% kasus masing-masing kanalikuli membuka secara terpisah ke dalam
sakus lakrimal. Katup Rosenmuller merupakan struktur yang akan mencegah refluks
c. Sakus lakrimal terletak di fossa lakrimalis diantara anterior dan posterior lacrimal
18 mm. Duktus nasolakrimal berjalan turun dan sedikit ke lateral melewati tulang
3
hidung melalui meatus nasal inferior menuju ke konka inferior. Dktus terbuka dan
2.2 Fisiologi
Air mata disebarkan di atas permukaan mata oleh kedipan mata. Setiap kali berkedip
palpebra menutup mirip dengan risleting – mulai dari lateral, menyebarkan air mata secara
merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi di aspek medial
palpebra. Air mata dalam keadaan normal dihasilkan sesuai dengan kecepatan penguapannya,
sehingga hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi. Bila memenuhi sakus konjungtiva, air
ampula mengencang untuk mencegah air mata keluar. Secara bersamaan, palpebra ditarik ke
arah krista lakrimalis posterior, dan traksi fasia mengelilingi sakus lakrimal berakibat
4
memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negatif pada sakus. Kerja pompa
dinamik ini mengalirkan air mata ke dalam sakus. Air mata kemudian melalui duktus
nasolakrimalis akibat pengaruh gaya berat dan elastisitas jaringan, dan masuk ke dalam
meatus inferior rongga hidung. Aliran balik air mata dicegah oleh lipatan-lipatan mirip katup
dari epitel pelapis sakus dan “katup” Hasner di ujung distal duktus nasolakrimal1.
Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 µm yang menutupi epitel kornea dan
konjungtiva. Film air mata terdiri dari 3 lapisan. Lapisan superfisial adalah film lipid
monomolekular yang berasal dari kelenjar Meibom, berfungsi untuk menghambat penguapan
dan membentuk sawar kedap-air saat palpebra ditutup. Lapisan akuosa di bagian tengah yang
dihasilkan kelenjar lakrimal mayor dan minor, mengandung substansi larut air (garam dan
protein). Lapisan musinosa di bagian dalam, terdiri atas glikoprotein dan melapisi sel-sel
Obstruksi sakus lakrimal adalah penyumbatan pada sakus lakrimalis, yaitu saluran
yang mengalirkan air mata dari kanalikuli ke duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal memiliki
panjang 10-12 mm dan terletak di fossa lakrimal diantara anterior dan posterior lacrimal
crest.2,3
5
2.4 Etiologi dan Patofisiologi
berasal dari mata, konjungtiva, divertikel sistem lakrimal, infeksi mukosa hidung atau sinus
Obstruksi sistem drainase lakrimal secara primer disebabkan oleh inflamasi dengan
penyebab yang tidak diketahui, yang menimbulkan jaringan fibrosis, atau sekunder akibat
2.5 Diagnosis
Dari anamnesis, pasien bisa mengeluhkan mata berair.5 Harus ditanyakan severitas, durasi
dan frekuensi mata berair pada pasien tersebut, dan apakah ada hubungan dengan aktivitas
atau kondisi tertentu. Perlu juga ditanyakan keluhan lain seperti keluarnya sekret atau pus
dari punctum lakrimal. Mata berair unilateral biasanya dapat disebabkan oleh iritasi lokal
atau obstruksi pada saluran lakrimal. Sedangkan mata berair bilateral biasanya berhubungan
dengan alergi atau abnormalitas tear film. Selain itu perlu ditanyakan riwayat trauma pada
mata, riwayat operasi, atau penggunaan obat topikal sebelumnya seperti pilocarpine,
phospoline iodide dan idoxuridine yang dapat menyebabkan stenosis punctal atau kanalikuli.6
a. Pemeriksaan punctum dan palpebra dengan menggunakan slit lamp. Hal ini
berguna untuk menilai apakah ada kelainan pada punktum, perubahan warna
6
b. Palpasi sakus lakrimalis untuk melihat apakah ada refluks material mukopurulen
pada punctum. Hindari melakukan palpasi pada dakriosistitis akut karena pasien
akan mengeluhkan sangat nyeri. Jarang ditemukan, palpasi pada sakus dapat
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai adekuat/tidaknya sistem drainase air mata,
terutama pada kasus mata berair unilateral. Biasanya dilakukan pada anak yang
Tes ini dilakukan dengan menggunakan larutan fluoresen tetes steril 1 atau 2%
konjungtiva forniks, dan amati tear film dengan cobalt blue filter pada slit lamp.
Normalnya, terdapat sedikit atau tidak ada lagi zat yang tersisa setelah 5-10 menit.
Irigasi lakrimal dilakukan jika punktum paten, dengan cara sebagai berikut:
7
- Berikan anestesi lokal ke konjungtiva.
- Gunakan kanul lakrimal (ujung tumpul) ukuran 26-27 G dan spuit 1 mL , yang
- Jika irigasi larutan salin tersebut dapat bebas sampai ke hidung dan tenggorok,
dan dapat dirasakan asin oleh pasien, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
- Apabila saat irigasi dilakukan pada punctum superior, lalu terjadi refluks
cairan pada punctum superior maka obstruksi terjadi pada kanalikuli. Namun
saat irigasi dilakukan pada punctum superior, lalu refluks pada punctum
inferior, maka obstruksi dapat terjadi pada sakus lakrimalis ataupun duktus
nasolakrimal.
8
Gambar 5. Anel test (A) obstruksi total kanalikuli, (B) Obstruksi total
kanalikuli komunis, (C) Obstruksi total duktus nasolakrimalis, (D) Obstruksi
parsial duktus nasolakrimalis, (E) Sistem drainase lakrimal paten.
c. Probing
yang dimasukkan ke punctum superior atau inferior. Tes ini bertujuan untuk
- Hard stop, apabila kanul bisa mencapai medial sakus lakrimal dan berhenti
pada pada permukaan tulang lakrimal. Hal ini dapat menyingkirkan obstruksi
komunis dan sakus lakrimal. Terasa sensasi menekan spongy di ujung kanul
9
Gambar 6. Kemungkinan hasil probing. (A) Hard stop, (B) Soft stop
d. Dakriosistografi kontras
namun tidak dapat memberikan gambaran struktur jaringan lunak ataupun tulang
disekitar sakus atau duktus nasolakrimal. Pada pemeriksaan ini dimasukkan media
kontras radioopak (ethiodized oil) ke kanalikuli diikuti dengan foto yang diperbesar.
divertikuli, fistula, dan filling defect (seperti batu, tumor). Infeksi akut merupakan
lakrimal.
10
Gambar 7. Dakriosistografi Kontras. (A) Pengisian normal pada kedua saluran, (B)
Pengisian normal pada saluran kiri, obstruksi pada pertautan antara sakus lakrimal
lakrimal dengan memberikan label pada air mata dengan substansi radioaktif dan
11
Gambar 8. Skintigrafi lakrimal nuklir menunjukkan sistem lakrimal kanan normal,
CT scan dan MRI berguna pada kasus trauma kraniofasial, deformitas kraniofasial
kongenital, atau pada suspek neoplasma. CT scan lebih superior untuk mengevaluasi
struktur tulang, seperti fraktur, sedangkan MRI lebih superior untuk mengevaluasi
jaringan lunak, seperti suspek tumor. CT scan dan MRI juga berguna untuk
mengevaluasi sinus paranasal atau kelainan pada hidung yang juga dapat
12
2.6 Tatalaksana
a. Obstruksi Kanalikuli
sampai 6 bulan.
komunis atau sklerosis sakus lakrimal. Area obstruksi total kanalikuli komunis
(kaca keras). Ini juga dilakukan pada kegagalan pompa lakrimal (facial nerve
palcy).
13
Gambar 9. External dacryocystorhinostomy
- Endonasal dacryocystorhinostomy
14
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 43 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Anamnesis
Seorang pasien perempuan usia 43 tahun datang ke poliklinik mata RSUP DR M. Djamil
Keluhan Utama :
Keluhan mata kanan merah tidak ada, gatal pada mata tidak ada.
Pasien sudah berobat ke BKIM Padang sejak 5 bulan yang lalu, dan diberi obat tetes
mata (LFX dan cendolyters). Pasien kontrol teratur setiap bulan, namun tidak ada
15
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Suhu : afebris
Palpebra inferior Edema (-) Hematom (-) Edema (-) Hematom (-)
16
Regurgitasi (+) di punctum superior
Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-) Papil (-) Hiperemis (-) Papil (-)
Folikel (-) Sikatrik (-) Folikel (-) Sikatrik (-)
Konjungtiva Forniks Hiperemis (-) Papil (-) Hiperemis (-) Papil (-)
Folikel (-) Sikatrik (-) Folikel (-) Sikatrik (-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Gambar
17
Diagnosis Kerja
Suspek obstruksi sakus lakrimal OD
Pemeriksaan Penunjang
Probing : Hardstop
Dakriosistografi
Terapi:
Cendolyteers eye drop 4 x 1 tetes OD
Rencana pembedahan
Prognosis :
18
BAB 4
DISKUSI
Djamil Padang pada tanggal 21 November 2017, dengan keluhan utama mata kanan berair
sejak 5 bulan yang lalu. Keluhan mata berair dapat disebabkan oleh dua mekanisme yaitu
hipersekresi air mata (hiperlakrimasi) dan gangguan drainase air mata. Hipersekresi air mata
terjadi sekunder akibat penyakit pada segmen anterior mata ataupun inflamasi, sedangkan
gangguan sistem drainase air mata dapat disebabkan oleh malposisi punctum lakrimal,
obstruksi pada sistem drainase mulai dari punctum sampai ke katup Hasner, dan kegagalan
pompa lakrimal sekunder akibat kelemahan palpebra inferior atau kelemahan otot orbikularis
Pada pasien ini tidak ditemukan keluhan mata merah dan gatal. Tidak ada sekret yang
keluar dari mata., serta tidak ada nyeri dan bengkak di sekitar mata kanan. Hal ini dapat
menyingkirkan adanya inflamasi / infeksi akut pada mata sebagai penyebab mata berair pada
pasien. Keluhan ini baru dialami pasien sejak sekitar 5 bulan yang lalu, sehingga dapat
Obstruksi sistem drainase air mata yang didapat, secara primer disebabkan oleh
inflamasi dengan penyebab yang tidak diketahui, yang menimbulkan jaringan fibrosis, atau
sekunder akibat infeksi, inflamasi, trauma, keganasan, atau penyebab mekanik. Namun, pada
pasien ini riwayat infeksi pada mata sebelumnya ataupun trauma pada daerah mata dan
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada status
oftalmikus juga tidak didapatkan adanya tanda inflamasi akut pada palpebra. Penekanan pada
daerah saccus lakrimalis tidak menyebabkan pengeluaran cairan, mukus, atau pus melalui
19
punctum lakrimal. Pada pasien kemudian dilakukan irigasi atau anel test untuk menilai
patensi saluran lakrimalis. Saat dilakukan anel test pada punctum superior, ditemukan
regurgitasi cairan pada punctum inferior, dan saat dilakukan anel test di punctum inferior
ditemukan regurgitasi pada punctum superior. Hal ini menunjukkan tidak adanya sumbatan
Pada pasien kemudian dilakukan probing / sondage yang juga berguna untuk
mengetahui level obstruksi dengan menggunakan Bowman probe kecil (ukuran 00 atau 0)
yang dimasukkan ke punctum superior atau inferior. Pada pasien, probe dapat melewati
kanalikuli komunis sampai ke sakus lakrimal dan berhenti pada dinding medial sakus yaitu
struktur tulang lakrimal yang kaku, sehingga disebut juga hard stop. Hasil ini juga
Untuk memastikan letak anatomi sumbatan, maka pada pasien ini dilakukan
nasolakrimal. Tindakan pembedahan yang dilakukan pada kasus obstruksi sakus lakrimal
adalah dakriosistorinostomi yaitu suatu prosedur dengan membuat hubungan antara ductus
20
Daftar Pustaka
1. Riordan-Eva P, Whitcher JP. 2012. Vaughan & Asbury oftalmologi umum. Edisi 17.
Jakarta: EGC.
2. Foster JA, Carter KD, Durairaj VD, Kavanagh MC, Korn BS, Nelson CC, Hartstein ME.
Orbit, eyelid, and Lacrimal System. Basic and clinical science course 2015-2016.
4. Ilyas, Yulianti. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
5. Schaefer DP. Acquired etiologies of lacrimal system obstructions. In: Cohen AJ,
6. Amato J, Hartstein ME. Evaluation of the tearing patient. In : Cohen AJ, Mercandetti M,
Brazzo BG. The Lacrimal system. Diagnosis, mangement, and surgery. United State Of
21