Tentang :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dosen pengampu :
AIDIL MUBARAK,S.IP,M.Si
2018
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Pemerintah................................................................................. 2
B. Sifat Pemerintah..................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintahan dibentuk dengan maksud untuk membangun peradaban dan menjaga sistem
ketertiban sosial sehingga masyarakat bisa menjalani kehidupan secara wajar dalam konteks
kehidupan bernegara. Dalam perkembangannya, konsep pemerintahan mengalami
transformasi paradigma dari yang serba negara ke orientasi pasar (market or public interest),
dari pemerintahan yang kuat, besar dan otoritarian ke orientasi small and less government
egalitarian dan demokratis, serta transformasi sistem pemerintahan dari yang sentralistik ke
desentralistik.
Pemerintahan yang bersih umumnya berlangsung di negara yang masyarakatnya
menghormati hukum. Pemerintahan yang seperti ini juga disebut sebagai pemerintahan yang
baik. Pemerintahan yang baik itu hanya bisa dibangun melalui pemerintahan yang bersih dengan
aparatur birokrasinya yang terbebas dari KKN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang
bersih, pemerintah harus memiliki moral dan proaktif serat check and balances Tidak mungkin
mengharapkan pemerintah sebagai suatu komponen dari proses politik memenuhi prinsip
pemerintahan yang bersih apabila tidak memiliki moral, Proaktif serta check and balances.
Dalam pembahasan selanjutnya makalah ini akan membahas tentang pemerintahan.,
yang mencakup bentuk pemerintah, dan sifat pemerintah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu bentuk pemerintahan ?
2. Apa itu sifat pemerintahan?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan mengenai materi yang berhubungan dengan bentuk pemerintahan
2. Menjelaskan mengenai materi yang berhubungan dengan sifat pemerintahan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. BENTUK PEMERINTAHAN
1. Bentuk Pemerintahan Klasik
Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan
bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mac Iver dan Leon
Duguit yang menyetakan bahwa bentuk negara sama dengan bentuk pemerintahan. Prof.
Padmo Wahyono, SH juga berpendapat bahwa bentuk negara aristokrasi dan demokrasi
adalah bentuk pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republik adalah bentuk
pemerintahan modern.
Dalam teori klasik pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang yang memerintah
dan sifat pemerintahannya.
2
1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh satu orang demi kepentigan
umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
2. Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh saru orang demi kepentingan
pribadi, bentuk pemerintahan ini buruk dan kemerosotan.
3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan
demi kepentingan kelompoknya. Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan
dan buruk.
4. Politea, yaitu bentuk pemerintahan yang dianggap oleh seluruh rakyat demi
kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.
5. Demokrasi, yaitu pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi
kepentingan sebagina orang. Bentuk pemerintahan ini kurang baik dan merupakan
pemerosotan.
a. Monarki absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai
oleh seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak
terbatas. Perintah raja merupakan wewenang yang hrus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri
raja terdapat kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu dalam ucapan
dan perbuatannya. Contoh Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang
terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya).
4
b. Monarki konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar
(konstitusi). Proses monarki kontitusional adalah sebagai berikut:
1. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena takut
dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon.
2. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat
terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of Rights I tahun 1689,
Yordania, Denmark, Aarab Saudi, Brunei Darussalam.
c. Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh
kabinet (perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya
sebagain kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat diganggu
gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di negara
Inggris, Belanda, dan Malaysia.
5
c. Republik parlementer
Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala
negara. Namun, presiden tidak dapat diganggu – gutat. Sedangkan kepala pemerintah
berada di tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam
sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.
B . SIFAT PEMERINTAHAN
Negara mempunyai sifat-sifat tertentu yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja dan tidak terdapat pada organisasi lainnya.
Menurut Miriam Budiardjo pada umumnya setiap negara mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai
kekerasan, agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian penertiban dalam
masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah. Organisasi dan asosiasi selain negara juga
mempunyai aturan, akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara lebih mengikat.
Misalnya pada ketentuan-ketentuan pajak, setiap warga negara harus membayar pajak dan orang
yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda.
2. Sifat Monopoli
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat, atau
untuk mencapai cita-cita negara. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik dibidang tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena
dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat atau dapat menggangu stabilitas nasional.
3. Mencakup Semua
Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.
Keadaan demikian memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada diluar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan
gagal. Lagipula, menjadi warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri dan hal ini berbeda
dengan asosiasi lain dimana keanggotaan bersifat sukarela.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan Makalah ini, kami dapat simpulkan bahwa Sistem
pemerintahan Negara Indonesia menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan
berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara.
Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu
eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain
seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Dalam sistem pemerintahan Indonesia, lebaga-
lembaga negara berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis.
Sistem pemerintahan negara Indonesia berbeda dengan sistem pemerintahan yang
dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan antarsistem pemerintahan
negara. Misalnya, dua negara memiliki sistem pemerintahan yang sama.
Perubahan pemerintah di negara terjadi pada masa genting, yaitu saat perpindahan
kekuasaan atau kepemimpinan dalam negara. Perubahan pemerintahan di Indonesia terjadi antara
tahun 1997 sampai 1999. Hal itu bermula dari adanya krisis moneter dan krisis ekonomi.
Dan Negara merupakan suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh
sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan
perundang-undangannya melalui penguasaan (control) monopolistic terhadap kekuasaan yang
sah, sehingga Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya danyang hanya terdapat pada Negara saja dan tidak terdapat pada asosiasi atau
organisasi lainnya. Umumnya dianggap bahwa setiap Negara mempunyai sifat memaksa, sifat
monopoli dan sifat mencakup semua.
7
DAFTAR PUSTAKA