Anda di halaman 1dari 21

2.

1 IDENTITAS BUKU 1 :

a.Judul Buku : PENDIDIKANKEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI


b. Pengarang : PROF. DR. H. KAELAN, M.S. & DRS. H. ACHMAD ZUBAIDI, M.Si.
c. Penerbit : PARADIGMA
d. Tahun Terbit : 2007
e. Jumlah Halaman:208
f. Kota Terbit : Yogyakarta
g. Edisi : Pertama

2.2 RINGKASAN ISI BUKU 1 :

BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Mata kuliah kewarganegaraan sering disebut sebagai civic education, citizenship
education, dan bahkan ada yang menyebut sebagai democracy education.
Kesadaran demokrasi serta implementasinya harus senantiasa dikembangkan dengan basis
filsafat bangsa, identitas nasional, kenyataan dan pengalaman sejarah bangsa tersebut, serta
dasar-dasar kemanusiaan dan keadaban. Oleh karena itu dengan pendidikan kewarganegaraan
diharapkan intelektual Indonesia memiliki dasar kepribadian sebagai warga negara yang
demokratis, religius, berkemanusiaan dan berkeadaban.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Visi Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber
nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
Misinya adalah membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara
secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta
tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
B. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum
1. Landasan Ilmiah
Bahan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara warganegara dan
negara,serta pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini berpijak pada nilai-nilai

1
budaya serta dasar filosofi bangsa. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta
tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.
2. Landasan Hukum
Landasannya pada :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
5. Pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006
BAB II FILSAFAT PANCASILA
A. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia.
Secara etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta”
dan “sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”.
B. Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
Dasar filsafat negara pancasila adalah merupakan satu kesatuan yang bersifat majemuk
tunggal.
C. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat
dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya.
Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling
mengisi atau mengkualifikasi dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila
mengandung empat sila lainnya, dikualifikasi oleh empat sila lainnya.
D. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sisitem Filsafat
Secara filosofis pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar
ontologis, dasar epistimologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem
filsafat yang lainnya.

2
E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung
makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan
harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari
pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakann kausa
materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebutkemudian diangkat dan
dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara
dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
G. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila
Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam hubungan yang
sistemik dengan sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila
Pancasila senantiasa dalam hubungannya sebagai sistem filsafat.
H. Pancasila sebagai Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terutama
dalam melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus mendasarkan pada suatu
kerangka pikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Filsafat Pancasila sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan adalah
merupakan Identitas Nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu realitas bahwa kausa
materialis atau asal nilai-nilai Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri.
BAB III IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus tetap
meletakkan jatidiri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Istilah “identitas nasional”
secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Dalam hubungannya dengan identitas nasional secara dinamis, dewasa ini bangsa
Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam melakukan reformasi, melalui dasar filosofi
bangsa dan negara yaitu bhineka tunggal ika, yang terkandung dalam filosofi Pancasila.
Masyarakat harus semakin terbuka, dan dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran
akan tujuan hidup bersama dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan

3
kebersamaan dan persatuan tersebut maka insyaAllah bangsa Indonesia akan mampu
mengukir identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.
B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Faktor yang mendukung kelahiran identitas bangsa Indonesia meliputi :
1. Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis
2. Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.
C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional
Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya bersumber
kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa. Jadi filsafat pancasila bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh
suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Proses
perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI
pertama, sidang “panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara formal
yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional
BAB IV DEMOKRASI INDONESIA
A. Demokrasi dan Implementasinya
Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang demokrasi, ini
karena dua alasan:
1. Hampir semua Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang fundamental
.
2. Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial telah memberikan arah bagi peranan
masyarakat untuk menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata
demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda (Rais, 1955:1).
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system pemerintahan, demokrasi juga
melahirkan system yang bermacam-macam seperti, sistem presidensial, sistem parlementer,
sistem referendum (meletakkan pemerintah sebagai bagian/ badan pekerja dari parlemen). Di
beberapa Negara ada yang menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan
parlementer.
B. Arti dan Perkembangan Demokrasi
Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan
kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian
negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan
berada ditangan rakyat.

4
C. Bentuk-Bentuk Demokrasi
Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan. Hal ini
dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu Negara
misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan system presidensial atau sistem
parlementer.
Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemilihan presiden secara
langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat secara langsung dari rakyat. Dalam
sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan menjalankan permintaan) sepenuhnya berada di
tangan presiden.
Sistem Parlementer : Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu antara
kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Kepala eksekutif (head of government) adalah berada di
tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of state) adalah berada pada
seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden
misalnya di India.
D. Demokrasi Indonesia
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana meningkatkan
kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dibagi dalam empat periode :
1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi

Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi berarti
menegakkan kembali asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh
segenap warga negara. Hak-hak asasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam
aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara
intitusional.
Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua warga
negara. Mencakup :
- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara
- Koperasi
- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya

5
Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :
(1) Pasal 27 ayat (1), “Segala warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.”
(2) Pasal 28, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”
(3) Pasal 30 ayat (1), ”Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan Negara.”
Konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan
yang terbuka untuk seluruh warga Negara Indonesia.
Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur
sentral, oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh adanya
orinentasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-
undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak
yang berkembang dalam masyarakat.
BAB V NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian negara
Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain antara lain :
1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alat agency atau wewenang
/ authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan besama atas nama
masyarakat.
2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih agung dari pada individu
atau sekelompok.
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang diselenggarakan
oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah
(governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dr warga Negaranya ketaatan pada
perundang-undangannya melalui penguasaan (control) monopolitis dari kekuasaan yang sah.

6
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan
teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok konstitusionalisme adalah
kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai
bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami
berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat
menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas
aturan hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara dan
prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar organ Negara itu
satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip pengaturan dan
pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip
konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan kekuasaan atau yang
lazim disebut sebagai prinsip limited government. Konstitusionalisme mengatur dua
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara
pemerintahan dengan warga Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan
yang satu dengan lainnya.

C. konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,
dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,
amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan hukum dasar
tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu
rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Undang-Undang Dasar menurut sifat dan
fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari

7
badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tersebut.
4. Peraturan hukum positif yang tinggi
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul
dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
Negara.
(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
(3) Diterima oleh semua rakyat.
(4) Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang
tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.

BAB VI RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA


A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum
Baik rechtsstaat maupun rule of Menurut Friedman, antara pengertian negara hukum atau
rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling mengisi. Oleh karena itu berdasarkan
bentuknya sebenarnya rule of the law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana sebagai suatu
keteraturan hukum.
B. Hak Asasi Manusia
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna Charta
(1215), oleh raja John Lackland. Kemudian juga penandatanganan petition of right pada
tahun 1628 oleh raja Charles I. Dalam hubungan ini raja berhadapan dengan utusan rakyat.
Dalam hubungan inilah maka perkembangan hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya
dengan perkembangan demokrasi. Puncak perkembangan perjuangan hak-hak asasi manusia
yaitu ketika ’human right’ untuk pertama kalinya dirumuskan secara resmi dalam
‘declaration of independence’ Amerika Serikat pada tahun 1776.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara universal
sebagai ‘a moral, political, legal framework and as a guideline’ dalam membangun dunia
yang lebih damai dan bebas dari ketakutan dan penindasan serta penaklukan yang tidak adil.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi deklarasi
pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hak-hak asasi

8
manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah
menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948. Dalam
UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara ekplisit tentang hak-
hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal 28A sampai pasal 28J.
BAB VII GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pengertian
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik suatu Negara,
yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada
sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik nrgara itu secara langsungGeopolitik bertumpu
pada geografi sosial, mengenai situasi, kondisi dan segala sesuatu yang di anggap relevan
dengan karakteristik geografi suatu Negara.
A. Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang atau
melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat. Sedangkan
‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di antara dua hal.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan wawasan
nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara
Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam
satu kesatuan yang utuh, sementara perairan atau lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai
unsur penghubung dan bukan unsur pemisah.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch Oost
Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara
Republik Indonesia.
C. Unsur-unsur Dasar Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai wadah meliputi tiga kompunen:
a) Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara di tentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat
gugusan ribuan pulau yang saling di hubungkan oleh dalamnya perairan.

9
Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, social budaya
dan pertahanan keamanan.
b) Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organnisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut
bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem
perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan
berada di tangan rakyat yang dilaksanakan menurut undang-undang.
c) Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang
harus dimilki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi
masyarakat kalangan pers serta seluruh apatur Negara.
1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan dirgantara
secara terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideology dan identitas nasional.
3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas
dasar Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib social dan satu tertib hukum.

2.3 IDENTITAS BUKU 2 :

a. Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi


b. Penulis : Sutoyo
c. Penerbit : Graha Ilmu
d. Tahun Terbit : 2007
e. Jumlah Halaman:208
f. Kota Terbit : Yogyakarta
g. Edisi : Pertama
2.4 RINGKASAN ISI BUKU 2 :
BAB 1 PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Keberhasilan Pendidikan Kewarganegaraan dengan pendekatan tersebut akan dapat
melahirkan mahasiswa yang dapat mengembangkan diri menjadi waraga negara kritis, cerdas
dan beradab atau warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Nilai strategis tersebut
pada giliranya akan membuahkan tingkah laku yang sangat positif dari mahasiswa , yaitu

10
keterlibatan atau partisipasi warga negara yang efektif dan bertanggung jawab untuk
memperbaiki kualitas kehidupan sosilal dan politik secara keseluruhan.
BAB 2 PENGERTIAN POKOK PANCASILA

1. PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disahkan pada 18 Agustus
1945 oleh PPKI, nilai-nilai tersebut telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum bangsa indonesia mendirikan Negara yang berupa nilai-nilai adat istiadat ,
kebudayaan serta niali-nilai relegius . nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa
indonesia itu sendiri, sehingga bangsa indonesia sebagai kuasa materialis pancasila. Proses
perrumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidanga BPUPKI
pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI ke dua , serta akhirnya disahkan secara yuridis
sebagai dasar Filsafat Negara Republik Indonesia.

Sejarah perumusan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan


dikemudian hari kepada bangsa indonesia oleh perdana menteri jepang pada saat itu , kuniako
koiso pada 7 September 1944. Lalu pemerintah jepang membentuk BPUPKI pada 1 Maret
1945 yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintah
Indonesia Merdeka.

BAB 3 DEMOKRASI PANCASILA

PENGERTIAN DEMOKRASI PANCASILA

Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratien yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, ataunlebih dikenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Konsep demokrasi menjadi kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.

PRINSIP POKOK DEMOKRASI PANCASILA

Prinsip merupakan kebenaran yang pokok dasar orang berpikir, bertindak dan lain
sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat 2 landasan

11
pokok yang menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh setiap
orang yang menjadi pemimpin Negara/rakyat/masyarakat/organisasi/ partai/ keluarga, yaitu:

1. Suatu Negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau
milik suatu keluarga atau kelompok, dan bukan pula milik penguasa Negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan Negara, prinsipnya adalah selaku
pengurus rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh
rakyatnya. Dan sekaligus selaku pelayan rakyat, yaitu tidak boleh bertindak zalim
terhadap rakyat.

Prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai berikut:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia.


2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat.
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain,
contohpresiden, BPK, DPR, DPD dan lainya.
4. Adanya partai politik dan organisasi social politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Pelaksanaan pemilihan umum.
6. Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD pasal 1 ayat 2.
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME,
diri
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
10. Pemerintah berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945.

CIRI-CIRI DEMOKRASI PANCASILA

Idris israil dalam bukunya (2005:52-53), pembelajaran pendidikan kewarganegaraan,


menyebutkan ciri-ciri demokrasi indonesia sebagai berikut:

1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.


2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

12
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghrgai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinytakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat. Tidak menghendakia adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut system mono partai.
9. Pemilu dilaksanakan secara Luber-jurdil.
10. Mengandung system mengambang.
11. Tidak kenal adnya dictator mayoritas dan tirani minoritas.
12. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

BAB 4 OTONOMI DAERAH

DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH

UUD 1945 Pasal 18 Tentang Pemerintahan Daerah

Ayat (2) pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

ASAS-ASAS OTONOMI DAERAH

1. Asas Desentralisasi

Dengan demikian prakarsa , wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya menjadi tanggung
jawab daerah baik mengenai prasarana dan sarananya sumber daya manusia serta
pembiayaanya. Menurut UU No, 22 Tahun 1999.

Keuntungan yang diperoleh dengan asas desentralisasi adalah:

1. Daerah diberi wewenang membuat peraturan sendiri sesuai dengan daerahnya,


terutama yang menunjang kemajuan .
2. Pengurusan jauh lebih efesien dan efektif
3. Birokrasi tidak bertele-tele

13
4. Demokrasi dapat lebih berkembang karena masing-masing daerah dapat menentukan
kebijaksananya sendiri sepanjang tidak melanggar peraturan diatasnya.

2. Asas Dekonsentrasi

Pemerintah pusat juga menempatkan pejabat-pejabat daerah untuk melaksanakan


tugas pemerintah pusat, pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah/perangkat pusat di daerah

3. Asas Tugas Perbantuan

Penerapan tugas perbantuan didasarkan pada kenyataan bahwa pemerintah pusat tidak
mungkin dapatt menyelesaikan urusan pemerintah yang ada di daerah dan desa. Tujuanya
adalah agar daerah turut serta membantu pemerintah dalam urusan tertentu di daerah dan
desa agar dicapai daya guna dan hasil guna yang lebih tinggi.

BAB 5 WAWASAN NUSANTARA

WAWASAN NASIONAL SUATU BANGSA

wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang
diri dan lingkunganya dalam eksistensinya yang serba terhubung ( melalui interaksi dan
interelasi ) dalam pembangunanya dilingkungan lokal, provinsi, nasional, regional dan global.
wawasan kebangsaan atau wawasan nasional yang dianut dan dikembangkan oleh bangsa
indonesia merupakan pancaran dari nilai-nilai pancasila sebagai falsafah hidup bangsa
indonesia. Karena itu wawasan nasional indonesia menghendaki terciptanya persatuan dan
kesatuan tanpa menghilangkan ciri sifat dan karakter dari khebinekaan unsur-unsur
pembentuk bangsa ( suku bangsa, etnis golongan, serta daerah itu sendiri).

PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA

Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan Nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasakan UUD 1945 adlah cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan
lingkunganya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan Nasional. Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam

14
pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi
kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga Negara dan Aparatur Negara
harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentinggan bangsa dan
Negara Indonesia.

BAB 6 KETAHANAN NASIOANAL

Ketahanan nasional indonesia adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisai keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datan dari dalam maupun dari luar.
Untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsunagn hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasional (Lemhamnas,200:98) kondisi ini dibina terus menerus
dan sinergi mulai dari pribadi, kluarga dan lingkungan nasional. Konsepsi ketahanan
Nasional indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan
dan penyelenggaraankesejahteraan dan keamanan yang serasi, selaras dan seimbang dalam
seluruh aspek kehidupan secara utuh menyeluruh dan terpadu berdasarkan pancasila, UUD
1945 dan wawasan Nusantara.

BAB 7 POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Politik adalah segala sesuatu yang berkaita dengan urusan yang menyangkut
kepentingan dari sekelompok masyarakat. Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu
politik dalam arti kepentinggan umum dan politik dalam arti kebijakan. Politik dalam arti
politics adalah rangkaian asas, keadilan, jalan, cara atau alat yang akan digunakan
untukmencapai tujuan. Sedangkan politik dalam arti policy adalah penggunaan pertimbangan
tertentu yang dapat menjamin terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-
cita yang dikehendaki. Strategi berasal dari bahasa yunani yang diartikan sebagai “ The art of
the general” ataau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam perang.

Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi politik nasional
adalah asas, haluan usaha serta kebijaksanaan Negara tentang pembinaan, pengembangan,
serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

15
Mekanisme penyusunan politik dan sterategi nasional di tinggkat suprastruktur politik
diatur oleh Presiden/Mandataris MPR. Dalam mlaksanakan tugasnya presiden dibantu ooleh
lembaga-lembaga tinggi negeri lainya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinatif,
seperti dewan stabilitas ekonomi, dewan pwrtahanan keamanan nasional, dan sebagainya.
Selanjutnya proses penyusunan politik dan strategi nasional ditinggkat ini dilakukan setelah
presiden, menyusun program kabinet dan memilih para menteri yang akan melaksanakn
program kabinet tersebut. Program kabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang
memuat politik nasional yang digariskan oleh presiden. Jika politik nasional ditetapkan oleh
presiden/Mandataris MPR, maka strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan
pemimpin lembaga pemerintah nondepartemen sesuai dengan bidangnya atasnpetunjuk
presiden.

BAB 8 SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA

Sistem pertahanan negara, sesuai Undang-undang RI No 34 tahun 2004, adalah


sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan
sumber daya nasional lainya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintahvdan
diselenggarakan secara total, terpadu,terarah, berkesinambungan dan berkelanjutan untuk
menegakan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia dan melindungi keselamatan segenap bangsa dan setiap ancaman.

BAB 9 HAK ASASI MANUSIA (HAM)

HAM atau Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yhang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa
pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan dan lalin sebagainya.
Melanggar Ham seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asai
manusia memiliki wadah organisasi juga mengurus permasalahn seputar hak asasi manusia
yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memanng masih banyak yang
belum terselesaikan/tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia
dapat terwujud kearah yang lebih baik.

16
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN HAM BERAT

1. Membunuh anggota kelompok


2. Mengakibatkan penderitaan fisik/mental yang berat terhadap kelompok
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok mengakibatkan kemusnahan fisik baik
sebagaian atau keseluruhan
4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran didalam
kelompok
5. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lainya

Lembaga-lembaga penegak HAM di indonesia

1. Komisi nasional hak asasi manusia ( Komnas HAM )


2. Komisi nasional anti kekerasan terhadap perempuan dan anak
3. Komisi orang hilang ( kontras )
4. Peradian HAM

2.5 IDENTITAS BUKU 3 :


1. Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraaan Untuk Perguruan Tinggi
2. Pengarang :Winarno Narmoatmojo, dkk
3. Penerbit : Ombak
4. Tahun Terbit : 2015
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. ISBN : 602-258-267-0
7. Tebal Buku : 200 halaman
8. Ukuran : 14,5 x 21 cm

2.6 RINGKASAN ISI BUKU 3:

BAB I IDENTITAS NASIONAL INDONESIA


Identitas nasional sebuah Negara bangsa adalah penanda yang menjadi ciri khas dari
warga Negara yang terhimpun dalam satu Negara bangsa, baik dalam dimensi fisik maupun
nonfisikyang dimanifestasikan dalam sikap dan perbuatannya.arti pentinng identitas nasional
bagi suatu bangsa adalah sebagai pemersatu bangsa yang bersangkutan sekaligus sebagai

17
pembeda dengan bangsa lain. Sebagai entitas Negara, Indonesia memiliki sejumlah identitas
nasional, yang diwujudkan dalam bentukbentuk antara lain:
1. Bahasa nasional yakni bangsa Indonesia
2. Bendera Negara yakni Sang Merah Putih
3. Lagu kebangsaan yakni Indonesia Raya
4. Lambang Negara yakni Garuda Pancasila
5. Semboyan Negara yakni Bhineka Tunggal Ika
6. Ideologi nasional yakni Pancasila
Identitas memliki fungsi integratif artinya mengintegrasikan atau menyatukan masyarakat
bangsa itu. Pancasila sebagai identitas berperan penting dalam mengintegrasikan bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan “nilai integratif” nya bangsa Indonesia.

BAB II KEWARGANEGARAAN INDONESIA


Warga negara adalah seorang anggota dari suatu negara. Kewarganegaraan adalah
bentuk ikatan atau hubungan antara warga negara dengan negara. Elemen atau atribut
kewarganegaraan meliputi; perasaan akan identitas, hak, kewajiban, peran dan penerimaan
akan nilai sosial bersama. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara.
Perihal warga Negara dan kewarganegaraan di atur dalam Pasal 26UUD NRI 1945 dan
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegraan Indonesia. Status warga Negara
meliputi status aktif, pasif, positif, dan negatif. Peran warga Negara meliputi peran aktif,
pasif, positif, dan negatif. Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia secara garis besar
diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 27 sampai Pasal 34. Pengaturan dan rincian lanjut tentang
hak dan kewajiban warga Negara dalam berbagai bidang termuat dalam pelbagai undang-
undang dan peraturan di bawahnya. Missal, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terdapat hak
dan kewajiban warga Negara dalm bidang pendidikan.

BAB III NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI


Istilah Negara hukum dikenal dengan dua konsep yakni negaraa hukum dalam arti
rule of law. Rechtsstaat dikenal di Negara Eropa Koninental sedang rule of law dikenal di
Negara Anglosaxon. Negara hukum dibedakan menjadi Negara hukum formal dan
Negara hukum material. Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana tertuang dalam
Pasal 1 Ayat 3 UUD NRI 1945 yakni Indonesia adalah Negara yang berdasar aas hukum.
Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD NRI yang disahkan PPKI pada tanggal 18

18
Agustus 1945 dan telah mengalami perubahan (amandemen) sebanyak 4 kali. UUD NRI
1945 sebagai konstitusi Negara diharapkan sebagai “the living constitution”, yakni
konstitusi yang hidup, konstitusi yang ditaati baik oleh penyelenggara Negara maupun
warga Negara Indonesia.

BAB IV DEMOKRASI INDONESIA


Secara etimologis demokrasi berarti pemerintahan rakyat (demos artinya rakyat,
kratos artinya pemerintahan). Pengertian umum demokrasi adalah pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dipahami sebagai bentuk pemerintahan,
system politik, dan demokrasi sebagai sikap hidup bernegara. Demokrasi Indonesia
adalah deokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila (demokrasi Pancasila) yang
meliputi pengertian dalam arti luas dan sempit. Demokrasi sebagai sikap dan pola hidup
benegara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang berkepribadian demokrasi atau
berlandaskan nilai-nilai demokrasi, seperti anti kekerasan, menghargai perbedaan ,
percaya diri, mampu mengekang diri dam tanggumg jawab.
BAB V HAK ASASI DAN KEWAJIBAN ASASI MANUSIA
Hak asasi manusia (HAM) sebagai hak-hak mendasar dalam diri manusia, bersifat
universal melekat, dan inheren dalam diri manusia. Hak Asasi dapat dibedakan dalam
beberapa kategori yakni hak asasi pribadi, hak asasi politik, hak asasi ekonomi, hak sosial
dan kebudayaan, hak mendapat pengayoman dan perlakuan sama dalam hukum dan
pemerintahan, dan hak mendapat perlakuan yang sama dalam tata cara peradilan dan
perlindungan. Adanya kewajiban asasi manusai didasarkan prinsip bahwa manusia
memiliki tangggung jawab.

BAB VI WAWASAN NUSANTARA


Wawasan nusantara adalah cara pandang dan siakap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan bangsa dan kesatuan wilayah nasional.
Dengan wawasan nusantara, kita memiliki pandangan bahwa wilayah Indonesia dengan
segala isi dan kehidupannya merupakan satu kesatuan yang meliputi kesatuan
politik,ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

19
BAB VII KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan nasional merupakan konsepsi khas bangsa Indonesia. Konsep ketahanan
nasional dikembangkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional pada tahun 1960-an sebagai
keuletan dan daya tahanbangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman, terutama ancaman
komunisme. Pengertian ketahanan nasional mencakup 3 yakni ketahanan nasional sebagai
doktrin, sebagai pendekatan dan sebagai kondisi. Unsure-unsur ketahanan nasional
maliputi unsure atau gatra: 3 gatra aspek alamiah dan 5 gatra aspek social
kemasyarakatan.

KELEBIHAN BUKU 3:
 Buku karya Winarno Narmoadmojo dkk ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi para
mahasiswa terutama mahasiswa jurusan PPkn untuk menambah pengetahuan yang lebih baik
lagi.
 Pada buku ini terdapat analisis kasus di setiap materi sehingga pembaca akan lebih
memahami karena diberikan contoh konkrit.
 Sebelum memasuki isi dari suatu bab penulis memberikan keterangan orientasi dengan
bahasa yang baik sehingga dapat memotivasi para pembaca untuk kelanjutan bacaannya.
 Buku ini sangat bagus karena materi-materi yang dibahas dibuat dengan lengkap dan disertai
juga dengan gambar. Buku ini juga terdapat konsep-konsep dan kata kunci di setiap
materinya yang dibahas.
 Di setiap akhir pembahasan bab terdapat saran bacaan untuk pembaca untuk lebih
mendalami materi yang disajikan.
 Dalam buku ini juga disediakan glossarium yang berfungsi menyajikan kata-kata berserta
artinya yang terkait dengan buku tersebut untuk memudahkan kita untuk memahami sesuatu
kata.

KELEMAHAN BUKU 3 :
 Penulis menggunakan dua jenis referensi yaitu bodynote dan footnote. Sebaiknya penulis
harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote,
maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau,
jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus
menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.

20
 Pada pembahasan materi masih terdapat kesalahan penulisan kata seperti yang terdapat di
halaman 156 pada penulisan kata “bangssa” seharusnya “bangsa”.
 Terdapat judul pembahasan yang berulang di materi Bab I tentang Identitas Nasional.
 Dalam saran bacaan sebaiknya tidak mencantumkan blog-blog situs internet, karena isi yang
terdapat dalam blog-blog situs internet belum teruji kebenaraannya.

21

Anda mungkin juga menyukai