Anda di halaman 1dari 8

Peran Strategis Jayakan Indonesia 2045

(Catatan untuk Rapimnas KAMMI II)


Oleh : Andika Indra Purwantoro
(Ketua PD KAMMI Pontianak 2017-2018)

Hadapi dengan senyuman, semua yang terjadi, biar terjadi


Hadapi, dengan tegak jiwa, semua kan baik – baik saja
Kemenangan Islam adalah Jiwa Perjuangan KAMMI. Itulah yang menjadi cita-cita
KAMMI kedepan. Abstraksi kemenangan islam itu diturunkan dalam sebuah platform
perjuangan KAMMI Jayakan Indonesia 2045. Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) adalah
sebuah momentum besar untuk membahas hal ini.
Sebelum masuk ketawaran, ada baiknya kita merefresh sejenak abstraksi kemenangan
islam itu sendiri. Ini adalah kajian tentang fiqh kemenangan dan fiqh tamkin. Di dalam
perjuangan, ada hukum yang anda harus ketahui dan harus kita ketahui. Ada hukum yang
berlaku yang hukum itu disebut sunnatullah. Dan sunnatullah ini adalah hukum yang tidak
pernah bergeser. Tidak akan pernah berubah. Sunnatullah itu seperti ini.
Kalau lapar apa obatnya? Ngaji ya? Tentu saja makan. Kalau lapar, terus ngaji ya lapar
terus. Kalau haus? Minum. Kalau tubuh ini memerlukan makanan, dia kasih sinyal. Ini perut
perlu logistik ini. Nah seperti itu sunnatullah, ada hukum yang diatur oleh Allah sebagai hukum
yang tidak akan pernah berubah. Dia baru berubah kalau ada exception aja. Pengecualian aja.
Kalau tidak ia akan berlaku umum.
Begitu juga dalam perjuangan, apapun yang kita lakukan kita harus tahu fiqh nya, kita
harus tahu ilmunya, kemana dan apa yang harus kita lakukan. Diantaranya adalah kalau kita
mau menang, maka kita harus mengetahui sunnatullah apa saja yang perlu kita dapatkan untuk
mendapatkan kemenangan. Nah itu yang kita perlukan.
Ini ada beberapa cluster sunnatullah yang harus kita baca
• Al ibtila’…. At-tamhish… at-tamkin
• At-taghyir… At-Tadawul… an-nashr
• At Tadafu’
• Al I’dad
Namun saya tidak membahas semuanya, karena pastinya materi ini sudah clear di
Daurah Marhalah 3 KAMMI (karena insya Allah semua peserta Rapimnas kali ini insya Allah
AB3). Saya akan membahas cluster sunnatullah yang kedua yaitu At-taghyir, At-Tadawul, an-
nashr dan keempat yaitu Al I’dad.
Taghyir ini adanya perubahan. Sejarah atau perjalanan dunia ini selalu berubah, gak
pernah dia statis, ga ada biasa-biasa jak. Kita untuk menang ini harus mampu membaca
perubahan ini. Kenapa perlu kita baca, karena dalam perubahan itu ada at-tadawul atau
pergantian. Kalau kita tahu momentum pergantian kepemimpinan nasional itu setiap 5 tahun
sekali, maka ada sunnah yang lain yaitu al-I’dad atau persiapan agar kita bisa menyongsong
kepemimpinan nasional yang islami. Jika kita mampu membaca perubahan (at-taghyir), dan
melakukan al-I’dad dari proses Al-ibtila sampai ke at-tamhish insya Allah At-Tamkin dan An-
Nashr ada ditangan kita.
Maka agar Rapimnas ini menjadi forum strategis, bukan seperti pikiran berbagai orang
(yaitu forum membosankan dst) maka kita sebelum beranjak ke Rapimnas, kita harus membaca
fenomena perubahan (at-taghyir) hingga 2045 karena eksistensi pergerakan erat kaitannya
dengan kemampuan pergerakan dalam menangkap zeit geist (jiwa zaman) dan mengadaptasi
pada perubahan zaman. Dan kita harus menghadapi semua fenomena saat ini dengan
senyuman... karena sejatinya kita lahir untuk menjadi orang yang tersenyum di akhir

Banyak dari kita mengambil rujukan 100 tahun yang lalu. Tidak ada yang salah
sebenarnya, namun kalau kita berhenti sampai disitu, itulah kesalahan. Adalah seorang ekonom
yang bernama Kondratiev dari Rusia, dia melihat hubungan yang sangat besar antara perubahan
di dunia ini dengan ditemukannya inovasi-inovasi baru. Inovasi inovasi baru itu ternyata
memberikan perubahan pada dunia ini. Tetapi perubahan itu mengalami siklus. Siklus yang
dibuat oleh Kondratiev seperti gelombang atau wave, ada masa ketika ia mengalami expand,
kemudian stagnan dan kemudian resesi.
Setidaknya ada beberapa perubahan yang harus kita baca.
1. Momentum pergantian Kepemimpinan nasional dan daerah tiap 5 tahun sekali
2. Pergantian generasi, bonus demografi dan perang kompetensi
3. Era Disrupsi yang meliputi big data, internet of things, dan artificial intelligence
4. Optimalisasi sumber daya masa depan dan perang kompetensi
Pertama, momentum pergantian kepemimpinan nasional dan daerah menjadi sesuatu
yang penting bagi KAMMI. Ini adalah momentum membangun gerakan politik sekaligus
memperjuangkan bagaimana KAMMI bisa hadir untuk mengisi peran – peran kepemimpinan
tersebut.
Kedua, 2045 adalah 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu bonus demografi
menjadi peluang atau masalah bagi bangsa ini. Pertanyaannya ada di pundak kita, ia akan
menjadi peluang ketika kita menyiapkan bonus demografi itu dengan serius. Dan dia akan
menjadi permasalahan ketika kita tidak mampu menyiapkan SDM-SDM untuk menjaga dan
mengisi kemerdekaan bangsa ini.
Salah satu peluang bonus demografi menurut prediksi PwC (PricewaterhouseCoopers)
pada tahun 2050 Indonesia akan menjadi raja ekonomi global dimana Indonesia berada di
posisi keempat. Perhitungan PwC itu berdasarkan GDP (Growth Domestic Bruto) dan PPP
(Purchasing Power Parity). Yang menarik adalah yang menjadi raja ekonomi global di 2050
menurut PwC adalah mereka yang berpopulasi terbesar saat ini yaitu China, India, Amerika
Serikat, kemudian Indonesia, disusul Brazil dan Rusia.
Generasi yang hadir pun akan berbeda, era 2045 kedepan akan dipenuhi manusia
generasi Z dan generasi alpha sementara kita para generasi milenial akan duduk menjadi leader
di sektor-sektor strategis bangsa. Nah tiap generasi ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Mungkin kita sekarang sedang mencari formula gerakan baru untuk generasi Z, namun 10-15
tahun lagi, kita akan merumuskan formula baru untuk generasi alpha. Salah membaca
karakteristik dan bertindak maka akan menimbulkan generation gap atau jurang antar generasi.
Maka akan didapatkan kualitas SDM yang buruk jika terjadi gap ini.
Bonus demografi tanpa disertai kualitas SDM sama saja indonesia akan bunuh diri.
Mengingat persaingan employer itu sudah global, bisa jadi sumber daya kita di kelola asing, di
maanfaatkan untuk negara mereka, teknologi mereka dan duit mereka. Kita cuman ngelihat aja.
Di dunia kampus sekalipun. Jika teman-teman membaca tulisan Prof Sudaryono, guru
besar UGM di kompas, akan terjadi fenomena bunuh diri massal perguruan tinggi, karena di
era masa depan, kompetensi jauh lebih dinilai daripada ijazah. Hal ini dipicu oleh iklan Google
dan Ernst Young serta berbagai perusahaan besar dunia yang bagai halilintar di siang bolong
yang akan mulai menggaji siapapun yang bisa bekerja dengannya, tanpa harus memiliki ijazah
apapun, termasuk ijazah dari perguruan tinggi.
Ketiga, fenomena disrupsi saat ini, yang meliputi big data, internet of things, dan
artificial intelligence. Mata uang digital yaitu BitCoin dan sejenisnya menjadi mata uang
dengan nilai tukar terbesar se-dunia, dulu kita hanya temui BitCoin nilai tukar nya hanya senilai
14 ribu, kini menembus angka 60 juta, bahkan di agustus lalu sempat menempus nilai tukar 1
BTC = 80 juta rupiah. Fenomena ini juga akan bertahan sampai era internet itu berakhir.
Kemudian Fenomena start up digital dan e-commerce menggilas sistem-sistem
konvensional. Di dunia lapangan pekerjaaan, akan banyak sekali lapangan pekerjaan yang
dulunya dikerjakan oleh manusia, kini digantikan oleh artificial inteligence atau kecerdasan
buatan. Coba liat di Jepang, sudah ada bus angkutan umum yang auto pilot tanpa supir.
Untuk melihat fenomena kedepan, berikut prediksi World Economic Forum.
Menghadapi fenomena ini, akan ada kompetensi-kompetensi baru dan lapangan
pekerjaan baru yang lahir. Sekali lagi di era ini perang kompetensi akan terjadi.
Keempat, sumber daya alam kita yang luar biasa ini harus dimaksimalkan. Di era 2045
akan terjadi perebutan suplai air, dimana salah satu peluang bagi Indonesia adalah menjual air
di seluruh dunia, karena di negara lain terjadi krisis air bersih dan air minum. Tinggal
bagaimana kita memanfaatkan potensi ketersediaan air yang melimpah di Indonesia dan
dipertemukan dengan teknologi. Begitu juga dengan energi dst. Tanpa SDM indonesia yang
mumpuni, akan terjadi sama seperti sekarang, asing yang kelola, untuk kepentingan asing. Dari
Indonesia, Oleh Asing, Untuk Asing.
Ada banyak sekali fenomena taghyir yang belum sempat dijelaskan diatas. Tugas kita
semua untuk membaca itu. Yang menjadi perhatian kita sekarang adalah membaca internal
kaderisasi kita.
Sesuai dengan bagan di atas, kita bisa melihat. Biasanya rekrutmen komsat itu rata-rata
100 per tahun (pengandaian) dan yang menjadi pengurus komsat adalah 25 dari 100 itu. Yang
menjadi pertanyaan pertama, kemana 75 kader itu? Karena biasanya orang-orang yang terekrut
di KAMMI tapi ga jadi pengurus, mereka tidak merasa di kader di KAMMI. Padahal kita
ketahui bersama pengkaderan di LDK dan BEM atau lembaga internal kampus itu relatif
lambat, dan nilai-nilai ideologis terkait KAMMI tidak mungkin mereka bisa dapatkan.
Lalu di internal kader yang menjadi pengurus pun seperti ini.

Segitiga Realita Kader KAMMI dari Umur 18 – 30 Tahun

Padahal di 2045 kedepan adalah era SDM, era perang kompetensi. Namun di dunia
pasca kampus menjadi momok tersendiri bagi kader. Hari ini diluar pengkaderan yang
dilakukan oleh gerakan-gerakan kemahasiswaan tumbuh bukalapak, Zaky, dia membantu
banyak orang tanpa harus dengan menggunakan tangannya yang terlihat, dengan bantuan
aplikasinya, berapa banyak pelapak – pelapak yang ia bantu, dimekarkan dengan Gojek . Di
Jakarta berapa banyak orang-orang kena PHK, sekarang stabilitas ekonominya membaik dan
angka kriminalitas menurun, yang penting mereka punya motor dan mau gerak, itu bisa
menghasilkan kehidupan sendiri. Itu sangat membantu.

Nah jadi berbagai tawaran saya terkait kondisi internal dan proses taghyir yang terjadi
sebagai bahan pembahasan di forum Rapimnas saat ini adalah sebagai berikut :
KADERISASI DAN RUMPUNNYA
Pertama, maksimalisasi peran – peran kepemimpinan KAMMI dari lokus-lokus
kompetensi sampai wadah ini mampu mengakselerasi kompetensi kader pasca kampus dan
mampu membentuk sindikat profesi kedepannya. Kemudian mendirikan bidang / departemen
SDM Strategis di seluruh Pengurus Daerah dan Wilayah se-Indonesia.
Kedua, untuk generasi kali ini perlu memperkaya metode – metode dalam penyampaian
materi baik dalam madrasah KAMMI, daurah serta sarana-sarana tarbiyah lainnya di KAMMI.
Hal ini menjadi penting karena memang generasi Z ini memiliki kebutuhan pembelajaran yang
tentunya berbeda dengan generasi milenial seperti kita. Maka riset-riset pendidikan terkait
metode pendidikan pada generasi Z ini harus mulai kita giatkan di internal tim keinstrukturan
dan kepemanduan kita.
Ketiga, untuk masalah manhaj tugas baca. Sebenarnya ini masalah klasik, banyak kader
menyarankan penyediaan buku yang diakomodir PP. Padahal di era saat ini buku-buku
mantuba itu bisa kita dapatkan di e-commerce tertentu, hanya agak berat di ongkir saja. Tapi
bagi saya, sesuai dengan era digital saat ini, lebih baik kalau kita membuat proyek bersama
terkait rak buku digital dan digitalisasi buku-buku manhaj tugas baca itu.
Keempat, kemampuan berbahasa asing. Karena kedepan era zaman lebih borderless,
kita bisa berkoneksi secara global dan pertarungan kompetensi juga bertaraf global. Maka
kemampuan berbahasa asing menjadi wajib dimiliki oleh kader.
Kelima, meng-endorse ekosistem ekonomi digital di internal kader.
EKSTERNAL
Momentum kepemimpinan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 harus dikawal dan
menjadi concern penting untuk dibahas.
Membangun new brand media strategy KAMMI yang lebih kekinian dan menguatkan
kemampuan analisis dan manajemen media media, apalagi di era digital saat ini manajemen
media sangat penting dan harus terukur. Kemudian menguatkan kekuatan social media
management kader dan optimalisasi media internal KAMMI.
Kemudian, perlu adanya wadah untuk mengakselerasi kader ke dalam kehumasan di
era digital, yang bentuknya agak sedikit berbeda dengan kehumasan di era konvensional.
Memperluas jaringan dan membangun wadah konsolidasi internasional. Sebelumnya
kita sudah ada AYLF, dan berbagai KAMMI di luar negeri, itu perlu di optimalkan dan perlu
adanya ekspansi ke negara atau regional lainnya.
Di sisi gerakan sosial, mampu membangun aliansi strategis dengan berbagai gerakan
sosial di Indonesia. Kemudian mengendorse iklim socio-entreprenurship di internal kader
sampai tingkat komisariat.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan wilayah 100% Pengurus Daerah di setiap kabupaten / kota
Mungkin itu sekilas catatan dari saya. Yang menjadi menarik adalah di era 2045 ini
adalah perang kompetensi dan saat ini adalah era generasi baru, era generasi Z. kita harus
menyiapkan rumah yang nyaman bagi generasi Z ini, menjadikan KAMMI sebagai tempat
istirahat bagi mereka.
Agenda Rapimnas ini, adalah salah satu fenomena yang KAMMI coba lakukan untuk
menyiapkan zaman ini. Mari kita semua Hadapi semua dengan senyuman. Karena kita lahir
untuk tersenyum di akhir, tersenyum ketika sakaratul maut kelak.

Wassalamualaykum wr wb

Anda mungkin juga menyukai