Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROTEIN

DISUSUN OLEH
1. Adinda Ratu Balkis 10011381823167
2. Afif Fayadh Victory 10011281621069
3. Avriliansyah Panca Putra 10011181621039
4. Dinda Dwi Lestari 10011381823174
5. Fitri Jelsa 10011381823172
6. Mirandi Ahmad P.P 10011381621088
7. Rafika 10011181520106
8. Ranisa Alfaeni 10011181823042

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 8 september 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….1

 A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..1


 B. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………..1
 C. Manfaat ……………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..2

 A. Pengertian Protein ………………………………………………………………..2


 B. Penyusun Protein ………………………………………………………………..2
 C. Struktur Polipeptida ……………………………………………………………. 9
 D. Pembagian Protein ………………………………………………………………9
 E. Struktur Protein …………………………………………………………………11
 F. Fungsi …………………………………………………………………………….16
 G. Metabolisme …………………………………………………………………..18
 H. Kelebihan dan Kekurangan ………………………………………………….19

BAB III PENUTUP………………………………………………………………20

 A. Kesimpulan ………………………………………………………………………
 B. Saran …………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein (proton yang berarti “paling utama”) adalah senyawa organic kompleks yang
mempunyai bobot molekul tinggi yang meruoakan polimer dari monomer – monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Peptida dan protein merupakan
polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus
karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6000, biasanya digolongkan sebagai
polipeptida.

Protein banyak terkandung didalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti
pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah sumber
nabati, dan hewani, protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia
berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dna hal-hal yang berkaitan dengannya.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan
polinukleatida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.

Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer – monomer asaam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptidaa. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein dirumuskan oleh Jons Berzelius pada tahun 1938.

1.2 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan makalah kami adalah :


1. Menjelaskan Definisi Protein
2. Menjelaskan Struktur Penyusun Protein
3. Mengetahui Metabolisme Protein
4. Menjelaskan Kelebihan & Kekurangan Protein

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini diharapkan adalah :


1. Dapat dijadikan referensi untuk penulisan selanjutnya yang sejenis dengan penulisan ini.
2. Menambah informasi tentang pengetahuan terhaadap protein.
3. Dapat dijadikan sarana berfikir secara ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protein


Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas
unsur Karbon(C),Hidrogen(H),Oksigen(O),Nitrogen(N) dan kadang-kadang mengandung zat
Belerang(S),dan Fosfor(P).

Protein adalah penyusun kurang lebih 50% berat kering organisme. Protein bukan hanya
sekedaar bahan simpanan atau baha struktural,seperti karbohidrat danlemak. Tetapi juga
berperan penting dalam fungsi kehidupan.

2.2 Penyusun Protein


Unit dasar penyusun protein adalah asam amino. Dengan kata lain protein tersusun atas asam-
asam amino yang saling berikatan.

Struktur Asam Amino


Suatu asam amino-α terdiri atas:
Atom C α. Disebut α karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam).
Atom H yang terikat pada atom C α.
Gugus karboksil yang terikat pada atom C α.
Gugus amino yang terikat pada atom C α.
Gugus R yang juga terikat pada atom C α.
Macam Asam Amino
Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai
samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino berbeda.
Contoh struktur dari beberapa asam amino
Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, muatan, kapasitas pengikatan
hidrogen serta reaktivitas kimia. Keduapuluh macam asam amino ini tidak pernah berubah.
Asam amino yang paling sederhana adalah glisin dengan atom H sebagai rantai samping.
Berikutnya adalah alanin dengan gugus metil (-CH3) sebagai rantai samping.
TABEL NAMA-NAMA ASAM AMINO

No Nama Singkatan
1 Alanin (alanine) Ala
2 Arginin (arginine) Arg
3 Asparagin (asparagine) Asn
4 Asam aspartat (aspartic acid) Asp
5 Sistein (cystine) Cys
6 Glutamin (Glutamine) Gln
7 Asam glutamat (glutamic acid) Glu
8 Glisin (Glycine) Gly
9 Histidin (histidine) His
10 Isoleusin (isoleucine) Ile
11 Leusin (leucine) Leu
12 Lisin (Lysine) Lys
13 Metionin (methionine) Met
14 Fenilalanin (phenilalanine) Phe
15 Prolin (proline) Pro
16 Serin (Serine) Ser
17 Treonin (Threonine) Thr
18 Triptofan (Tryptophan) Trp
19 Tirosin (tyrosine) Tyr
20 Valin (valine) Val
1. Alanin (Ala)
Alanin (Ala) atau asam 2-aminopropanoat merupakan salah satu asam amino bukan esensial.
Bentuk yang umum di alam adalah L-alanin (S-alanin) meskipun terdapat pula bentuk D-alanin
(R-alanin) pada dinding sel bakteri dan sejumlah antibiotika. L-alanin merupakan asam amino
proteinogenik yang paling banyak dipakai dalam protein setelah leusin
Gugus metil pada alanina sangat tidak reaktif sehingga jarang terlibat langsung dalam fungsi
protein (enzim). Alanina dapat berperan dalam pengenalan substrat atau spesifisitas, khususnya
dalam interaksi dengan atom nonreaktif seperti karbon. Dalam proses pembentukan glukosa dari
protein, alanina berperan dalam daur alanina.
2. Arginin (Arg)
Asam amino arginin memiliki kecenderungan basa yang cukup tinggi akibat eksesi dua
gugus amina pada gugus residunya. Asam amino ini tergolong setengah esensial bagi manusia
dan mamalia lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan atau kondisi kesehatan.
Bagi anak-anak, asam amino ini esensial. Pangan yang menjadi sumber utama arginin adalah
produk-produk peternakan (dairy products) seperti daging, susu (dan olahannya), dan telur. Dari
produk tumbuhan dapat disebutkan cokelat dan biji kacang tanah.
3. Asparagin (Asn)
Asparagin adalah analog dari asam aspartat dengan penggantian gugus karboksil oleh
gugus karboksamid. Asparagin bersifat netral (tidak bermuatan) dalam pelarut air.
Asparagina merupakan asam amino pertama yang berhasil diisolasi. Namanya diambil karena
pertama kali diperoleh dari jus asparagus.
Fungsi biologi: Asparagina diperlukan oleh sistem saraf untuk menjaga kesetimbangan dan
dalam transformasi asam amino. Ia berperan pula dalam sintesis amonia.
Sumber: Daging (segala macam sumber), telur, dan susu (serta produk turunannya) kaya akan
asparagina
4. Asam aspartat (Asp)
Asam aspartat merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Asparagin merupakan
asam amino analognya karena terbentuk melalui aminasi aspartat pada satu gugus hidroksilnya.
Asam aspartat bersifat asam, dan dapat digolongkan sebagan asam karboksilat.
Bagi mamalia aspartat tidaklah esensial.
Fungsinya diketahui sebagai pembangkit neurotransmisi di otak dan saraf otot. Diduga, aspartat
berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan. Senyawa ini juga merupakan produk dari daur
urea dan terlibat dalam glukoneogenesis.
5. Sistein (Cys)
Sistein merupakan asam amino bukan esensial bagi manusia yang memiliki atom S, bersama-
sama dengan metionin. Atom S ini terdapat pada gugus tiol (dikenal juga sebagai sulfhidril
atau merkaptan). Karena memiliki atom S, sisteina menjadi sumber utama dalam sintesis
senyawa-senyawa biologis lain yang mengandung belerang. Sisteina dan metionin pada protein
juga berperan dalam menentukan konformasi proteinkarena adanya ikatan hidrogen pada gugus
tiol.
Sumber utama sisteina pada makanan adalah cabai, bawang putih, bawang
bombay, brokoli, haver, dan inti bulir gandum (embrio). L-sistein juga diproduksi secara industri
melalui hidrolisis rambut manusia dan babi serta buluunggas.
6. Glutamine (Gln)
Glutamin adalah satu dari 20 asam amino yang memiliki kode pada kode genetikstandar. Rantai
sampingnya adalah suatu amida. Glutamina dibuat dengan mengganti rantai
samping hidroksil asam glutamat dengan gugus fungsional amina.
Glutamina merupakan bagian penting dari asimilasi nitrogen yang berlangsung
pada tumbuhan. Amonia yang diserap tumbuhan atau hasil reduksi nitrit diikat oleh asam
glutamat menjadi glutamina dengan bantuan enzim glutamin sintetase atau GS.
Glutamina dijadikan suplemen atlet binaraga untuk mengganti kerusakan otot dengan segera
akibat latihan beban yang berat.
7. Asam glutamate (Glu)
Asam glutamat termasuk asam amino yang bermuatan (polar) bersama-sama dengan asam
aspartat. Ini terlihat dari titik isoelektriknya yang rendah, yang menandakan ia sangat mudah
menangkap elektron (bersifat asam menurut Lewis).
Asam glutamat dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia sehingga tidak tergolong esensial.
Ion glutamat merangsang beberapa tipe saraf yang ada di lidah manusia. Sifat ini dimanfaatkan
dalam industri penyedap. Garam turunan dari asam glutamat, yang dikenal sebagai mononatrium
glutamat ( dikenal juga sebagai monosodium glutamat, MSG, vetsin atau micin), sangat dikenal
dalam dunia boga Indonesia maupun Asia Timurlainnya sebagai penyedap masakan.
8. Glisin (Gly)
Glisina atau asam aminoetanoat adalah asam amino alami paling sederhana. Rumus kimianya
C2H5NO2. Asam amino ini bagi manusia bukan merupakan asam amino esensial karena tubuh
manusia dapat mencukupi kebutuhannya.
Glisina merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan berbagai situasi karena
strukturnya sederhana. Secara umum protein tidak banyak mengandung glisina. Pengecualiannya
ialah pada kolagen yang dua per tiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisina.
Glisina merupakan asam amino nonesensial bagi manusia. Tubuh manusia memproduksi glisina
dalam jumlah mencukupi. Glisina berperan dalam sistem saraf sebagai inhibitor neurotransmiter
pada sistem saraf pusat (CNS).
9. Histidin (His)
Histidina merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein.
Bagi manusia histidina merupakan asam amino yang esensial bagi anak-anak. Fungsi Histidina
menjadi prekursor histamin, suatu amina yang berperan dalam sistem saraf, dan karnosin, suatu
asam amino.
10. Isoleusin (Ile)
Isoleusina adalah satu dari asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA. Rumus
kimianya sama dengan leusinhidrofobik (tidak larut dalam air) dan esensial bagi manusia. tetapi
susunan atom-atomnya berbeda. Ini berakibat pada sifat yang berbeda. Isoleusina bersifat
Walaupun berdasarkan strukturnya ada empat kemungkinan stereoisomer seperti treonin,
isoleusina alam hanya tersedia dalam satu bentuk saja.
11. Leusin (Leu)
Leusina merupakan asam amino yang paling umum dijumpai pada protein. Ia mutlak diperlukan
dalam perkembangan anak-anak dan dalam kesetimbangan nitrogen bagi orang dewasa. Ada
dugaan bahwa leusina berperan dalam menjaga perombakan dan pembentukan protein otot.
Leusina tergolong asam amino esensial bagi manusia.
12. Lisin (Lys)
Lisina (bahasa Inggris lysine) merupakan asam amino penyusun protein yang dalam
pelarut air bersifat basa, seperti juga histidin. Lisina tergolong esensial bagi manusia dan
kebutuhan rata-rata per hari adalah 1- 1,5 g. Lisina menjadi kerangka bagi niasin(vitamin B1).
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan pelagra. Lisina juga dilibatkan dalam pengobatan
terhadap penyakit herpes.
Biji-bijian serealia terkenal miskin akan lisina. Sebaliknya, biji polong-polongan kaya akan asam
amino ini.
13. Metionin (Met)
Metionina, bersama-sama dengan sistein, adalah asam amino yang memiliki atom S. Asam
amino ini penting dalam sintesis protein (dalam proses transkripsi, yang menerjemahkan
urutan basa nitrogen di DNA untuk membentuk RNA) karena kode untuk metionina sama
dengan kode awal (start) untuk suatu rangkaian RNA. Biasanya, metionina awal ini tidak akan
terikut dalam protein yang kelak terbentuk karena dibuang dalam proses pascatranskripsi.
Asam amino ini bagi manusia bersifat esensial, sehingga harus dipasok dari bahan pangan.
Sumber utama metionina adalah buah-buahan, daging (ayam, sapi, ikan), susu(susu murni,
beberapa jenis keju), sayuran (spinach, bayam, bawang putih, jagung), serta kacang-kacangan
(kapri, pistacio, kacang mete, kacang merah, tahu, tempe).
14. Fenilalanin (Phe)
Fenilalanina adalah suatu asam amino penting dan banyak terdapat pada makanan, yang
bersama-sama dengan asam amino tirosin dan triptofan merupakan kelompok asam amino
aromatik yang memiliki cincin benzena.
Fenilalanina bersama-sama dengan taurin dan triptofan merupakan senyawa yang berfungsi
sebagai penghantar atau penyampai pesan (neurotransmitter) pada sistem saraf otak.
Dalam keadaan normal, fenilalanina diubah menjadi tirosin dan dibuang dari tubuh. Gangguan
dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia atau fenilpiruvat
oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanina tertimbun dalam darahdan dapat
meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara
genetik: tubuh tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanina, sehingga
menyebabkan kadar fenilalanina yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
15. Prolin (Pro)
Prolina merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki dua gugus samping yang
terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H untuk berikatan dengan gugus sisa).
Akibat strukturnya ini, prolina hanya memiliki gugus aminasekunder (-NH-). Beberapa pihak
menganggap prolina bukanlah asam amino karena tidak memiliki gugus amina namun imina
namun pendapat ini tidak tepat.
Fungsi terpenting prolina tentunya adalah sebagai komponen protein. Sel tumbuh-tumbuhan
tertentu yang terpapar kondisi lingkungan yang kurang cocok (misalnya kekeringan) akan
menghasilkan prolina untuk menjaga keseimbangan osmotik sel. Prolina dibuat dari asam L-
glutamat dengan prekursor suatu asam imino. Prolina bukan merupakan asam amino esensial
bagi manusia.
16. Serine (Ser)
Serina merupakan asam amino penyusun protein yang umum ditemukan pada proteinhewan.
Protein mamalia hanya memiliki L-serin. Serina bukan merupakan asam amino esensial bagi
manusia. Namanya diambil dari bahasa Latin, sericum (berarti sutera) karena pertama kali
diisolasi dari protein serat sutera pada tahun 1865. Strukturnya diketahui pada tahun 1902.
Fungsi biologi dan kesehatan:
Serina penting bagi metabolisme karena terlibat dalam biosintesis senyawa-
senyawa purin dan pirimidin, sistein, triptofan (pada bakteria), dan sejumlah besar metabolit lain.
Sebagai penyusun enzim, serina sering memainkan peran penting dalam fungsi katalisator enzim.
Ia diketahui berada pada bagian aktif kimotripsin, tripsin, dan banyak enzim lainnya. Berbagai
gas-gas perangsang saraf dan senyawa aktif yang dipakai pada insektisida bekerja melalui residu
serina pada enzim asetilkolin esterase, sehingga melumpuhkan enzim itu sepenuhnya.
Akibatnya, asetilkolin (suatu neurotransmiter) yang seharusnya segera diuraikan oleh enzim itu
segera setelah bekerja malah menumpuk di sel dan mengakibatkan kekejangan dan kematian.
Sebagai penyusun protein non-enzim, rantai sampingnya dapat mengalami glikolisasiyang dapat
menjelaskan gangguan akibat diabetes. Serina juga merupakan satu dari tiga asam amino yang
biasanya terfosforilasi oleh enzim kinase pada saat transduksi signalpada eukariota
17. Treonin (Thr)
Treonina merupakan salah satu dari 20 asam amino penyusun protein. Bagi manusia, treonina
bersifat esensial. Tubuh manusia tidak memiliki enzim pembentuk treonina namun manusia
memerlukannya, sehingga treonina esensial (secara gizi) bagi manusia.
Kehadiran enzim treonina-kinase dapat menyebabkan fosforilasi pada treonina,
menghasilkan fosfotreonina, senyawa antara penting pada biosintesis metabolitsekunder.
Treonina banyak terkandung pada produk-produk dari susu, daging, ikan, dan biji wijen.
18. Tritofan (Trp)

Triptofan merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein yang bersifat esensial bagi
manusia. Bentuk yang umum pada mamalia adalah, seperti asam amino lainnya, L-triptofan.
Meskipun demikian D-triptofan ditemukan pula di alam (contohnya adalah
pada bisa ular laut kontrifan).
Fungsi biologi dan kesehatan:
Gugus fungsional yang dimiliki triptofan, indol, tidak dimiliki asam-asam amino dasar lainnya.
Akibatnya, triptofan menjadi prekursor banyak senyawa biologis penting yang tersusun dalam
kerangka indol. Triptofan adalah prekursor melatonin (hormonperangsang
tidur), serotonin (suatu transmiter pada sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin).
19. Tirosin (Tyr)
Tirosina (dari bahasa Yunani tyros, berarti keju, karena ditemukan pertama kali dari keju)
merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Ia memiliki satu gugus fenol
(fenil dengan satu tambahan gugus hidroksil). Bentuk yang umum adalah L-tirosin (S-tirosin),
yang juga ditemukan dalam tiga isomer struktur: para, meta, dan orto.
Pembentukan tirosina menggunakan bahan baku fenilalanin oleh enzim Phe-hidroksilase. Enzim
ini hanya membuat para-tirosina. Dua isomer yang lain terbentuk apabila terjadi “serangan”
dari radikal bebas pada kondisi oksidatif tinggi (keadaan stress).
Fungsi biologi dan kesehatan:
Dalam transduksi signal, tirosina memiliki peran kunci dalam pengaktifan
beberapa enzim tertentu melalui proses fosforilasi (membentuk fosfotirosina). Bagi manusia,
tirosina merupakan prekursor hormon tiroksin dan triiodotironin yang dibentuk
di kelenjar tiroid, pigmen kulit melanin, dan dopamin, norepinefrin dan epinefrin.
Tirosina tidak bersifat esensial bagi manusia. Oleh enzim tirosina hidroksilase, tirosina diubah
menjadi DOPA yang merupakan bagian dari manajemen terhadap penyakit Parkinson.
Tanaman opium (Papaver somniferum) menggunakan tirosina sebagai bahan baku untuk
menghasilkan morfin, suatu alkaloid.
20. Valin (Val)
Valina adalah salah satu dari 20 asam amino penyusun protein yang dikode oleh DNA.
Dalam ilmu gizi, valina termasuk kelompok asam amino esensial. Namanya berasal dari nama
tumbuhan valerian (Valeriana officinalis).
Sifat valina dalam air adalah hidrofobik (‘takut air’) karena ia tidak bermuatan. Pada penyakit
anemia “bulan sabit” (sel-sel eritrosit tidak berbentuk seperti pil tetapi seperti bulan sabit, sickle-
cell anaemia), valina menggantikan posisi asam glutamat, asam amino lain yang hidrofilik (‘suka
air’), pada hemoglobin. Akibatnya bentuk sel berubah dan kehilangan kemampuan mengikat
oksigen secara efektif.
Valina diproduksi dengan menggunakan treonin sebagai bahan baku. Sumber pangan yang kaya
akan valina mencakup produk-produk peternakan (daging, telur, susu, keju) dan biji-bijian yang
mengandung minyak (misalnya kacang tanah, wijen, dan lentil).

2.3 Struktur Polipeptida

2.4 Pembagian Protein


Berdasarkan macam asam amino yang menyusun polipeptid,Protein dapat digolongkan
menjadi3,Yaitu:

1.Protein Sempurna

Protein sempurna adalah protein yang mengandung asam-asam amino lengkap,baik macam
maupun jumlahnya.Contohnya kasein pada susu dan albumin pada putih telur.Pada umumnya
protein hewan adalah Protein Sempurna
2.Protein Kurang Sempurna

Protein kurang sempurna adalah protein yang mengandung asam amino lengkap,tetapi beberapa
diantaranya jumlahnya sedikit.Protein ini tidak dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan,Namun
hanya dapat mempertahankan kebutuhan jaringan yang sudah ada.Contohnya Protein lagumin
pada kacang-kacangan dan Gliadin pada gandum.

3.Protein Tidak Sempurna

Protein tidak sempurna adalah protein yang tidak mengandung atau sangat sedikit mengandung
asam amino esensial.Protein ini tidak dapat mencukupi untuk pertumbuhan dan mempertahankan
kehidupan yang telah ada.Contohnya Zein pada jagung dan beberapa protein yang berasal dari
tumbuhan.

Pembagian protein berdasarkan atas kelarutannya


1. Albumin
Larut dalam H2O dan larutan-larutan garam. Contoh: Albumin, serum, Laktalbumin (susu).
2. Globulin
Sedikit larut dalam H2O, larut dala garam-garam encer, bergumpal bila disetengah jenuhkan
dengan NH4- Sulfat. Contoh: serum globulin, telur globulin.
3. Prolamina
Larut dalam etanol70-80%, tak larut dalam etanol absolute dan air kaya akan arginin.
4. Histon
Larut dalam larutan-larutan garam kaya dengan lisin.
5.Glutelin
Tidak larut dala pelarut tersebut di atas tetapi larut dalam asam atau basa.
6. Skleroprotein
Tak larut dalam air atau larutan-larutan garam. Kaya dengan: Glisin, Alanina, Prolin.
B. Protein Kompleks
1. Gliko protein
Protein terikat pada satuan-satuan karbohidrat yang kompleks. Contoh: glikoprotein plasma.
2. Lipo protein
Protein yang mengandung molekul-molekul lipid. Contoh: lipoprotein plasma.
3. Heme protein
Protein terikat pada Heme. Contoh: hemoglobin, ioglobin, cytochrom C.
4. Metalo protein
Protein yang mengandung ion logam. Contoh: berbagai enzim.
5. Nukleoprotein
Protein terikat pada asam nukleat. Contoh: beberapa virus, ribosom.
6. Fosfo protein
Protein dengan ester-ester serin dan satuan fosfat. Contoh : Kasein susu. (Riawan, 1990)
Secara kasar protein dapat dikategorikan memuat tipe tugas yang dilaksanakan yaitu :
1. Protein serat (fibrous protein, juga disebut protein structural) yang membentuk kulit, otot,
dinding pembuluh darah, dan rambut. Protein serat terdiri atas molekul panjang mirip benang liat
yang tidak larut.
2. Tipe fungsional lain adalah kelas protein globular, yang bentuknya agak bulat karena rantai-
rantai melipat bertumpukan. Protein globular larut dalam air dan melakukan berbagai fungsi
dalam suatu organisme. Misalnya haemoglobin mengangkut O2 ke sel-sel , insulin membantu
dalam metabolisme karbohidrat, antibodi (antibodies) membuat protein asing menjadi tidak aktif;
fibrinogen (larut) dapat membentuk serat-serat tak larut yang menggumpalkan darah; dan
hormon-hormon membawa nutrisi ke seluruh tubuh.
3. Protein konjugasi (conjugated protein) yang dihubungkan ke suatu bagian non-protein seperti:
gula, melakukan berbagai fungsi dalam seluruh tubuh (Harold, 2003).

2.5 Struktur Protein

Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur yang khas
pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara
kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang
dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan
membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer,
struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener (Gambar 2).

Gambar 3. Reaksi pembentukan peptida melalui reaksi dehidrasi (Voet & Judith, 2009).
Gambar 4. Struktur primer dari protein (Campbell et al., 2009).

Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi
percabangan rantai (Gambar 4). Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino
dengan gugus α–karboksil (Gambar 3). Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida
(Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan urutan suatu asam amino
dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).

Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh
ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu
contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated (Gambar 5 dan 6). Struktur ini memiliki
segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell et al.,
2009; Conn, 2008).
Gambar 5. Struktur sekunder α-heliks (Murray et al, 2009).

Gambar 6. Struktur sekunder β-pleated (Campbell et al., 2009).

Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu ikatan peptida
dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino
di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009).

Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai
polipeptida. β-pleated ditemukan dua macam bentuk, yakni antipararel dan pararel (Gambar 7 dan
8). Keduanya berbeda dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel
memiliki konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk pararel lebih pendek
yaitu 6,5 Å (Lehninger et al, 2004). Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk antara dua rantai
polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat sendiri
yang melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan istilah β turn yang ditunjukkan
dalam Gambar 9 (Murray et al, 2009).
Gambar 7. Bentuk konformasi antipararel (Berg, 2006).

Gambar 8. Bentuk konformasi pararel (Berg, 2006).

Gambar 9. Bentuk konformasi β turn yang melibatkan empat residu asam amino (Lehninger et al., 2004).

Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur
sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus
R) berbagai asam amino (Gambar 10). Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang
mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat
macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam
struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat
hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air,
sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan luar
yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).

Gambar 10. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome C550 pada bakteri Paracoccus
denitrificans(Timkovich and Dickerson, 1976).

Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam
ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan
membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah
ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur
kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-
unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein
tetramerik (Gambar 11) (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).
Gambar 11. Beberapa contoh bentuk struktur kuartener

2.5 Fungsi Protein

1. Perbaikan dan Perawatan


Protein disebut sebagai pondasi suatu bangunan yang bernama tubuh manusia. Hal
ini karena fungsi protein sangat vital dalam pemeliharaan jaringan tubuh, termasuk
pengembangan dan perbaikan. Mulai dari rambut, kulit, mata, otot dan organ semuanya
terbuat dari protein. Inilah sebabnya mengapa anak-anak membutuhkan lebih banyak
protein dibandingkan orang dewasa. Karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan
maka kehadiran protein yang cukup dalam tubuh mereka menjadi sangat dibutuhkan, agar
pertumbuhan berjalan dengan baik. Begitu pula pada wanita hamil, mereka perlu
meningkatkan asupan protein untuk membantu tumbuh kembang si jabang bayi serta
menjaga kesehatan sang ibu.
2. Sebagai Sumber Energi
Energi adalah komponen utama yang dibutuhkan agar manusia dapat terus bergerak
dan beraktivitas menjalankan kewajiban nya sehari-hari. Seperti karbohidrat dan lemak,
salah satu fungsi protein yang utama adalah sebagai sumber energi. Dalam hal kelebihan
asupan, protein mirip dengan karbohidrat. Jika Anda mengonsumsi lebih banyak protein
daripada yang dibutuhkan tubuh untuk perawatan jaringan dan fungsi penting lainnya,
maka tubuh akan mengalihkan kelebihan protein itu dalam bentuk lemak dan akan menjadi
sumber energi cadangan untuk tubuh.
3. Pembentukan Hormon
Fungsi protein selanjutnya yaitu terlibat dalam pembentukan beberapa jenis
hormon. Zat ini membantu tubuh mengendalikan fungsi-fungsi tubuh yang melibatkan
interaksi beberapa organ. Insulin, yang merupakan bentuk lain dari protein, adalah contoh
hormon yang mengatur gula darah. Dalam prosesnya insulin akan melibatkan interaksi
antara organ pankreas dan hati. Secretin, adalah contoh lain dari hormon yang terbentuk
dari protein. Zat ini membantu proses pencernaan dengan merangsang pankreas dan usus
untuk menciptakan cairan yang diperlukan selama proses pencernaan berlangsung.
Beberapa contoh lain hormon yang merupakan molekul protein yaitu erythropoietin dan
HCG. Erythropoietin, adalah hormon protein yang dibuat oleh ginjal untuk merangsang
produksi sel darah merah di sumsum tulang. Sedangkan HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) merupakan hormon yang diproduksi oleh embrio dan plasenta selama masa
awal kehamilan. Fungsi HCG untuk mempertahankan kadar estrogen dan progesteron pada
wanita yang sedang dalam masa kehamilan. Ketika tes kehamilan dilakukan, akan
diperiksa apakah terdapat HCG dalam urin atau darah yang dites. Jika HCG terlihat maka
wanita tersebut dipastikan hamil, karena tanpa embrio atau plasenta hormon ini tidak dapat
dibentuk. Baca Juga: Hormon Insulin : Fungsi, Efek Kelebihan dan Kekurangan Hormon
Tiroid : Fungsi, Efek Kelebihan dan Kekurangan
4. Pembentukan Enzim
Fungsi protein selanjutnya adalah dalam proses pembentukan enzim. Enzim
merupakan protein yang dapat meningkatkan laju reaksi kimia dalam tubuh. Faktanya,
sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh kita tidak akan berjalan lancar tanpa enzim.
Sebagai contoh, suatu enzim berfungsi membantu mencerna protein, karbohidrat, dan
lemak dari molekul yang besar ke molekul yang lebih kecil, sementara enzim yang lainnya
membantu pembentukan DNA. Misalnya pada enzim pencernaan, enzim ini memecah
makanan yang kita makan, menghasilkan partikel kecil yang dapat diserap melalui lapisan
usus halus. Partikel tadi memasuki aliran darah, yang kemudian diangkut ke seluruh tubuh
dan sel-sel kita. Sel kemudian menggunakan partikel makanan yang dicerna tadi sebagai
nutrisi.
5. Sebagai Alat Transportasi dan Penyimpanan Molekul Tubuh
Protein adalah elemen utama dalam pengangkutan molekul tertentu. Misalnya,
hemoglobin yang merupakan protein pengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Hemoglobin
mengambil oksigen dari paru-paru, kemudian saat sel darah merah bergerak mengelilingi
tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel jaringan tubuh. Protein juga kadangkala
digunakan untuk menyimpan molekul tertentu, Ferritin misalnya. Ferritin merupakan
protein yang dikombinasikan dengan zat besi, zat di simpan di hati (liver) yang fungsinya
sebagai buffer jika tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan zat besi.
6. Sebagai Pembentuk Antibodi
Antibodi dibentuk oleh protein untuk membantu mencegah serangan penyakit dan
infeksi pada tubuh. Protein ini mengidentifikasi dan membantu menghancurkan antigen
seperti bakteri dan virus. Antibodi sering kali bekerjasama dengan sel sistem kekebalan
lainnya. Sebagai contoh, antibodi akan mengidentifikasi dan kemudian mengelilingi
antigen agar tetap terkurung sampai dapat dihancurkan oleh sel darah putih. Salah satu
contoh fungsi penting antibodi adalah pada darah. Darah mengandung antibodi, yaitu
protein yang dibuat oleh sel darah putih yang disebut limfosit B atau sel B. Antibodi ini
berguna melawan serangan bakteri dan virus yang berpotensi mengancam kesehatan tubuh.

2.6 Metabolisme Protein

Metabolisme protein ialah suatu proses deskripsi dan fisik serta proses kimia yang
menyebabkan pembuatan sebuah sintesis pembentukan asam amino menjadi protein. Asam amino
yang menyusun protein mengandung unsur Nitrogen atau N.
Sintesis asam amino sangat diperlukan tubuh karena senyawa ini berperan sebagai
pembentuk senyawa penting yang lain seperti histamin. Tak hanya itu saja, senyawa penting lain
yang dibentuk ialah neurotranmitter dan nukleotida serta asam amino dapat berkonversi menjadi
lemak. Lemak ini kemudian akan dikonversi menjadi sumber energi yang diperlukan oleh tubuh.
Organ hati adalah pusat yang berguna untuk memecah protein dan mendistribusikan asam amino
ke seluruh tubuh saat metabolisme protein berlangsung. Tak hanya itu saja, organ hati juga
bertugas sebagai pembuang kotoran atau limbah dari sisa metabolisme yang terjadi. Perlu
diketahui bahwa protein adalah pembentuk struktur sel dan pengendali reaksi biokimia.
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Protein
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Protein (proton yang berarti “paling utama”) adalah senyawa organic kompleks yang
mempunyai bobot molekul tinggi yang meruoakan polimer dari monomer – monomer asam
amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Peptida dan protein
merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus
amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6000, biasanya
digolongkan sebagai polipeptida.
2. Komponen penyusun protein terdiri dari :Alanin (alanine), Arginin (arginine), Asparagin
(asparagine), Asam aspartat (aspartic acid), Sistein (cystine), Glutamin (Glutamine),
Asam glutamat (glutamic acid), Glisin (Glycine), Histidin (histidine), Isoleusin
(isoleucine), Leusin (leucine), Lisin (Lysine), Metionin (methionine), Fenilalanin
(phenilalanine), Prolin (proline), Serin (Serine), Treonin (Threonine), Triptofan
(Tryptophan), Tirosin (tyrosine), dan Valin (valine)
3. Struktur protein ada 4 tingkatan yaitu :Struktur primer, Struktur sekunder, Struktur tersier,
Struktur kuartener.
4. Fungsi dari protein adalah perbaikan dan perawatan, sebagai sumber energi, pembentukan
hormon, pembentukan enzim, alat transportasi, penyimpanan molekul tubuh, dan
pembentuk antibodi
5. Metabolisme protein ialah suatu proses deskripsi dan fisik serta proses kimia yang
menyebabkan pembuatan sebuah sintesis pembentukan asam amino menjadi protein. Asam
amino yang menyusun protein mengandung unsur Nitrogen atau N.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung protein saja
tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang sehingga tidak menimbulkan
kerugian bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai