BHN MKLH Strategi in Dan Dis
BHN MKLH Strategi in Dan Dis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Agar materi yang penulis buat lebih terstruktur dan sistematis, rumusan
permasalahannya sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar strategi pembelajaran inkuiri dan discovery?
2. Apa prinsip dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dan discovery?
3. Bagaimana langkah dari pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri dan discovery?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran inkuiri dan discovery?
BAB II
PEMBAHASAN
5) Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja
terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
3. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:13[13]
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses
pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilam
strategi pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan
kemampuannya ini tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari
langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki karena masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa di dorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. Melalui proses berpikir. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya:
1) Masalahnya hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa memiliki motivasi belajar
yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Karenanya,
guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan
topik yang akan dipelajari.
2) Masalah yang dikaji mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu
mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurur guru jawabannya sudah
ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti.
3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu
oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu
yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang
ada dalam melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, jika ia belum paham konsep-konsep yang
terkandung dalam rumusan masalah.
c. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu
untuk berpikir pada dasarnyasudah dimiliki sejak ia lahir. Potensi itu dimulai dari
kemampuan untuk menebak atau mengira-ngira suatu permasalahan. Ketika individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk
berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak
pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara, atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan
suatu permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan data
Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini
adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripkisikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan langkah penting
dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, banyaknya data yang diperoleh menyebabkan
kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data
yang relevan.
4. Kesulitan-kesulitan dalam Implementasinya
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dianggap baru, khususnya di Indonesia. Sebagai salah suatu strategi baru, dalam
penerapannya terdapat beberapa kesulitan.14[14]
a) Pertama, SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses berpikir
yang bersandarkan kepada dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil
belajar. Selama ini guru yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses
menyampaikan informasi yang lebih menekankann kepada hasil belajar, banyak yang merasa
keberatan untuk mengubah pola mengajarnya. Bahkan ada guru yang menganggap SPI
sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkan, karena tidak sesuai dengan budaya dan
sistem pendidikan di Indonesia.
b) Kedua, sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah
menerima matrei pelajaran dari guru, sebagai sumber belajar yang utama. Karena budaya
belajar yang demikian sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka sulit mengubah pola
belajar mereka dapat menjadikan belajar sebagai proses berpikir. Mereka akan kesulitan
ketika diajak memecahkan suatu persoalan.
c) Ketiga, berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten.
Misalnya, sistem pendidikan yang menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya
menggunakan pola pembelajaran yang dapat menngembangankan kemampuan berpikir
melalui pendekatan active learning atau yang dikenal dengan CBSA atau KBK, namun di lain
pihak sistem evaluasi yang digunakan masih UAN berorientasi pada pengembangan aspek
kognitif.
5. Keunggulan dan Kelemahannya
a. Keunggulan
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan,
karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajaranya.
3) Sesuai dengan perkembangannya psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman.
4) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terlambat oleh siswa yang lemah
dalam belajar.
5) Peserta didik lebih aktif dalam mengolah dan mencari informasi.15[15]
b. Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, strategi ini juga memiliki kelemahan, antaranya sebagai
berikut:
1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa.
3) Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam
menguasai materi, maka pembelajaran inkuiri sulit di implementasikan.
6. Model-model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa macam model pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sund dan
Trowbridge diantaranya:16[16]
a) Guide inquiry. Pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang
dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.
Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah.
Inkuiri terbimbing hanya bisa digunakan terutama bagi siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.
b) Modified inquiry. Cirinya yaitu guru hanya memberikan permasalahan tersebut melalui
pengamatan, percobaan, atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban.
c) Free inquiry. Pada model ini siswa harus mengidentifkasikan dan merumuskan macam
problema yang dipelajari dan dipecahkan. jenis model ini lebih bebas daripada kedua jenis
inkuiri sebelumnya.
d) Inquiry role approach. Model pembelajaran inkuiri pendekatan peranan ini melibatkan siswa
dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat orang untuk memecahkan masalah
yang diberikan.
e) Invitation into inquiry. Model inkuiri jenis ini siswa dilibatkan dalam proses pemecahan
masalah dengan cara-cara yang ditempuh para ilmuwan.
f) Pictorial riddle. Pada model ini merupakan metode mengajar yang dapat mengembangkan
motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil atau besar, gambar, peragaan, atau
situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif
para siswa.
g) Synectis lesson. Model ini lebih memusatkan keterlibatan siswa untuk membuat berbagai
macam bentuk kiasan supaya dapat membuka inteligensinya dan mengembangkan
kreativitasnya.
h) Value clarification. Pada model ini siswa lebih difokuskan pada pemberian kejelasan tentang
suatu tata aturan atau nilai-nilai pada suatu proses pembelajaran.
Syarat utama metode discovery learning ada pada potensi yang dimiliki oleh siswa itu
sendiri. Potensi itu meliputi: kemandirian siswa dalam data, keaktifan dalam memecahkan
masalah, kepercayaan pada diri sendiri. Kelebihan metode penemuan, yaitu: siswa dapat
mengerti konsep dasar lebih baik, membantu dalam menggunakan ingatan, pengetahuan
mudah ditransfer pada situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa berpikir dan bekerja
atas inisatif sendiri, memberi kepuasan instrinsik, serta pembelajaran lebih baik.24[24]
Strategi pembelajaran discovery memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut25[25]:
a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan
keterampilan dan proses kognitif siswa, andai kata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan
terpimpin.
b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu
pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer
c) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah
penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan
d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri
e) metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih
merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek
penemuan khusus
f) Metode discovery learning dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
g) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru
berpartisispasi sebagai sesama dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui
sebelumnya.
Sementara kelemahan metode discovery learning adalah sebagai berikut:
a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa
yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan
dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam
suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis.
Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan
frustasi pada siswa yang lain.
b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat
hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana
ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang
sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
d) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan.
Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai
perkembangan emosional sosial secara keseluruhan.
e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada.
BAB III
KESIMPULAN
Strategi pembelajaran inkuiri dan discovery merupakan suatu upaya yang di
peruntukkan bagi para guru agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Secara istilah dapat
dimaknai dengan mencari dan menemukan. Pembelajaran inkuiri dan discovery merupakan
pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga peserta didik
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Antara strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri sendiri memang memiliki perbedaan, namun
perbedaannya akan lebih terlihat ketika proses akhir.
Strategi pembelajaran inkuiri dan discovery merupakan metode pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan
guru dalam pembelajaran adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah
memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun
dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru
selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan
masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
Aswan Zain Syaiful Bahri Djamarah, , Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-4( Jakarta: Rinek
Cipta, 2010).
Cucu Suhan, Hanafiah, , Konsep Strategi Pembelajaran, cet. Ke-1 (Bandung: Refika
Aditama, 2009).
Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, cet. Ke-3( Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009).
Sumber : http://riyanoktori.blogspot.co.id/2014/10/strategi-pembelajaran-inkuiri-dan.html