0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas strategi manajemen keragaman yang efektif di tempat kerja. Strategi ini meliputi merekrut tenaga kerja beragam, mempertimbangkan keragaman dalam pembentukan tim kerja, serta menerapkan program pelatihan dan pengembangan SDM yang mendorong perlakuan yang adil bagi semua pekerja tanpa memandang latar belakang demografi mereka. Manajemen senior perlu memastikan tidak ada diskriminasi yang menghambat kemajuan karier bagi
Dokumen ini membahas strategi manajemen keragaman yang efektif di tempat kerja. Strategi ini meliputi merekrut tenaga kerja beragam, mempertimbangkan keragaman dalam pembentukan tim kerja, serta menerapkan program pelatihan dan pengembangan SDM yang mendorong perlakuan yang adil bagi semua pekerja tanpa memandang latar belakang demografi mereka. Manajemen senior perlu memastikan tidak ada diskriminasi yang menghambat kemajuan karier bagi
Dokumen ini membahas strategi manajemen keragaman yang efektif di tempat kerja. Strategi ini meliputi merekrut tenaga kerja beragam, mempertimbangkan keragaman dalam pembentukan tim kerja, serta menerapkan program pelatihan dan pengembangan SDM yang mendorong perlakuan yang adil bagi semua pekerja tanpa memandang latar belakang demografi mereka. Manajemen senior perlu memastikan tidak ada diskriminasi yang menghambat kemajuan karier bagi
a. Menarik, Memilih, Mengembangkan, dan Mempertahankan Pekerja yang Beragam
Satu metode meningkatan keragaman tenaga kerja adalah menargetkan pesan rekrutmen yang spesifik pada kelompok demografis yang kurang diwakili dalam tenaga kerja. Ini berarti menempatkan iklan dalam publikasi lebih kepada kelompok demografis spesifik dikampus, universitas, dan institusi lainnya dengan jumlah yang signifikan dari minoritas yang kurang diwakili; dan membentuk kerja sama dengan asosiasi seperti Komunitas Insinyur Wanita atau Asosiasi Lulusan Bisnis Minoritas. Proses seleksi adalah salah satu tempat terpenting untuk menerapkan usaha keragaman. Manajer yang merekrut perlu menghargai keadilan dan objektifitas dalam memilih pekerja dan fokus pada potensi produktivitas pekerja yang baru dipekerjakan. Kesamaan dalam kepribadian tampaknya memengaruhi perkembangan karir. Mereka yang sifat-sifat kepribadiannya sama dengan rekan kerjanya lebih mungkin untuk dipromosikan dibandingkan yang kepribadiannya berbeda.
b. Keragaman Dalam Kelompok
Kebanyakan tempat kerja kontemporer membutuhkan kerja keras dalam tatanan kelompok. Saat orang-orang bekerja dalam kelompok, mereka perlu menyusun sebuah cara yang sama untuk melihat dan menyelesaikan tugas-tugas utama, dan mereka perlu berkomunikasi satu sama lain dengan sering. Keragaman dalam sifat-sifat dapat melukai kinerja tim, sedangkan dalam hal yang lainnya justru dapat memfasilitasi kinerja. Tim yang beragam atau yang homogen yang paling efektif bergantung pada karekteristik kepentingan. Keragaman geografis (jenis kelamin, ras, dan etnis) tidak kelihatan baik membantu maupun melukai kinerja tim secara umum. Disisi lain, tim dari individu-individu yang sangat inteligen, hati-hati, dan tertarik bekerja dalam tim lebih efektif. Oleh karena itu, keragaman dalam variabel-variabel ini mungkin menjadi sebuah hal buruk-masuk akal untuk mencoba membentuk tim yng menggabungkan anggota-anggota dengan kecerdasan, ketelitian, dan minat bekerja dalam tim yang lebih rendah. Dalam kasus-kasus lainnya, perbedaan dapat menjadi sebuah kekuatan. Kelompok individu-individu dengan jenis keahlian dan pendidikan yang berbeda lebih efektif daripada kelompok homogen. c. Program Keragamn Efektif Organisasi menggunakan beragam usaha untuk memanfaatkan keragaman, termasuk merekrut dan memilih kebijakan yang telah didiskusikan, juga pelatihan dan praktik pengembangan. Program tenaga kerja yang efektif dalam komprehensif mendorong agar keragaman memiliki tiga komponen yang nyata, Pertama, mereka mengajarkan manajer mengenai kerangka kerja legal bagi peluang pekerjaan yang sama dan mendorong perlakuan yang adil atas semua orang tanpa memandang karakteristik demografisnya. Kedua, mereka mengajarkan manajer bagaimana sebuah tenaga kerja yang beragam akan lebih baik dalam melayani pasar yang beragam dari klien dan pelanggan. Ketiga, mereka mempercepat praktek perkembangan pribadi yang mengeluarkan keahlian dan kemampuan semua pekerja. Banyak memperhatikan mengenai keragamn harus terkait dengan perlakuan yang adil. Reaksi yang paling negatif atas diskriminasi pekerja adalah didasarkan pada ide bahwa perlakuan diskriminatif tidak adil. Pemimpin organisasi harus memeriksa tenaga kerjanya untuk menentukan apakah kelompok target kurang dibekali. Jika kelompok kurang diwakili secara proporsional dalam manajemen puncak, manajer harus mencari tantangan tersembunyi terhadap kemajuan. Mereka sering dapat meningkatkan praktik rekrutmen, membuat sistem seleksi lebih transparan, dan memberikan pelatihan untuk pekerja yang belum mendapat paparan materi yang cukup di masa lalu.