Anda di halaman 1dari 18

BAB I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Peran sektor pertanian dalam struktur perekonomian nasional sangat strategis.


Kegiatan pertanian tidak dapat terlepas dari air, maka irigasi sebagai salah satu pendukung
keberhasilan pembangunan pertanian akan tetap mempunyai peranan yang sangat penting
(Yuliani, 2003).

Dalam peningkatan produksi pangan, irigasi mempunyai peranan penting yaitu untuk
menyediakan air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur kelembaban tanah,
membantu menyuburkan tanah melalui bahan-bahan kandungan sedimen yang dibawa oleh
air dan dapat menekan perkembangan hama tertentu dan memudahkan pengolahan tanah.
Peranan irigasi dapat meningkatkan produksi pertanian dengan mengurangi resiko
kegagalan panen karena ketidakpastian hujan dan kekeringan, sehingga menciptakan
kondisi kelembaban tanah yang optimum untuk pertumbuhan tanaman serta hasil dan
kualitas tanaman yang lebih baik. (Simandalahi dalam Yuliani, 2003).

Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkapnya yang


merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan dan pembagian air irigasi.
Dengan adanya jaringan irigasi, maka kegiatan pengairan untuk sawah pertanian dapat
dilaksanakan secara efisien. Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi sangat
penting dilakukan agar fungsi dari jaringan irigasi tetap berjalan secara maksimal (Citra,
2013).

Merujuk pada Undang-undang No. 7 tahun 2004 pasal 64 dan Peraturan Pemerintah
no. 20 Tahun 2006, ditetapkan bahwa kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem irigasi
primer dan sekunder menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah sedangkan
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan tersier menjadi hak dan tanggung jawab masyarakat
petani pemakai air. Maka dari itu adanya partisipasi aktif dari para petani pengguna air
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di
tingkat tersier.

1
Pemberdayaan petani pemakai air (P3A) dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan
merupakan salah satu upaya untuk membantu pemerintah dalam pengelolaan jaringan
irigasi, terutama di tingkat tersier. Dalam pelaksanaannya, kegiatan operasi dan
pemeliharaan yang dilaksanakan oleh petani, dilakukan secara individu oleh petani pemakai
air dan atau secara kelompok yang meliputi kegiatan pembagian air dan pemeliharaan
jaringan irigasi di tingkat tersier.

Ditegaskan pula di Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi Partisipasif, bahwa partisipasi masyarakat
petani/P3A dalam kegiatan pengelolaan jaringan primer dan sekunder dilaksanakan
berdasarkan prinsip sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi ekonomi budaya masyarakat petani, dan bukan bertujuan untuk
mencari keuntungan. Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengelolaan jaringan irigasi
pertanian tidak dapat terlepas dari partisipasi para petani pengguna air sebagai penerima
manfaat dari sistem jaringan irigasi pertanian.

Namun dalam kenyataan di lapangan, kurangnya pengetahuan mengenai kegiatan


operasi dan pemeliharaan yang dimiliki para petani pengguna air menjadi kendala dalam
melaksanakan pemeliharaan jaringan irigasi tersier secara tepat. Tanpa adanya
pengetahuan yang tepat, petani tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut di lapangan,
sehingga masih banyak kegiatan pemeliharaan jaringan tersier yang dilaksanakan langsung
oleh pemerintah (Yuliadra, 2007).

Partisipasi petani sebagai anggota P3A sangat diperlukan dalam kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi. Partisipasi tersebut diperlukan untuk meningkatkan rasa
memiliki dan tanggung jawab bagi petani dalam meningkatkan efisiensi sistem irigasi.
Dengan partisipasi petani, kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi dapat berjalan dengan
baik. Maka dari itu diperlukan suatu kajian untuk mengetahui tingkat partisipasi P3A dalam
kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

2
I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kajian peningkatan partisipatif P3A dalam kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Cileuleuy adalah untuk mendapatkan
informasi mengenai partisipasi masyarakat dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi di daerah irigasi Cileuleuy.

Tujuan dalam kajian peningkatan partisipatif P3A dalam kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Cileuleuy adalah

1. Menganalisis tingkat partisipasi kelompok P3A di daerah irigasi Cileuleuy dalam


kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
2. Mengkaji kinerja kelembagaan dalam bidang operasi dan pemeliharaan.
3. Mengetahui hubungan tingkat partisipatif P3A dengan kinerja jaringan irigasi.

I.3 Ruang Lingkup

Dalam kajian ini ruang lingkup pembahasannya adalah:

1. Mengidentifikasi organisasi kelembagaan P3A di daerah irigasi Cileuleuy.


2. Mengidentifikasi faktor partisipasi P3A dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi.
3. Penilaian terhadap tingkat partisipatif dan kemandirian P3A.
4. Mengidentifikasi pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi oleh
perkumpulan petani pemakai air.

I.4 Hipotesis

Hipotesis awal dalam kajian ini adalah bahwa tingkat partisipasi P3A dalam kegiatan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang ditinjau dalam aspek organisasi, operasi,
pemeliharaan dan pendanaan dapat meningkatkan kinerja dari jaringan irigasi.

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Analisis Data

II.1.1 Analisis Statistik

Untuk menentukan hubungan antara variabel dalam penelitian ini digunakan analisis
jalur dengan menggunakan diagram jalur yang mengukur pentingnya sebuah jalur kepada
akibat. Jalur ditentukan atas hubungan variabel bebas antara masing-masing variabel terikat
aspek kinerja jaringan (Y1).

Variabel bebas yang terikat dengan aspek kinerja jaringan (Y1) adalah:

1. Variabel bebas Organisasi (X1)


2. Variabel bebas Operasi (X2)
3. Variabel bebas Pemeliharaan (X3)
4. Variabel bebas Pendanaan (X4)

Dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Dimana:

Y = nilai variabel dari keempat variabel bebas

b1 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan X1

b2 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan X2

b3 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan X3

b4 = Koefisien regresi yang berhubungan dengan X4

a = harga konstanta

X1 = Variabel bebas Organisasi

X2 = Variabel bebas Operasi

4
X3 = Variabel bebas Pemeliharaan

X4 = Variabel bebas Pendanaan

II.1.2 Metode Penentuan Nilai dan Pengolahan Kuisioner

Kuisioner yang diberikan berupa multiple choice dan setiap pilihan diberikan nilai. Nilai
tersebut akan digunakan untuk menganalisis data yang masuk guna pembuktian hipotesa
secara statistik. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani pengguna
air terhadap kinerja jaringan irigasi, terutama di tingkat tersier.

Untuk mendapatkan nilai dari setiap jawaban responden, setiap pertanyaan memiliki 3
alternatif jawaban berurutan dan berjenjang dari jawaban terbaik hingga terburuk.

Nilai setiap jawaban yaitu:

 Jawaban a diberi nilai 5


 Jawaban b diberi nilai 3
 Jawaban c diberi nilai 1

II.2 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Perkumpulan petani pemakai air (P3A) adalah suatu wadah untuk menampung
kepentingan dan kegiatan petani secara bersama dalam mengelola air irigasi, dalam satu
atau lebih petak tersier. Organisasi P3A bertujuan untuk menampung masalah dan aspirasi
petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok tanam, wadah
bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran, serta membuat keputusan guna
memecahkan masalah yang dihadapi bersama oleh petani.

Pada Peraturan Pemerintah Nomor. 23 Tahun 1982 tentang irigasi, dinyatakan bahwa
pemerintah daerah menetapkan pembentukan dan/atau pengembangan perkumpulan
petani pemakai air yang secara organisatoris, teknis dan finansial mampu untuk diserahi
tugas dan kewajiban pembangunan, rehabilitasi, eksploitasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi beserta bangunan pelengkapnya dalam petak tersier, kwarter, desa dan subak. Atas

5
dasar peraturan tersebut, maka setiap desa atau daerah yang memiliki areal irigasi,
dianjurkan untuk membentuk organisasi pemakai air yang akan membantu kegiatan
pembagian air irigasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Pembentukan Perkumpulan petani pemakai air (P3A) memiliki tujuan sebagai berikut
(Yuliadra, 2007):

1. Perkumpulan petani pemakai air bertujuan untuk menampung masalah dan aspirasi
petani yang berhubungan dengan air untuk tanaman dan bercocok tanam. Selain itu,
organisasi ini juga sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran
serta membuat keputusan guna memecahkan permasalahan yang dihadapi di
lapangan.
2. Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama dalam memenuhi kebutuhan air
irigasi untuk usaha pertaniannya.
3. Menjadi wakil petani dalam melakukan tawar menawar dengan pihak luar yang
berhubungan dengan kepentingan petani.
4. Berperan serta dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan
sekunder.
5. Menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada jaringan irigasi
tersier/desa yang menjadi tanggung jawabnya.

II.3 Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pelaksanaan operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi agar dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien melalui kegiatan membuka dan menutup pintu
bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun
rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data,
memantau dan mengevaluasi (BBWSC, 2011).

Dalam arti yang luas, operasi adalah usaha-usaha untuk memanfaatkan prasarana
irigasi (jaringan irigasi) secara optimal, Menurut PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi dalam
pasal 1, Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air pada jaringan irigasi yang
meliputi penyediaaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangannya termasuk
kegiatan membuka menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam,

6
menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, kalibrasi, pengumpulan data,
monitoring dan evaluasi (Sulaiman, 2011). Kegiatan operasi meliputi :

1. Pengumpulan Data
2. Penyediaan Air Irigasi
3. Penyusunan Rencana Tata Tanam (ada modul tersendiri)
4. Sistem Golongan
5. Rencana Pembagian Air
6. Pemberian Air Irigasi
7. Melaksanakan Tata Tanam dan Pembagian Air
8. Membuka dan Menutup Pintu
9. Kalibrasi
10. Monitoring & Evaluasi
Menurut PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi dalam pasal 1, Pemeliharaan Jaringan
Irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu berfungsi
dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertaharikan kelestariannya.

Kegiatan Pemeliharaan Jaringan Irigasi meliputi:

1. Pengamanan / Pencegahan
Sesuai dengan PP no 20 tahun 2006 pasal 59 ayat 1 menyebutkan bahwa
pengamanan jaringan irigasi bertujuan untuk mencegah tindakan manusia atau
hewan yang dapat merusak jaringan irigasi.
Kegiatan pengamanan antara lain:
 Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya, misalnya :
disekitar bangunan utama ruas saluran yang tebingnya curam, daerah padat
penduduk dan lain sebagainya
 Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa
portal, patok.
Kegiatan pencegahan antara lain:
 Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah hulu
dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

7
 Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang
berlaku.
 Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan
bangunan di dalam garis sempadan
 Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul saluran
irigasi.
 Mengadakan penyuluhari/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait
tentang pengamanan fungsi jaringan irigasi.
2. Pemeliharaan Rutin
Kegiatan perawatan rutin adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setiap tahun
seperti:
 Membersihkan sampah, lumpur dan lain-lain pada bangunan ukur dan pintu air
 Memotong rumput dan tumbuhari pengganggu di sepanjang saluran
 Merapihkan lubang saluran
 Menutup bocoran kecil
 Memberi pelumas pintu air
3. Pemeliharaan Berkala
a. Kegiatan pemeliharaan berkala yang muncul setiap 2 tahun sampai dengan 5
tahun, antara lain:
 Mengecat pintu air
 Menggali endapan di saluran
 Memperbaiki dan mengecat rumah bangunan-bangunan bagi
b. Kegiatan pemeliharaan berkala yang muncul setiap 5 sampai 10 tahun, antara
lain:
 Mengganti pintu air yang rusak
 Meninggikan tanggul saluran
 Memperbaiki kerusakan akibat bencana alam secara permanen
 Mengganti pintu air yang rusak
 Memperbaiki bendung (sayap, pintu air, dll)

8
4. Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat adalah perbaikan sebagai akibat bencana alam dan/atau
kerusakan berat akibat terjadinya kejadian luar biasa dan perlu penanggulangan
darurat agar jaringan irigasi dapat segera berfungsi. Tergantung pada tingkat
kerusakannya , maka pelaksanaan kegiatan perbaikan darurat dapat dilaksanakan
oleh petani, pengurus P3A atau petugas pemerintah (kondisi seperti ini dengan
sendirinya memerlukan musyawarah untuk kesepakatan). Kemudian kalau sudah
tersedia dana, barulah dilaksanakan perbaikan permanen dikemudian hari. Dengan
demikian, kegiatan pemeliharaan selalu berkaitan dengan fisik jaringan irigasi, oleh
karena itu pelaksanaan pemeliharaan dapat dilaksanakan secara swakelola atau
dapat dikontrakkan.

II.4 Partisipasi P3A Dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pemberdayaan petani pemakai air/P3A dalam kegiatan O&P merupakan upaya


membantu pemerintah dalam pengelolaan dan pemeliharaan jaringan irigasi yang dilakukan
secara individu petani pemakai air dan atau secara kelompok/gotong royong/P3A, meliputi
segala tindakan yang terkait dengan upaya pengoperasionalan pendistribusian air dan
pemeliharaan jaringan irigasi tanpa mengurangi batas kewenangan pengamat pengairan.

Koordinatif dan silaturahmi dengan Pengamat/UPT Pengairan serta gotong-royong


merupakan azas yang harus dikembangkan P3A/petani pemakai air dalam segala kegiatan
O&P. Pemberdayaan petani pemakai air/P3A meliputi unsur operasi pengaturan dan
penditribusian air serta unsur pemeliharaan jaringan air. Kegiatan O&P jaringan irigasi
meliputi pengaturan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi untuk menjamin kelestarian
kondisi, fungsi dan manfaat jaringan irigasi (Insan, 2010).

Tujuan pemberdayaan atau peran aktif P3A dalam pelaksanaan kegiatan operasi
jaringan irigasi adalah:

 Terselenggaranya pengaturan air secara adil antara pemanfaat air di hulu dan di
hilir.
 Mengurangi potensi konflik sesama petani dalam pemakaian air irigasi.

9
 Membantu pemerintah dalam segi waktu, tenaga maupun biaya dalam
penyelenggaraan operasi jaringan irigasi.
Dalam pelaksanaannya, organisasi P3A dapat melakukan peran aktif dalam kegiatan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Lingkup peran aktif Petani/P3A dalam
pelaksanaan operasi jaringan irigasi antara lain:
a. Pengajuan usulan rencana tata tanam.
Petani melalui P3A/GP3A dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam
penyusunan rencana tata tanam musim tanam berikutnya dengan memberikan
masukan, saran, gagasan dan pemikiran kepada panitia irigasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan, kondisi sosial budaya dan kemampuan ekonomi masyarakat
petani.
b. Menjaga efektifitas, efisiensi dan memantau ketertiban pengoperasian jaringan
irigasi di tingkat primer dan sekunder.
- Petani berperan aktif menjaga ketertiban pengoperasian jaringan irigasi
dengan cara mematuhi pola tanam, jadwal tanam, jadwal pembagian air dan
pengaturan debit untuk saluran sekunder.
- Perkumpulan petani (P3A/GP3A/IP3A) merupakan wadah koordinasi dalam
menjaga dan memantau ketertiban pengoperasian jaringan irigasi
- Petani dan atau P3A harus mencegah terjadinya pengambilan air secara
ilegal (pembuatan pelompong liar) di saluran primer dan sekunder secara
pribadi maupun kelompok, karena akan mengganggu pengoperasian dan
pembagian debit air tidak dapat terpantau dan terukur dengan baik.
- Petani secara pribadi dan atau kelompok dapat melakukan atau membantu
pekerjaan darurat dan segera melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan
kepada pengelola jaringan irigasi (pengamat dan petugasnya) untuk
mencegah kerusakan jaringan irigasi yang lebih besar.
c. Menjaga efektifitas, efisiensi dan ketertiban dalam pengoperasian jaringan
irigasi di tingkat teriser.
- Petani secara pribadi berperan aktif dalam menjaga ketertiban
pengoperasian jaringan irigasi dengan cara mematuhi pola tanam, jadwal
tanam, jadwal pembagian air dan pengaturan debit yang dioperasikan untuk
suatu saluran tersier.

10
- Petani tidak melakukan penyadapan langsung dari saluran primer atau
sekunder ke sawah (sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2006
tentang Irigasi, pasal 43). Jika terjadi permasalahan ketidak-lancaran air
seharusnya disampaikan ke P3A untuk mencari pemecahan masalah
ditingkat P3A atau meneruskannya ke GP3A/IP3A atau ke Pengamat
Pengairan jika tidak dapat teratasi.
- Petani dan P3A harus menjaga dan memantau terhadap pembagian air di
tingkat tersier di wilayah kerja P3A-nya agar adil dan merata sesuai dengan
debit yang direncanakan.
- Petani dan P3A harus menjaga, mengingatkan, menegur dan memberi sangsi
terhadap pemakaian air irigasi yang berlebihan.
- Petani dan P3A harus mengingatkan, menegur dan melaporkan kepada GP3A
dan instansi terkait serta pemerintah Desa/Kecamatan jika ditemukan
penggunaan air oleh perseorangan dan atau kelompok selain untuk
penggunaan sesuai yang telah direncanakan, disepakati dan diijinkan.
- Petani dan atau P3A secara aktif menjaga keberadaan bangunan air dan
kelengkapannya dari upaya pengerusakan atau pencurian karena akan
menggangu pengoperasian dan pembagian debit air tidak dapat terpantau
dan terukur dengan baik.
d. Memberikan masukan terhadap penyempurnaan sistem irigasi di tingkat tersier
- Petani melalui koordinasi P3A dapat merubah, membangun dan melengkapi
jaringan irigasi untuk penyempurnaan dan kelancaran pembagian air irigasi
dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada petugas pengelola jaringan
irigasi (pengamat).
- Dalam hal perkumpulan petani pemakai air tidak mampu melaksanakan
pembangunan jaringan irigasi tersier yang menjadi hak dan tanggung
jawabnya, Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah
kabupaten/kota dapat membantu pembangunan jaringan irigasi tersier
berdasarkan permintaan dari perkumpulan petani pemakai air dengan
memperhatikan prinsip kemandirian.
e. Memberikan sumbangan pemikiran, gagasan, tenaga, material dan dana.

11
- Petani dan atau P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipasi dengan memberikan
sumbangan pemikiran, gagasan, tenaga dan dana dalam upaya membantu
petugas pengelola jaringan irigasi (pengamat dan Pemerintah) dalam
pelaksanaan operasi jaringan irigasi agar dapat terlaksana dengan baik, adil,
merata, lancar dan memuaskan semua pihak.
- Kemandirian P3A dalam upaya membantu pelaksanaan operasi jaringan
irigasi akan sangat membantu kondisi operasi jaringan yang baik, adil,
merata, lancar dan memuaskan semua pihak.
Selain itu, lingkup peran aktif Petani/P3A dalam pelaksanaan pemeliharaan jaringan
irigasi antara lain:
 Pengamanan dan pencegahan kerusakan jaringan irigasi.
Pengamanan jaringan irigasi merupakan upaya untuk mencegah dan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya
rusak air, hewan atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan irigasi.
Kegiatan pengamanan dan pencegahan yang dapat dilakukan petani dan P3A
antara lain:
*) Tindakan Pencegahan
- Petani dilarang melakukan kegiatan pada bidang saluran atau di bidang
kaki tanggul saluran yang dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya
kebocoran pada tanggul saluran, misalkan pengolahan tanah di dalam
bidang saluran, memandikan hewan ternak, melakukan kegiatan mandi
dan cuci, dan lain sebagainya.
- Menetapkan dan selalu menjaga/mengontrol garis sempadan saluran
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
- Petani secara mandiri dan atau P3A secara rutin mengontrol patok-patok
batas tanah pengairan supaya tidak dipindah oleh masyarakat
- Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi
yang melebihi kelas jalan
- Tidak membuat pagar batas tanah melewati garis sempadan saluran yang
dapat menyulitkan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi.

12
*) Tindakan Pengamanan

- Membuat bangunan pengamanan di tempat-tempat yang berbahaya,


misalnya disekitar talang, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam dan
lainnya.
- Kegiatan mandi dan cuci dilakukan di tempat mandi/tangga cuci yang telah
disediakan.
- Pemasangan penghalang di jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran
berupa portal, patok.
 Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang
dilaksanakan secara berkala dalam kurun waktu tertentu yang direncanakan dan
dilaksanakan oleh pengamat/UPT pengairan dan dapat bekerja sama dengan
P3A/GP3A. Pelaksanaan pemeliharaan berkala harus dilaksanakan secara periodik
sesuai dengan kondisi jaringan irigasi. Setiap jenis kegiatan pemeliharaan berkala
dapat direncanakan dengan periode yang berbeda-beda.
Disarankan pemeliharaan jaringan irigasi secara berkala dilakukan serempak
minimal dilaksanakan 2 kali setahun. Pemeliharaan jaringan irigasi berkala
melibatkan partisipasi petani (gotong royong) dalam koordinasi P3A dan
pengamat, dilaksanakan mulai dari saluran primer, sekunder sampai tersier
sebagai persiapan dimulainya musim tanam
 Pemeliharaan Rutin
Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi jaringan
irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus. Pemeliharaan rutin disarankan
dapat dilakukan oleh petani di sepanjang saluran primer, sekunder dan tersier
yang melalui daerah persawahan yang mendapat manfaat/menggunakan air irigasi
dari saluran. Sedangkan pada bagian/ruas saluran primer dan sekunder yang tidak
melalui daerah persawahan yang mendapat manfaat/menggunakan air irigasi dari
saluran dilakukan oleh oleh pengelola jaringan irigasi (pengamat/UPT pengairan).
Partisipasi petani/P3A pada kegiatan pemeliharaan rutin pada saluran primer,
sekunder dan tersier disarankan dilakukan dengan membagi dan memberikan
tanggung jawab terhadap petani pemilik/petani penggarap didasarkan atas

13
perbandingan luas pengelolaan lahan sawah masing-masing, sehingga diperoleh
asas keadilan, dimana yang mendapatkan manfaat lebih besar/dibudidayakan
lebih besar akan mendapatkan bagian tanggung jawab pemeliharaan rutin yang
lebih besar pula.
Pembagian tanggung jawab pemeliharaan rutin pada saluran primer/sekunder dan
saluran tersier haruslah berdasarkan koordinasi P3A setempat dengan
bermusyawarah dengan seluruh petani anggotanya.
Kegiatan pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan oleh petani dan atau P3A
meliputi:
*) Bersifat Perawatan
- Memperbaiki longsoran-longsoran kecil yang terjadi pada tanggul dan
lereng saluran
- Membersihkan sampah/endapan sedimen di sekitar pintu air, alat pengkur
debit dan lain-lain
- Membersihkan tanaman/semak dan sedimen pada arus saluran yang
menjadi tanggung jawab pemeliharaan rutinnya.
- Segera menutup kembali pintu skot balok di pintu sadap minor jika sudah
tidak diperlukan mengalirkan air.
- Segera membuka kembali pintu skot balok di dalam saluran setelah tidak
diperlukan lagi mengangkat air ke saluran tersier sebelum waktu giliran air
habis. Gunanya untuk membersihkan saluran dari endapan sedimen serta
memperlancar aliran air ke hilir yang mendapatkan giliran pemberian air
dan mencegah meluapnya air ke tanggul saluran.
*) Bersifat Perbaikan Ringan
- Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan
- Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau
beberapa batu muka yang lepas.

14
II.5 Penelitian Terdahulu
Kajian mengenai pertisipasi P3A telah dilakukan sebelumnya di beberapa daerah di
Indonesia. Penelitian tersebut antara lain:
1. Kajian Peningkatan Partisipasi P3A Dalam O&P Jaringan Irigasi di Kabupaten Tanah
Datar. Yuliadra. Tesis ITB. 2007
Kajian yang dilakukan oleh Yuliadra yaitu penelitian terhadap partisipasi P3A di
Kabupaten Tanah Datar, dimana penelitian tersebut menggunakan 4 (empat)
variabel yaitu variabel organisasi, operasi, pemeliharaan, pendanaan dan
kebudayaan. Dalam penelitian tersebut, dikaji mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap tingkat partisipasi P3A tersebut. Dalam kajian tersebut
dapat disimpulkan bahwa faktor kebudayaan mempengaruhi tingkat partisipasi pada
kelompok P3A di Kabupaten Tanah Datar.

2. Kajian Tingkat Partisipatif Dalam Operasi dan Pemeliharaan Untuk Perkumpulan


Petani Pemakai Air (P3A) di Daerah Irigasi Boro Kabupaten Purworejo. Yuliani, Tuti.
Tesis Universitas Diponegoro. 2003
Kajian yang dilakukan oleh Yuliani yaitu penelitian terhadap partisipasi P3A di
Kabupaten Purworejo. Kajian dilakukan untuk menilai partisipasi P3A terhadap
kegiatan operasi dan pemeliharaan. Kajian tersebut selain meninjau pada faktor
operasi dan pemeliharaan, ditinjau pula pada faktor produktivitas pertanian, dimana
tingkat partisipasi P3A tersebut berpengaruh atau tidak terhadap hasil panen dan
juga pada hasil penjualan.

Pada kedua penelitian diatas, belum adanya kajian mengenai partisipasi P3A terhadap
peningkatan jaringan irigasi, maka dari itu pada kajian ini akan dikaji mengenai peran serta
P3A dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan apakah dapat meningkatkan kinerja jaringan
irigasi atau tidak.

15
BAB III. METODOLOGI

III.1 Data Penelitian

Untuk menunjang penelitian maka data yang diperlukan antara lain:

1. Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil wawancara maupun dari jawaban kuisioner yang
disebarkan kepada responden dalam hal ini ditujukan kepada anggota P3A yang
menjadi fokus penelitian. Dengan adanya pengambilan data dengan kuisioner dan
wawancara tersebut diharapkan data yang diperoleh menjadi lebih akurat.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data hasil laporan atau dokumen P3A di daerah
Cileuleuy, dan data-data yang diperoleh dari instansi terkait.

III.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang diperlukan dalam melakukan kajian ini adalah dengan
metode:
1. Kuisioner
Kuisioner adalah suatu cara untuk melakukan analisis suatu masalah yang
dilakukan dengan mengadakan suatu daftar pertanyaan. Dari daftar pertanyaan
tersebut, didapatkan data yang secara langsung berasal dari responden yang
berkaitan dengan kajian yang akan dilaksanakan. Kuisioner yang diajukan kepada
responden adalah dengan pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup
yaitu responden memilih salah satu pertanyaan yang telah disediakan, dimana
pertanyaan yang disediakan bersifat multiple choice. Pertanyaan terbuka yaitu
responden dapat mengisi kuisioner dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi
yang dialami di lapangan, dimana pertanyaan bersifat isian.

2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan

16
penelitian. Dalam wawancara ini dilakukan secara bebas dengan tujuan
mendapatkan jawaban yang berguna untuk melengkapi data yang akan diolah
menjadi hasil dari kajian ini.

3. Dokumenter
Metode pengumpulan data dengan dokumenter yaitu cara pengumpulan data
melalui arsip, dokumen resmi, statistik dan data lain yang diperoleh dari instansi
terkait yang bertujuan untuk melengkapi data primer.

III.3 Teknik Pengambilan Sampel dan Jumlah Responden

Jumlah sampel responden minimum ditentukan dengan menggunakan perhitungan


statistik proporsional dengan persamaan sebagai berikut:

N = 10% x P

Dimana:

N = Jumlah sampel minimum

P = Populasi 1 (satu) kelompok P3A

III.4 Analisis Statistika

Analisis statistika untuk mengolah data yang telah diambil yaitu dengan
menggunakan persamaan regresi ganda, hal tersebut dilakukan karena data terdiri dari satu
variabel terikat dan beberapa variabel bebas (Murtiyasa,2006).

Dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Dalam diagram alur pemikiran dapat dilihat alur kajian yang akan dilaksanakan.
Gambar alur pemikiran dapat dilihat di gambar 1.

17
Mulai

Kebijakan Studi Pustaka


- UU No. 7 Tahun 2004 Tentang SDA
- PP No. 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi Studi Lapangan
- Permen PU no. 30 Tahun 2007

Survai Pendahuluan/Observasi
Lapangan

Analisis kualitatif dan kuantitatif

Penentuan Metode & Variabel


Penelitian

Aspek Aspek Kinerja


Aspek Organisasi Aspek Operasi Aspek Pendanaan
Pemeliharaan Jaringan

Penentuan Jumlah Sampel

Penyusunan Kuesioner

Pengisian kuisioner dan wawancara langsung


dengan pengurus dan anggota P3A

Pengolahan data kuisioner dan wawancara

Perhitungan data sesuai dengan variabel


yang telah ditentukan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar I. Alur Pikir Penelitian


18

Anda mungkin juga menyukai