Anda di halaman 1dari 12

A.

Judul Produk
“Bubur Sum-Sum (Smoothies)”
B. Tujuan
1. Untuk membuat produk bubur sum-sum dengan inovasi yang berbeda
2. Untuk membuat produk yang memperoleh keuntungan
C. Landasan Teori
1. Bubur Sum-Sum
Banyak yang tidak tahu gizi bubur sum-
sum. Bubur sum-sum mengandung karboidrat.
Karbohidrat menurut KBBI adalah kimia senyawa
organik karbon, hhidrogen, dan oksigen, terdiri dari
satu molekul gula sederhana atau lebih yang
merupakan bahan makanan penting dan sumber
tenaga. (Azmiyati,2007)
Bahan bubur sum-sum adalah tepung beras yang berasal dari beras yang
ditumbuk atau digiling. Beras berasal dari padi, dan padi merupakan makanan pokok
asli bangsa Indonesia. Sayangnya, lahan-lahan pertanian diseluruh indonesia pelan-
pelan terkena konversi.
Bubur sum-sum sangat cocok untuk bayi dan lansia (lanjut usia). Selain, tidak
perlu dikunyah, bubur sum-sum mudah larut dalam proses pencernaan dilambung.
Orang sakit maag kronis bisa mengkonsumsi bubur sum-sum sebagai pengganti
bahan/sumber makanan berupa nasi. (Bahalwan, 2011)
Panduan gula merah sebagai kinca, bubur sum-sum dan candil menambah rasa
enak dan sedap. Anak-anak dan lansia banyak yang menyukai bubur sum-sum.
Mengapa dinamakan bubur sum-sum? Karena bubur ini lembut (lembek) seperti sum-
sum tulang berbahan tepung beras. Dikonsumsi dengan campuran gula merah (gula
aren).
Bubur sumsum telah lama dikenal luas di indonesia bahkan juga malaysia.
Warnanya seperti sum sum tulang mungkin inilah sebab kenapa di namakan bubur
sum sum. Untuk membuat bubur sum sum dengan warna hijau biasanya
menggunakan daun suji atau pasta pandan. Bubur sum sum termasuk jajanan
tradisional yang masih mudah kita jumpai. Biasanya dihidangkan bersama kuah gula
merah dicampur dengan gempol dan candil. Seperti jenis bubur lainnya, bubur sum
sum dibuat dari tepung beras. (Cahyadi,2009)
Dahulu Bubur sum sum dijajakan oleh pedagang keliling, membungkusnya
menggunakan mangkuk dari daun pisang Sungguh khas sekali. Bubur merupakan
makanan ringan yang baik dikonsumsi untuk siapa saja karena cara membuatnya
masih tradisional dan hampir tidak menggunakan bahan kimia. Teksture bubur yang
lembut Selain untuk cemilan atau makanan ringan bubur sum sum juga sering dibuat
untuk makanan bayi atau juga untuk orang yang sakit. Bubur sum sum cukup mudah
dan sederhana untuk dibuat. (Ernayanti, 2003)
2. Kewirausahaan
a. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan.
Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Prancis
yaituentreprende„‟ yang berarti petualang, p usaha. Istilah ini diperkenalkan
pertama kali oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah
digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say (1803) untuk menggambarkan para
pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat
produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak
lagi.
Sebenarnya telah banyak pakar yang mengemukakan pengertian mengenai
kewirausahaan berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Namun demikian,
esensi pengertian yang krusial senantiasa ada di setiap pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli tersebut dan menjadi hal mendasar.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan
dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi tersebut secara lebih
luas dikemukakan oleh Hisrich dalam Suryana, yang mengatakan bahwa
kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk
menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan
uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta
kepuasan dan kebebasan pribadi. Sementara itu, Zimmerer mengartikan
kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(usaha). (Almar,2001)
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995
tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan,
bahwasan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani
usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Masykur Wiratmo dalam buku Pengantar Kewiraswastaan Kerangka Dasar
Memasuki Dunia Bisnis mengungkapkan definisi kewirausahaan sebagai proses
penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu
yang diperlukan, memikul risiko finansial, psikologi, dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa finansial dan kepuasan pribadi.
Kewirausahaan dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan yang
dikelompokkan kedalam masalah yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat
horizontal antar manusia dan tetap akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat.
(Alwisol, 2004)
b. Wirausaha
Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan
gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha(bisnis) sehingga
istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam
usaha/bisnis. Menurut Josep Schumpeter wirausaha adalah orang yang mendobrak
sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru,
dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Dalam Wikipedia, entrepreneur adalah an owner or manager of a business
enterprise who makes money through risk and initiative. Artinya, pemilik atau
manager sebuah perusahaan bisnis yang menghasilkan keuntungan melalui
pengambilan risiko dan tindakan inisiatif.
Secara konseptual, seorang wirausahawan dapat didefinisikan dari beberapa
sudut pandang dan konteks sebagai berikut:
1. Bagi ahli ekonomi seorang entrepreneur adalah orang yang
mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya
untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang
yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi
lainnya.
2. Bagi seorang psychologist seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki
dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka
mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar
kekuasaan orang lain.
3. Bagi seorang businessman atau wirausaha adalah merupakan ancaman,
pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang
yang bisa diajak kerjasama.
4. Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan
kesejahteraan buat orang lain, yang menemukan cara-cara baru untuk
menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan
kerja yang disenangi oleh masyarakat. (Meredith, 1996)
c. Karakter Kewirausahaan
Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer terdapat delapan
karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Rasa tanggung jawab (desire for responbility), yaitu memiliki rasa tanggung
jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, yaitu memiliki rasa tanggung
jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih
memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang
terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to
success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya
untuk memperoleh kesuksesan.
4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu
menghendaki adanya unsur timbal balik dengan segera, ingin cepat berhasil.
5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan
kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih
baik.
6. Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan
memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
7. Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at organization), yaitu memiliki
keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
8. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih
menghargai prestasi daripada uang. (Meredith, 1996)
d. Pembelajaran Kewirausaahaan
Kewirausahaan merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui
sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu
kegiatan.Dengan demikian, perlu ditegaskan bahwa tujuan pembelajaran
kewirausahaan sebenarnya tidak hanya diarahkan untuk menghasilkan pebisnis
atau business entrepreneur, tetapi mencakup seluruh profesi yang didasari oleh
jiwa wirausaha atau entrepreneur. Dalam pengertian yang paling luas,
pembelajaran terjadi ketika pengalaman menyebabkan perubahan yang relatif
permanen pada pengetahuan atau perilaku individu.
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar
dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah
dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi
(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
sebelumnya. (Riyanti,2003)
D. Alat dan Bahan
No Alat/Bahan Gambar
1 Panci
2 Kompor dan Gas

3 Pengaduk

4 Gelas

5 Centong Nasi, Sendok Makan

6 Tepung Beras 500 gr

7 Santan Kara 1 Bungkus


(65 ml)

8 Air 1000 ml

9 Garam 1 Sendok Makan

10 Air Coklat
No Jenis Bahan Langsung Jenis Bahan Tidak Langsung
1. Coklat Stiker
2. Tepung Beras Sendok Plastik
3. Santan Kara Gelas Plastik
4. Garam Tutup Gelas Plastik
5. Plastik

E. Langkah Kerja
Pembuatan bubur sum-sum
1. Masukkan 500 gr tepung beras kedalam panci
2. Masukan satu bungkus kara (65 ml) dan tambahkan 1 liter air
3. Aduk-aduk hingga tercampur merata, campuran menjadi encer dan homogen
4. Nyalakan kompor dan panaskan campuran hingga mengental
5. Matikan kompor dan angkat bubur sumsum yang sudah dibuat

Pembuatan Coklat Cair

1. Rebus air hingga mendidih sebanyak 500 ml lalu masukan coklat batang sebanyak
25 gr
2. Masak hingga tercampur merata

F. Hasil Pengamatan
a. Uji Organoleptik
Uji Organoleptik Hasil
Warna Putih
Rasa Manis dan Gurih
Tekstur Lembut
Tampilan Menarik
b. Laporan Keuangan
PENGELUARAN ke-1

No Jenis bahan Jumlah Harga Jumlah Sumber


kebutuhan satuan biaya pasokan
Bahan langsung
1. Coklat Batang 25 gr ( 1/4 kg) Rp 5.000 Rp 5.000 Pasar
2. Tepung Beras 500 gr ( ½ kg) Rp 7.000 Rp 7.000 Pasar
3. Santan Kara 1 bungkus ( 65 ml) Rp 3.000 Rp 3.000 Pasar
4. Garam 1 bungkus Rp 2.000 Rp 2.000 Pasar
Sub total biaya bahan langsung Rp 17.000
Bahan Tidak Langsung
1. Stiker 1 kertas A3 Rp 9.000 Rp 9.000 Percetakan
Sejahtera
2. Gelas plastik 20 buah Rp 300 Rp 6.000 Toko Plastik
3. Tutup gelas plastik 1 Pack Rp 5.000 Rp 5.000 Toko Plastik
4. Sendok plastik 1 Pack Rp 5.000 Rp 5.000 Toko Plastik
5. Plastik 1 Bungkus Rp 10.000 Rp 10.000 Toko Plastik
Sub total biaya bahan tidak langsung Rp 35.000

Total Pengeluaran : Rp 17.000 + Rp 35.000 = Rp 52.000

PEMASUKAN ke-1

Hasil Jualan:

 Banyaknya bubur sumsum yang dibuat : 15 bungkus


 Harga satuan yang dijual yaitu Rp 5.000
 Total pemasukan : 15 bungkus bubur sumsum x Rp 5.000 = Rp 75.000

KEUNTUNGAN

Untung = Jumlah Pemasukan – Jumlah Pengeluaran

= Rp 75.000 – Rp 52.000

= Rp 23.000
PENGELUARAN ke-2

No Jenis bahan Jumlah Harga Jumlah Sumber


kebutuhan satuan biaya pasokan
Bahan langsung
1. Coklat Batang 25 gr ( 1/4 kg) Rp 5.000 Rp 5.000 Pasar
2. Tepung Beras 500 gr ( ½ kg) Rp 7.000 Rp 7.000 Pasar
3. Santan Kara 1 bungkus ( 65 ml) Rp 3.000 Rp 3.000 Pasar
Sub total biaya bahan langsung Rp 15.000
Bahan Tidak Langsung
1. Gelas plastik 20 buah Rp 300 Rp 6.000 Toko Plastik
2. Tutup gelas plastik 1 Pack Rp 5.000 Rp 5.000 Toko Plastik
3. Sendok plastik 1 Pack Rp 5.000 Rp 5.000 Toko Plastik
Sub total biaya bahan tidak langsung Rp 16.000
Total Pengeluaran : Rp 15.000 + Rp 16.000 = Rp 31.000

PEMASUKAN ke-2

Hasil Jualan:

 Banyaknya bubur sumsum yang dibuat : 15 bungkus


 Harga satuan yang dijual yaitu Rp 5.000
 Total pemasukan : 15 bungkus bubur sumsum x Rp 5.000 = Rp 75.000

KEUNTUNGAN

Untung = Jumlah Pemasukan – Jumlah Pengeluaran

= Rp 75.000 – Rp 31.000

= Rp 44.000

Total keuntungan secara keseluruhan = Rp 23.000 + Rp 44.000 = Rp 67.000


G. Pembahasan
Berwirausaha merupakan salah satu tugas dari mata perkuliahan “kewirausahaan”.
Dapat kita ketahui bahwa kewirausahaan menurut Peter F. Drucker mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. (Almar,2001) Oleh karena itu, yang menjadi dasar pembuatan “smooties” ini
adalah untuk menciptakan sebuah produk yang baru. Yaitu berupa bubur sum-sum yang
biasa kita kenal menggunakan kuah yang berasal dari gula merah, Mengapa dinamakan
bubur sum-sum? Karena bubur ini lembut (lembek) seperti sum-sum tulang berbahan
tepung beras. Dikonsumsi dengan campuran gula merah (gula aren). Sedangakan kini
kita membuat smoothies menjadi sesuatu yang berbeda yaitu dengan kuah yang berasal
dari coklat. Panduan coklat sebagai kinca, bubur sum-sum dan candil menambah rasa
enak dan sedap. Anak-anak dan lansia banyak yang menyukai bubur sum-sum.
(Cahyadi,2009)
Banyak yang tidak tahu gizi bubur sum-sum. Bubur sum-sum mengandung
karboidrat. Karbohidrat menurut KBBI adalah kimia senyawa organik karbon, hidrogen,
dan oksigen, terdiri dari satu molekul gula sederhana atau lebih yang merupakan bahan
makanan penting dan sumber tenaga. Bahan bubur sum-sum adalah tepung beras yang
berasal dari beras yang ditumbuk atau digiling. Beras berasal dari padi, dan padi
merupakan makanan pokok asli bangsa Indonesia. (Bahalwan, 2011)
Dalam pembuatan smooties sendiri, tidak memerlukan waktu yang lama kurang lebih
hanya 45 menit saja. Hal tersebut sudah termasuk dalam produksi hingga pengemasan.
Bubur smooties yang dihasilkan pun berwana putih, hal ini dikarenakan santan yang
dipakai adalah santan kara yang berwarna putih sekali. Selain itu hanya diberi sedikit
gula dan garam agar gasanya gurih. Jadi, wajar jika warna bubur smooties nya berwarna
putih lembut. Untuk pemakaian santan sendiri, sebenarnya kurang baik menggunakan
santan kara lebih gurih dan lezat lagi jika menggunakan santan langsung dari kelapa
yang diparut dan diambil santannya. Selain menghemat biaya, juga aman untuk
dikonsumsi.
Modal yang dibuat untuk membuat bubur smooties nya saja hanya diperlukan uang
sebesar Rp 12.000. Sehingga hal ini sesuai dengan yang dimaksud Hisrich dalam
Suryana, yang mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti
penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta
kepuasan dan kebebasan pribadi. (Almar,2001)
Setelah pembuatan bubur smooties dilakukan produksi lagi untuk membuat kuah nya
dari coklat yang dicairkan kemudian dikemas dalam plastik kecil yang bisa dinikmati
oleh konsumen. Untuk pengeluaran pembelian coklat batangan nya sebesar Rp 5.000.
Agar tampilan bubur smooties ny lebih menarik diberi topping berupa mieses dan bola-
bola coklat. Hal ini bertujuan agar lebih membuat kesan daya tarik terhadap pembeli.
Selain itu, juga diberi stiker untuk menaikkan harga smooties menjadi lebih tinggi. Hal
ini sesuai dengan prinsip wirausaha yaitu entrepreneur adalah an owner or manager of a
business enterprise who makes money through risk and initiative. Artinya, pemilik atau
manager sebuah perusahaan bisnis yang menghasilkan keuntungan melalui pengambilan
risiko dan tindakan inisiatif.
Dengan demikian, perlu ditegaskan bahwa tujuan pembelajaran kewirausahaan
sebenarnya tidak hanya diarahkan untuk menghasilkan pebisnis atau business
entrepreneur, tetapi mencakup seluruh profesi yang didasari oleh jiwa wirausaha atau
entrepreneur. Dalam pengertian yang paling luas, pembelajaran terjadi ketika
pengalaman menyebabkan perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau
perilaku individu. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan
sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
(Riyanti,2003). Sehingga dalam berwirausaha kita juga dituntut untuk sikap selalu
semngat, bekerja keras, saling tolong menolong, bekerja pada tim dan juga jujur. Oleh
karena itu, dapat diperoleh keuntungaan dri penjualan adalah sebesar Rp 67.000 dari total
keuntungan penjualan pertama Rp 23.000 dan penjualan kedua Rp 44.000.

H. Kesimpulan
Berdasarkan produk yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1. Smooties merupakan produk yang terbuat dari bubur sum-sum dengan pemberian
kuah coklat. Panduan coklat sebagai kinca, bubur sum-sum dan candil menambah
rasa enak dan sedap. Anak-anak dan lansia banyak yang menyukai bubur sum-sum.
2. Memperoleh keuntungan merupakan dasar dari berwirausaha, sehingga keuntungan
yang diperoleh dari penjualan smooties adalah Rp 67.000 yang terdiri dari total
keuntungan penjualan pertama Rp 23.000 dan penjualan kedua Rp 44.000.
DAFTAR PUSTAKA

Almar, Buchori. 200. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alwisol. 200. Psikologi Kepribdian. Malang: UMM Press.

Azmiyanti, C. 2007. Zat Kimia Berbahaya dalam Makanan dan Minuman. Jakarta:
PT.Sunda Kelapa Pustaka.

Bahalwan, F. 2001. 60 Resep Antigagal Dessert & Minuman. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka
Utama.

Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.

Ernayanti, dkk. 2003. Ensiklopedi Makanan Tradisionaal di Pulau Jawa dan Pulau Madura.
Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Meredith, G. Goffrey. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktis. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.

Riyanti, Dwi. 2003. Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai