Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN

TENTANG PENYAKIT HEMAPTOE DI RUANG MAWAR MERAH

RSUD KABUPATEN SIDOARJO

Disusun Oleh:
1. Chosidatul Anisah
2. Indira Yulias Wihannusa
3. Mulya Firmanti Sholehani
4. Tita Aprilita
5. Nur Hasanah
6. Agustina Pujirahayu

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji hanya bagi Allah yang telah memberikan rahmat

serta petunjuknya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal “Laporan

Kegiatan Penyuluhan Kesehatan” ini. Proposal Laporan Kegiatan Penyuluhan

Kesehatan ini disusun dengan maksud untuk mempermudah para pembaca

khususnya para mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Ucapan terimakasih

kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

proposal Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ini, khususnya kepada dosen

pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang telah memberikan

arahan dan bimbingan sehingga proposal Laporan Kegiatan Penyuluhan

Kesehatan ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa proses penyusunan

proposal Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ini tidaklah mudah sehingga

memungkinkan adanya banyak kekurangan dan kesalahan dalam teknik penulisan,

tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat harapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun, guna penyempurnaan proposal Laporan Kegiatan

Penyuluhan Kesehatan yang selanjutnya. Semoga proposal Laporan Kegiatan

Penyuluhan Kesehatan ini dapat bermanfaat. Akhir kata, kami sampaikan terima

kasih.

Sidoarjo, 20 September 2018

Penyusun
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan

keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit

mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat

jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan mungkin meninggal. Bila

sudah dalam kegagalan pernafasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang

lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu

diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah

berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan

pernafasan (Depkes, 2009).

Infeksi Paru seperti TB paru, Bronkiektasis, Abses paru,

Pneumonia dan Bronkitis merupakan penyakit yang menjadi masalah

kesehatan di masyarakat. Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru

infeksi paru terjadi, di mana sekitar 1/3 penderita terdapat di sekitar

puskesmas, 1/3 lagi ditemukan pada pelayanan rumah sakit/klinik

pemerintah dan swasta, praktek swasta, dan sisanya belum terjangkau oleh

unit pelayanan kesehatan. Kematian karena infeksi tersebut diperkirakan

175.000 per tahun, di mana penderita sebagian besar adalah kelompok usia

produktif dan sebagian besar sosial ekonomi lemah (Depkes RI, 2009).

Hemoptisis merupakan suatu kedaruratan medis yang memerlukan

penanganan khusus supaya tidak berakibat fatal dengan angka mortaliti

hemoptisis masif 75% disebabkan oleh asfiksia dan 70% penyebab

hemoptisis di Indonesia adalah tuberkulosis. Hemoptisis masif juga


berhubungan dengan keganasan bronkopulmoner, infeksi, trauma dan

penyakit kongenital (Fitriah, dkk, 2009).

B. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga pasien mengenai penyebab

penyakit paru dari gejala hemaptoe atau batuk darah

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai informasi

penyakit hemaptoe atau batuk darah.

b. Keluarga pasien yang mengikuti penyuluhan kami nantinya dapat

menerapkan ilmu dalam mengenali penyakit paru melalui gejala

hemaptoe atau batuk darah.

C. Manfaat Penyuluhan

Adapun manfaat yang akan kami berikan pada penyuluhan kami ini

yaitu, memberikan pemahaman terhadap pentingnya mengenali tanda gejal

hemaptoe atau batuk darah yang menjadi penyebab timbulnya kelainan

pada paru. Serta Membimbing dan mengajak. Setelah mengadakan

penyuluhan ini kami berharap keluarga pasien mampu menerapkan hidup

sehat dan menjaga agar tidak terjadi kelainan pada paru.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Kesehatan Hemaptoe pada pasien dengan penyakit

paru

Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Mawar Merah Barat

Waktu : 10.00–10.30 WIB (1 x 30 menit)

Hari/Tanggal : Sabtu/ 22 September 2018

Tempat : Ruang Mawar Merah Barat RSUD Kabupaten Sidoarjo

1. Standar Kompetensi

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan pasien dan

keluarga pasien dengan hemodialisa dapat mengetahui gejala hemaptoe

dan kelainan pada paru.

2. Kompetensi Dasar

Setelah diberikan pendidikan kesehatan, pasien dan keluarga pasien

dengan

Penyakit paru diharapkan dapat:

a. Menyebutkan pengertian penyakit batuk darah (hemaptoe)

b. Menjelaskan penyebab batuk darah (hemaptoe)

c. Mengetahui tanda dan gejala batuk darah (hemaptoe)

d. Mengetahui penanganan bila terjadi batuk darah (hemaptoe)

3. Pokok Bahasan

Hemaptoe (batuk darah)


4. Sub pokok bahasan

a. Pengertian Hemaptoe

b. Penyebab hemaptoe secara umum

c. Tanda dan gejala dari Hemaptoe

d. Penanganan bila terjadi Hemaptoe

5. Waktu: 1 x 30 menit

6. Bahan/Alat yang Diperlukan

a. Leafleat

b. Lembar Balik

7. Metode penyuluhan

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

8. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

a) Keluarga pasien hadir ditempat penyuluhan

b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Mawar Merah

c) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan

sebelumnya

b. Evaluasi Proses

a) Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan

b) Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan

c) Keluarga pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

secara benar.
c. Evaluasi Hasil

a) Keluarga pasien mengetahui tentang jenis penyakit batuk darah

(hemaptoe)

b) Keluarga pasien hadir saat pertemuan

9. Pengorganisasian Kelompok

Moderator : Mulya Firmanti Sholehani

Penyaji : Indira Yulias Wihannusa

Nur Hasanah

Observer : Chosidatul Anisah

Fasilitator : Tita Aprilita

Agustina Pujirahayu

10. Deskripsi tugas :

a. Moderator

a) Memimpin jalannya acara

b) Membuka pertemuan

c) Mengatur setting tempat

d) Menutup kegiatan penyuluhan

b. Penyaji

a) Menjelaskan materi

b) Menggantikan posisi moderator bila diperlukan


c. Observer

a) Mengobservasi jalannya acara

b) Memberi penilaian

c) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai

d) Mengevaluasi dan umpan balik kepada penyaji dan moderator

d. Fasilitator

a) Sebagai pemandu jalannya acara

b) Sebagai tempat bertanya penyaji dan moderator tentang kegiatan

yang akan dilakukan.

c) Memberi petunjuk dalam acara berlangsung dengan baik.

11. Persiapan

Penyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan

lain-lain) Hemaptoe atau batuk darah dan membuat media penyuluhan

tentang Hemaptoe.
12. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 Pembukaan :
menit  Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit  Menjelaskan pengertian batuk  Memperhatikan
darah (hemaptoe)
 Menjelaskan penyebab batuk  Memperhatikan
darah (hemaptoe)  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda dan gejala  Memperhatikan
batuk darah (hemaptoe)
 Menjelaskan penanganan bila  Memperhatikan
terjadi batuk darah (hemaptoe)
3. 10 Evaluasi :
menit  Memberikan kesempatan pada  Bertanya
klien untuk bertanya
 Menanyakan pada klien  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan dan memberikan
reinforcement kepada klien
jika dapat menjawab
pertanyaan
4. 2 Terminasi :
menit  Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
atas peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam
13. Setting Tempat

Observer

Penyaji

Flip Chart

Audien
Moderator

Vasilitator
Materi Penyuluhan Batuk Darah (Hemaptoe)

A. Definisi

Hemoptoe adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah

atau sputum yang berdarah. Batuk darah adalah batuk yang disertai

pengeluaran darah dari paru atau saluran pernapasan. Hemoptoe atau batuk

darah adalah ekspektorasi darah atau dahak mengandung darah, berasal dari

saluran napas di bawah pita suara.

B. Penyebab

Penyebab dari batuk darah (hemoptoe) dapat dibagi atas :

1. Infeksi, terutama tuberkulosis, abses paru, pneumonia, dan kaverne oleh

karena jamur dan sebagainya.

2. Kardiovaskuler, stenosis mitralis dan aneurisma aorta.

3. Neoplasma, terutama karsinoma bronkogenik dan poliposis bronkus.

4. Gangguan pada pembekuan darah (sistemik).

5. Benda asing di saluran pernapasan

Menurut Bannet, 82 – 86% batuk darah disebabkan oleh tuberkulosis paru,

karsinoma paru dan bronkiektasis.

C. Tanda dan Gejala

Tanda-tanda batuk darah:

1. Didahului batuk keras yang tidak tertahankan

2. Terasa asin / darah dan gatal di tenggorokan


3. Warna darah yang dibatukkan merah segar bercampur buih, beberapa

hari kemudian warna menjadi lebih tua atau kehitaman

4. Bisa berlangsung beberapa hari

Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain,

seperti nafsu makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan

terasa lebih berkeringat (terutama saat tidur malam hari), dan penurunan

berat badan. Untuk mengetahui apakah batuk darah disebabkan karena

TBC diperlukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan dahak (sputum)

dan foto rontgen dada.

D. Penanganan

1. Penanganan Pertama

Penanganan pertama batuk darah adalah penghentian perdarahan serta

pencegahan batuk. Jaga kebersihan udara di sekitar penderita, termasuk

tempat tidur, dan rumah. Berikan ventilasi dan sinar matahari agar

penderita dapat bernafas dengan segar, sehingga diharapkan tidak batuk

lagi. Selain itu, pemberian terapi obat-obatan biasanya pertama kali juga

ditujukan untuk mencegah batuk dan menghentikan perdarahan.

2. Penanganan Gawat Darurat

Saat mengalami batuk darah, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan

kesehatan untuk mencari penyebab batuk darah dan mengatasinya.

Namun, Anda tidak perlu panik, karena tidak semua batuk darah

menandakan keadaan mengancam jiwa. Hal ini dilihat dari berapa jumlah

darah yang dibatukkan. Dikatakan batuk darah hebat apabila jumlah darah

yang dibatukkan melebihi 300ml (kira – kira setengah botol air mineral
ukuran sedang) dalam 24 jam. Semakin banyak jumlah darah yang

dibatukkan apalagi dalam waktu yang singkat, maka keadaan semakin

berbahaya.

Ada beberapa keadaan pengecualian, misalnya terdapat sumbatan saluran

napas sehingga darah tidak dapat dibatukkan. Keadaan ini lebih

berbahaya, karena darah tidak dapat dikeluarkan dan memperparah

sumbatan saluran pernapasan. Selain itu, orang yang bersangkutan tidak

menyadari adanya pendarahan saluran napas karena darah tidak ’keluar’.

Tanda – tanda lain yang dapat membantu menentukan apakah keadaan

pasien dengan batuk darah dalam keadaan gawat antara lain :

a. Kepala terasa ringan seperti melayang

b. Haus

c. Pasien bernapas dengan cepat (lebih dari 24 kali per menit)

Dengan demikian, tidak semua batuk darah digambarkan tingkat

kegawatannya melalui jumlah darah yang dibatukkan, maka apabila Anda

mengalami batuk darah, sebaiknya segera mencari pertolongan.

Pada umumnya hemoptoe ringan tidak diperlukan perawatan khusus dan

biasanya berhenti sendiri. Yang perlu mendapat perhatian yaitu hemoptisis

yang masif.
Tujuan pokok terapi ialah:

1. Mencegah tersumbatnya saluran napas oleh darah yang beku

2. Mencegah kemungkinan penyebaran infeksi

3. Menghentikan perdarahan

Sasaran-sasaran terapi yang utama adalah memberikan suport

kardiopulmaner dan mengendalikan perdarahan sambil mencegah asfiksia

yang merupakan penyebab utama kematian pada para pasien dengan

hemoptisis masif.

Pada prinsipnya, terapi yang dapat dilakukan adalah :

– Terapi konservatif

– Terapi definitif atau pembedahan.


DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff H. Rai IB. Alrasyid SH. Penanggulangan Batuk Darah dalam

Simposium Ilmu Kedokteran Darurat. FK – Unair. Surabaya. 1979. p.162

– 164

Price SA.Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses

Penyakit (Pathophysiology Clinical Consepts of Diseases Processes) alih

bahasa Adji Dharma. EGC. Jakarta. 1984. p. 531.

Purwandianto A. Sampurna B. Kedaruratan Medik. ed. 3. Bina Rupa Aksara.

Jakarta. p.19 – 20

Rab T. Prinsip Gawat Paru. ed.2. EGC. Jakarta. 1996. p. 185 – 201

Soeroso HL. Susilo H. Parhussip RS. Sumari. Usman. Hemoptisis Masif. Cermin

Dunia Kedokteran. 1992. (80) : 90 – 94

Sluiter HJ, Leerboek Long Ziekten. Van Gorkom, Assen/Maastricht. 1985

Woodley M. Whelan A. Pedoman Pengobatan. (Manual of Medical

Therapeutics). Andi offset. Yogyakarta. 1995. p. 326 – 327


Daftar pertanyaan dan jawaban yang diajukan

1. Dikatakan batuk darahkan bila batuk keluar 200 ml dahak, kalau keluar

sedikit saja apa bisa dimaksud batuk darah juga? Dan itu menular atau

tidak?

Iya, jika batuk darah yang dikeluarkan memiliki ciri-ciri berwarna merah

muda atau merah terang, dan ada juga yang memiliki tekstur berbusa atau

bahkan bercampur dengan lendir. Iya menular karena penyakit TB

ditularkan melalui dahak batuk yang dihirup oleh orang lain.

2. Bagaimana cara agar yang menunggui di rumah sakit tidak tertular?

Salah satunya adalah menjaga kesehatan tubuh karena pada kondisi tubuh

yang lemah akan semakin mudah tertular infeksi, dan menjaga kebersihan

dengan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah dari rumah sakit,

sebelum dan setelah masuk kamar dirumah sakit, dan berinteraksi dengan

pasien saat menjenguk, serta mengunakan masker, jika ingin memasuki

ruang-ruang tertentu di rumah sakit.

3. Batuk tidak keluar darah tapi gumpalan kecil seperti daging keluar melalui

hidung, apakah itu juga termasuk batuk darah?

Jika hanya sedikit dan terjadi 1 – 2 x banyak kemungkinan penyebabnya.

Yang paling umum adalah pecahnya pembuluh darah-pembuluh darah

kecil yang dapat terjadi ketika mengeluarkan lendir hidung, bersih, atau

batuk. Selain itu penyakit pada gigi atau gusi juga dapat membuat dahak

yang dikeluarkan bercampur darah.


4. Pasien dengan penyakit TBC harus mengkonsumsi obat berbulan-bulan,

apakah ada efek samping dari mengkonsumsi obat selama berbulan-bulan

itu?

Sama seperti semua obat-obat lain, obat TBC juga memiliki efek samping,

seperti mual dan muntah, sakit perut, sensasi perih dan panas pada dada,

diare, nyeri otot dan nyeri sendi, sakit kepala, ruam dan gatal, mengantuk,

pusing, sensasi berputar-putar, dengung berulang kali di telinga, mati rasa

atau kesemutan di kaki.

5. Bagaimana cara mencegah penularan TBC pada orang di sekitar?

a. Tutup mulut saat batuk dan bersin, TBC menular lewat dahak dan air

liur yang keluar dari mulut. Maka, penderita TBC harus menutup

mulutnya saat bersin atau batuk

b. Jangan meludah atau buang dahak sembarangan, bakteri yang ada di

dalam ludah bisa berterbangan di udara dan kemudian terhirup oleh

orang-orang sekitar.

c. Hindari kontak langsung dengan anak-anak, karena sistem imun pada

anak-anak masih belum kuat dan cenderung lemah.

d. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan, kuman penyebab TB

umumnya dapat bertahan hidup di udara bebas selama satu sampai dua

jam, Namun, bakteri TB bisa langsung mati jika terpapar oleh sinar

matahari langsung. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan

untuk membunuh kuman-kuman TBC.


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai