Anda di halaman 1dari 19

KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

A. PENDAHULUAN
Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan setiap hari, merupakan kehidupan dari
suatu kelas, dimana guru dan siswa saling terkait dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan oleh guru. Keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
guru, karena guru merupakan pengelola tunggal di dalam kelas. Oleh karena itu bila siswa
kurang bisa menunjukkan keterampilan dalam suatu mata pelajaran, maka tuduhan kekurang
berhasilan juga tertuju pada guru.

Bruner (Suherman, 2001) menyatakan bahwa siswa dalam belajar konsep matematik melalui
3 tahap yaitu tahap enactive, ekonik dan simbolik. Tahap enactive yaitu tahap belajar
memanipulasi benda atau obyek kongkrit, tahap ekonic yaitu tahap belajar dengan
menggunakan gambar, dan tahap simbolik yaitu tahap belajar matematika merupakan proses
membangun konstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tidak sekedar penggerojokan
yang terkesan pasif dan statis, namun belajar itu harus aktif dan dinamis.

Sejalan dengan hal tersebut di atas tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar
mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.
Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang
harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah
satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran
pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga
dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Komputer telah dirasakan manfaatnya di berbagai sektor kehidupan. Dalam sektor


pendidikan misalnya, pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat
yang hanya dipergunakan untuk urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat
dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media
pembelajaran. Sebagai contoh adanya komputer multimedia yang mana mampu menampilkan
gambar maupun tulisan yang diam dan bergerak serta bersuara sudah saatnya untuk dijadikan
sebagai salah satu alternatif pilihan media pembelajaran yang efektif. Hal semacam ini perlu
ditanggapi secara positif oleh para guru sehingga komputer dapat menjadi salah satu alat
yang membantunya dalam pengembangan pembelajaran.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam
belajar matematika pengalaman belajar siswa sangatlah penting, pengalaman tersebut akan
membentuk pemahaman apabila ditunjang dengan alat bantu belajar, agar pemahaman
matematika tersebut menjadi kongkrit. Dengan demikian alat bantu belajar atau biasa disebut
dengan media akan berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat memberikan
pengalaman yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan siswa.
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Dasar Komputer

Komputer yang merupakan salah satu hasil dari perkembangan teknologi sudah mulai dikenal
sejak abad 19. Pada awalnya komputer diciptakan dengan tujuan untuk menciptakan mesin
perhitungan yang otomatis (Sharp, 1996). Edwar Humby dalam bukunya yang berjudul
“Computers” mendefinisikan komputer sebagai “an electronic machine that processes data
under the control of stored programs“. Komputer adalah alat elektronit yang dapat
mengelolah data dengan perantaraan program dan dapat memberikan/menampilkan hasil
pengolahannya (Suryanto dan Rusmali, 1985). Sedangkan dalam buku yang berjudul
“Computer Annual” mendefinisikan komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu
melakukan beberapa tugas, yaitu menerima (masukan), memproses input tersebut sesuai
dengan programnya, menyimpan perintah-perintah dan hasil pengolahannya, serta
menyediakan output (keluaran) dalam bentuk informasi (Sanusi, 1997).

2. Komputer dalam Pengajaran

Pada masa sekarang ini komputer sudah dipergunakan di berbagai sektor/bidang termasuk
pada bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan komputer dapat
mempertinggi efisiensi suatu pekerjaan yang disebabkan adanya kelebihan/manfaat dari
komputer. Kelebihan tersebut diantaranya adalah:

– Dapat mengerjakan pekerjaan dengan cepat dan tepat.


– Dapat menyimpan data maupun memanggilnya kembali.

– Dapat memproses data/informasi dalam cakupan besar.

Bahkan dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dalam program-program


aplikasinya, saat ini komputer semakin memberikan manfaat yang besar di dunia pendidikan
baik itu membantu dalam bidang administrasi maupun dalam bidang instruksional.

Fungsi komputer dalam bidang administrasi berupa: (1) program pengolah kata (Ms word),
(2) pengolah angka (spredsheet) misalnya Ms excel, (3) program database (Ms Access.
Sedangkan dalam bidang instruksional pendidikan (Piccioano, 1998) membagi menjadi tiga
bagian: (1) komputer sebagai tutor (tutor aplication), (2) komputer sebagai alat (Tool
Applications), (3) Komputer sebagai tutee (Tutee Applications).

Dilihat dari fungsinya, penggunaan komputer dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) dan Pembelajaran Dikelola Komputer
(PDK) .

a. Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)


Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) diadopsi dari istilah Computer Assisted
Instruction (CAI). CAI adalah istilah yang paling banyak digunakan di samping istilah
Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Learning (CAL), Computer Based
Education (CBE) dan lainnya.

PBK berkaitan langsung dengan pemanfaatan komputer dalam proses belajar mengajar di
dalam maupun di luar kelas, secara individu maupun secara kelompok. PBK dapat diartikan
sebagai bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer dalam peran guru. Dalam proses
PBK, siswa berinteraksi secara langsung dengan komputer dan kontrol sepenuhnya berada di
tangan siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar sesuai kemampuannya dan memilih
materi sesuai kebutuhannya.

Secara umum PBK berlangsung dengan cara (1) komputer menyampaikan materi, (2)
komputer memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi dan (3) sesuai dengan jawaban
siswa, komputer membuat keputusan apakah siswa harus mengikuti remedi atau melanjutkan
ke materi lainnya.

PBK dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu (1) tutorial, (2) latih dan praktik, (3) simulasi, (4)
permainan dan (5) pemecahan masalah. Selain lima tipe tersebut, Madja (1992:21)
menambahkan satu tipe PBK yaitu inquiry. Sedangkan Schall dkk. (1986:196) menambahkan
tipe PBK yang lain yaitu informasional.

Tutorial bertujuan untuk menyampaikan atau menjelaskan materi tertentu (Clements,


1889:22). Dalam tutorial, komputer menyampaikan materi, memberikan pertanyaan dan
umpan balik sesuai dengan jawaban siswa. Interaksi antara siswa dan komputer belangsung
dalam dialog yang terbatas.

Tutorial terbagi dalam dua bentuk, yaitu tutorial linear dan tutorial bercabang. Tutorial linear
menyajikan satu topik ke topik selanjutnya dengan urutan yang ditetapkan oleh
pemrogramnya. Dalam tutorial linear, siswa tidak dapat memilih materi sesuai keinginannya
dan setiap siswa harus mengikuti atau mempelajari materi yang sama. Tutorial linear kurang
memperhatikan perbedaan individu.

Penyajian materi dan topik dalam tutorial bercabang ditetapkan sesuai kemampuan dan
pilihan siswa. Tutorial bercabang memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih atau
mempelajari materi sesuai keinginannya, sehingga dimungkinkan antara siswa yang satu
dengan yang lainnya mempelajari materi yang berbeda. Dengan demikian tutorial bercabang
memperhatikan perbedaan individu.

Latih dan praktek diterapkan pada siswa yang sudah mempelajari konsep dasar. Dalam
pembelajaran ini, siswa sudah siap untuk mengingat kembali dan/atau mengaplikasikan
pengetahuan yang telah dimiliki. Jenis PBK ini cocok untuk memantapkan konsep yang telah
dipelajari sebelumnya.

Simulasi digunakan untuk memperagakan sesuatu sehingga siswa merasa seperti berada
dalam keadaan yang sebenarnya. Simulasi banyak digunakan dalam materi yang memerlukan
biaya yang sangat mahal dan berbahaya atau sulit dilakukan. Penggunaan simulasi misalnya
untuk melatih pilot pesawat terbang atau pilot tempur.

Permainan merupakan sarana bermain dan belajar. Jika pembelajaran ini didesain dengan
baik, maka akan menimbulkan motivasi belajar siswa. PBK jenis ini sangat cocok untuk
siswa yang senang bermain.

Pemecahan masalah adalah bentuk pembelajaran yang mirip dengan latih dan praktik, tetapi
memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Siswa tidak sekedar mengingat konsep-konsep
atau materi dasar, melainkan dituntut untuk mampu menganalisis dan sekaligus memecahkan
masalah.

Inquiry adalah suatu sistem basis data yang dapat dikonsultasikan oleh siswa. Basis data
tersebut berisi data yang dapat memperkaya pengetahuan siswa.

Informasional biasanya mengembangkan informasi dalam bentuk daftar-daftar atau tabel.


Informasional menuntut interaksi yang sedikit dari pemakai.

Lima kelompok PBK tersebut, yaitu tutorial, latih dan praktik, simulasi, permainan dan
pemecahan masalah dapat menjadi satu kesatuan dalam satu program pembelajaran. Program
pembelajaran seringkali disebut courseware.

b. Pembelajaran Dikelola Komputer (PDK)

Pekerjaan yang “menjemukan” dalam bidang pendidikan dapat dengan mudah diselesaikan
oleh komputer, misalnya pengelolaan tes, pengadministrasian nilai, presensi siswa, biodata
siswa, perekaman perkembangan dan kemajuan belajar siswa serta pembuatan laporan
tentang siswa. Penggunaan komputer untuk membatu mengelola tugas ini disebut dengan
Pembelajaran Dikelola Komputer (PDK). Jadi, PDK berfungsi untuk membantu guru tidak
seperti PBK yang berfungsi untuk membantu siswa secara langsung.

PDK digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar antara lain:
1. menyimpan data nilai, rata-rata nilai, kemajuan belajar siswa dan menganalisis hasilnya,

2. menyimpan catatan kekurangan dan kelebihan dalam mengajar,

3. mengumpulkan, mengadministrasikan dan menganalisis hasil ujian,

4. menyimpan jawaban siswa dalam PBK dan menyediakan materi remedial, dan

5. menyiapkan dan menyampaikan materi dalam PBK.

Baker mengelompokkan PDK ke dalam kriteria kecil, sedang dan besar. PDK disebut kecil
jika hanya mengelola satu tujuan dalam satu lembaga, sedang jika mengelola banyak tujuan
dalam satu lembaga dan besar jika mengelola banyak tujuan dalam banyak lembaga.

Sebagai suatu media pembelajaran, PBK mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan PBK menurut Cole dan Lorna antara lain (1) dapat meningkatkan perhatian dan
konsentrasi siswa, (2) dapat meningkatkan motivasi siswa, (3) pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan siswa secara individu, dan (4) mereduksi waktu penyampaian
materi. Gerlach dan Ely (1980:395-396) menyatakan bahwa kelebihan PBK antara lain (1)
dapatmengakomodasikan banyak siswa dan menjalankan fungsinya dengan sedikit kesalahan,
(2) karena PBK adalah sistem berdasar komputer, ia tidak pernah lelah, benci, marah, tidak
sabar dan tidak pernah lupa, dan (3) dapat menggunakan fasilitas penyimpanan untuk
mengetahui kemajuan belajarsiswa.

Kelebihan lain dari PBK adalah bersifat tanggap dan bersahabat sehingga siswa belajar tanpa
tekanan psikologis, materi dapat didesaian lebih menarik, tingkat kemampuan dan kecepatan
belajar dapat dikontrol oleh siswa sehingga siswa dapat belajar dan berprestasi sesuai dengan
kemampuannya, siswa dapat belajar sesuai waktu yang mereka perlukan dan belajar
kemampuan dasar komputer yang diperlukan di luar kelas dan dapat mendorong guru untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai komputer. Kelebihan yang dimiliki
PBK ini sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif.
Kelemahan PBK adalah masih terlalu mahal. Abdussakir dan Sudarman (2000:19-20)
menyatakan kelemahan PBK antara lain (1) pembuatan PBK memerlukan biaya, waktu dan
tenaga yang tidak sedikit, (2) kadang-kadang PBK hanya dapat dijalankan pada komputer
tertentu, (3) kecepatan perkembangan teknologi komputer memungkinkan peralatan yang
dibeli hari ini sudah usang pada tahun berikutnya, (4) karena PBK dikembangkan dalam
dialog yang terbatas, maka ia tidak dapat menjawab semua permasalahan yang dihadapi
siswa, (5) PBK akan menilai kemajuan siswa sesuai hasil belajarnya, tanpa dapat
memperhatikan apakah waktu itu siswa kelelahan, mengantuk atau sakit, (6) pada umumnya
PBK tidak dapat menilai proses belajar, PBK hanya menilai hasil akhir, dan (7) PBK tidak
bisa meniru semua tingkah laku guru, misalnya gerak badan, gerak tangan, senyuman,
penampakan raut muka dan terlebih ikatan batin antara guru dan siswa. Sedangkan Smith
(tanpa tahun) menyatakan bahwa kelemahan PBK adalah tidak dapat melihat teknik siswa
dalam menjawab soal dan penguatan yang diberikan sudah tertentu.

Kelemahan yang dimiliki PBK ini masih dapat diatasi. Faktor biaya, waktu dan tenaga yang
diperlukan dalam pembuatan PBK pada akhirnya justru akan menghemat biaya, waktu, dan
tenaga (Smith, tanpa tahun). PBK yang telah dihasilkan dapat digunakan secara terus
menerus dan dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi komputer. Sedangkan
kelemahan PBK yang tidak dapat menilai proses kerja siswa dapat diatasi dengan peran serta
guru dalam pembelajaran yang menggunakan PBK. Hal ini menunjukkan bahwa kelebihan
yang dimiliki PBK lebih banyak daripada kelemahan yang dimilikinya.

3. Komputer dalam Pembelajaran Matematika

Dalam dunia pendidikan, komputer memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas
pembelajara, khususnya dalam pembelajaran matematika. Banyak hal abstrak atau imajinatif
yang sulit dipikirkan siswa dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer. Hal ini tentu
saja akan lebih menyederhanakan jalan pikir siswa dalam memahami matematika. Dengan
demikian proses pembelajaran matematika dapat dilakukan guru dengan memberdayakan
komputer. Latihan dan percobaan-percobaan eksplorasi matematik dapat dilakukan siswa
dengan komputer. Selain itu program-program sederhana yang dapat dipelajari siswa dapat
digunakan dalam penanaman dan penguatan konsep, membuat pemodelan matematika dan
menyusun strategi dalam memecahkan masalah.

Belakangan ini sudah cukup banyak sekolah, dari SD sampai SMA, yang memiliki komputer.
Sayangnya komputer ini kebanyakan belum dimanfaatkan dalam pembelajaran, namun baru
digunakan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan urusan administrasi atau mengfungsikan
komputer sebagai mesin tik. Padahal banyak hal yang dapat dilakukan guru dengan komputer
dalam pembelajaran matematika. Tentu saja hal ini menuntut kriativitas guru, harus
bagaimana mempresentasikan matematika dalam kegiatan pembelajaran.

Komputer memberikan kesempatan siswa lebih luas dalam menginvestigasi matematika


daripada kalkulator. Hal ini disebabkan karena kemampuan memori komputer yang jauh
lebih besar dari kemampuan menampilkan gambar dalam monitor yang lebih sempurna.

Dalam pembelajaran matematika, komputer banyak digunakan untuk materi yang


memerlukan gambar, animasi, visualisasi dan warna, misalnya geometri. Clements
(1989:267-268) menyatakan bahwa pembelajaran geometri dengan komputer perlu
dilakukan. Dengan komputer, siswa dapat termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah
geometri. Satu hal yang paling penting adalah komputer dapat membuat konsep matematika
(khususnya geometri) yang abstrak dan sulit menjadi lebih konkret dan jelas.

Selain untuk geometri, komputer juga dapat digunakan untuk materi matematika yang lain.
Komputer dapat digunakan dalam aljabar, misalnya untuk menyelesaikan sistem persamaan
linier; dalam kalkulus, misalnya untuk menggambar grafik; dan dalam aritmetika, misalnya
untuk melatih kemampuan berhitung. Selain itu masih banyak lagi materi matematika yang
dapat diajarkan dengan menggunakan komputer (Abdussakir & Sudarman, 2000:5).

National Council of Supervisor menyatakan bahwa komputer lebih baik digunakan untuk
mengembangkan 10 kemampuan dasar dalam matematika, yaitu (1) problem solving, (2)
aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari, (3) peluang, (4) estimasi dan aproksimasi,
(5) kemampuan berhitung, (6) geometri, (7) pengukuran, (8) membaca, menginterpretasi dan
mengkonstruksi tabel, diagram dan grafik, (9) penggunaan matematika untuk prediksi, dan
(10) “melek” komputer.
Komputer telah memainkan peranan penting dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan
berbagai studi tentang penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika ditemukan
bahwa hasil belajar siswa yang belajar matematika dengan komputer lebih baik daripada yang
tidak menggunakan komputer.

4. Kekuatan dan Keterbatasan Penggunaan Komputer

(Azhar, 2007) mengemukakan beberapa kekuatan dan keterbatasan komputer yang digunakan
untuk tujuan pendidikan.

a. Kekuatan:

1) Komputer dapat mengakomodasikan siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia


dapat memberikan iklim yang lebih bersifat efektif dengan cara lebih individual, tidak pernah
lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan
program yang digunakan.

2) Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan


laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan musik yang dapat
menambah realisme.

3) Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan
dengan tingkat penguasaanya. Dengan kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa
secara perorangan misalnya bertanya dan menilai jawaban.

4) Kemampuan merekan aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pembelajaran


memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan
setiap siswa selalu dapat dipantau.

5) Dapat berhubungan dengan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc, video
tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer-komputer.

b. Keterbatasan
1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah),
pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.

2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang


komputer.

3) Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program (software)


yang tersedia untuk satu model tidak cocok (kompatibel) dengan model lainnya.

4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal
tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas siswa.

5) Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam
kelompok kecil. Untuk kelompok yang lebih besar diperlukan tambahan peralatan lain yang
mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke layar yang lebih lebar.
C. PENUTUP

1. Simpulan

Dua unsur yang sangat penting dalam pembelajaran pada awal paparan ini, menunjukkan
adanya keterkaitan satu sama lain, komputer sebagai media pembelajaran dapat
mempermudah seorang guru dalam menerapkan metode mengajar mereka sehingga apa yang
menjadi tujuan pembelajaran yang termuat dalam indikator pembelajaran dapat terpenuhi.

Kemampuan dan daya kreasi guru sangat membantu dalam mengembangkan ide-ide dan
inovasi pembelajaran khususnya dalam komputer sebagai media pembelajaran.

2. Saran

Untuk meningkatkan interaksi media berbasis komputer, saran-saran berikut perlu


dipertimbangkan dalam pengembangan media tersebut.

a. Pertimbangkan untuk menggunakan rancangan yang berpusat pada masalah, studi kasus,
atau simulasi dimana siswa secara mental terlibat dengan penyajian itu. Program seperti ini
dimulai dengan menggugah dan melibatkan pikiran sisa secara aktif.

b.Buatlah penyajian instruksional singkat, kemudian minta supaya siswa mengolah atau
memikirkan informasi yang disajikan.

c.Berikan kesempatan untuk berinteraksi sekurang-kurangnya setiap 3 atau 4 layar tayangan,


atau tiap satu atau dua menit.

d.Pertimbangkan untuk membolehkan siswa berhubungan dengan pemakai komputer lain


melalui model papan informasi elektronik. Siswa diminta untuk berbagi tulisan kreatif,
pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan dengan siswa lain di lokasi yang jauh.

e.Jangan memaksa interaksi, misalnya hindari pertanyaan yang semata-mata ingin


memperoleh jawaban siswa.
D. DAFTAR PUSTAKA

Adi Wijaya, 2004. Pemanfaatan Komputer Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Matematika
SMP. Yogyajarta: PPPG Matematika.

Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Sanusi. U 1997. Buku Pelajaran Komputer Untuk SMK Tingkat I. Jakarta: Erlangga.

Suherman, 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA Universitas


PendidikanIndonesia (UPI).
What is Calculator?
Apa itu kalkulator? Pengertian kalkulator secara singkat ialah alat bantu untuk
menghitung. Kalkulator merupakan alat hitung elektronika yang jauh lebih sederhana
dibandingkan dengan komputer, dan dikalangan masyarakat sudah banyak yang
menggunakannya sebagai alat bantu hitung yang praktis dan cepat. Dan saat ini sudah banyak
beredar kalkulator dengan bermacam-macam merek dan tipe, yang biasanya mempunyai cara
pengoperasian yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya hamper sama.
Menurut Wikipedia, kalkulator atau mesin hitung adalah alat untuk menghitung dari
perhitungan sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sampai
kepada kalkulator sains yang dapat menghitung rumus matematika tertentu. Pengertian ini
sejalan dengan Winarno (2003) bahwa kalkulator merupakan alat hitung elektronika yang
jauh lebih sederhana dibandingkan dengan komputer, dan saat ini sudah beredar banyak
dikalangan masyarakat yang digunakan sebagai alat bantu hitung yang praktis dan cepat.
Kalkulator dapat dipandang sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Kalkulator
menurut Kamus Elektronika (Wasito; 1996:83-94 dalam Marsigit dan Siswanto, 2003) adalah
piranti khusus untuk melaksanakan persiapan ilmu hitung dengan datadata dan instruksi yang
dimasukkan kepadanya. Kebanyakan piranti ini memerlukan intervensi tangan, yang dapat
dipakai untuk melaksanakan penghitungan logika dan digit.
Pada perkembangannya sekarang ini, kalkulator sering dimasukkan sebagai fungsi
tambahan daripada komputer, handphone, bahkan sampai jam tangan. Hal ini dimaksudkan
agar memudahkan semua kalangan menggunakan kalkulator. Selain itu juga pengembangan
kalkulator dalam pemanfaatannya mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih.
Dapat diambil kesimpulan bahwa kalkulator adalah sebuah alat bantu hitung yang
semakin modern sesuai perkembangan zaman, simple, dan mudah dibaw kemana-mana.

2.2 Why Using Calculator?


Mengapa perlu menggunakan kalkulator? Penggunaan kalkulator perlu dilakukan
karena kalkulator merupakan alat yang mampu membantu memudahkan perhitungan.
Pengoperasian bilangan-bilangan besar dapat dilakukan dengan mudah kalau kita
menggunakan kalkulator.
Sebenarnya penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika masih
menimbulkan pertentangan atau perdebatan dari berbagai pihak. Sebagian orang berpendapat
bahwa kalkulator dapat membantu peserta didik untuk lebih berkonsentrasi dalam memahami
dan mempelajari konsep-konsep matematika, daripada sekedar melakukan perhitungan
matematika yang rumit dan membosankan. Mereka juga berpendapat bahwa kalkulator dapat
mengembangkan ‘number sense’ dan membuat peserta didik lebih percaya diri dengan
kemampuan matematika yang mereka miliki.
Sementara sebagian lain yang menentang penggunaan kalkulator dalam pembelajaran
matematika di sekolah dasar, mengatakan bahwa kalkulator membuat peserta didik tidak
belajar tentang fakta-fakta dasar, menghambat peserta didik dalam menemukan dan
memahami konsep-konsep matematika. Kalkulator hanya mendorong peserta didik untuk
mencoba berbagai operasi matematika secara acak tetapi mereka tidak memahami apa yang
mereka lakukan. Mereka juga mengatakan bahwa kalkulator menghalangi peserta didik untuk
mendapatkan salah satu manfaat penting dari pembelajaran matematika yaitu melatih dan
disiplin pikiran serta mempromosikan penalaran logis.
Padahal penggunaan kalkulator dapat berguna dengan baik apabila kita tahu cara
penggunaannya. Baik atau buruk penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika di
kelas tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh guru. Kalkulator tidak lebih dari
sekedar alat yang tidak baik tetapi juga tidak buruk. Kenyataannya sekarang, kalkulator
banyak digunakan oleh orang- orang dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga peserta didik
tetap harus belajar menggunakannya setelah mereka menyelesaikan sekolah.
Manfaat lain dari kalkulator yang memudahkan pembelajaran matematika di kelas
diantaranya adalah sebagi berikut:
1. Kalkulator Dapat Digunakan untuk Mengembangkan Konsep
Kalkulator juga dapat digunakan secara efektif untuk mengembangkan konsep.Adding It Up:
Helping Children Learn Mathematics (NRC, 2001) memuat beberapa penelitian jangka
panjang yang telah menunjukkan bahwa siswa kelas 4-6 yang menggunakan kalkulator
meningkat pemahaman konsepnya.
2. Kalkulator dapat digunakan untuk Drill
Kalkulator merupakan alat yang sangat baik untuk drill yang tidak merlukan komputer atau
perangkat lunak. Kalkulator masa kini mempunyai penyelesaian soal yang sudah terprogram
yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar fakta-fakta perhitungan, mengembangkan
daftar fakta yang terkait, dan menguji kesamaan atau ketidaksamaan ekspresi aritmetika pada
kedua sisi dari simbol hubungannya
3. Kalkulator Meningkatkan Pemecahan Soal
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan kalkulator memperbaiki
kemampuan pemecahan soal dari pelajar pada segala tingkatan untuk semua kelas (NRC,
2001). Mekanisme perhitungan kadang dapat memecah perhatian siswa dari problem yang
mereka kerjakan. SambiI memahami arti dari operasi, siswa harus diperkenalkan dengan soal
nyata dengan bilangan-bilangan yang realistis. Bilangannya mungkin di atas kemampuan
mereka untuk menghitung, tetapi kalkulator membuat soal nyata ini dapat diselesaikan.
4. Kalkulator Menghemat Waktu
Perhitungan dengan tangan akan memakan waktu, terutama untuk siswa usia dini yang belum
mengembangkan penguasaan teknik-teknik perhitungan mereka. Mengapa waktu harus
dihabiskan oleh siswa untuk menjumlahkan bilangan-bilangan untuk mencari keIiling dari
sebuah poIigon? Mengapa menghitung rata-rata, mencari persentase, mengubah bentuk
pecahan ke bentuk desimal, atau memecahkan beberapa soal dengan metode pensil dan kertas
ketika ada cara praktis dan cepat yang dapat digunakan? Maka penggunaan kalkulator dengan
metode yang tepat akan lebih mengefisiensi kan waktu yang digunakan dalam pembelajaran.
5. Kalkulator Banyak Digunakan di Kehidupan Sehari-hari
Sekarang ini, hampir setiap orang menggunakan kalkulator dalam kehidupannya untuk
melakukan perhitungan kecuali anak-anak sekolah. Siswa harus diajarkan bagaimana untuk
menggunakan kalkulator, sebagai alat yang efektif yang mudah ditemukan, dan juga belajar
untuk menguji kebenaran dengan kalkulator apabila diperIukan. Penggunaan kalkulator
secara efektif adalah sebuah keterampilan yang penting. Keterampilan ini paling baik
dipelajari dengan cara menggunakan kalkulator secara teratur dan penuh arti
2.3 How to Use Calculator in Learning Mathematics?
Bagaimana menggunakan kalkulator dalam pembelajaran matematika? Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan kalkulator dalam pembelajaran matematika,
sebagaimana dijelaskan berikut ini:
1. Kalkulator adalah alat untuk melakukan perhitungan. Begitu pula pikiran kita dengan
pensil-kertas. Peserta didik harus diajarkan kapan saatnya menggunakan kalkulator, dan
kapan saatnya melakukan “mental calculations” atau perhitungan dengan pensil-kertas dan
mana yang lebih efektif serta sesuai dengan permasalahan. Memilih alat yang tepat adalah
bagian dari proses penyelesaian masalah secara efektif.
2. Sangat penting bagi peserta didik untuk belajar memperkirakan hasil sebelum melakukan
perhitungan, karena sangat mudah melakukan kesalahan ketika menekan tombol angka-
angka. Dan peserta didik harus belajar untuk tidak ‘mengandalkan’ hasil pada kalkulator
tanpa memeriksa kewajaran dari jawaban.
3. Sebaiknya kalkulator tidak digunakan untuk mencoba secara acak semua kemungkinan
operasi dan melihat mana yang menghasilkan jawaban yang benar. Sangat penting bagi
peserta didik untuk memahami perbedaan dari setiap operasi matematika sehingga mereka
tahu kapan menggunakan salah satunya ketika melakukan “mental calculations”, perhitungan
dengan pensil-kertas atau perhitungan menggunakan kalkulator.

2.4 How to Teach Mathematics Using Calculator?


Bagaimana mengajarkan matematika dengan menggunakan kalkulator? Kalkulator
akan berdampak baik jika digunakan pada saat yang tepat. Terdapat banyak macam situasi di
kelas di mana kalkulator memainkan peranan yang sarna penting dengan alat bantu hitung
lain ataupun alat peraga matematika karena penggunaan kalkulator akan memperkaya
aktivitas belajar siswa dan membuat aktivitas belajar menjadi lebih berarti (meaningful).
Berikut ini adalah keuntungan dari penggunaan kalkulator pada situasi yang tepat (State
Board of Education, 1980: 69):
a) Mempercepat pencarian pola-pola umum
Satu dan sekian banyak permasalan di dalam matematika adalah berkaitan dengan proses
generalisasi. Generalisasi adalah suatu proses pencarian pola umum dan suatu permasalahan
matematika jika diberikan hal-hal khusus dari permasalahan itu. Contoh yang jelas adalah
jika diberikan tiga suku pertama dari suatu barisan bilangan, siswa diminta mencari suku ke-
100 dan barisan tersebut. Pemunculan hasil perhitungan di layar kalkulator yang cepat
memungkinkan siswa untuk memperkirakan kebenaran hasil yang diperolah dengn cepat pula
dengan cara hanya mempertimbangkan satu atu dua dari situasi atau bentuk yang mungkin
sebagai hasil generalisasi. Dalam hal ini penggunaan kalkulator tidak mengurangi arti dari
konsep penggeneralisasian, sebab kalkulator hanya digunakan sebagai alat bantu siswa
memeriksa hasil akhir dengan cepat, dan siswa masih tetap belajar bagaimana
menggeneralisasikan suatu konsep matematika.
b) Menghilangkan ketakutan siswa akan kegagalan perhitungan
Banyak siswa merasa lemah dalam ketrampilan komputasi, tetapi mereka sangat baik dalam
menganalisis masalah. Mereka sangat takut membuat kesalahan "kecil" sehingga upaya yang
telah dilakukan dalam memecahkan masalah matematika akan sia-sia. Dengan kalkulator
maka ketakutan akan salah hitung menjadi hilang, sehingga menumbuhkan rasa percaya yang
besar bahwa masalah matematika tersebut dapat mereka selesaikan dengan tepat.
c) Menimbulkan motivasi dan rasa percaya diri
Banyak siswa yang mengalami kemacetan di jalan ketika sedang menyelesaikan suatu
masalah karena mereka tidak dapat (mungkin akan memakan waktu lama sekali) menghitung
hasil yang sangat kecil atau sangat besar jika menggunakan kertas dan pensil belaka. Jika
mereka tidak mendapat kepastian kebenaran hasilnya, maka mereka akan kehilangan
motivasi untuk melanjutkan kemacetan tersebut. Sebalikya, jika ada kalkulator di tangan,
mereka mempunyai motivasi tinggi untuk tetap bekerja, karena mereka mempunyai alat
untuk memeriksa hasil pekerjaannya.
d) Menghindari perhitungan rutin dan berlarut-larut
Dalam mengerjakan latihan soal-soal matematika, umumnya siswa mengharapkan bahwa
hasil yang akan mereka temukan adalah "bagus", misalnya hasilnya merupakan bilangan
bulat atau pecahan sederhana. Jika rnereka rnendapatkan hasil jawaban berupa bilangan
rasional yang tidak sederhana atau bilangan irrasional, maka mereka akan curiga bahwa
mereka telah melakukan kesalahan dalam perhitungan. Mereka mungkin akan kecewa karena
setelah melakukan perhitungan panjang lebar mereka mendapatkan hasil yang meragukan
karena tidak ada alat untuk memeriksa kebenaran hasil. Dengan adanya kalkulator di tangan,
mereka dapat rnenghindari perhitungan yang rutin dan berlarut-larut.
Selain itu hindarilah situasi belajar yang kurang tepat dalam menggunakan
kalkulator. Berikut ini merupakan situasi belajar yang kurang tepat jika guru
mengintegrasikan kalkulator ke dalam proses belajar mengajar di kelas, karena sangat tidak
menguntungkan, bahkan mungkin dapat mengacaukan tujuan belajar siswa. Situasi belajar itu
adalah jika:
a) Menyebabkan keterampilan berhitung hilang
Siswa yang bergantung sekali pada penggunaan kalkulator akan selalu tidak percaya dengan
kemampuannya, sehingga mereka jarang sekali menggunakan kemampuan pribadinya dalam
'melakukan komputasi. Akibatnya adalah ketrampilan berhitung menjadi hilang. Guru harus
bijaksana dalam memutuskan kapan siswa boleh menggunakan kalkulator dan kapan tidak.
Jika siswa diijinkan menggunakan kalkulator, yakinkan bahwa siswa menggunakan pada
situasi yang tepat, tidak menyebabkan keterampilan berhitung lenyap. qazxrz
b) Di dalam situasi yang tidak adil
Kadangkala timbul situasi yang tidak semua siswa dapat melakukan perintah khusus dalam
masalah matematika. Guru sebaiknya melarang penggunaan kalkulator dalam situasi tersebut,
karena menyebabkan ketidakadilan persaingan. Sebagai contoh dalam masalah matematika
yang memerlukan operasi matematika berturut-turut dan tidak semua siswa dapat
menggunakan kalkulator. Guru disarankan tidak memperkenalkan siswa menggunakan
kalkulator dalam situasi yang tidak adil tersebut
c) Tidak mempunyai tujuan secara pendidikan
Menggunakan kalkulator tanpa tujuan pengajaran yang jelas tidak hanya memboroskan waktu
bahkan menjadikan siswa bingung. Guru sebaiknya merencanakan secara khusus suatu model
pengajaran dengan menggunakan kalkulator dengan tujuan yang jelas. Jika setiap kali dalam
mengajar siswa diijinkan menggunakan kalkulator dalam mengerjakan 1atihan soal-soal
matematika, maka siswa dapat menjadi bingung bilamana harus menggunakan dan bilamana
tidak.
d) Cenderung digunakan sebagai a1at yang maha penting
Pendidik khususnya guru sebaiknya selalu mengingatkan siswa bahwa kalkulator bukan alat
yang serba bisa digunakan untuk menyelesaikan masaalh apa pun dalam matematika.
Kalkulator hanyalah sebuah alat bantu pembelajaran yang disediakan untuk membantu siswa
dalam menye1esaikan permasalahan matematika. Jangan biarkan siswa berpikir bahwa setiap
masaah dalam matematika dapat diselesaikan dengan kalkulator sehingga siswa sangat
bergantung padanya dan jika tanpa kalkulator maka mereka tidak mungkin menyelesaikan
masalah matematika.

2.5 The Types of Calculators


Saat ini telah dikenal beberapa macam kalkulator dari berbagai merek dan type, tetapi
dapat digolongkan menjadi dua jenis kalkulator yaitu :
1. Kalkulator yang tidak dapat diprogram.
Kalkulator jenis ini hanya dapat digunakan untuk suatu kalkulasi sederhana, yang hanya
menggunakan operasi hitung biasa misalnya perkalian, pembagian, penjumlahan,
pengurangan, logaritma, nilai fungsi trigonometri.
2. Kalkulator yang dapat diprogram (Programmable Calculator).
Pada kalkulator jenis ini dapat dibedakan menjadi dua jenis pemrograman yaitu:
a. Program aplikasi yang telah dirancang oleh pabriknya.
Program ini telah tersedia, sehingga pengguna dapat langsung menggunakan fasilitas
tersebut.
Contoh: program-program untuk statistik, analisis regresi linier, integral dan sebagainya.
b. Program yang dibuat sendiri oleh penggunanya.
Program dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan rumus yang akan diprogramnya dengan
menggunakan “bahasa program” untuk kalkulator. Suatu program yang telah disusun dapat
disimpulkan pada kalkulator dan program yang telah tersimpan tidak akan hilang walaupun
kalkulator dimatikan.
Selain penggolongan di atas, berdasarkan manfaat penggunaannya kalkulator terbagi
dalam tiga jenis, yaitu Simple Calculator, Scientific Calculator, Graphic Calculator.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalkulator merupakan alat hitung yang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Namun, kalkulator membawa dampak baik dan juga buruk. Bila kalkulator digunakan dengan
semestinya, kalkulator akan sangat berfungsi. Tetapi bila dilihat lebih dekat, banyak anak
yang menggunakan kalkulator berlebihan.
Maka diperlukan bimbingan belajar bagi siswa yang tidak mengerti materi tersebut
dan perhatian dari orang tua serta guru pengajar dikelas. Supaya kalkulator dapat berfungsi
dengan baik lagi. Tanpa membawa dampak bagi siswa yang mengakibatkan ketergantungan
kalkulator (Mental Kalkulator).
Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mengajak orang tua menjauhkan
anak dari kalkulator. Tetapi bagaimana menempatkannya secara proporsional melalui
approach education. Jika anak sedang sakit kepala, kemudian harus mengerjakan soal
matematika yang ditugaskan sekolah, tidak salah jika dibantu dengan kalkulator. Itu lebih
baik daripada tidak sama sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Marsigit dan Siswanto R., (2003). Pembelajaran Matematika Berbantuan Kalkulator: Studi Kasus
Penggunaan Kalkulator Texas Instrument TI 89 pada PBM Matematika di SMK
Muhammadiyah IV Yogyakarta. Bandung: disampaikan pada Seminar Nasional di UPI
Bandung.
Sakinah. (2012). Penggunaan Kalkulator dalam Pembelajaran Matematika di
SD.https://sakiiiinah.wordpress.com/2012/03/09/penggunaan-kalkulator-dalam-
pembelajaran-matematika-di-sd/. Diakses pada tanggal 5 September 2016.
State Board of Education. (1980). Problem Solving, A Basic Mathematics Goal, Ohio: Dept. of
Education, Ohio State University.
Winarno. (2003). Kalkulator Sebagai ALat Bantu Dalam Pembelajaran Matematika.Yogyakarta:
Depdiknass PPPG Matematika.
Wikipedia. _____. Mesin Hitung. https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_hitung. diakses pada tanggal 5
September 2016.

Anda mungkin juga menyukai