“KARBOHIDRAT”
OLEH
KELOMPOK 9
o SELMI
o SELVINA
o SHAFIRA MUTIA LIHAWA
o SUNDARI
o TAMARA RENZILYA BALITA AYU
dosen kami Ibu Fonnie E Hasan, DCN,M.Kes untuk memenuhi nilai mata kuliah
Biokimia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
Wassalamualaikum wr.wb
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Karbohidrat .................................................................................. 6
2.2. Struktur Karohidrat .................................................................................. 7
2.3. Sifat Kimia karbohidrat........................................................................... 18
2.4. Fungsi karbohidrat ................................................................................... 19
2.5. Metabolisme Karbohidrat ....................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar makanan yang dikonsumsi oleh manusia sehari hari terdiri
atas karbohidrat contohnya adalah nasi, roti, kentang dan lain sebagainya.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama selain lemak dan protein. Karbohidrat
pertama yang terdapat dalam makanan adalah amilum atau pati, suatu polisakarida
yang dibuat oleh tumbuhan dengan cara fotosintesa. Dalam tubuh binatang maupun
manusia juga terdapat cadangan karbohidrat yang disimpan dihati dan otot dalam
bentuk glikogen.
Karbohidrat yang di makan oleh manusia akan mengalami proses
pencernaan oleh enzim enzim pencernaan. Hasil pencernaan karbohidrat
(polisakarida) adalah monosakarida yang selanjutnya akan dimetabolisme dan
digunakan oleh zat zat dalam tubuh untuk melakukan aktifitasnya terutama sebagai
sumber energi maupun sebagai sumber pembentukan senyawa lainnya yang
diperlukan tubuh untuk dapat berfungsi secara normal.
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya.
Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan
karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2
gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis.
Secara keseluruhan tubuh harus mempertahankan keseimbangan tertentu dalam
utilisasi karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi.
4
I.2. Rumusan Masalah
I.3. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
lemak menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di
konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-
80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%.
Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal
ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah
harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-
keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan
banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk
golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa
yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun, terdapat pula
karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.
1) MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya
hanya tersusun dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan
cara hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7 atom karbon,
dan jumlah atom penyusunnya tersebut mempengaruhi pemanaan masing-masing
monosakarida, yaitu :
7
Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan
dalam proses fotosintesis dan respirasi.
Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis
pentose (ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun
utama untuk asam nukleat, yang penting bagi semua kehidupan.
Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan
menjadi bangun utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan
selualosa. Kunci dari heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan
respirasi. Jika tidak dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.
Pada senyawa organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat adanya
atom asimetris atau C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga
monosakarida akan memiliki banyak isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral
yang ada pada molekulnya,rumus 2n,dimana n = jumlah C khiral. C khiral adalah
karbon atom pusat pada struktur molekul. Asimetris artinya atom C khiral memiliki
empat gugus subtituen yang berbeda.
Monosakarida bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang
sinar terpolarisasi yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui
monosakarida. Dengan demikian monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu
isomer aktif-optika. Satu isomer memutar bidang sinar terpolarisasi ke kanan
(kanan=dekstro) dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal
ini,gliseraldehida memiliki dua isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan isomer-
l(L).
8
Semua monsakarida bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi
ion-ion logam,seperti tembaga (Cu) dan Perak (Ag).
9
Dua dari aldotetrosa, D-eritrosa dan D-tereosa mempunyai gugusan
chiral yang terakhir (gugus hidroksil pada atom karbon 3) diproyeksikan
kekanan. Karbon chiral ini mempunyai konfigurasi yang sama seperti karbon
dalam D-gliseraldehid.
Dua aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom
karbon 3 diproyeksikan kekiri, konfigurasinya sama seperti pada L-
gliseraldehid. Dengan dasar konfigurasi dari karbon chiral, semua karbohidrat
dapat digolongkan kedalam satu dari dua subdivisi utama atau keluarga,
keluarga D atau keluarga L. Semua golongan D monoskarida mempunyai
gugusan hidoksil dari atomkarbon chiral paling bawah diproyeksi kekanan
pada proyeksi fischer. Gula L justru berlawanan, gugus hidroksil pada hidroksil
atom karbon chiral paling bawah diproyeksikan kekiri.
2. Proyeksi Haworth
Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris
yang pada tahun 1937 memperoleh hadiah nobel,berpendapat bahwa pada
molekul glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom oksigen dapat
membentuk cincin segienam. Oleh karena itu, ia mengusulkan penulisan rumus
struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan dan piran.
10
Rumus proyeksi Haworth biasanya digunakan untuk memperlihatkan
bentuk cincin monosakarida. Walaupun batas cincin yang letaknya terdekat
dengan pembaca biasanya digambarkan oleh garis tebal. Cincin piranosa
beranggotakan enam karbon tidak merupakan bidang datar, seperti ditunjukkan
oleh proyeksi Haworth. Pada kebanyakan gula, cincin ini berada dalam
konfirmasi kursi, tetapi pada beberapa gula cincin tersebut berada dalam
bentuk kapal. Bentuk-bentuk ini digambarkan oleh rumus konfirmasi.
Konfirmasi dimensi spesifik gula sederhana 6 karbon penting dalam
menentukan sifat biologis dan fungsi beberapa polisakarida.
2) DISAKARIDA
Disakarida merupakan bagian paling umum atau paling banyak terdapat di
alam dari Oligosakarida. Oligosakarida berasal dari bahasa Yunani
yaitu oligos=beberapa, sedikit dan saccharum=gula. Oligosakarida biasanya
mengandung paling sedikit dua unit monosakarida dan tidak melebihi delapan
unit monosakarida. Jika hanya mengandung dua unit monosakarida maka
disebut disakarida, jika tiga unit monosakarida disebut trisakarida dan
seterusnya.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul
monosakarida yang berikatan kovalen dengan sesamanya. Pada kebanyakan
disakarida, ikatan kimia yang menggabung kedua unit monosakarida disebut
ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C 1 suatu
monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain atau ikatan tersebut
terjadi antara karbon anomerik pada satu monosakarida dan gugus hidroksil
pada monosakarida lainnya. Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam,
tetapi tahan terhadap basa.
Jadi, disakarida dapat di hidrolisa menghasilkan komponen monosakarida
bebasnya dengan perebusan oleh asam encer. Hidrolisis satu mol disakarida
akan menghasilkan dua mol monosakarida. Berikut ini beberapa disakarida
yang banyak terdapat di alam. maltosa (gula gandum), Sukrosa (gula tebu),
dan laktosa (gula susu) merupakan anggota penting dari grup disakarida.
Maltosa
11
Maltosa adalah suatu disakarida yang paling sederhana dan
merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum) dengan asam
maupun enzim. Maltosa adalah disakarida yang paling sederhana,
mengandung dua residu D-gluksa yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosida diantara atom karbon 1 ( karbon anomer) dari residu glukosa yang
pertama dan atom karbon 4 dari glukosa yang kedua.Konfigurasi atom
karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara kedua residu D-glukosa
adalah bentuk α, dan ikatan ini dilambangkan sebagai α(1→4 ). Unit
monosakarida yang mengandung karbon anomer di tunjukan oleh nomor
pertama atau lokan pada lambang ini. Kedua residu glukosa pada maltosa
berada dalam bentuk piranosa.
Maltosa adalah gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus
karbonil yang berpotensi bebas, yang dapat dioksidasi.Residu glukosa dari
maltosa dapat berada dalam bentuk α maupun β, Bentuk α dibentuk oleh
kerja enzim air liur amylase terhadap pati. Maltosa dihirolasi menjadi dua
molekul D-glukosa oleh enzim usus maltosa, yang bersifat spesifik terhadap
ikatan α(1→4) Disakarida selobiosa juga mengandung dua residu D-
glukosa, tetapi senyawa ini dihubunkan oleh ikatan β(1→4). Pada maltosa,
sebuah molekul glukosa dihubungkan dengan ikatan glikosida melalui atom
karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada
molekul glukosa lainnya.
12
Struktur sukrosa (α- D- glukopiranosil –β-D-fruktofuranosida)
Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan
susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa
yang dihubungkan oleh ikatan 1,4′-β.
3) POLISAKARIDA
Polisakarida terdiri atas rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan
unit monosakarida yang membentuk rantai polimer dengan ikatan glikosidik.
Polisakarida dibedakan menjadi homopolisakarida dan heteropolosakarida. Contoh
dari homopolisakarida adalah pati, dan contoh dari heteropolisakarida adalah asam
hialuronat.
13
Struktur homopolisakarida
Struktur heteropolisakarida
14
o Chitin
Chitin merupakan polisakarida struktural ekstraselular yang
ditemukan dalam jumlah besar pada kutikula arthropoda dan dalam jumlah
kecil ditemukan dalam spons, molusca, dan annelida. Juga telah
diidentifikasi dari dinding sel fungi. Polisakaridanya merupakan rantai tak
bercabang dari polimer asetil-glukosamin dan terdiri atas ribuan unit.
Bentuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai substansi penunjang pada
insekta dan crustaceae (kepiting).
Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan
merupakan zat padat yang tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali
pekat, asam mineral lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang
pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan
polimer berantai lurus dengan nama lain β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-
glukosa (N-asetil-D-Glukosamin) (Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang
terjadi antar monomernya terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi -
1,4. Sedangkan perbedaannya pada selulosa adalah gugus hidroksil yang
terikat pada atom karbon nomor 2, pada kitin digantikan oleh gugus
asetamida (NHCOCH3) sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N-
asetil-glukosamin.
o Glikogen
Glikogen merupakan homopolisakarida nutrien bercabang yang
terdiri atas glukosa dalam ikatan 1→4 dan 1→6. Banyak ditemukan dalam
hampir semua sel hewan dan juga dalam protozoa serta bakteri. Glikogen
merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati
dan otot. Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas. Bila diperlukan oleh
tubuh, diubah kembali menjadi glukosa.
Glikogen ini merupakan polisakarida yang penting sehingga lebih
intensif dipelajari. Pada manusia dan vertebrata, glikogen didapat dalam hati
serta otot yang merupakan cadangan karbohidrat. Glikogen dapat dengan
cepat disintesis kembali dari glukosa. Glikogen terdiri atas jutaan unit
glukosil. Unit glukosil terikat dengan ikatan 1→4 glikosidik membentuk
rantai panjang, pada titik cabang terbentuk ikatan 1→6. Hal ini
15
mengakibatkan terbentuknya struktur yang menyerupai pohon. Dalam
molekul tunggal glikogen hanya ada satu unit glukosa dimana atom karbon
nomor 1 memegang satu gugus hidroksil. Semua gugus 1-OH lainnya terikat
dalam formasi ikatan 1→4 dan 1→6 glikosidik. Gugus 1-OH tunggal yang
bebas dinamakan “ujung pereduksi” (reducing end) dari molekul ditandai
dengan R dalam gambar. Sebaliknya “ujung non-pereduksi” didapat (gugus
4-OH dan 6-OH bebas) pada terminal di luar rantai.
o Pati
Pati merupakan polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan
energi bagi tumbuhan.Pati merupakan polimer α-D-glukosa dengan ikatan
α (1-4). Kandungan glukosa pada pati bisa mencapai 4000 unit. Ada 2
macam amilum yaitu amilosa (pati berpolimer lurus) dan amilopektin (pati
berpolimer bercabang-cabang).Sebagian besar pati merupakan amilopektin.
Pati adalah nutrien polisakarida yang ditemukan dalam sel
tumbuhan dan beberapa mikroorganisme dalam beberapa hal mempunyai
kesamaan dengan glikogen (glikogen terkadang disebut dengan “pati
hewani”). Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis,
tidak larut dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sol
atau jel yang bersifat kental. Sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk
mengatur tekstur makanan, dan sifat jel nya dapat diubah oleh gula atau
asam. Pati di dalam tanaman dapat merupakan energi cadangan; di dalam
biji-bijian pati terdapat dalam bentuk granula. mempunyai diameter
beberapa mikron, sedangkan dalam mikroorganisme hanya berkisar 0,5-
2 mikron.Pati dapat dihidrolisis dengan enzim amylase. Pati terdiri dari
amilosa dan amilopektin.
Komponen amilosa pati merupakan polisakarida tak bercabang yang
terikat 1→4 glikosidik, terdiri atas glukosa dan beberapa ribu unit glikosil.
Rantai polisakarida membentuk sebuah heliks. Amilopektin merupakan
polisakarida bercabang yang mengandung ikatan 1→4 dan 1→6 unit
glikosil, hal sama seperti dalam glikogen. Tentu saja amilopektin
mempunyai lebih banyak struktur terbuka dengan sedikitnya ikatan 1→6
dan rantai lebih panjang.
Potongan Amilosa
16
Lokasi terbentuknya cabang amilopektin
o Asam Hialuronat
Asam Hialuronat merupakan heteropolisakarida dan bercabang yang
terdiri atas disakarida dari N-asetilglukosamin dan asam glukoronat. Asam
glukoronat terikat kepada N-asetilglukosamin pada masing-masing
disakarida dengan ikatan 1→3 glikosidik, tetapi disakarida yang berurutan
terikat 1→4. Asam hialuronat didapat dalam cairan sinovial persendian,
vitreous humor mata, dan substansi dasar kulit.
17
2.3 Sifat Kimia
Pada umumnya,karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar larut dalam
pelarut non polar,tetapi mudah larut dalam air.kecuali polisakarida bersifat tidak larut
dalam air.
1. Sifat mereduksi
Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi,terutama
dalam suasana basa.sifat sebagai reduktor ini dapat di gunakan untuk keperluan
identifikasi karbohidrat maupn analisis kuantitatif.sifat mereduksi ini di sebabkan
oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pembentukan furfural
Dalam larutan asam yang encer,walaupun di panaskan,monosakarida umumnya
stabil.tetapi apabila di panaskan dengan asam kuat yang pekat,monosakarida
menghasilkan furfural atau derivatnya.reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.pentosa-pentosa
hampir secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi furfural.dengan dehidrasi
hekso-hekso menghasilkan hidroksimetilfulfural.oleh karena itu furfural atau
derivatnya dapat membentuk senyawa yang berwarna apabila direaksikan dengan
a naftol atau timol,reaksi ini dapat di jadikan reaksi pengenal untuk karbohidrat.
3. Pembentukan osazon
Suatu karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan
membentuk osazon bila di panaskan bersama fenilhidrazin berlebih.osazon yang
terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang has bagi masing –masing
karbohidrat. Hal ini sangat penting artinya karena dapat di gunakan untuk
mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara untuk membedakan
beberapa monosakarida,misalnya antara glukosa dan glaktosa yang terdapat dalam
urin wanita yang sedang dalam masa menyusui.pada reaksi antara glukosa dengan
fenilhidrazin,mula-mula terbentuk d-glukasazon.glukosa,fruktosa dan manosa dan
fenilhidrazin menghasilkan osazon yang sama.dari struktur ketiga monosakarida
tersebut tampak bahwa posisi gugus –OH dan atom H pada atom karbon nomor 3,4
dan 5 sama.dengan demikian osazon yang terbentuk mempunyai struktur yang
sama.
4. Pembentukan ester
Adanya gugus hidroksil pada karbohidrat memungkinkan terjadinya ester apabila
direaksikan dengan asam.monosakarida mempunyai beberapa gugus –OH dengan
asam fosfat dapat menghendakinya menghasilkan ester asam fosfat.ester yang
penting dalam tubuh kita adalah a-D-glukosa-6-fosfat dan a-D-fruktosa 1,6-
difosfat.kedua jenis ester ini terjadi dari reaksi monosakarida dengan
adenosintrifosfat(ATP) dengan bantuan enzim tertentu dalam tubuh kita.
5. Isomerasi
Kalau dalam larutanasam encer monosakarida dapat stabil.tidak demikian
halnayapabila monosakarida di larutkan dalam basa encer.glukosa dalam larutan
basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa.ketiga
monosakarida ini ada dalam keadaan keseimbangan .demikian pula,apabila yang
di larutkan itu fruktosa atau manosa,keseimbangan antara ketiga monosakarida
akan tercapai juga.
18
6. Pembentukan glikosida
Apabila glukosa direaksikan dengan metil alcohol,menghasilkan dua
senyawa.kedua senyawa ini dapat di pisahkan satu dari yang lain dan keduanya
tidak memiliki sifat aldehida.keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat
reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon nomor 1.senyawa yang
terbentuk adalah suatu asetal dan di sebut secara umum glikosida.ikatan kimia yang
terjadi antara gugus metil dengan monosakarida di sebut ikatan glikosidik dan gugu
–OH yang beraksi di sebut gugus –OH glikosidik
19
6. Mencegah kerusakan jaringan otot
Aktifitas fisik yang berat menggunakan banyak energi dari tubuh. Energi
akan didapat dari glikogen atau gula dalam darah yang didapat dari asupan
karbohidrat.proses aliran glikogen yang cukup dapat menvegah kerusakan
jaringan otot dalam aktifitas fisik sehari-hari.
7. Mengatur kenaikan kadar gula dalam darah
Karbohidrat mengandung kadar gula. Kadar gula ini berbeda-beda di setiap
bahan bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Kelebihan konsumsi
gula dapat enyebabkan diabetes, sedangkan asupan gula yang
diseimbangkan dengan asupan serat akan mengurangi potensi menderita
diabetes.
8. Meningkatkan penyerapan nutrisi
Beberapa sumber karbohidarat mengandung laktosa yang baik untuk tubuh
seperti kandungan dalam susu dan yoghurt. Laktosa ini berfungsi untuk
membantu penyerapan nitrisi sehingga dapat memperlancar pencernaan.
9. Mendukung fungsi pencernaan
Jenis makanan yang menggandung karbohidrat segaligus serat akan lebih
baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Bahan makanan tersebut antara lain
gandum dan pisang. Serat yang terkandung akan memperlancar pencernaan
dan terhindar dari sembelit.
10. Mencukupi kebutuhan fitonutrien
Salah satu dari 7 fungsi karbohidrat bagi tubuh manusia yaitu dapat
membantu mencukupi kebituhan fitonutrien. Yaitu zat kimia yang dapat
dimanfaatkan sebagai anti oksidan alami. Fitonutrien ini berfungsi untuk
membunuh bakteri dan kuman penyebab kanker dan penyakit lain.
20
(3) siklus kreb
(4) transpor elektron.
1. Glikolisis
adalah reaksi pemecahan molekul karbohidrat yang memiliki 6 karbon menjadi dua
bagian. Tahapan reaksi kimia glikolisis ada 9 langkah.
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif adalah reaksi perantara antara glikolisis dengan siklus krebs. Proses
dekarboksilasi oksidatif terbaru yakni dimulai dari sitoplasma menuju mitokondria.
Langkah reaksi dekarboksilasi cukup mudah karena hanya mengubah asam piruvat yang
memiliki 3 atom karbon menjadi asam sitrat yang memiliki 2 atom karbon. Tempat terjadinya
21
dekarboksilasi oksidatif di matriks mitokondra Hasil dekarboksilasi oksidatif yakni 2 NADH
dan 2 CO2. Berikut adalah skema dekarboksilasi oksidatif respirasi aerob:
3. Siklus krabs
22
metabolisme karbohidrat daur krebs
Hal demikian dinyatakan oleh Krebs pada tahun 1937, sehingga sampai
sekarang disebut dengan nama Daur Krebs; jalur metabolisme penting dan
utama dari berbagai senyawa hasil metabolisme.
Fase pertama, terurainya atas CO, asam piruvat dan suatu zat yang
memiliki asetat (atom C). Senyawa kemudian bersatu dengan
koenzim A menjadi asetil koenzim A.
Fase kedua, bersatunya asam oksalo asetat dan asetil koenzim A
hingga tersusun asam sitrat.
4. Transpor Elektron
Transpor elektron adalah proses panen energi ATP yang berasal dari NADH dan
FADH2 yang berasal dari reaksi sebelumnya. Tahapan ini merupakan tingkat
respirasi yang paling banyak menghasilkan ATP. Senyawa NADH dan
FADH2 mengandung elektron H+ yang akan ditransfer atau ditranspor keluar dari
membran dalam mitokondria.
Selama proses transpor tersebut, elektron akan melewati serangkaian reaksi untuk
membentuk ATP melalui mekanisme fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif
adalah proses menghasilkan ATP secara aerob di dalam krista mitokondria dengan
menggunakan sistem transpor elektron. Pada tahapan akhir dari perjalanan elektron
(H+), maka elektron akan bereaksi dengan O2 membentuk air.
____
Note: Tempat terjadinya transfer elektron yakni di krista mitokondria. Jumlah total
NADH dari reaksi pertama hingga ketiga ada 10 buah sedangkan FADH2 ada dua
buah. Hasil dari transfer elektron yakni 34 ATP dan 6 H2O
23
b. Anabolisme
Anabolisme merupakan proses penyusunan zat dari senyawa sederhana
menjadi senyawa yang kompleks. Proses tersebut berlangsung di dalam tubuh
makhluk hidup. Anabolisme merupakan kebalikan dari katabolisme. Proses
anabolisme memerlukan energi, baik energi panas, cahaya, atau energi kimia.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya disebut fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia disebut kemosintesis. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai fotosintesis dan kemosintesis.
1. Fotosintesis
Jika Anda pernah memasuki suatu daerah hutan atau jalanan yang memiliki
pepohonan rindang, tentu Anda akan merasa segar pada siang hari yang panas.
Akan tetapi, jika Anda melewati bagian yang telah gundul atau tidak terdapat
pepohonan, Anda akan lebih mudah merasa gerah. Semua itu mungkin terjadi
begitu saja tanpa Anda sadari.
Proses apakah yang sebenarnya sedang terjadi? Mengapa hal tersebut dapat tejadi?
Tumbuhan di sekitar kita mungkin hanyalah suatu makhluk tanpa daya bagi
sebagian orang. Akan tetapi, jika Anda telah mengetahui peristiwa menakjubkan di
dalamnya, Anda mungkin akan berubah pikiran mengenai betapa pentingnya
pepohonan dan hutan bagi kehidupan manusia di bumi.
Dari cahaya matahari yang menyinari bumi, dimulailah suatu proses transfer energi
di alam. Melalui daun-daunnya, tumbuhan hijau menangkap cahaya tersebut
sebagai bahan bakar pembuatan makanan. Air dan gas CO2 yang ditangkap, diolah
menjadi sumber energi bagi kita dan konsumen lainnya di planet bumi ini. Produk
itu dapat berupa buah yang kita makan, daun-daunan, ataupun bagian lain dari
tumbuhan, seperti umbi dan bunga. Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah
tumbuhan menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesis.
1.Perangkat Fotosintesis
Perangkat fotosintesis terdiri atas kloroplas, cahaya matahari dan klorofil.
a) Kloroplas
Seluruh bagian dari tumbuhan, termasuk batang dan buah, memiliki kloroplas.
Akan tetapi, daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis pada
tumbuhan. Warna pada daun disebabkan adanya klorofil, pigmen berwarna hijau
yang terletak di dalam kloroplas. Klorofil dapat menyerap energi cahaya yang
berguna dalam sintesis molekul makanan pada tumbuhan. Kloroplas banyak
ditemukan pada mesofil. Setiap sel mesofil dapat mengandung 10 hingga 100 butir
kloroplas.
Kloroplas sebagai tempat klorofil berada, merupakan organel utama dalam proses
fotosintesis. Jika dilihat menggunakan mikroskop SEM (Scanning Electrone
Microscope), dapat diketahui bentuk kloroplas yang berlembar-lembar dan
dibungkus oleh membran. Bagian di sebelah dalam membran dinamakan stroma,
yang berisi enzim-enzim yang diperlukan untuk proses fotosintesis.
24
Di bagian ini, terdapat lembaran-lembaran datar yang saling berhubungan,
disebut tilakoid. Beberapa tilakoid bergabung membentuk suatu tumpukan yang
disebut grana.
Seperti halnya respirasi sel, reaksi dari fotosintesis ini merupakan reaksi reduksi
dan oksidasi. Reaksi umum yang terjadi pada proses fotosintesis sebagai berikut.
b) Cahaya matahari
Sumber energi alami yang digunakan pada fotosintesis adalah cahaya matahari.
Cahaya matahari memiliki berbagai spektrum warna. Setiap spektrum warna
memiliki panjang gelombang tertentu. Setiap spektrum warna memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap proses fotosintesis. Sinar yang efektif dalam proses
fotosintesis adalah merah, ungu, biru, dan oranye. Sinar hijau tidak efektif dalam
fotosintesis. Daun yang terlihat hijau oleh mata karena spektrum warna tersebut
dipantulkan oleh pigmen fotosintesis. Sinar infra merah berperan dalam fotosintesis
dan berfungsi juga meningkatkan suhu lingkungan.
c) Klorofil
Proses fotosintesis terjadi pada pigmen fotosintesis. Tanpa pigmen tersebut,
tumbuhan tidak mampu melakukan fotosintesis. Secara keseluruhan, fotosintesis
terjadi pada kloroplas yang mengandung pigmen klorofil. Pada tubuh tumbuhan,
fotosintesis dapat terjadi pada batang, ranting, dan daun yang mengandung
kloroplas.
Pada tumbuhan, terdapat dua pusat reaksi fotosintesis yang berbeda, yakni
fotosistem I dan fotosistem II. Keduanya dibedakan berdasarkan kemampuannya
dalam menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Perbedaan
kemampuan tersebut disebabkan oleh perbedaan kombinasi antara klorofil a dan
klorofil b. Perbedaan kombinasi antara klorofil a dan klorofil b berpengaruh
terhadap panjang gelombang yang diterima oleh klorofil. Fotosistem I dapat
menerima cahaya dengan panjang gelombang antara 680–700 nm, sedangkan
25
fotosistem II dapat menerima cahaya dengan panjang gelombang antara 340–680
nm.
2) Mekanisme Fotosintesis
Fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yakni tahap reaksi terang yang diikuti
dengan tahap reaksi gelap. Reaksi terang membutuhkan cahaya matahari,
sedangkan reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya. Secara keseluruhan,
fotosintesis berlangsung dalam kloroplas.
a) Reaksi Terang
Reaksi terang merupakan salah satu langkah dalam fotosintesis untuk mengubah
energi matahari menjadi energi kimia. Reaksi terang ini berlangsung di dalam
grana. Perlu diingat bahwa cahaya juga memiliki energi yang disebut foton. Jenis
pigmen klorofil berbeda-beda karena pigmen tersebut hanya dapat menyerap
panjang gelombang dengan besar energi foton yang berbeda.
26
Beberapa akseptor elektron juga terlibat dalam fotosistem II, seperti ferodoksin (fd)
untuk menghasilkan NADPH dari NADP. Dengan demikian, pada proses ini akan
dihasilkan energi berupa satu ATP dan satu NADPH.
Tumbuhan mengambil karbon dioksida melalui stomata. Anda tentu masih ingat
fungsi utama stomata dalam pertukaran gas pada tumbuhan. Karbon dioksida diikat
oleh suatu molekul kimia di dalam stroma yang bernama ribulosa bifosfat (RuBP).
Karbon dioksida akan berikatan dengan RuBP yang mengandung 6 gugus karbon
dan menjadi bahan utama dalam pembentukan glukosa yang dibantu oleh enzim
rubisko. Reaksi ini pertama kali diamati oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson
sehingga reaksi ini disebut juga dengan siklus Calvin-Benson.
RuBP yang berikatan dengan karbon dioksida akan menjadi molekul yang tidak
stabil sehingga akan membentuk fosfogliserat (PGA) yang memiliki 3 gugus C.
Energi yang berasal dari ATP dan NADPH akan digunakan oleh PGA menjadi
fosfogliseraldehid (PGAL) yang mengandung 3 gugus C. Dua molekul PGAL ini
akan menjadi bahan utama pembentukan glukosa yang merupakan produk utama
fotosisntesis, sedangkan sisanya akan kembali menjadi RuBP dengan bantuan ATP.
Jadi, reaksi gelap terjadi dalam tiga tahap, yakni fiksasi CO2, reduksi, dan
regenerasi.
a) Faktor Hereditas
Faktor hereditas merupakan faktor yang paling menentukan terhadap aktivitas
fotosintesis. Tumbuhan memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap kondisi
lingkungan untuk menjalankan kehidupan normal. Tumbuhan yang berbeda jenis
dan hidup pada kondisi lingkungan sama, memiliki perbedaan faktor genetis atau
hereditas. Ada beberapa jenis tumbuhan tidak mampu membentuk kloroplas albino.
Hal tersebut disebabkan adanya faktor genetis yang tidak memiliki potensi untuk
membentuk kloroplas.
b) Faktor Lingkungan
Aktivitas fotosintesis sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti
temperatur, intensitas cahaya matahari, kandungan air dan mineral, serta kandungan
CO2 dan O2.
(1) Temperatur
27
Aktivitas fofosintesis merupakan reaksi yang menggunakan enzim, sedangkan
kerja enzim dipengaruhi oleh temperatur. Aktivitas fotosintesis tidak berlangsung
pada suhu di bawah 5°C dan di atas 50°C. Mengapa demikian? Temperatur
optimum fotosintesis sekitar 28–30°C. Tumbuhan yang hidup di daerah tropis
memiliki enzim yang bekerja secara optimum karena tumbuh di lingkungan yang
memiliki kisaran suhu optimum.
(6) Kandungan O2
Rendahnya kandungan O2 di udara dan dalam tanah akan menghambat respirasi
dalam tubuh tumbuhan. Rendahnya respirasi akan menyebabkan rendahnya
penyediaan energi. Hal ini mengakibatkan aktivitas metabolisme akan terlambat
khususnya fotosintesis.
2. Kemosintesis
Selain melalui fotosintesis, reaksi pembentukan (anabolisme) molekul berenergi
pada beberapa makhluk hidup dapat juga terjadi melalui kemosintesis. Hal ini
terutama dilakukan oleh bakteri kemoautotrof. Berbeda dengan fotosintesis yang
28
mendapatkan energi dari sinar matahari, kemosintesis mendapatkan energi dari
reaksi molekul anorganik. Beberapa organisme kemosintesis mereaksikan CO2
dengan H2 berenergi tinggi untuk menghasilkan metana dan air melalui reaksi
sebagai berikut.
Hasil reakasi ini berupa energi ikatan H2 yang dilepaskan dan dapat digunakan
sebagai sumber energi bagi sel. Reaksi yang menghasilkan energi lainnya,
menggunakan sulfur untuk melepaskan energi ikatan H2. Hal ini dilakukan oleh
bakteri sulfur yang terdapat di kawah-kawah gunung. Reaksi ini menghasilkan gas
hidrogen sulfida (H2S). Berikut ini rangkuman reaksi yang terjadi.
Pertumbuhan makhluk hidup kemoautotrof terjadi secara lambat, karena reaksi ini
hanya menghasilkan sedikit energi. Tempat hidup bakteri kemoautotrof lebih
banyak dilingkungan yang sulit ditempati makhluk lain, seperti di kawah-kawah
gunung dan rekahan dasar laut.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karbohidrat pada dasarnya merupakan salah satu zat yang sangat diperlukan
oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Bila kita kekurangan asupan karbohidrat,
bukan tidak mungkin tubuh akan menjadi lemas dan tidak bisa beraktivitas dengan
maksimal. Namun, asupan karbohidrat di dalam tubuh juga harus dikontrol,
disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak terlalu berlebihan. Bila terlalu berlebihan
juga akan membahayakan tubuh.
Karbohidrat memiliki banyak manfaat antara lain sumber energi tubuh,
melancarkan Sistem pencernaan,mengoptimalkan fungsi protein, mengatur
metabolisme lemak,karbohidrat sebagai pemanis alami ,mencegah kerusakan
jaringan otot, mengatur kenaikan kadar gula dalam darah dan masih banyak lagi
fungsi dari karbohidrat.
30
DAFTAR PUSTAKA
Linder, Maria.2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.Jakarta: Universitas
Indonesia
Firani,Novi Kila.2017. Metabolisme Karbhidrat.Malang:UB Press
http://www.materisma.com/2014/08/katabolisme-dan-anabolisme-
karbohidrat.html
https://seimbang.net/metabolisme-karbohidrat/
http://www.generasibiologi.com/2017/07/pengertian-tahapan-reaksi-
metabolisme-katabolisme-karbohidrat.html
http://seniwenboyo.blogspot.co.id/2016/01/sifat-sifat-kimia-
karbohidrat.html
https://oktavianipratama.wordpress.com/2013/04/21/struktur-
karbohidrat/
31