Modul Uji Bahan-2018
Modul Uji Bahan-2018
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori
Pengerjaan dingin adalah proses yang dilakukan terhadap bahan dalam keadaan
dingin (dalam temperatur ruang). Proses dingin ini misalnya di rol, ditarik,
dilebarkan atau ditempa, akibat dari proses dingin bahan menjadi lebih keras.
Metode Pengujian Kekerasan :
Menggores
Dua bahan yang berbeda saling digoreskan, tingkat kekerasanya ditentukan
dari bahan mana yang tergores dan mana yang mampu menggores. Bahan yang
mampu menggores lebih keras dibanding yang tergores. Metode ini
dikembangkan oleh MOHS. Khusus untuk batuan, sehingga didapat 10
(sepuluh) tingkat kekerasan dari yang paling rendah talkum sampai tertinggi
intan.
Gambar tingkat kekerasan logam :
Penetrator / Indentor yang digunakan Brinnel terbuat dari bola baja yang keras,
oleh karena itu pengujian dengan metode Brinnel dibatasi hanya untuk baja
yang tidak dikeraskan, besi tuang logam non fero.
Metode Rockwell
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kikir bahan yang akan diuji :
- St 37
3. Setelah bahan dikikir hinggal halus menggunakan kikir kasar lalu kikir halus
bahan siap diuji kekerasannya dengan metode rockwell
4. Pasang tatakan uji keras pada mesin uji keras rockwell.
5. Pasang indentor
6. Nyalakan mesin, pilih indentor diamond dan ball
7. Putar beban 150 pada saat menggunakan indentor diamond dan 100 pada saat
menggunakan indentor ball.
8. Pasang bahan yang akan di uji pada tatakan tadi, lalu putar alat uji di angka
360 (standar mesin). Jika melewati angka standar maka akan ada tanda
overload.
9. Lalu setelah tepat diputar sesuai standar mesin, tekan start tunggu hingga
mesin memberi sinyal kekuatan bahan yang terbaca pada mesin ( jika good
maka bahan dapat diuji dengan indentor yang kita gunakan, jika not good
maka bahan tidak dapat diuji dengan indentor yang kita gunakan)
10. Ujia bahan sebanyak 20 kali dan catat hasilnya lalu cari rata-rata dari
pengujian setiap bahan untuk mendapat nilai HRB atau HRC rata-rata nya.
11. Rapikan tempat, alat, dan bahan.
12. Kembalikan semua alat dan bahan ke tempat semula.
- Tabel pemilihan beban dan penetrator ditunjukan seperti pada tabel :
Metode atau Penetrator Beban
Skala Rockwell (indentor) Mayor (kg) Minor (kg)
B Bola baja 1/16” 100 10
o
C Intan 120 150 10
D Intan 120o 100 10
G Bola baja 1/16” 150 10
Super Rockwell
30 N Intan 120o 30 3
30 T Bola baja 1/16” 30 3
Metode Brinell
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kikir bahan yang akan diuji :
- St 37
3. Setelah bahan dikikir hinggal halus menggunakan kikir kasar
lalu kikir halus bahan siap diuji kekerasannya dengan metode
brinell.
4. Pasang tatakan uji keras pada mesin uji keras brinell.
5. Pasang indentor khusus untuk uji brinell.
6. Ukur diameter bola indentor.
7. Lalu atur gaya tekan pada mesin sebesar 500 N.
8. Lalu pompa tuas hingga beban naik ke batas merah.
9. Setelah sampai ke batas merah lepaskan tuas hingga turun
kebawah.
10. Setelah itu hitung diameter cekungan akibat pembebanan
yang dilakukan menggunakan mikroskop pengukur.
4. Data Pengujian
5. Pengolahan Data
(Gunakan Analisis Statistik Sederhana untuk Mendapatkan Harga
Kekerasan Rata Rata dan Standar Deviasi Data hasil Pengujian)
Kekerasan
No Rockwell (𝑋 − 𝑋̅) (𝑋 − 𝑋̅)2
(X)
1 61.5 HR / RHN
2 61 HR / RHN
3 64.5 HR / RHN
4 66 HR / RHN
5 64 HR / RHN
6 66.5 HR / RHN
7 64.5 HR / RHN
8 68 HR / RHN
9 63.5 HR / RHN
10 64 HR / RHN
11 61 HR / RHN
12 61 HR / RHN
13 60.5 HR / RHN
14 61.5 HR / RHN
15 63.5 HR / RHN
16 61 HR / RHN
Modul pengujian dan pemeriksaan bahan 2
17 63.5 HR / RHN
18 61.5 HR / RHN
19 63.5 HR / RHN
20 64 HR / RHN
∑𝑋 = ∑(𝑋 − 𝑋̅)2 =
1200.5
∑𝑋
𝑋̅ = =
20
63.18421
∑(𝑋 − 𝑋̅)2
𝑺𝑫 = √ =
𝟐𝟎
6. Pembahasan
a. Jelaskan adanya perbedaan harga kekerasan yang timbul pada
pengujian suatu spesimen (jika ada).
b. Jelaskan sumber-sumber kesalahan yang mungkin timbul dalam
pengujian kekerasan.
c. Menentukan jenis bahan uji berdasarkan harga kekerasan spesimen
uji dalam diagram kekerasan bahan.
Saran
dalam pengujian kekerasan Rockwell di harapkan memperhatikan
specimen dan pengukuran harus sesuai untuk hasil yang sangat
pengukuran yang lebih baik
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori
b. Tentukan batas luluh bahan berdasarkan grafik yang ada jika batas
yield tidak terlihat dengan jelas.
c. Hitung energi resilence bahan dari hasil pengujian.
d. Hitung keuletan bahan berdasarkan data hasil pengujian.
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori
b. Tentukan batas luluh bahan berdasarkan grafik yang ada jika batas
yield tidak terlihat dengan jelas.
c. Hitung energi resilence bahan dari hasil pengujian.
d. Hitung keuletan bahan berdasarkan data hasil pengujian.
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori
b. Tentukan batas luluh bahan berdasarkan grafik yang ada jika batas
yield tidak terlihat dengan jelas.
c. Hitung energi resilence bahan dari hasil pengujian.
d. Hitung keuletan bahan berdasarkan data hasil pengujian.
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori
l
p
h1
h2
Modul pengujian dan pemeriksaan bahan 27
h l α β A = hl HI Permukaan
Bahan EI (J)
(mm) (mm) (drjt) (drjt) (mm2) (J/mm2) Patahan
h, l, α, β rata-rata 3x pengukuran
5. Pembahsan
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori
1. Tujuan Pengujian
2. Dasar Teori