NEPHROLITH
Oleh:
Amalia Dwi Ananda K. Sanrang 1102100099
Dewi Kumalasari Pratiwi 1102100135
Sri Pratiwi Baharuddin 1102100086
Rini Angraeni 1102100042
Nurhikmah 1102100052
Nura Ulfa 1102100012
Pembimbing Residen:
dr. Herlina Tolanda
Supervisor:
dr. Shofiyah Latief, Sp.Rad, M.Kes
Nurhikmah 1102100052
Konsulen Pembimbing
Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
tulisan ini dapat terlaksana. Tak lupa pula penulis haturkan salawat dan salam
yang tercurah pada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
Berbagai kesulitan dan hambatan penulis temui, namun atas bantuan dan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………...…………………………………………i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….iv
I. KASUS…………………………………………………………………1
1.1. Anamnesis…………………………………………………………………………………1
1.4. Diagnosis…………………………………………………………7
II. DISKUSI
2.1. Pendahuluan………...……………………………………………8
2.2. Anatomi…………………………………………………………..9
2.5. Komplikasi……………………………………………………...22
2.6. Penatalaksanaan………………………………………………...23
2.7. Kesimpulan…………………………………………………......28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...29
iv
NEPHROLITH
Amalia Dwi Ananda, Sri Pratiwi B, Rini Angraeni, Nura Ulfa, Nurhikmah,
I. KASUS
Umur : 46 tahun
Agama : Kristen
Kebangsaan : Indonesia
1.1. Anamnesis :
Januari tahun 2014. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan menjalar
- Anamnesis Sistematis : Sakit kepala (-), pusing (-), penglihatan kabur (-),
nyeri menelan (-), mual muntah (-), batuk (-), sesak (-), nyeri dada (-), BAK
tidak lancar sejak 8 bulan yang lalu tidak ada nyeri BAK. Riwayat operasi
1
- Riwayat pengobatan : Riwayat konsumsi Lansoprazole 30 mg dan
obat Cina ± 2 minggu dan ramuan tradisional (daun kumis) 6 bulan tapi
disangkal.
Tanda Vital
- Nadi : 80 kali/menit
- Pernafasan : 18 kali/menit
- Suhu : 36,5oC
Mata
- Kornea : Jernih
2
Leher : Pembesaran tonsil (-), kaku kuduk (-), massa (-), nyeri tekan (-),
- - - -
- - - -
Batas jantung :
3
Ekstremitas : Deformitas (-)
Udem (-)
Fraktur (-)
L(2,4-5,7)
Asam urat 3,7 Mg/dl
P(3,4-7)
CRP
1,7 <5 Mg/l
kuantitatif
L(14-18)
Hemoglobin 15,5 Mg/l
P(12-16)
4
MCV 80,1 80-100 µm3
Urinalisis
Blood +2 Negatif
Pemeriksaan Radiologi
Foto BNO :
- Udara usus terdistribusi sampai ke distal colon
5
- Tulang-tulang lain intak
Foto IVU:
calyx cupping
minor clubbing
- Ureter kiri: Drainase tampak normal, tidak tampak dilatasi dan penyempitan
kaliber lumen
- Buli-buli terisi kontras, mukosa licin, tidak tampak filling defect, maupun
additional shadow
6
Kesan:
1.4. Diagnosis
7
II. DISKUSI
2.1. Pendahuluan
oleh presipitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada saluran kemih. Batu
kalsium, ammonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat ini terjadi
akibat infeksi) (30 %), asam urat (5%), dan sistin (1%).1
dalam darah dan urin serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga
menghambat aliran urin dan menyebabkan stasis urin dibagian mana saja
dan gout 3
infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal
8
Faktor utama predisosisi kejadian batu ginjal menggambarkan
kadar normal dalam air kemih dimana lebih dari 85 % batu pada laki-laki
oksalat.5
2.2. Anatomi
9
1. Ginjal
2. Ureter
10
Gambar 3. Anatomi ureter. 3
3. Vesica urinaria
4. Uretra
11
Gambar 5. Anatomi uretra genitalia (A) feminina dan (B) masculine. 3
2.3.Resume Klinis
pinggang kanan atas yang dialami sejak bulan Januari tahun 2014. Nyeri
yang dirasakan hilang timbul dan menjalar sampai perut bawah. Ada
riwayat buang air kecil (BAK) yang tidak lancar sejak 8 bulan yang lalu
dan tidak ada nyeri saat buang air kecil (BAK) tersebut. Riwayat alergi
12
dextra. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal. Pada hasil
pemeriksaan foto polos abdomen pada posisi prone dan foto IVU
ec nephrolith.
dahulu foto polos abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto ini
adalah bayangan, besar (ukuran), posisi kedua ginjal dan muskuli psoas
batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radioopak dan
paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam
dapat menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup
13
Gambar 6. Foto polos abdomen posisi AP tampak normal.7
14
2. Ultrasonography (USG)
pemeriksaan IVU misalnya pada wanita hamil dan orang dengan alergi
ipsilateral.9
bagian fokal khususnya pada PCS dari ginjal, banyak dari batu tersebut
membedakannya.9
15
Gambar 9. Foto USG abdomen tampak ginjal normal.7
ginjal, selain itu IVU dapat mendeteksi adanya batu semiopak ataupun
batu nonopak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika
retrograd.4
16
Pemeriksaan IVU memerlukan persiapan, yaitu malam sebelum
dari feses yang menutupi ginjal. Pasien tidak diberikan cairan (minum)
penderita harus puasa. Untuk bayi dan anak diberikan minum yang
dewasa adalah 20 ml. Kalau perlu dapat diberikan dosis rangkap yaitu
40 ml.6
buli.7
17
obstruksinya, dimana sesaat setelah pemberian kontras maka akan
18
Gambar 12. Foto IVU tampak bayangan batu radioopak dengan disertai
hydronefrosis.12
Gambar 13. Foto IVU tampak hydronefrosis kiri dan dilatasi ureter kiri
akibat obstruksi calculi.8
A B
19
Gambar 14. Foto IVU 13-30 menit postmicturi tampak gambaran batu
staghorn pada hipokondrium kanan setinggi CV T12-L3.8
Gambar 15. A. foto IVU tampak dilatasi PCS ginjal kanan dengan
penyebab yang tidak tampak. B. Foto polos abdomen tampak
bayangan batu radioopak pada hipokondrium kanan membuktikan
foto IVU (A).13
4. CT Scan
20
kemudian dilatasi system PCS yang sering menyebabkan obstruksi. CT
scan tanpa kontras juga dapat digunakan pada keluhan kolik ureter akut,
dan juga sebagai salah satu alternatif dari IVU pada pasien yang alergi
tumor dan penyakit pada ginjal non tumor, penyakit karena penyebab
pengobatan.10
anatomis lokasi dari batu dan mengetahui pusat terkumpulnya batu. Jika
B
A A
Gambar 16. A. Foto IVU tampak gambaran filling defect pada
hipokondrium kiri; B. Foto CT Scan, tampak filling defect pada ginjal
kiri yang menunjukkan batu urat..7
21
Gambar 17. A. Foto IVU tampak filling defect pada PCS ginjal kiri. B.
Foto CT Scan abdomen tampak hiperdens pada ginjal kiri yang
memperlihatkan gambaran filling defect akibat adanya batu.14
2.5. Komplikasi
kegagalan fungsi ginjal yang terkena. Bila terjadi pada kedua ginjal, akan
timbul uremia karena gagal ginjal total. Hal yang sama dapat juga terjadi
22
Gambar 18. Klasifikasi hidronefrosis.16
2.6. Penatalaksanaan
utama dari batu saluran kemih bagian atas. Namun, tidak semua batu
4. Open surgical
23
2.7. Differential Diagnosis
1. Nefrokalsinosis
mampu mendeteksi suatu kelainan pada pasien dengan nyeri kolik pada
ginjal. Hal ini dapat menjadi pertimbangan dalam salah satu diagnosis
sebagai nephrolithiasis.14
atau medula ginjal yang dapat bersifat fokal atau difus. Kondisi ini
24
ginjal yakni pada bagian medula renalis dan terjadi tidak hanya pada satu
bagian perifer dari piramid ginjal. Gambaran ini menjadi tanda khas dan
25
Gambar 22. Foto CT scan abdomen tampak kalsifikasi pada kedua
lapisan parenkim (medulla) ginjal.20
2. Batu Empedu
pada sistem biliar. Meskipun menurut data statistik, dari seluruh kejadian
batu empedu, hanya 20% kejadian batu kalsium dan akan menimbulkan
ukuran dari gallstone. Batu akan tampak homogen atau ringlike density,
kalsifikasi pada organ kuadran atas kanan. Pada foto polos abdomen
gallbladder.21
garam kalsium. Kebanyakan batu terdiri dari kalsium karbonat murni dan
26
densitasnya radioopak, tampak stellate faceted appearance disertai gas-
Gambar 25. Foto polos abdomen tampak gambaran khas batu “Mercedes
benz” (panah), dan setelah pengangkatan batu (kotak).7
27
2.8.Kesimpulan
laboratorium dan hasil pemeriksaan radiologi foto BNO serta foto IVU
nephrolith.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Grace PA, Borley NR, eds. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga Medical Series; 2007. p.172
2. Corwin J Elizabeth, Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi Ketiga, Jakarta :
EGC, 2009. p 715-716
3. Waugh, Anne et all. Anatomy And Physilogy In Health And Illness 9thSpain:
Churchill Livingstone. 2004 p.339-358
4. Purnomo Basuki B, Dasar-dasar Urologi Edisi Ketiga. Malang : Sagung
Seto, 2011. p 84-98.
5. Sudoyo Aru et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisis V, Jakarta,
2009. p 1025-1031
6. Ekayuda Iwan, Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FK
UI, 2009. p 283-289
7. Sutton, David. Textbook Of Radiology And Imaging 7th Edition. London:
Churchill Livingstone. 2003. p 886-888, p 965-975
8. Begg, James D. Abdominal X-Rays Made Easy. Scotland: Churchill
Livingstone. p.132-1398
9. Bates Jane, Abdominal Ultrasound How, Why and When, Second Edition, St.
James Univercity Hospital. UK. 2009. p 186-191
10. Rockall Andrea et all, Diagnostic Imaging, Seventh Edition Wiley-BlackWell,
London, 2013. p 237-245
11. Mettler Fred, Essentials of Radiology, Second Editon, Elsevier Saubders.
New Mexico. 2005. p 219-227
12. Staff Healthwiss Kidney Stone on Intravenous Urografy (IVU), overview
http://www.webmd.com/kidney-stones/kidney-stone-seen-on-intravenous-
pyelogram-ivp at 10/06/2014
13. Howlett, David C et all. The Hands On Guide To Imaging. Blackwell
Publishing. UK. 2004. p. 181
14. Dinnick, Reed et all, Textbook Of Uroradiology 3rdedition. Lippincott
Williams & Wilkins: 2001. USA. P.178-194
29
15. Sjamsulhidarajat R. Saluran Kemih Alat Kelamin Lelaki. In Sjamsulhidajat R.
Jong Wd, editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: ECG.2007. hal 875
16. Dr.med.DirkManski.2014.file:///F:/Hydronephrosis%20and%20Upper%20Ur
inary%20Tract%20Obstruction%20–%20www.urology-textbook.com.htm. at
11/06/2014
17. Grainger and Allisons. Diagnostic Radiology. China. Elsevier. 2008. Hal
825-828
18. Portis Andrew J et all, Diagnosis and Initial Management of Kidney Stone,
Over view http://www.aafp.org/afp//0401/p1329.html at 5/11/2013 at
11/06/2014
19. Johnson Richard et all, Comprehensive Clinical Nephrology, Second Edition,
Mosby, USA. 2006. p 731-757
20. Silverman, Stuart G et all. CT Urography: An Atlas, 1st Edition. USA. 2007
p.76-77
21. Burgener, Francis A et all. Differential Diagnosis in Conventional Radiology
3rd Edition. Thieme. Germany. 2008. P.768
30
31