Anda di halaman 1dari 9

Penutupan rekening.

Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan


pada cabang penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus di
ketahui dan di setujui oleh bank penerbit tabungan yang bersangkutan.

Sebagai contoh, apabila kemudian pada 1 oktober 2010 Ny. Zahra


datang untuk menutup rekening tabungan tabungannya, maka Bank BCA –
Jakarta akan membukukan sebagai berikut:

D : Tabungan – Rekening Ny. Zahra Rp.12.700.000,-

K : Kas Rp.12.700.000,-

Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, saldo rekening tabungan Ny.


Zahra tidak akan tampak lagi dalam perincian rekening tabungan di neraca.

Penyetoran Antar Cabang


Seorang nasabah dapat saja melakukan penyetoran untuk
keuntungan di cabang lain. Dalam transaksi seperti ini, akan tercipta adanya
hubungan antar cabang, yaitu antara cabang penerima setoran dan
cabang penerbit rekening tabungan.

Contoh: Ny. Zahra melakukan setoran dari Bank BCA Cabang Salemba
sebesar Rp. 1. 500.000,-. Berikut adalah jurnalnya:

D : RAK Cab. Salemba Rp. 1.500.000,-


K : Tabungan Ny. Zahra Rp. 1.500.000,-

Untuk transaksi antar cabang ini, issue yang timbul adalah masalah
keamanan transaksi yang erat kaitannya dengan sistim proses pembukuan
atau akuntansi pada bank yang bersangkutan. Bagi bank yang
pengoperasiannya dilakukan dengan media komputer dan dapat
berhubungan langsung antara cabang (on-line processing), issue keamanan
transaksi tidak begitu besar dibanding dengan bank yang
pengoperasiannya secara manual atau belum beroperasi secara on-line.

Bank yang memproses transaksi secara on-line dengan cabang-


cabang lainnya, akan tercipta hubungan antara kantor yang diproses
dengan sebuah komputer pusat (host computer). Hubungan ini nantinya
akan terlihat dalam neraca harian setiap cabang. Pemberian kode transaksi
seperti ini akan di lakukan dengan komputer dan penomorannya harus unik.
Bank yang memproses transaksi secara off-line dengan cabang-
cabang lainnya, perlu menciptakan sistim pengkodean transaksi. Karena
transaksi penyetoran antara cabang tidak dapat langsung mengkredit
nasabah tabungan di cabang penerbit, bank harus menciptakan sistim
internal control yang unik dan efektif. Lazimnya, internal control tersebut
dilakukan dengan cara langsung mencetak transaksi penyetoran dengan
penomoran kode khusus pada passbook nasabah. Atas dasar kode transaksi
ini akan diuji kebenarannya oleh cabang lain dimana si nasabah hendak
melakukan transaksi lainnya, khususnya penarikan. Dengan demikian apabila
ada transaksi penyetoran dan penarikan antar cabang yang dilakukan
dalam hari yang sama, maka alat control yang dijadikan dasar pengesahan
adalah pencatatan data transaksi dalam passbook.

Dalam melakukan penyetoran tabungan dapat dilakukan dengan secara


tunai, kliring, atau pun dengan pemindah bukuan. Sedangkan penarikan
tabungan dapat dilakukan dengan tunai, kliring, pemindahbukuan ataupun
dengan pengambilan tunai melalu mesin ATM (Automated Teller Machine).
Dalam penarikan atau penyetoran tabungan yang dilakukan melalui
rekening antar kantor (RAK) atau rekening antar cabang (RAC) yang belum
secara online maka akan melalui proses-proses seperti berikut :
ü Dalam melakukan transaksi penarikan, kantor cabang penarik harus
melakukan konfirmasi kepada kantor cabang penarik yaitu kantor dimana
rekening berada hal ini dilakukan untuk memperoleh kepastian akan
kecukupan atas saldo tersebut.
ü Dalam proses konfirmasi harus dilakukan dengan mengirimkan slip
penarikan tabungan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
melalui media faximile atau media lainya.
ü Proses penarikan antar kantor cabang offline dimana saldo penabung
mencukupi, kantor cabang tertarik harus melakukan pendebetan terhadap
rekening yang bersangkutan terlebih dahulu sebelum melakukan konfirmasi
kecukupan saldo kepada kantor cabang penarik. Sebagai dokumen
transaksi pendebetan ini adalah slip penarikan tabungan yang diterima
melalui fax.
Penarikan antar cabang
Seperti halnya dengan penyetoran, penarikan tabungan pun dapat
dilakukan pada dan bukan pada cabang penerbit. Bila dilakukan pada
cabang penerbit, bank akan langsung mendebet rekening nasabah yang
bersangkutan beserta dengan passbooknya.

Contoh: Ny. Zahra menarik dana tabungannya secara tunai di Bank


BCA Jakarta sebesar Rp. 300.000,-. Berikut adalah jurnalnya:

D : Tabungan Ny. Zahra Rp. 300.000,-


K : Kas Rp. 300.000,-

Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit,


masalahnya sama dengan apa yang telah dibahas diatas. Pengkodean
transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar cabang
dilakukan secara on-line, rekening nasabah yang bersangkutan dapat
langsung didebet melalui media computer yang beroperasi secar on-line.
Pada bank yang pemrosesannya dilakukan secara off-line, akan
memerlukan pengamatan transaksi yang efektif. Lazimnya dilakukan dengan
penomoran transaksi yang unik. Cabang pembayar akan segera
mengirimkan nota pembukuan kepada cabang penerbit tabungan dimana
dipelihara rekening nasabah yang bersangkutan.

Contoh: Ny. Zahra menarik rekening tabungannya di Bank BCA


Cabang Kelapa Dua sebesar Rp. 2.500.000,- tunai. Berikut adalah jurnalnya:

Pencatatan pada Cabang Kelapa Dua :


D : RAK Cabang Jakarta Rp. 2.500.000,-
K : Kas Rp. 2.500.000,-
Pencatatan pada Cabang Jakarta (penerbit):
D : Tabungan Ny. Zahra Rp 2.500.000,-
K : RAK Cabang Kelapa Dua Rp 2.500.000,-

Hubungan antar cabang bersifat reciprocal, yaitu kedua cabang akan


tercipta hubungan hutang dan piutang dalam jumlah yang sama. Dan
rekening antar kantor ini dikenal dengan nama reciprocal account
TUGAS DASAR PERBANKAN

Kelompok 3( x ak 1):
1. Dwina U. Siregar
2. Ergiana Maniata
3. Fear Christa Sonopa’a
4. Fajri Adjam
Bank CIMB

Anda mungkin juga menyukai