01 GDL Aziznurfat 559 1 Skripsi Z PDF
01 GDL Aziznurfat 559 1 Skripsi Z PDF
SKRIPSI
“Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan”
Oleh
AZIZ NUR FATHONI
NIM. S10004
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Naskah Skripsi yang
berjudul :
Oleh :
Aziz Nur Fathoni
NIM S10004
Telat pertahankan di depan penguji pada tanggal 1 Juli 2014 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan.
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
Skripsi ini sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Program S-1
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis
1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa
2. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
hingga selesai.
iv
5. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada
6. Kepala Ruang Rawat beserta staf di Ruang IGD RSUD dr.Soediran Magun
dan semangat.
8. Teman-teman prodi S-1 yang telah memberikan dorongan baik material dan
10. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
v
DAFTAR ISI
ABSTRACK .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan .................................... 10
vii
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31
3.7.2 Anonymity...................................................................... 37
viii
4.3. Analisa Univariat .................................................................... 41
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Distriusi Frekuensi Pelatihan Gawat Darurat Perawat IGD 2014
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Mangun Sumarso
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso
Wonogiri
xii
Lampiran 19. Surat Pernyataan Selesai Penelitian Dari RSUD Dr. Soediran
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
ABSTRAK
Kata Kunci : Pengetahuan basic life suport, perilaku perawat, primary survey.
Daftar pustaka : 17 (2003-2013)
xv
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
ABSTRACT
Keywords: Basic Life Support (BLS), nurses’ behavior, and Primary Survey (PS).
References: 21 (2003-2013)
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
komperhensif di berikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang
pada resusitasi, syok, trauma dan kegawatan yang mengancam jiwa lainnya, dan
salah satu tempat untuk pasien gawat darurat adalah di Instalasi Gawat Darurat
kasus gawat darurat, seperti panas dan muntah-muntah, diare berat kecelakaan,
serangan jantung/ henti jantung dan henti nafas. Seseorang yang mengalami henti
napas ataupun henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih
1
2
primary survey berdasarkan standar A-B-C dan D-E, dengan airway (A: jalan
nafas), breathing (B: penafasan), circulation (C: sirkulasi), disability (D: ketidak
2010, RJP dilakukan dengan urutan C-A-B dimana penangan sirkulasi menjadi
(PPGD), Basic Cardio Life Support (BCLS), Basic Trauma Life Support (BTLS),
dan sebagainya.
yang memerlukan tindakan yang cepat. Hasil ini menunjukkan bahwa pentingnya
pelatihan gawat darurat untuk perawat, agar skill perawat menjadi lebih baik.
pelatihan teori bantuan hidup dasar pada siswa-siswi SMA tentang RJP. Sebagian
tidak adanya pengaruh pada pelatihan basic life support terhadap pelaksanaan
banyak perawat yang telah mendapatkan pelatihan BLS, berupa pelatihan BTCLS
dan PPGD. Dalam SOP primary survey di IGD masih menggunakan cara A-B-C
data yang di dapat pada Rekam Medik pasien yang datang ke IGD pada tahun
2012 berjumlah 12955 pasien dan tahun 2013 dari januari-november berjumlah
13630 pasien yang rata-rata tiap harinya berjumlah 41 pasien dan berdasarkan
Life Support (BLS) Dengan Perilaku Perawat Dalam Pelaksanaan Primary Survey
Berdasar latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
1.4.1. Teoritis
1. Institusi Pendidikan
2. Bagi Peneliti
3. Peneliti Selanjutnya
1.4.2. Praktis
1. Rumah Sakit
2. Perawat
Penelitian
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Moteode Hasil Penelitian Sekarang
1 Lontoh, Kiling Pengaruh Metode penelitian ini Ada pengaruh pelatihan teori Hubungan tingkat
dan Wongkar pelatihan teori menggunakan desain bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan
bantuan hidup penelitian One-Group pengetahuan resusitasi jantung perawat tentang
dasar terhadap Pre test-post test. paru siswa-siswi SMA Negeri 1
basic life suport
pengetahuan Design untuk Toili. Sebagian besar mengalami
(BLS) dengan
resusitasi jantung membandingkan peningkatan pengetahuan
perilaku perawat
paru pengetahuan RJP dari sebelum diberikan pelatihan
Siswa-siswi SMA sebelum dan sesudah dan sesudah diberikan pelatihan. dalam
Negeri 1 Toili pelatihan. Jumlah Terjadi peningkatan pengetahuan pelaksanann
sampel yang digunakan dari sebelum diberikan pelatihan primary survey
yaitu 72 orang yang dan sesudah diberikan pelatihan,
di RSUD
terdiri dari 37 orang yang baik dari 8,3% menjadi
dr.Soediran
anggota pramuka dan 35 94,4% dan penurunan
Mangun Sumarso
anggota PMR pengetahuan yang kurang dari
Kabupaten
7
2 Iswanto Gobel Gambaran tingkat Desain penelitian yang Hasil penelitian menunjukan Hubungan tingkat
pengetahuan digunakan adalah bahwa tingkat pengetahuan pengetahuan
perawat tentang deskriptif dengan perawat tentang penatalaksanaan perawat tentang
penatalaksanaan Tahuna. Populasi dalam bantuan hidup dasar 33,3 %
basic life suport
bantuan hidup penelitian ini adalah berpengetahuan kurang dan
(BLS) dengan
dasar di RSUD semua perawat yang 36,7 % berpengetahuan sedang
perilaku perawat
Liunkendage melakukan tindakan sedangkan perawat yang
Tahuna Kabupaten keperawatan di RSUD berpengetahuan baik tidak ada. Dalam
Sangihe Propinsi Liunkendage Tahuna Satu hal pula yang menjadi pelaksanann
Sulawesi Utara sedangkan sampel yang fenomena ternyata seluruh primary survey
diambil adalah total responden belum pernah
di RSUD
sampel yakni mengikuti pelatihan
dr.Soediran
berjumlah 75 kegawatdaruratan,
Mangun Sumarso
responden.
Kabupaten
Wonogiri
8
3 Muzaki Hubungan Desain Penelitian yang Pelatihan Basic Life Support tidak Hubungan tingkat
Pelatihan Basic di gunakan deskriptif pengetahuan
Life Support berhubungan dengan pelaksanaan
korelasi. Populasi dalam perawat tentang
Dengan
primary survey pada perawat di
Pelaksanaan penelitian ini adalah
basic life suport
Primary Survey perawat IGD Rsud Dr. IGD RSUD Dr. Moewardi. Hal ini
Pada Perawat (BLS) dengan
Moewardi Surakarta
dibuktikan dengan nilai r hitung = perilaku perawat
Di IGD Rsud Dr. yang telah mengikuti
Moewardi 0,291 < nilai r tabel = 0,304 dan
pelatihan Gawat Darurat Dalam
Surakarta
yang berjumlah 40 nilai P-value yaitu Asymp.Sig (2- pelaksanann
orang. primary survey
tailed) bernilai 0.69 > 0.05.
di RSUD
dr.Soediran
Mangun Sumarso
Kabupaten
Wonogiri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011),
pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
dengan pendidikan, dimana bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Wawan & Dewi, 2011).
1. Tahu (Know)
sebelumnya.
2. Memahami (Comprehention)
benar.
9
10
3. Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata).
4. Analisis (Analysis)
masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
5. Sintesis (Synthesis)
baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Menurut Notoadmojo (2003) yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011)
1. Cara Tradisional
dan apabila “kemungkinan” ini tidak berhasil maka akan dicoba lagi.
Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau suatu metode
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Sosial Budaya
skala yang bersifat kualitatif, (Arikunto dalam Wawan & Dewi 2011) yaitu :
Baik : 76 % - 100 %
Cukup : 56 % - 75 %
Kurang : < 56 %
2.2. Konsep Teori Basic Life Support (BLS) (Menurut AHA 2010)
Bantuan hidup dasar (Basic life support) adalah usaha yang dilakukan
mengancam nyawa.
1. Henti napas
pasien
14
1. Menyelamatkan kehidupan.
3. Mempercepat kesembuhan
1. Proteksi diri
proteksi diri, mengingat saat ini bagitu banyak penyakit menular yang
Memeriksa keadaan pasien tanpa teknik Look Listen and Feel. Penolong harus
menepuk korban dengan hati– hati pada bahunya dan berteriak pada korban.
3. Panggil bantuan
a. Posisi korban
b. Posisi penolong
5. Circulation
a. Kaji Nadi
dewasa dan anak serta arteri brachialis atau femoralis untuk bayi,
dada.
b. Kompresi Dada
dengan tehnik yang benar. Awali dengan mencari titik kompresi yakni
Letakkan salah satu telapak tangan yang lain diatas punggung tangan
tekanan dari bahu, posisi lengan tegak lurus, posisi siku tidak boleh
menekuk posisi lengan tegak lurus dengan badan korban, teknik ini
perdebatan, tidak ada batasan waktu yang tegas disebutkan oleh para
2) Sudah ada respons dari korban (napas dan nadi mulai ada)
6. Airway control
harus dilakukan. Satu hal yang penting untuk diingat adalah, bahwa
cross finger, jika terdapat benda asing dalam mulut maka harus di
keluarkan dengan usapan jari atau di kenal dengan teknik finger swab.
dengan chin lift-head tilt dan jika dicurigai terdapat trauma cervikal dapat
tangan di dahi dan letakkan ujung jari tangan yang lain di bawah
belakang.
7. Breathing suport
Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada,
1) Mulut ke mulut
2) Mulut ke hidung
2009 )
22
adalah suatu perbuatan atau tindakan seseorang terhadap suatu respon dan
dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini (Mubarak 2012). Perilaku
adalah suatu tindakan yang dapat diamati, mempunyai frekuensi spesifik, durasi
serta tujuan baik yang disadari maupun tidak (Wawan dan Dewi 2010). Dari
ketiga definisi perilaku tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah
suatu respon yang didapat dari lingkungan dan menjadi kebiasaan seseorang, baik
yang dapat diamati secara sadar maupun tidak sadar, sehingga respon yang
Bentuk respons perilaku seseorang ada 2 macam, yaitu bentuk pasif dan
bentuk aktif. bentuk pasif merupakan respons internal yang terjadi dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Bentuk aktif
yaitu perilaku yang jelas dapat diobservasi secara langsung (Adnani 2011).
atau masyarakat yaitu pengetahuan dan sikap seseorang terhadap apa yang akan
24
dilakukan. Faktor pemungkin (enabling factors) terdiri dari faktor fasilitas, sarana,
undang, dan surat keputusan pejabat pemerintah merupakan faktor penguat dalam
berperilaku, yaitu teori naluri, teori dorongan, teori insentif dan teori atribusi.
Teori Naluri (Instinct Theory), menurut McDougall perilaku itu disebabkan oleh
naluri yang merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri yang
seseorang itu untuk berperilaku. Teori Insentif (Incentive Theory), bahwa perilaku
(misal motif atau sikap) ataukah karena keadaan eksternal (Susilo 2011). Perilaku
manusia sangatlah kompleks dan luas, karena itu perilaku dibagi menjadi 3
(objek).
kesehatan.
alamiah (natural change) yaitu perilaku manusia selalu berubah, dan perubahan
tersebut disebabkan oleh kejadian yang alamiah yang dialami oleh seseorang.
change) yang berbeda-beda, itu dapat terjadi karena inovasi atau program-
perilaku sakit dan perilaku peran sakit. Perilaku kesehatan (health behaviour)
kesehatan. Perilaku sakit (illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan
seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya (Becker dalam Wawan dan Dewi 2010). Perilaku manusia yang
terwujud secara sengaja/sadar dan perilaku yang terwujud secara tidak sengaja /
Tingkat
Pengetahuan BLS
Pelaksanaan Primary
Perawat IGD Survey
- Perilaku
Keterangan :
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik. hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel
adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara
survey.
survey.
BAB III
METODOLOGI
dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
memang sudah ada. Penelitian ini menggunakan Pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel
independen dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada
tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu
(Nursalam 2013).
30
31
3.2.1. Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja dan
3.2.2. Sampel
Pengambilan sampel penelitian ini dalah semua perawat yang bekerja di ruang
populasi menjadi sampel. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua
3.3.1. Tempat
Wonogiri.
dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 2010)
dan primary survey. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana
33
2010).
yaitu dengan 25 soal dengan jumlah jawaban benar 15 dan jawaban salah 10,
bila menjawab benar 56%-75% maka dikategorikan sedang, dan bila menjawab
benar <56% dari yang diharapkan maka dikategorikan kurang, dan perilaku dalam
1. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yag diambil dari subyek
2. Data sekunder
1. Tahap Orientasi
ini.
sampel yaitu semua perawat yang bekerja di IGD RSUD dr.Soediran Mangun
beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang
pengolahan yaitu:
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
statistic bila:
p value > α (0,05) maka Ho diterima atau Ha ditolak, tidak ada hubungan
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka
harus menanda tangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam
dihubungi, dll.
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
pengetahuan perawat tentang basic life suport (BLS) dengan perilaku perawat
dalam pelaksanaan primary survey pada pasien di Ruang IGD RSUD dr.Soediran
operasionalnya pada tanggal 13 Januari 1956 sebagai Rumah Sakit tipe D, seiring
membawa peningkatan menjadi tipe C pada tanggal 11 Juni 1983 dan meningkat
lagi menjadi tipe B pada tanggal 5 Juni 1996 hingga sekarang. RSUD dr.Soediran
No. 40A, Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia ini mempunyai tenaga medis 229
Untuk Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran
Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri adalah. Visi: Rumah Sakit unggulan yang
38
39
masyarakat. Memberi pelayanan yang bermutu, efisien, efektf, adil dan terjangkau
dalam rangka efektifitas dengan efisiensi dengan peneraan sistem angkutan bilitas
Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang berada paling depan disebelah
yaitu sebanyak 20 orang perawat meliputi DIII 17 orang, S1 2 orang, dan SPK 1
orang. Perawat yang bekerja di ruang IGD dipilih berdasarkan kriteria tertentu,
Tabel 4.3 Distriusi Frekuensi Pelatihan Gawat Darurat Perawat IGD 2014
IGD telah melakukan pelatihan PPGD dan 5 orang (25%) melakukan pelatihan
BTCLS.
memiliki tengkat pengetahuan tentang basic life suport (BLS) dengan kategoria
baik terdapat 15 orang (75%) dan kriteria cukup terdapat 5 orang (25%)
Pada tabel 4.6 di peroleh hasil yakni 18 orang (90%) dikatakan terampil
dalam pelaksanaan primary survey sedangkan untuk kriteria tidak terampil hanya
Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah teknik Uji Chi-
Perilaku
Terampil Tidak Total
Terapil
Tingkat pengetahuan Baik 15 0 15
Cukup 3 2 5
Total 18 2 20
Karena nilai Expected Countnya kurang dari 5 di tabel b,c, dan d masing-
masing 1,5; 4,5; dan 0,5 jadi tidak layak di uji dengan Chi Square harus
Perilaku
Tidak
Terampil Total P
Terampil
n N
Pengetahuan Baik 15 0 15 0,053
Cukup 3 2 5
Kurang 0 0 0
Total 18 2 20
43
Tabel 4.7 pada uji fisher menunnjukkan nila p= 0,053 karena nilai p <
0,005 maka Ho di terima, sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara tingkat pengetahuan perawat tentang basic life suport dengan perilaku
PEMBAHASAN
hasil pada tabel 4.1 bahwa sebagian besar perawat di IGD berjenis kelamin laki-
(40%). Untuk kebutuhan perawat di IGD sangat di butuhkan untuk tenaga laki-
laki karena kerja di IGD sangat membutuhkan banyak tenaga, apalagi jika dalm
satu waktu langsung trdapat beberapa pasien yang datang. Untuk tindakan RJP
tenaga Laki-laki juga sangat di butuhkan karen untuk tindakan RJP harus
pada tabel 4.2 bahwa terdapat 2 orang (10%) memiliki tingkat pendidikan S1
untuk 17 orang (85%) memiliki tingkat pendidikan D3 dan 1 orang (5%) memiliki
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
44
45
Hal ini sesuai dengan kenyataan yang ditemukan oleh peneliti sebagian
besar perawat IGD memiliki tingkat pendidikan D3 yaitu 17 orang (75%), dan
juga telah melakukan pelatihan gawat darurat. Jadi pendidikan dan pelatihan juga
tabel 4.3 yang diperoleh hasil bahwa semua perawat telah melakukan pelatihan
gawat darurat, dan 15 orang (75%) perawat IGD telah melakukan pelatihan
primary survey. Perbedaan jenis pelatihan gawat darura juga ditemukan oleh
peneliti dan hasilnya juga tidak ada perbedaan yang signifikan antara pelatihan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 4.4 perawat yang mengikuti
Dari 20 responden yang telah diuji ada 15 perawat (75%) dengan tingkat
(25%) dengan tingkat pengetahuan dikategorikan cukup. Hal itu sesuai menurut
Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011), pengetahuan
merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu obyek. Sedangkan menurut (Wawan & Dewi, 2011) Pengetahuan
yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Hasil ini sesua dengan kenyataan yang di peroleh peneliti, sebagian besar
perawat IGD tingkat pendidikannya adalah D3 dan mereka semua juga telah
melaksanakan pelatihan gawat darurat PPGD dan BTCLS, dan sebagian besar
perawat IGD mempuyai tingkat pengetahuan tentang BLS yang baik. Tingginya
seseorang individu terhadap suatu perkara atau benda atau peristiwa (Robbins
pelaksanaan primary survey dalam katergori terampil yaitu 18 orang (90%) dan
dengan kategori kurang terampil terdapat 2 orang (10%). Perilaku terbentuk dalam
perilaku dan pengalaman individu itu sendiri. Perilaku yang tanggap disertai
tabel b,c, dan d masing-masing 1,5; 4,5; dan 0,5 jadi tidak layak diuji dengan Chi
Square harus menggunakan uji alternatif yaitu uji Fisher. Tabel 4.7 pada uji fisher
menunnjukkan nila p= 0,053 karena nilai p < 0,005 sehingga dapat di simpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang basic life
suport dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey pada pasien di
perilaku yang terampil dalam penanganan pada pasien. Dalam penelitian ini
perawat dengan tingkat pengetahuan yang cukup juga memiliki perilaku yang
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang di lakukan oleh
Muzaki (2011) yang mengatakan bahwa pelatihan gawat darurat tidak ada
mengatakan bahwa perbedaan pelatihan gawat darurat yaitu PPGD dan BTCLS
yang belum diambil data yaitu umur dan masa kerja perawat. Jumlah responden
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1. Tingkat pengetahuan tentang basic life suport (BLS) dengan kategoria baik
5.1.2. Perilaku perawat dalam pelasanaan primary survey terdapat 18 orang (90%)
dikatakan terampil dan terdapat 2 orang (10%) untuk kriteria tidak terampil.
5.1.3. Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
5.2 Saran
pengetahuan tentang basic life suport dengan perilaku perawat pada pelaksanaan
49
50
mendalam dan observasi tentang perilaku, agar peneliti mendapat gambaran yang
lebih baik.
life suport (BLS) tidak berhubungan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan
primary survey sehingga rumah sakit secara umum dan instalasi gawat darurat
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA), 2010, Adult Basic Life Support: Guidelines
for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care,
diakses 10 Desember 2013, http://circ.ahajournals.org/content/122/18_
suppl_3/S685
Ilhaamie & Ahmad Wan SW 2008, ‘Pengaruh Perilaku dan Demografi Ke Atas
Produktiviti Kerja Pensyarah Muslim : Kajian Di Universiti Malaya’
<http://e-journal.um.edu.my/filebank/published_article/2590/932.pdf>
diakses tanggal 6 Desember 2013
49
Krisanty P. Dkk, 2009, Asuhan Keperawatan Gawat Darurat, Jakarta: Trans Info
Media.
Wawan, A & Dewi M 2011, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Perilaku, dan
Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta
49