Anda di halaman 1dari 2

DIARY TAK BERTUAN

Karya : Syurnida

Aku bersekolah di salah satu SMP Negeri di kota ini. Sekarang aku duduk di kelas IX.
Tak berapa lama lagi saya akan menghadapi Ujian Nasional. Saat aku menghadapi ujian
inilah aka mengalami masalah keluarga yang sangat berat sekali kuhadapi. Masalah itu
adalah ayahku kawin lagi dengan wanita lain, padahal kalau dibandingkan dengan wanita itu
lebih cantik ibuku, tapi entah apa sebabnya ayahku tetap memilih wanita itu.

Sejak ayahku kawin lagi, ayahku mulai jarang pulang ke rumah. Kalau seandainya
pulang ke rumah hanya pertengkaran yang aku dengar. Kalau itu yang terjadi ibu hanya bisa
menangis. Pertengkaran hebat itulah yang selalu kusaksikan, sehingga berpengaruh buruk
terhadap diriku dan adikku. Kebetulan adikku juga bersekolah di tempat yang sama dengan
ku. Pengaruh buruk itu adalah aku mulai malas pergi ke sekolah. Kadang aku pergi ke
sekolah tapi aku tidak masuk kelas. Aku Cuma main-main di luar sementara temanku
belajar. Itulah selalu kulakukan, sehingga nilaiku anjilok. Aku dipanggil oleh wali kelas,
bahkan ibuku juga dipanggil oleh wali kelasku. Tapi semua tidak dihiraukan ibuku tidak mau
datang ke sekolah. Bahkan ibuku mengalami stres berat. Beliau sering menangis.

Suatu pagi ibuku membangunkan aku dan adikku untuk pergi ke sekolah, tapi aku
tidak mau bangun. Kalau aku tidak mau bangun, apa yang dilakukan oleh ibuku adalah
beliau akan menelan pil tidur sebanyak-banyaknya sehingga dia tertidur dan akan bangun
malam hari. Belau tidak peduli padaku dan adikku. Seandainya aku bisa dibangunkan pergi
ke sekolah beliau akan senang dan tidak akan menelan pil tidur hari itu. Ibu akan senang
kalau aku dan adik pergi ke sekolah. Jadi obatnya aku pergi ke sekolah beliau akan sehat.

Tuhan begitu beratnya penderitaan yang dialami ibuku dan keluargaku. Ringankan
beban penderitaan kami. Berilah petunjuk ayahku. Mengapa begitu teganya beliau
melakukan pada ibuku, padaku, adikku. Aku sekarang sangat kecewa. Rasanya hidup ini
tiada arti bagiku lagi. Sekolahku tidak kupedulikan. Sekarang aku berjanji dengan wali kelas,
guru BK, bahkan dengan kepala sekolah. Ini adalah perjanjian terakhir. Aku diultimatum
tidak akan lulus, karena nilaiku tidak ada dan aku tidak pernah masuk sekolah dan aku akan
dikeluarkan.

Tuhan masih adakah harapan bagiku untuk bisa menamatkan sekolahku ini, karena
karena tipis harapanku untuk lulus. Apalagi Ujian Nasional tinggal hitungan hari. Aku akan
mencoba menempuh Ujian Nasional ini, walaupun apa yang terjadi aku akan menerimanya.

Tuhan tabahkankanlah aku menghadapi cobaan berat ini, rasanya seumurku ini,
belum mampu memikul beban seberat ini. Tuhan berikanlah aku kekuatan dan juga ibu dan
adikku. Keluarkan kami dari masalah ini. Memang betul-betul kami tidak kuat Tuhan.
Janganlah kau berikan kami cobaan yang tak sanggup memikulnya, Amin... (medio April
2016)

Anda mungkin juga menyukai