Anda di halaman 1dari 2

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Tidak semua penyakit jantung dapat dicegah. Penyakit jantung bawaan misalnya. Tetapi
penyakit jantung koroner dapat dicegah. Dan karena penyakit jantung koroner adalah
penyakit jantung terbanyak dan penyebab kematian tertinggi, perhatian terhadap program
pencegahan penyakit jantung koroner sangat tinggi.

Penyakit jantung koroner adalah penyakit degeneratif, artinya penyakit ini berjalan seiring
dengan berjalannya usia. Artinya, secara alamiah proses penyakit ini pasti terjadi ketika
seseorang makin tua.

Tetapi, proses penuaan pun dapat diperlambat. Anda tentu pernah berjumpa dengan orang
berusia 70 tahun yang nampak seperti 50 tahun. Atau sebaliknya, berumur 40 tapi kelihatan
jauh lebih tua. Jelas bahwa proses penuaan bisa berjalan lebih cepat, atau lebih lambat.
Banyak faktor lain yang mempengaruhi proses penuaan selain usia.

Aterosklerosis – proses ‘penuaan’ yang dapat dicegah

Hal yang sama berlaku bagi penyakit jantung koroner. Dengan bertambahnya umur terjadi
proses yang dikenal dengan nama aterosklerosis. Aterosklerosis adalah proses penimbunan
plak di dinding pembuluh darah. Sama halnya pipa air, setelah bertahun-tahun, timbul
penumpukan kotoran di dindingnya. Itulah yang terjadi dengan pembuluh darah Anda dengan
bertambahnya usia. Ini memang fakta yang kurang menyenangkan.

Tetapi kabar baiknya adalah, proses ini dapat dicegah, atau setidaknya dapat diperlambat.
Kita telah mengenal faktor-faktor apa saja yang meningkatkan resiko terjadinya plak di
pembuluh koroner. Umur adalah salah satunya. Tapi masih banyak faktor lain. Dan
kebanyakan faktor-faktor ini dapat dikendalikan. Itulah yang membuat penyakit jantung
koroner dapat dicegah.

Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
pada umumnya berhubungan dengan gaya hidup. Sebut saja merokok, hipertensi, diabetes,
kolesterol, kurang olahraga, stres, obesitas. Memang sebagian juga dipengaruhi genetik atau
keturunan seperti hipertensi, diabetes dan obesitas. Tetapi dengan mengubah gaya hidup
kondisi-kondisi ini juga dapat dikendalikan.

Modifikasi gaya hidup – langkah pertama pencegahan

Berbagai asosiasi jantung, sebut saja Amerika, Eropa, Kanada, Australia, telah membuat
standar program pencegahan penyakit ini. Semua asosiasi ini sepakat bahwa langkah pertama
pencegahan adalah Therapeutic Life-style Changes (TLC), atau Terapi Modifikasi Gaya
Hidup.

Terapi modifikasi gaya hidup mencakup diet, olahraga, berhenti merokok, dan hindari stres.
Modifikasi gaya hidup dapat menurunkan berat badan, tekanan darah, gula darah, dan kadar
kolesterol. Selain modifikasi gaya hidup, untuk pencegahan penyakit jantung pasien juga
seringkali harus mengkonsumsi obat-obatan.

Pencegahan primer dan sekunder


Pencegahan penyakit jantung koroner bisa bersifat primer maupun sekunder. Pencegahan
primer artinya mencegah (atau memperlambat) progresivitas proses aterosklerosis dan
timbulnya kejadian koroner akut (yang secara awam dikenal sebagai serangan jantung) pada
orang yang belum pernah mengalaminya. Pencegahan sekunder artinya mencegah (atau
memperlambat) progresivitas proses aterosklerosis dan berulangnya kejadian koroner akut
pada mereka yang sudah pernah kena serangan jantung.

Untuk pencegahan primer penyakit jantung, sebagian pasien memerlukan tambahan obat, bila
dengan modifikasi gaya hidup faktor-faktor resiko seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol
belum bisa terkontrol. Untuk pencegahan sekunder semua pasien pasti mendapat beberapa
macam obat. Paling tidak, harus minum obat pengencer darah (aspirin) dan penurun
kolesterol (statin).

Apa yang penulis ceritakan di atas baru pengantar singkat mengenai pencegahan penyakit
jantung koroner. Artikel-artikel lebih lengkap seputar pencegahan penyakit jantung koroner
dapat Anda baca dalam artikel-artikel selanjutnya.

http://seputarjantung.com/pencegahan-penyakit-jantung-koroner/

Anda mungkin juga menyukai