PBPI
PBPI
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PAKAN IKAN
Kelompok 4
M. Nurfaizi 05051181821005
Lila Yurtiana 05051181621008
The Best Akbar Esa Putra 05051281621019
Nata Yusuf 05051181621022
Dwi Kurnia Wati 05051381621028
Indriani Agustini 05051381621032
Universitas Sriwijaya
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pengetahuan bahan pakan ikan ini
mahasiswa diharapkan:
1. Memahami teknik pengolahan bahan baku pakan ikan
2. Mampu menyusun formulasi dan membuat pakan ikan
3. Mengetahui cara mengevaluasi pakan ikan yang telah dibuat baik secara fisik,
kimia, maupun biologis.
Universitas Sriwijaya
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
3
4
Universitas Sriwijaya
5
(lebung) atau danau yang masih berisi air. Sedangkan pada saat musim penghujan,
air tinggi dan menyebar di rawa yang lebih luas. Saat memijah ikan ini akan
menuju tepi sungai yang landai sehingga ikan ini mudah ditangkap. Penyebaran
ikan tambakang meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Thailand. Ikan
tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang
berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan tambakan dibudidaya
untuk diambil dagingnya di wilayah Asia Tenggara (Utomo, 2010 ).
Ikan tambakan dewasa dapat mencapai ukuran panjang total ± 30 cm. Ikan
ini bersifat benthos pelagis, yaitu mendiami air tepat di atas bagian bawah dengan
memakan benthos dan plankton. Ikan bentopelagis memiliki daya apung netral,
sehingga mereka dapat mengapung di kedalaman air dengan mudah. Ikan
tembakang dapat hidup pada kisaran pH 6,0 - 8,0. Ikan tembakang hidup pada
iklim tropis dengan kisaran suhu 220C – 280C pada kisaran lintang160N – 60S
(Bambang, 2001).
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
BAB 3
PELAKSAANAN PRAKTIKUM
Tabel 3.1. Alat yang digunakan pada praktikum pengetahuan bahan pakan ikan:
No Alat Jumlah Fungsi
1 Ayakan 1 buah Untuk mengayak bahan
2 Baskom 1 buah Meletakkan bahan- bahan pakan ikan
3 Tampah 1 buah Menjemur pakan sudah di giling
4 Alat pengiling 1 buah Mengiling semua campuran bahan
5 Aquarium 0,5× 0,5 m 1 buah Sebagai wadah pemeliharaan
6. Termos 1 buah Sebagai tempat penyimpanan air
panas
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum pengetahuan bahan pakan ikan
disajikan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2. Bahan yang digunakan pada praktikum pengetahuan bahan pakan ikan:
No Bahan Jumlah Fungsi
1. Tepung daging biji karet 50 gram Sebagai nutrisi pada ikan
2. Tepung ikan 200 gram Sebagai bahan campuran
3. Tepung kedelai 160 gram Sebagai bahan campuran
4. Tepung tapioka 40 gram Sebagai bahan campuran
5. Dedak 30 gram Sebagai bahan campuran
6. Minyak ikan 20 ml Sebagai bahan dasar pembuat pakan
7. Vitamin Mix 20 ml Sebagai tambahan asupan pada pakan
8. Air panas Secukupnya Sebagai peghomogen bahan pakan
8 Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
sampai merata. Campuran bahan tersebut lalu ditambahkan air kurang dari 30%
dari total pakan sambil diaduk hingga merata. Adonan yang sudah tercampur rata
dicetak menggunakan pencetak pelet atau gilingan daging (mincer). Pakan yang
dihasilkan dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki, dan keringkan di bawah
sinar matahari. Pakan yang sudah kering dapat diberikan ke ikan atau disimpan
dalam toples atau di dalam plastik, dan diletakkan di tempat yang kering agar
menghindari kerusakan pada pakan.
Universitas Sriwijaya
11
Keterangan :
FCR : Konversi pakan
Wt : Bobot akhir tubuh ikan (g)
Wo : Bobot awal tubuh ikan (g)
D : Bobot ikan yang mati selama penelitian (g)
F : Bobot pakan yang diberikan (g)
Keterangan :
SR : Sintasan (%)
NI : Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)
No : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
Universitas Sriwijaya
12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, ikan yang dipelihara mengalami
pertumbuhan dari bobot ikan rata-rata 2,76 gram menjadi 16,76 gram. Sedangkan
untuk FCR didapat 1,20 gram, ini sangat baik untuk pembudidaya dikarenakan
pakan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Sehingga dengan adanya
penambahan tepung biji karet dapat mempercepat pertumbuhan ikan tambakan.
Hal ini dapat di pengarui oleh jenis ikan yang digunakan karena ikan yang
digunakan merupakan ikan herbivora dimana ikan ini memiliki usus yang panjang
sehingga pada saat proses metabolisme penyerapan pakan ikan lebih bisa
memanfaatkan karena adanya bantuan dari enzim-enzim yang lain. Ini berarti
pakan pada pemberian tepung biji karet lebih mudah diserap oleh usus ikan,
dimana lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi ikan mampu menyediakan energi
yang cukup untuk pemeliharaan tubuh ikan sehingga protein pakan dapat
dimanfaatkan dengan efisien untuk membentuk jaringan tubuh untuk
pertumbuhan (Adellia, 2013).
4.4. Pembahasan
12 Universitas Sriwijaya
13
Ikan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan Tambakan
(Helostoma temminckii), Ikan tambakan dapat menoleransi salinitas 10 ppt sampai
lebih dari 24 jam. Akan tetapi, paparan salinitasdi atas 10 ppt berpengaruh negatif
pada aktivitas dansintasannya, karena menyebabkan kematian.Ikan tambakan
senang hidup di perairan rawa yang banyak tumbuhan air. Ikan tambakan dapat
hidup pada perairan asam (pH 5,5-6,5) dan kadar oksigen yang relatif rendah (3-5
mg/L) (Mahyuddin, et al. 2011). Sedangkan pada saat akhir pemeliharan kualitas
air yang diadapat yaitu pH 6 dan suhu 28 0C.
Pemeliharan di lakukan di dalam akuarium dengan ukuran 30 x 30 cm
dengan padat tebar awal 15 ekor ikan tambakan dengan panjang rata-rata 5,03 cm
dan bobot rata-rata 2,76. Pakan yang di berikan selama pemeliharan merupakan
pakan buatan yang diberi tepung biki karet untuk mempercepat laju pertumbuhan
ikan tembakan. Frekuensi pemberian pakan ikan dilakukan 3 kali sehari dengan
skala pukul 07.30 WIB, 12.00 WIB, dan 16.00 WIB. Dalam formulasi pakan yang
di gunakan tepung biji karet yang diberikan sebanyak 100 gram. Dari praktikum
yang telah dilakukan dapat di lihat bahwa pertumbuhan ikan tembakan pada
pemeluharan mengalami peningkatan dengan bobot akhir yaitu rata-rata 19,54
gram dan panjang ikan rata-rata yaitu 5,64 cm. Dari praktikum yang di lakukan di
dapat kan nilai pertumbuhan bobot yaitu 16,76 dengan nilai FCR yaitu 1.20 gram
dan SR yang didapat pada saat pemeliharan yaitu 73,33%.
Hal ini dapat di pengarui oleh jenis ikan yang digunakan karena ikan yang
digunakan merupakan ikan herbivora dimana ikan ini memiliki usus yang panjang
sehingga pada saat proses metabolisme penyerapan pakan ikan lebih bisa
memanfaatkan karena adanya bantuan dari enzim-enzim yang lain. Ini berarti
pakan pada pemberian tepung biji karet lebih mudah diserap oleh usus ikan,
dimana lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi ikan mampu menyediakan energi
yang cukup untuk pemeliharaan tubuh ikan sehingga protein pakan dapat
dimanfaatkan dengan efisien untuk membentuk jaringan tubuh untuk
pertumbuhan (Adellia, 2013).
Universitas Sriwijaya
14
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa
penambahan tepung biji karet pada pakan ikan dapat memacu pertumbuhan ikan
tambakan lebih cepat hal ini di karenakan ikan tambakan merupakn ikan herbivora
yang memiliki usus panjang sehingga memudahkan penyerapan pakan untuk
menghasilkan energisehingga protein pakan dapat dimanfaatkan dengan efisien
untuk membentuk jaringan tubuh dan memacu pertumbuhan ikan tambakan.
5.2. Saran
Disarankan untuk melakukan pemberian pakan dengan menggunakan
tepung biji karet terhadap ikan padaskala budi daya untuk mempercepat
pertumbuhan ikan dan diperlukan ketelitian serta kesabaran dalam proses
pengolahan tepung biji karet agar datasehingga didapatkan hasil yang tepat,sesuai
dengan perlakuan yang diberikan
14 Universitas Sriwijaya
15
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, Indra, S., 2014. Utilization Of Rubber Seed FlourFor Growth of Gurami
(Osphronemus gouramy) Lac. : Riau University: Fisheries and Marine
Science Faculty.
Bambang., 2001. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Daulay, S.Said. 2013. Penghilangan Asam Sianida (HCN) pada Biji Karet Sebagai
Ransum Pakan Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau. Pekanbaru. 1-9 hlm.
Effendi., 2008. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Universitas Sriwijaya
16
Salimon J, Abdullah B.M, Salih N., 2012. Rubber (Hevea brasiliensis) Seed Oil
Toxicity Effect And Linamarin Compound Analysis. Lipids Health Dis 11
(1): 74-82.
Ukpebor J.E. Ekpaja E.O. Ukpebor E.E. Egharevba O. Evedue E., 2007. Effect Of
The Edible Mushroom, Pleurotus Tubberegium On The Cyanide Level
And Nutritional Contents Of Rubber Seed Cake. Pakistan J Nutri 6 (6):
534-537.
Utomo, A. D., 2009. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta.PT.
Penebar Swadaya.
Utomo, A.D. Asyari., 2013. Peranan ekosistem hutan rawa air tawar bagi
kelestarian sumber daya perikanan di Sungai Kapuas Kalimantan Barat.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perikanan 5(3): 1-14.
Universitas Sriwijaya
17
LAMPIRAN
Lampiran Gambar proses pembuatan pakan dan pemeliharaan
Universitas Sriwijaya
18
1. Pertumbuhan Bobot
W= Wt-Wo
= 19,54 – 2,76
= 16, 78
2. Konversi Pakan (FCR)
FCR = F
[(Wt + D) – Wo]
= 225 g
[(214,95 + 12,81) – 41,35
Universitas Sriwijaya
19
= 225 g
227,76 – 41,35
= 225 g
186,41
= 1,20 g
3. Survival Rate (SR)
SR = Ni x 100 %
No
= 11 x 100 %
15
= 73, 33
Universitas Sriwijaya