Jl. Jenderal Ahmad Yani Km. 36 Banjarbaru 70714. Telp. 0511- 4781551
2Fak. Petanian Jurusan Agribisnis Uniska, Banjarmasin
ABSTRAK
ABSTRACT
The study was aimed to find out whether Pasteurella multocida bacteria
isolated from swamp buffalo in HSU (Hulu Sungai Utara) is the cause of
septicema epizootica (SE) disease in swamp buffaloes using Koch Postulates.
Total of 10 Balb-C mice aged 2 weeks were infected with 100 μl culture
containing 4 x 108 CFU (1.5 McFarland Scale) P. multocida subcutaneously in the
neck, and observed every 4 hours until the animal died. Samples were taken
from the spleen, lungs, and heart with different times of death within 15 hours,
35 hours, and 59 hours with sterile swab cotton. Samples were grown on a
nutrient broth medium (NB), inoculated on a soy trypticase agar (TSA), and
incubated for 24 hours at 37 °C. Separate colonies were stained with Gram and
spore staining. The colonies were tested by catalase, biochemical, indol motility
(SIM) sulfite, confectionary, and planted on Mac Conkey Agar media. P.
multocida was identified following Carter's method of showing lung, spleen, and
29
Herliani, dkk
PENDAHULUAN
30
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
31
Herliani, dkk
Perubahan patologi yang terjadi pada organ mencit seperti paru, limpa,
dan jantung adalah warna ketiga organ tersebut sudah tidak seperti warna
normal yang berwarna merah segar tetapi sudah berwarna hitam dan organ juga
hancur saat akan diambil.
Hasil reisolasi bakteri Pasteurella multocida dari penelitian untuk uji
postulat Koch seperti pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Uji Postulat Koch
Sesudah Kematian
Organ 15 jam 35 jam 59 jam
Isolasi Isolasi Isolasi
Paru-paru + + +
Jantung + + +
Limpa + + +
Dari hasil pemeriksaan sampel paru, limpa, dan jantung hasil isolasi
ditemukan tiga sampel tersebut positif bakteri P. multocida. Hasil pewarnaan
Gram dan pemeriksaan mikroskopis, bakteri berbentuk coccobacillus (batang
pendek), bersifat Gram negatif, berantai pendek dan koloni berbentuk bulat
dengan permukaan cembung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kuhnert et al.
(2000) bahwa P. multocida merupakan bakteri Gram-negatif bentuk batang
pendek yang secara normal hidup di nasofaring. Sampel tidak tumbuh pada
media SIM, Simmon’s Citrat, laktosa, manitol, dan Mac Conkey akan tetapi
positif pada uji katalase. Rimler dan Rhoades (1989), menyatakan bahwa P.
multocida tidak tumbuh pada media Mac Conkey, memfermentasi glukosa,
positif terhadap tes katalase, oksidase, dan indol. Bakteri P. multocida biasanya
tidak memfermentasi laktosa
Hasil pewarnaan Gram setiap organ pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1 (organ paru–paru), Gambar 2 (organ jantung), dan Gambar 3
(organ limpa).
32
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
Hasil pewarnaan Gram di atas dapat dilihat bahwa bentuk koloni bakteri
bermacam – macam, hal ini sesuai dengan pernyataan Priadi & Natalia (2000)
bahwa koloni P. multocida tidak selalu seragam, tergantung beberapa faktor,
misalnya media yang digunakan, umur bakteri dalam penyimpanan, frekuensi
pemindahan bakteri, dan sebagainya. Koloni bakteri yang baru diisolasi dari
penderita atau hewan percobaan biasanya berbentuk mukoid (berlendir) dan
semakin lama menjadi bentuk smouth (halus) atau rough (kasar). Bakteri P.
multocida menimbulkan gas yang berbau.
Setelah pewarnaan Gram dilakukan maka dilanjutkan dengan pewarnaan
spora dari koloni terpisah yang telah diketahui Gram negatif. P. multocida
merupakan bakteri yang tidak memiliki spora. Spora terbentuk dalam sel
sehingga seringkali disebut sebagai endospora, dalam sel bakteri hanya terdapat
satu spora. Endospora tidak mudah ditembus zat warna sehingga tidak dapat
diwarnai dengan cara yang lazim. Pewarnaan spora memerlukan pemanasan
agar zat warna dapat meresap ke dalam spora. Zat warna pertama mengandung
hijau malakit (malachite green) yang akan mewarnai endospora menjadi hijau dan
33
Herliani, dkk
safranin sebagai zat warna kedua akan mewarnai sel vegetatif menjadi merah.
Zat warna ini tidak berikatan erat dengan dinding sel dan sitoplasma sehingga
mudah terlepas sewaktu pencucian dengan air. Sebaliknya, air tidak dapat
menembus dinding endospora sehingga spora tetap bewarna hijau sewaktu
pencucian dengan air (Sunatmo, 2007). Hasil pewarnaan Spora pada penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 4 (organ paru – paru). Hasil uji yang diperoleh
dari sampel mencit yaitu disajikan pada Tabel 3.
Hasil uji yang tertera pada Tabel 3 menunjukkan hasil uji ini sesuai
dengan P. multocida menurut Cowan yang disitasi oleh Chotiah (1996), dimana
dikatakan bahwa P. multocida positif uji katalase, indol, MR, manitol, glukosa,
sukrosa, dan laktosa sedangkan pada uji VP, Simmon's Citrate, SIM, TSIA, dan
penanaman pada media Mac Conkey menunjukan hasil negatif
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Brain, R.S. dan Jones, R.F. 1965. Studies on Haemorhagic septicamia of Cattle, 111. British
Veterinary Journal. III. 30-34.
Chotiah, S. 1996. Isolasi, Identifikasi dan penentuan serotip isolat Pasteurella multocida
dari lesi pneumonik paru-paru babi dan kepekaannya terhadap beberapa macam
antibiotika. JITV 3(2):198-203.
Esslinger.,J., Seleimn RS Herrmann G. and Blobel, (1994) Adhesin of P. multocide to Hela
Cells and to macrophages of different animal pecies Rev. Med Vet . 145: (1) 49 : 53 .
34
Seminar Nasional Peternakan 3 tahun 2017
Universitas Hasanuddin Makassar, 18 September 2017
Kuhnert, P., P. Boerlin, S. Emler, M. Krawinkler, and J. Frey. 2000. Phylogenetic analysis
of Pasteurella multocida subspecies and molecular identification of feline P.
multocida subsp. septica by 16S RNA gene sequencing. Int. J. Med. Microbiol.
290:599-604
Priadi, A dan L. Natalia. 2000. Patogenesis Septicaemia epizoqtica (SE) pada sapi dan
kerbau. Gejala klinis, perubahan patologis, reisolasi, deteksi P. multocida dengan
media kultur dan Polymerase Chain Reaction (PCR). JITV. 5(1):65-71.
Rimler, R.B., and K.R. Rhoades. 1987. Serogroup OF, a new capsule serogroup of . J. Clin.
Microbiol. 30(2):46-52
Seleim, R.S. (1996): Study virulence factors of P. multocida isolated from different sources
New Egypt. JH. Med 14: (6), 60-64
Seleim RS (1997): Hyaluronic acid mediated adhesion of P. multocida to different lost
cells. New Egypt I Med 17(5): 440 – 444 .
Sunatmo TI. 2007. Eksperimen Mikrobiologi Dalam Laboratorium. Penerbit Ardy
Agency, Bogor
35
Herliani, dkk
Tabel 3. Hasil identifikasi morfologi, sifat pewarnaan Gram, dan sifat biokimia
bakteri Pasteurella multocida
Hasil
Plate 1 Plate 3
Identifikasi Plate 2 Keterangan
(organ (organ paru-
(organ limpa)
jantung) paru)
Bakteri terlihat berwarna
1 Sifat Gram Negatif Negatif Negatif
merah
Bentuk Bakteri terlihat seperti batang
2 (Morfologi Coccobacillus Coccobacillus coccobacillus pendek dan kedua ujungnya
koloni dan sel) membulat
Media agar darah tidak terjadi
Hemolisis
3 Negatif Negatif Negatif pemudaran warna merah
Blood Agar
( lisis )
Bakteri hanya tumbuh pada
4 Motilitas Negatif Negatif Negatif
bekas tusukan
Bakteri berbentuk batang
pendek dengan ujung
membulat, ukuran kecil,
5 Mac Conkey Negatif Negatif Negatif warna merah muda,
permukaan smouth (lembut)
dan sifatnya laktosa
parlementer
Terjadi perubahan warna
6 O/F Positif Positif Positif media dari hijau menjadi
kekuningan
Terjadi perubahan warna
7 Glukosa Positif Positif Positif media dari merah menjadi
kuning
Terjadi perubahan warna
8 Laktosa Positif Positif Positif media dari merah menjadi
kuning (waktu lama)
Terjadi perubahan warna
9 Monnitol Positif Positif Positif media dari merah menjadi
kuning (waktu lama)
Terbentuk cincin berwarna
10 Indole Positif Positif Positif
merah
Tidak terjadi perubahan
11 Urease Negatif Negatif Negatif
warna pada media
warna pada stik oksidasi
12 Oksidase Positif Positif Positif
berubah berwarna biru
Terlihat gelembung pada
13 Katalase Positif Positif Positif media setelah ditambahkan
larutan H 2O2
36