Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Bermula dari banyak pendapat mulai dari Al hasan, Aristoteles, Newton,


Planck, Maxwell dan yang lain diyakini spektrum gelombang elektromagnetik
adalah berkecepatan cahaya. Perkembangan teori, prinsip, dan konsep gelombang
elektromagnetik menghasilkan teknologi tentang gelombang elektromagnetik
yang bermanfaat. Aplikasi gelombang elektromagnetik pada berbagai bidang
memungkinkan manusia berbuat banyak. Diantaranya bidang telekomunikasi
antar wilayah global, bahkan menembus ruang angkasa. Peranan satelit
komunikasi relai yang menangkap gelombang elektromagnetik dan
memantulkannya kembali bermanfaat bagi penyiaran gelombang TV, gelombang
radio dan gelombang mikro. Dalam bab ini kamu akan memperdalam spektrum
dan aplikasi gelombang elektromagnetik.
Penelaahan dalam jangka waktu lama dari gelombang elektromagnetik
seiring penyelidikan tentang cahaya mendatangkan pemahaman benar tentang
hakekat gelombang elektromagnetik. Spektrum gelombang elektromagnetik telah
berhasil dipetakan antara lain terdiri dari sinar gamma, sinar X, sinar ultraviolet,
cahaya tampak, sinar inframerah, gelombang mikro, gelombang radar, gelombang
TV, dan gelombang radio.Masing-masing memiliki karakteristik yang spesifik
dan memiliki kegunaan tertentu.
A. Spektrum Gelombang Elektromagnetik
1. Hakikat Gelombang Elektromagnetik
Pada pertengahan abad ke sepuluh seorang ilmuwan Mesir di Iskandaria
yang bernama Al Hasan (965-1038) mengemukakan pendapat bahwa mata dapat
melihat benda-benda di sekeliling karena adanya cahaya yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh benda-benda yang bersangkutan masuk ke dalam mata. Teori ini
akhirnya dapat diterima oleh orang banyak sampai sekarang ini. Beberapa teori-
teori yang mendukung pendapat Al Hasan diantaranya adalah
a. Teori Emisi atau Teori Partikel
Sir Isaac Newton (1642-1727) merupakan ilmuwan berkebangsaan Inggris
yang mengemukakan pendapat bahwa dari sumber cahaya dipancarkan partikel-
partikel yang sangat kecil dan ringan ke segala arah dengan kecepatan yang sangat
besar. Bila partikel-partikel ini mengenai mata, maka manusia akan mendapat
kesan melihat benda tersebut.
Alasan dikemukakanya teori ini adalah sebagai berikut:
 Karena partikel cahaya sangat ringan dan berkecepatan tinggi maka cahaya
dapat merambat lurus tanpa terpengaruh gaya gravitasi bumi.
 Ketika cahaya mengenai permukaan yang halus maka cahaya akan akan
dipantulkan dengan sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul
sehingga sesuai dengan hukum pemantulan Snellius. Peristiwa pemantulan ini
dijelaskan oleh Newton dengan menggunakan bantuan sebuah bola yang
dipantulkan di atas bidang pantul.
 Alasan berikutnya adalah pada peristiwa pembiasan cahaya yang disamakan
dengan peristiwa menggelindingnya sebuah bola pada papan yang berbeda
ketinggian yang dihubungkan dengan sebuah bidang miring. Dari permukaan
yang lebih tinggi bola digelindingkan dan akan terus menggelinding melalui
bidang miring sampai akhirnya bola akan menggelinding di permukaan yang
lebih rendah. Jika diamati perjalanan bola, maka sebelum melewati bidang
miring lintasan bola akan membentuk sudut α terhadap garis tegak lurus pada
bidang miring. Setelah melewati bidang miring lintasan bola akan
membentuk sudut β terhadap garis tegak lurus pada bidang miring. Jika
permukaan atas dianggap sebagai udara dan permukaan bawah dianggap
sebagai air serta bidang miring merupakan batas antara udara dan air, gerak
bola dianggap sebagai jalannya pembiasan cahaya dari udara ke air, maka
Newton menganggap bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih besar dari pada
kecepatan cahaya dalam udara.
Pendapat ini masih bertahan hingga akhirnya seorang ahli fisika Prancis,
Jean Focault (1819 – 1868) melakukan percobaan tentang pengukuran kecepatan
cahaya dalam berbagai medium. Dalam percobaannya Jeans Focault mendapatkan
kesimpulan bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih kecil dari pada kecepatan
cahaya dalam udara.
b. Teori Gelombang
Menurut Christian Huygens (1629-1695) seorang ilmuwan berkebangsaan
Belanda, bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi dan berupa gelombang.
Perbedaan cahaya dan bunyi hanya terletak pada panjang gelombang dan
frekuensinya.
Pada teori ini Huygens menganggap bahwa setiap titik pada sebuah muka
gelombang dapat dianggap sebagai sebuah sumber gelombang yang baru dan arah
muka gelombang ini selalu tegak lurus tehadap muka gelombang yang
bersangkutan. Pada teori Huygens ini peristiwa pemantulan, pembiasan,
interferensi, ataupun difraksi cahaya dapat dijelaskan secara tepat, namun dalam
teori Huygens ada kesulitan dalam penjelasan tentang sifat cahaya yang merambat
lurus.
c. Teori Elektromagnetik
Percobaan James Clerk Maxwell (1831 – 1879) seorang ilmuwan
berkebangsaan Inggris (Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat gelombang
elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya yaitu 3x108 m/s, oleh karena
itu Maxwell berkesimpulan bahwa cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik. Kesimpulan Maxwell ini di dukung oleh :
 Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman,
Heinrich Rudolph Hertz (1857 – 1894) yang membuktikan bahwa gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang tranversal. Hal ini sesuai dengan
kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala polarisasi.
 Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852 –
1943) yang menyatakan bahwa medan magnet
yang sangat kuat dapat berpengaruh terhadap berkas cahaya.
 Percobaan Stark (1874 – 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman
yang mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat
mempengaruhi berkas cahaya.
d. Teori Kuantum
Teori kuantum pertama kali dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang
ilmuwan berkebangsaan Jerman yang bernama Max Karl Ernst Ludwig Planck
(1858 – 1947). Dalam percobaannya Planck mengamati sifat-sifat termodinamika
radiasi benda-benda hitam hingga ia berkesimpulan bahwa energi cahaya
terkumpul dalam paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Dan pada
tahun 1901 Planck mempublikasikan teori kuantum cahaya yang menyatakan
bahwa cahaya terdiri dari peket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Akan
tetapi dalam teori ini paket-paket energi atau partikel penyusun cahaya yang
dimaksud berbeda dengan partikel yang dikemukakan oleh Newton . Karena foton
tidak bermassa sedangkan partikel pada teori Newton memiliki massa
Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan
Albert Einstein pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala fotolistrik
dengan menggunakan teori Planck. Fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya
elektron dari suatu logam yang disinari dengan panjang gelombang tertentu.
Akibatnya percobaan Einstein justru bertentangan dengan pernyataan Huygens
dengan teori gelombangnya.Pada efek fotolistrik, besarnya kecepatan elektron
yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada besarnya intensitas
cahaya yang digunakan untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan menurut teori
gelombang seharusnya energi kinetik elektron bergantung pada intensitas cahaya.
Kemudian dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa
cahaya mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat
sebagai gelombang untuk menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di
lain pihak cahaya dapat berupa materi tak bermassa yang berisikan paket-paket
energi yang disebut kuanta atau foton sehingga dapat menjelaskan peristiwa efek
fotolistrik.
2. Gelombang Elektromagnetik
Beberapa kaidah tentang kemagnetan dan kelistrikan yang mendukung
perkembangan konsep gelombang elektromagnetik antara lain:
a. Hukum Coulomb mengemukakan : “Muatan listrik statik dapat menghasilkan
medan listrik.”.
b. Hukum Biot & Savart mengemukakan : “Aliran muatan listrik (arus listrik)
dapat menghasilkan medan magnet”.
c. Hukum Faraday mengemukakan : “Perubahan medan magnet dapat
menghasilkanmedan listrik”.
Berdasarkan Hukum Faraday, Maxwell mengemukakan hipotesa sebagai
berikut: ”Perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet”. Hipotesa
ini sudah teruji dan disebut dengan Teori Maxwell. Inti teori Maxwell mengenai
gelombang elektromagnetik adalah:
a. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet.
b. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Cepat rambat gelombang
elektromagnetik (c) tergantung dari permitivitas (ε) dan permeabilitas (μ) zat.
Menurut Maxwell, kecepatan rambat gelombang elektromagnetik dirumuskan
sebagai berikut:
1
𝑐=
√𝜀0 𝜇0

Ternyata perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang tidak


tetap besarannya atau berubah-ubah. Sehingga perubahan medan magnet tersebut
akan menghasilkan lagi medan listrik yang berubah-ubah.
Proses terjadinya medan listrik dan medan
magnet berlangsung secara bersama-sama
menjalar kesegala arah. Arah getar vektor
medan listrik dan medan magnet saling
tegak lurus. Jadi gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang
dihasilkan dari perubahan medan magnet
dan medan listrik secara berurutan, dimana
arah getar vektor medan listrik dan medan
magnet saling tegak lurus.
E = medan listrik (menjalar vertikal)
B = medan magnet (menjalar horizontal.)
Gejala seperti ini disebut terjadinya
gelombang elektromagnetik (= gelombang
Gambar 1. penjalaran gelombang
eloktromagnetik sebagai gelombang yang mempunyai medan magnet dan medan
transversal
listrik).
Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar
maupun arahnya, maka dalam kawat PQ elektron bergerak bolak-balik, dengan
kata lain dalam kawat PQ terjadi getaran listrik. Perubahan tegangan
menimbulkan perubahan medan listrik dalam ruangan disekitar kawat, sedangkan
perubahan arus listrik menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan medan
listrik dan medan magnet itu merambat ke segala jurusan. Karena rambatan
perubahan medan magnet dan medan listrik secara periodik maka rambatan
perubahan medan listrik dan medan magnet lazim disebut gelombang
elektromagnetik. (GEM)
Percobaan-percobaan yang teliti membawa kesimpulan :
 Pola gelombang elektromagnetik
sama dengan pola gelombang
transversal dengan vektor perubahan
medan listrik tegak lurus pada
vektor perubahan medan magnet.
 Gelombang elektromagnetik
menunjukkan, gejala-gejala
pemantulan, pembiasan, difraksi,
Gambar 2. vektor perubahan medan listrik tegak
polarisasi seperti halnya pada
lurus terhadap vektor perubahan medan magnet
cahaya.
 Diserap oleh konduktor dan
diteruskan oleh isolator.
Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan daya imajinasi dan
ketajaman akal pikiran berlandaskan keyakinan akan keteraturan dan kerapian
aturan-aturan alam. Hasil-hasil percobaan yang mendahuluinya telah
mengungkapkan tiga aturan gejala kelistrikan , antara lain sebagai berikut.
Hukum Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medan listrik yang kuat.
Hukum Biot-Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkan medan magnet
disekitarnya.
Hukum Faraday : Perubahan medan magnet (B) dapat menimbulkan medan
listrik (E).
Didorong oleh keyakinan atas keteraturan dan kerapian hukum-hukum alam,
Maxwell berpendapat bahwa masih ada kekurangan satu aturan kelistrikan yang
masih belum terungkap secara empirik. Jika perubahan medan magnet dapat
menimbulkan perubahan medan listrik maka perubahan medan listrik pasti dapat
menimbulkan perubahan medan magnet, demikianlah keyakinan Maxwell.
Dengan pengetahuan matematika yang dimilikinya, secara cermat Maxwell
membangun teori yang dikenal sebagai teori gelombang elektromagnetik. Baru
setelah bertahun-tahun Maxwell tiada, teorinya dapat diuji kebenarannya melalui
percobaan-percobaan. Menurut perhitungan secara teoritik, kecepatan gelombang
elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas ruang hampa ( εo ) dan
permeabilitas ruang hampa (μo ).
1 1
Dengan memasukkan εo =4𝜋 9 10−9 = 8,85 . 10-12 C2/Nm2 dan μo = 4π.10-7
Wb/A.m
diperoleh nilai c = 3.108 m/s, nilai yang sama dengan kecepatan cahaya. Oleh
sebab itu Maxwell mempunyai cukup alasan untuk menganggap cahaya adalah
gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu konsep gelombang elektromagnetik
ini merupakan penyokong teori Huygens tentang cahaya sebagai gerak
gelombang.
3. Energi Gelombang Elektromagnetik.
Karena gelombang elektromagnetik mengandung medan listrik dan medan
magnetik, maka kedua medan mempunyai persamaan gelombang. Persamaan kuat
medan listrik E dan kuat medan magnetik B, berbentuk persamaan sinusoidal,
E = Emaks sin ω t dan B = Bmaks sin ω t
Emaks Bmaks
harga efektifnya : Eef = dan Bef =
√2 √2
Kuat medan listrik E dan kuat medan magnetik B, mempunyai hubungan :
Bmaks 𝐸
Bef = B=𝑐 atau B . c = E
𝑐
E = kuat medan listrik (N/c)
B = induksi magnetic (T)
c = kecepatan cahaya = 3 . 108 m/s
1
Dari persamaan 𝑐 =
√𝜀0 𝜇0
2 1 1
Maka c = 𝜀 𝜀0 𝜇0 = 𝑐 2
0 𝜇0

𝐸
sehingga B = 𝑐
2 𝐸2
B = 𝑐2
1
B2 = E2 . c2
2 2
B = E . 𝜀0 𝜇0

a. Energi Medan Listrik


Pada kapasitor (alat yang dapat menyimpan energi listrik) berlaku persamaan
𝑉
energi W = ½ C.V2 , dari kuat medan listrik E = 𝑑 V = E . d , maka
𝜀0 .𝐴
W = ½ C . E2 . d2 , dari rumus kapasitas kapasitor C = 𝑑
sehingga W = ½ . εo . A . d . E2 disebut dengan energi medan listrik (joule)
Volume V = A . d
maka : W = ½ εo. V . E2 joule
Kerapatan energi listrik (= energi listrik per satuan volume) :
𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
UE = ½ εo .E2 dengan satuan 𝑚2
Gelombang energi listrik bergerak dengan kecepatan cahaya c maka
𝑤𝑎𝑡𝑡
UE = ½ εo o .E2. c dengan satuan 𝑚2
b. Energi Medan Magnetik
Induktor / kumparan dengan luas penampang A dan panjangnya l dilalui arus
listrik, maka energi magnetiknya :
𝜇0 𝑁 2 𝐴 𝜇0 𝑁 2 𝐴 2
W = ½ L i2 , dengan L = , sehingga diperoleh : W = ½ i
1 1
𝑁
Jika lilitan per satuan panjang n = N=n.1 N2 = n2 12
1
𝜇0 𝑛2 12 𝐴
maka W = ½ joule
1
Contoh :
Cahaya dari laser terpancar mengarah pada sumbu Z. Amplitudo medan listrik
dalamgelombang cahaya adalah 6 x 103 V/m, dan arah medan listrik searah
sumbu X. Kemana arah dan berapa amplitudo medan magnet ?
Jawab :
Bila arah gerak gelombang cahaya pada sumbu Z, arah E pada sumbu X maka
arah B
pada sumbu Y.
𝐸𝑜 6 𝑥 103
Bo = = = 2x 10-5 T
𝑐 3𝑥 108
c. Intensitas Gelombang Elektromagnetik.
Energi rata-rata per satuan luas yang dirambatkan oleh gelombang
elektromagnetik disebut dengan intensitas gelombang elektromagnetik. Intensitas
tersebut sebanding dengan harga maksimum medan magnet (B) dan sebanding
pula dengan harga maksimun medan listriknya (E).

Gambar 3. Penjalaran Bz gelombang elektromagnetik

Kedua medan listrik dan medan magnet tersebut saling tegak lurus, merambat
kearah sumbu X.
Kedua gelombang tersebut dapat dituliskan menjadi :
Ey = Eo sin (kx-𝜔t)
Bz = Bo sin (kx-𝜔t)
Kecepatan gelombang diberikan dengan persamaan
𝜔
c= 𝑘
Intensitas gelombang elektromagnetik dituliskan sebagai berikut.
𝐸𝑦 𝐵𝑧
S = 𝜇0
𝐸0 𝐵0
S= 𝑠𝑖𝑛2 (𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
𝜇0
Jadi harga intensitas (S) tergantung dari sin2 (kx-𝜔t), S akan berharga maksimum
bila harga sin2 (kx-𝜔t) = 1
Sedangkan S akan berharga minimum bila harga sin2 (kx-𝜔t) adalah nol.

4. Spektrum Gelombang Elektromagnetik.


Hasil kali panjang gelombang (𝜆) dengan frekuensi gelombang (f) sama
dengan cepat rambat gelombang ( c ). Dirumuskan sebagai berikut. c = λ . f
Beberapa contoh sumber gelombang elektromagnetik antara lain sebagai berikut.
 Osilasi listrik.

 Sinar matahari yaitu menghasilkan sinar infra merah.

 Lampu merkuri dapat menghasilkan ultra violet.

 Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam dapat


menghasilkan sinar X (digunakan untuk rontgen).

 Inti atom yang tidak stabil dapat menghasilkan sinar gamma (.γ)

 Beberapa sifat gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut.

 Dapat merambat dalam ruang hampa.

 Merupakan gelombang transversal (arah getar tegak lurus arah rambat), jadi
dapat mengalami polarisasi.

 Dapat mengalami refleksi, refraksi, interferensi dan difraksi.

 Tidak dibelokkan dalam medan listrik maupun medan magnet.

Setiap spektrum gelombang elektromagnetik memiliki fenomena yang


berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Karakteristik
gelombang ini berhubungan dengan frekuensi. Dengan kecepatan yang sama
gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang besar akan
memiliki frekuensi kecil. Sebaliknya spektrum gelombang elektromagnetik yang
memiliki panjang gelombang pendek akan memiliki frekuensi besar. Berdasarkan
panjang gelombang (𝜆) dan frekuensi (f) dapat disusun diagram spektrum
gelombang elektromagnetik sebagai berikut.

Dari spektrum tersebut dapat disimpulkan bahwa makin pendek panjang


gelombang (𝜆) makin tinggi fekuensinya (f) dan makin besar pula daya
tembusnya. Untuk mengurutkan spektrum dari frekuensi tinggi ke frekuensi
rendah dapat diingat dengan cara sebagai berikut.
1. Sinar gamma (γ)

2. Sinar X (Rontgen)

3. Sinar ultra ungu

4. Cahaya tampak:
 Ungu Urutan dari atas kebawah:
 Biru - frekuensi (f) makin kecil
 Hijau - Panjang gelombang (𝜆) makin besar
 Kuning - Cepat rambat (c) sama.
 Jingga c=λ.f
 Merah
5. Sinar infra merah

6. Gelombang Radar

7. Gelombang TV

8. Gelombang Radio

Diantara gelombang-gelombang yang terdapat pada spektrum tersebut,


yang dapat dilihat oleh mata hanyalah gelombang cahaya yang mempunyai
panjang gelombang antara 7800 Å (merah) – 3990 Å (ungu). Gelombang yang
mempunyai daya tembus yang sangat besar adalah sinar X dan sinar 𝛾. Dimana
sinar X dihasilkan dengan cara emisitermionik, sedangkan sinar 𝛾 dihasilkan oleh
inti-inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif). Manfaat gelombang elektromagnet
dapat diterangkan sesuai urutan spektrumnya :
1) Daerah frekuensi antara 104 sampai 107 Hz dikenal sebagai gelombang radio,
yaitu sebagai salah satu sarana komunikasi. Karena sifat gelombangnya yang
mudah dipantulkan ionosfer, yaitu lapisan atmosfir bumi yang mengandung
partikel-partikel bermuatan, maka gelombang ini mampu mencapai tempat-
tempat yang jaraknya cukup jauh dari stasiun pemancar. Informasi dalam
bentuk suara dibawa oleh gelombang radio sebagai perubahan amplitudo
(modulasi amplitudo).
2) Daerah frekuensi sekitar 108 Hz, gelombang elektromagnetik mampu
menembus lapisan ionosfer sehingga sering digunakan sebagai sarana
komunikasi dengan satelit-satelit. Daerah ini digunakan untuk televisi dan
radio FM (frekuensi modulasi) dimana informasi dibawa dalam bentuk
perubahan frekuensi (modulasi frekuensi).
3) Daerah frekuensi sekitar 1010 Hz, digunakan oleh pesawat RADAR (Radio
Detection and Ranging). Radar adalah suatu alat yang sistemnya
memancarkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio dan
gelombang mikro. Pantulan dari gelombang yang dipancarkan tadi digunakan
untuk mendeteksi obyek. Informasi yang dikirim ataupun yang diterima
berbentuk sebagai pulsa. Bila pulsa ini dikirim oleh pesawat radar dan
mengenai suatu sasaran dalam selang waktu Δt.
4) Daerah frekuensi 1011 – 1014 Hz, ditempati oleh radiasi infra merah, dimana
gelombang ini lebih panjang dari gelombang cahaya tampak dan tidak banyak
dihamburkan oleh partikel-partikel debu dalam atmosfir sehingga mengurangi
batas penglihatan manusia.
5) Daerah frekuensi 1014 – 1015 Hz, berisi daerah cahaya tampak (visible light),
yaitu cahaya yang tampak oleh mata manusia dan terdiri dari deretan warna-
warna merah sampai ungu.
6) Daerah frekuensi 1015 – 1016 Hz, dinamakan daerah ultra ungu (ultra violet).
Dengan frekuensi ultra ungu memungkinkan kita mengenal lebih cepat dan
tepat unsur-unsur yang terkandung dalam suatu bahan.
7) Daerah frekuensi 1016 – 1020 Hz, disebut daerah sinar X. Gelombang ini
dapat juga dihasilkan dengan menembakkan elektron dalam tabung hampa
pada kepingan logam. Karena panjang gelombangnya sangat pendek, maka
gelombang ini mempunyai daya tembus yang cukup besar sehingga selain
digunakan di rumah sakit, banyak pula digunakan di lembaga-lembaga
penelitian ataupun industri.
8) Daerah frekuensi 1020 – 1025 Hz, disebut daerah sinar gamma. Gelombang ini
mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar X, dan dihasilkan
oleh inti-inti atom yang tidak stabil.

5. Radiasi Gelombang Elektromagnetik


Gelombang elektromagnetik juga dipanaskan atau diradiasikan oleh setiap
benda pijar bersuhu tertentu. Pancaran dari benda tersebut berupa radiasi
gelombang elektromagnetik. Benda-benda yang dipanasi mengemisikan
gelombang yang tidak nampak (sinar ultra ungu dan infra merah). Benda-benda
yang dapat menyerap seluruh radiasi yang datang disebut benda hitam mutlak,
sebuah kotak yang mempunyai lubang sempit dapat dianggap sebagai benda yang
hitam mutlak. Menurut Stefan dan Boltzman radiasi gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan oleh tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat
empat suhu mutlak (T) benda tersebut.
Intensitas radiasi I = R = e .𝜎.T4
R adalah intensitas radiasi dalam watt/m2.
e adalah koefisien emisivitas yang nilainya bergantung pada warna jenis
permukaan. Untuk benda hitam mutlak e = 1
𝜎 adalah konstanta Stefan-Boltzmann yang harganya 5,672 .10-8 Watt/m2 K.
Daya radiasi P = R .A
P = e. 𝜎.T4.A dengan satuan : watt
A = Luas permukaan (m2).
Energi radiasi E = W = P . t E = e . 𝜎 . T4. A . t dengan satuan
joule
t = waktu (s)
Pada suhu tertentu kekuatan radiasi tiap panjang gelombang mempunyai
nilai yang berbeda-beda.
Ketergantungan kekuatan
radiasi suatu benda terhadap panjang
gelombangnya disebut spektrum
radiasi (spektrum gelombang
pancaran). Eksperimen-eksperimen
untuk mengamati spektrum radiasi
telah dilakukan, hasil spektrum
radiasi carbon pada berbagai suhu
seperti terlukis pada gambar 15. Dari
diagram itu Wien mengambil
kesimpulan yang dikenal sebagai
Hukum Pergeseran Wien. Menurut
Wien panjang gelombang maksimum
berbanding terbalik dengan suhu
Gambar 4 Diagram hubungan intensitas dan mutlak benda.
radiasi carbon pada berbagai suhu. Dirumuskan 𝜆m . T = C persamaan
ini disebut hukum pergeseran Wien.
C = konstanta Wien = 2,898 . 10-3 m.K

Intensitas radiasi yang dipancarkan berbanding lurus dengan suhu, berbanding


lurus dengan frekuensi pancaran, dan berbanding terbalik dengan panjang
gelombang. Energi pancaran tiap panjang gelombang semakin besar, jika suhu
semakin tinggi, sedangkan energi maksimumnya begeser kearah gelombang yang
panjang gelombangnya kecil.
𝐶
𝜆m = 𝑇
Perhatikan gambar berikut ini.
(a) (b)
Gambar 5 (a) Diagram hubungan intensitas gelombang elektromagnetik dan radiasi carbon pada
berbagai suhu (B) diagram hubungan intensitas gelombang elektromagnetik dengan frekuensi

B. Aplikasi Gelombang Elektromagnetik pada Kehidupan Sehari-hari


Beberapa contoh aplikasi gelombang elektromagnetik pada kehidupan
sehari-hari diuraikan sebagai berikut.
1. Teleskop Satelit Inframerah.

Sebuah teleskop infra merah Space Infrared Telescope Facility (SIRTF) atau
Fasilitas Teleskop Infra Merah Ruang Angkasa. SIRTF adalah sistem
peneropongan bintang keempat yang diluncurkan NASA. Sebelumnya badan
angkasa luar Amerika Sserikat itu telah meluncurkan Teleskop Angkasa Hubble,
diorbitkan pesawat ulang alik tahun 1990; Gamma Ray Observatory, diluncurkan
tahun 1991; dan Chandra X-Ray Observatory diluncurkan tahun 1999.
Masing-masing sistem peneropongan itu digunakan untuk mengamati cahaya-
cahaya dengan warna yang berbeda, yang tidak dapat dilihat dari permukaan
Bumi. Masing-masing sistem juga memiliki fungsi berbeda satu dengan lainnya.
Dengan Teleskop Hubble, para peneliti mencari obyek "paling merah" yang
berarti jaraknya sangat jauh. Dengan SIRTF akan bisa melihat populasi bintang di
dalam obyek sangat jauh tersebut karena SIRTF akan bekerja dalam gelombang
cahaya infra merah. Sebelum itu pada tahun 1983 kerja sama antara Amerika
Serikat, Belanda, dan Inggris telah meluncurkan IRAS (the Infrared Astronomical
Satellite) atau Satelit Astronomi Inframerah, yang juga masih berfungsi sampai
dengan sekarang.
2. Diagnosa Menggunakan sinar X
Patah tulang, penyakit dalam dapat dideteksi dan didiagnosa oleh dokter
dengan akurat dengan bantuan sinar X atau sinar Röntgen.
Sejak ditemukan sinar X pada tahun 1895 oleh Wilhelm Conrad Röntgen , dunia
medis mendapatkan kemajuan pesat untuk mengobati penyakit dalam atau sakit
patah tulang. Dengan hasil images film sinar X tim dokter mendapat informasi
jelas bagian mana yang harus mendapatkan penanganan.
3. Teleskop Radio

Teleskop radio untuk menangkap gelombang radio dan mendeteksi sinyal-


sinyal lain (pulsar) dari angkasa luar. Penemuan gelombang radio yang datang
dari angkasa luar dan berhasil dideteksi di bumi oleh Karl Jansky seorang insinyur
listrik dari laboratorium Telepon Bell pada tahun 1931, telah berhasil
mengembangkan astronomi radio. Deretan teleskop radio sebanyak 27 buah
dibangun dekat Socorro di New Meksiko. Untuk beberapa dekade astronomi radio
mengalami kemajuan pesat dan berhasil memberikan gambaran tentang alam
semesta dengan banyak dideteksinya spektrum gelombang lain yang datang dari
angkasa luar seperti infa merah, ultraungu, sinar X, sinar gamma, dan pulsar-
pulsar lain hingga berhasil ditemukannya bintang netron. Lebih jauh lagi bahkan
berhasil menguak banyak hal tentang sinar-sinar kosmik yang akhirnya diteliti
mendalam oleh ilmuwan-ilmuwan fisika inti khususnya partikel elementer.

Anda mungkin juga menyukai