Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR PENCERNAAN PROTEIN DI LAMBUNG

i. Percobaan proses pencernaan protein secara in vitro


Putih telur di potong-potong (hingga terlihat seperti telah di kunyah)

+
Masukkan ke dalam gelas kimia

Rendam putih telur tersebut dengan larutan pepsin (5%), Catat banyaknya putih telur dan
pepsin yang di pergunakan (sampai seluruh seluruh putih telur terendam oleh larutan

pepsin). +
Tetesi dengan larutan HCL 0,4% sampai tercapai pH 1,5 atau 2

(gunakan indikator universal atau pH Meter).

+
Tutup gelas kimia yang berisi campuran putih telur dan pepsin, kemudian di lakukan uji
biuret dengan plastik dan inkubasi pada suhu 37oC selama 3 hari.

+
Campuran putih telur dan pepsin ini harus di aduk dan jaga pH nya(1,5-2) dengan
penambahan HCL bila perlu.

Setelah di inkubasi selama 3 hari

Saring campuran putih telur + pepsin

Kemudian lakukan uji biuret,tujuan uji biuret untuk melihat apakah sudah terjadi hasil urai
protein,warna ungu kemerahan atau merah keunguan menunjukkan telah terjadi hasil urai
protein berupa campuran proteosa dan pepton. Sebagai kontrol dapat di gunakan pepton
ambil sedikit peptonkemudian di reaksikan dengan biuret.

Gambar bahan:
(indikator universal) (cawan petri) (batang pengaduk)

(gelas kimia) (tabung reaksi) (inkubator mikrobiologi)

ii. Pengamatan :

 Hari 1 = Putih telur 2 sendok kecil + larutan pepsin hingga putih telur terendam

Memiliki pH 7

+
Kemudian dilakukan penambahan HCL 0,4% Sebanyak 90 tetes

Menghasilkan pH 2
 Hari 2 = Lalu larutan di aduk dan dijaga pHnya tetap pada pH(1,5-2)Dengan
menambah HCL ketika pH nya naik melebihi dari pH target yaitu pH 2.

Terjadi kenaikan pH menjadi pH 4 di pengamatan hari kedua,kemudian dilakukan


penambahan larutan HCL 0,4% agar tetap pada pH 1,5-2 sebanyak 48 tetes.

 Hari 3 = pada tabung reaksi 1 di lakukan uji Biuret yang menghasilkan warna
ungu
Kemudian dilakukan kembali pada tabung reaksi 2 sebagai kontrol larutan
menggunakan Pepton yg di reaksikan dengan larutan Biuret dan menghasilkan
warna ungu kemerahan.
Pembahasan :

(hari 1)
Campuran putih telur yang telah di campur dengan larutan pepsin
dan HCL 0,4% yang mencapai pada pH 2,yang kemudian di masukkan ke dalam
inkubator di suhu 37o C. Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan
enzim pepsin dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen.

Hari ke 2: dilakukan penjagaan pH agar tetap di keadaan Ph 2,Fungsi penjagaan pH


tetap dalam keadaan pH 1,5-2 agar larutan putih telur yang telah di campur pepsin dan
HCL 0,4% dalam keadaan tetap (pada pH 1,5-2) agar keadaan larutan yang di uji sama
dengan keadaan lambung yang Asam. Dengan keadaan Asam atau dalam keadaan pH 2
akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

Hari ke 3 : di lakukan uji biuret, Yang tujuannya dilakukan untuk melihat apakah Pepsin
memecah protein menjadi polipeptida, dengan melihat perubahan larutan yang telah di
saring lalu di tambah dengan larutan Biuret apa kah terjadi perubahan warna menjadi
ungu kemerahan.

Dari hasil percobaan di hari ke 3 dengan meneteskan larutan Biuret,di tabung pertama
larutan putih telur yang telah di saring mengalami perubahan warna menjadi ungu muda.

Kemudian di tabung ke dua di lakukan kontrol dengan menggunakan pepton yang di


reaksikan dengan larutan Biuret dan menghasilkan warna ungu kemerahan.
Warna yang terjadi membuktikan bahwa telah terjadi pemecahan protein.

Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap makanan atau minuman. Makanan yang
padat akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada zat cair (minuman) sehingga
menurut ilmu kesehatan dianjurkan mengunyah makanan 32 kali agar makanan menjadi
lebih lembut, sehingga akan meringankan beban lambung untuk melumatkan makanan
tersebut.

Semakin lumat makanan yang masuk lambung, maka semakin cepat melintasi lambung.
Jenis makanan lemak dan sayuran hijau akan lebih lama berada di dalam lambung
sehingga orang akan merasa kenyang lebih lama. Makanan yang masuk pada lambung
bertahan selama 2-5 jam. Makanan dalam lambung mengalami serangkaian proses
kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1 – 2 liter yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar,
antara lain HCl, enzim pepsin, enzim renin, lipase, mukus (lendir), dan faktor intrinsik.

Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim renin akan
mencerna protein susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan mengemulsikan
lemak dalam makanan. Jadi, perlakuan kimiawi protein pertama kali dilakukan di dalam
lambung. Selain mendapat perlakuan kimiawi, makanan oleh enzim-enzim tersebut juga
ada HCl yang membantu dalam proses-proses pencernaan.

Fungsi HCl, antara lain:

a. membunuh kuman pada makanan yang dimakan;

b. mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin;.

c. mempercepat reaksi antara air, protein, dan pepsin;

d. mengendorkan pilorus, karena HCl bersifat asam dengan pH kurang lebih 1-3

Mukus (lendir) berfungsi sebagai lapisan pelindung yang dapat melindungi lambung dari
asam lambung. Sedangkan faktor intrinsik berfungsi untuk menghasilkan vitamin B12
yang diperlukan untuk membentuk sel-sel darah dan membantu saraf berfungsi dengan
baik. Dengan adanya faktor intrinsik ini pula, maka vitamin B12 di dalam lambung
dilindungi dari asam lambung sehingga tidak rusak. Khim ini bersifat asam, dan menjadi
netral ketika masuk ke dalam usus 12 jari, karena dinetralkan oleh getah basa yang
dihasilkan kelenjar pankreas yang terdapat di dalam usus dua belas jari.

Setelah mendapatkan perlakuan tersebut, makanan kemudian bercampur dengan getah


lambung membentuk khim seperti bubur yang lembut. Kemudian khim sedikit demi
sedikit dikeluarkan menuju usus dua belas jari. Otot pylorus berelaksasi karena
rangsangan asam dari makanan tiba di pilorus depan, menyebabkan pintu pilorus terbuka
sehingga makanan keluar menuju usus dua belas jari. Apabila makanan asam menyentuh
pilorus bagian belakang, maka pilorus akan menutup kembali. Demikianlah prosesnya.
Setelah makanan sampai di usus dua belas jari, maka makanan yang sifatnya asam akan
merangsang usus dua belas jari mensekresikan hormone sekretin yang dapat memacu
pankreas mengeluarkan getah pankreas yang bersifat basa sehingga mengakibatkan
pilorus menutup. Lambung yang dijelaskan di atas dapat juga bermasalah di antaranya
adalah penyakit maag dan kanker lambung. Penyakit maag ini dapat timbul karena
kelebihan HCl. Produksi HCl ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman, misalnya
makanan pedas, alkohol, kopi, dan nikotin. Selain itu, juga dapat dipicu oleh tekanan
pikiran (stress). Asam lambung yang berlebihan ini dapat mengikis dinding lambung,
gejala penyakit ini biasanya nyeri di bagian dada.

(Pearce Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia
hal.223-226.)

Daftar pustaka :

Pearce Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia
hal.223-226.
James, Joyce. Dkk. 2006. Principles of Science For Nurses. Jakarta. Penerbit: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai