Editan Komite Etik Dan Disiplin MIRANDA
Editan Komite Etik Dan Disiplin MIRANDA
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
TUJUAN..............................................................................................................................................1
KONSEP..............................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................4
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN...........................................................................4
A. KODE ETIK PERAWAT INDONESIA.................................................................................4
B. HAK DAN KEWAJIBAN........................................................................................................6
2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit (SK. Dirjen Yanmed No. YM
00.03.2.6.956 th 1997)......................................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................11
MEKANISME KERJA........................................................................................................................11
A. Dasar Tindakan Disiplin Keperawatan................................................................................11
B. Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi Keperawatan...............................12
C. Pembentukan Tim AD-HOC Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Etika Profesi
Keperawatan..................................................................................................................................12
D. Klasifikasi Pelanggaran...........................................................................................................13
A. Pelanggaran Ringan..........................................................................................................13
B. Pelanggaran Sedang..........................................................................................................14
C. Pelanggaran Berat............................................................................................................16
E. Mekanisme Penanganan Masalah Etika..........................................................................17
F. Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran........................18
G. Sistem Pencatatan dan Pelaporan........................................................................................18
H. Penomoran Pelanggaran...................................................................................................19
BAB IV...............................................................................................................................................20
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK..........................................................................20
BAB V
i
BAB I
PENDAHULUAN
Komite Keperawatan Rumah Sakit yang mengacu pada peraturan menteri kesehatan
republik Indonesia no.49 tahun 2013 menetapkan bahwa Komite keperawatan ini adalah
wadah non-struktural Rumah Sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme tenaga Keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi, sehingga pelayanan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien diberikan secara benar(ilmiah)
sesuai standar yang baik(etis) sesuai kode etik profesi, serta hanya diberikan oleh tenaga
keperawatan yang kompeten dengan kewenangan yang jelas.
Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga Keperawatan dan Kebidanan sebagai
landasan dalam memberikan pelayanan yang tepat aman dan terpercaya. Beberapa faktor
mempengaruhi timbulnya masalah etik antara lain tingginya beban kerja tenaga Keperawatan
dan Kebidanan, ketidakjelasan kewenangan klinis, menghadapi keadaan pasien gawat/kritis
dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan yang sudah berorientasi pada bisnis.
Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana,terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan
Keperawatan dan Kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan
memberikan kepuasan.
Komite Keperawatan memegang peran utama dalam menegakkan profesionalisme
tenaga Keperawatan dan Kebidanan yang bekerja di rumah sakit. Peran tersebut meliputi
rekomendasi pemberian izin melakukan pelayanan medis di rumah sakit (clinical
appointment) termasuk rinciannya (delineation of clinical privilege), memelihara kompetensi
dan etika profesi, serta menegakkan disiplin profesi. Untuk itu kepala/direktur rumah sakit
berkewajiban agar komite Keperawatan senantiasa memiliki akses informasi terinci tentang
masalah keprofesian setiap tenaga Keperawatan di rumah sakit.
Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi tenaga
Keperawatan, Komite etik dan disiplin profesi memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etispada asuhan
keperawatan pasien
TUJUAN
1
Subkomite etik dan disiplin profesi pada komite Keperawatan di rumah sakit dibentuk
dengan tujuan:
1. melindungi pasien dari pelayanan tenaga Keperawatan yang tidak memenuhi syarat
(unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan asuhan keperawatan
(clinical care).
2. memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme tenaga Keperawatan di rumah
sakit.
KONSEP
Tolak ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf keperawatan , antara
lain:
1. pedoman pelayanan keperawatan di rumah sakit;
2
2. prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
3. daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
4. pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan medis (white
paper) di rumah sakit;
5. kode etik keperawatan Indonesia;
6. pedoman perilaku profesional keperawatan (buku penyelenggaraan praktik
kedokteran yang baik);
7. pedoman pelanggaran disiplin keperawatan yang berlaku di Indonesia;
8. pedoman pelayanan keperawatan /klinik;
9. standar prosedur operasional asuhan keperawatan .
BAB III
KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN
3
A. KODE ETIK PERAWAT INDONESIA
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan
yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat
selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik
dapat dihindarkan. Kode etik Keperawatan Indonesia mencakup antara lain :
a. Perawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan Keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan Keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan
asuhan Keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
4
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan Keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan Keperawatan
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
3)Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
Keperawatan yang bermutu tinggi.
Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi, yang memberikan arti
penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik
menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima
oleh profesi.
Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut perawat harus meyakini bahwa :
5
Perawat dapat memprakarsasi pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan
dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah
sosial yang terjadi dimasyarakat.
Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja. Baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat
melindungi dan menjamin seseorang, bila pada masa perawatannya merasa terancam.
Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association adalah sebagai berikut :
b) Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi
yang bersifat rahasia.
c) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam
oleh praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau illegal.
d) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu.
i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukun pelayanan keperawatn yang berkualis.
j) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
6
k) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat
lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan publik.
Kode etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat PPNI
melalui Musyawara Nasional PPNI dijakarta pada tanggal 29 November 1989.
7
2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas
a) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran 8esame8ional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan
masyarakat.
b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku.
c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan ketrampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,
agama yang dianut serta kedudukan.
e) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan
pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.
3) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
a) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara dalam keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh
b) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.
4) Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
a) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara
sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaaat bagi
perkembangan keperawatan.
b) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi luhur.
c) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
8
d) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
a) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan
keperawatan
b) Perawat senantiassa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada masyarakat
B. HAK DAN KEWAJIBAN
1. Hak dan kewajiban pasien di rumah sakit
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan.
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan
keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinis dan pendapat etisnya tanpa ikut campur tangan dari pihak luar.
7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
8) Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a. Penyakit yang diderita.
b. Tindakan medic apa yang hendak dilakukan
c. Kemungkinan penyilit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya.
d. Alternative terapi lain.
e. Prognosanya.
f. Perkiraan biaya pengobatan.
10) Pasien berhak menyetujui/member izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang di derita.
11) Pasien berhak menolak tindkan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
12) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
9
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak menggangu pasien lain.
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan rumah sakit.
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
Kewajiban pasien :
1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya.
3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4) Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban untuk melunasi semua
imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter.
5) Pasien dan atau penanggungjwabnya berkewajiban memenuhin hal-hal yang
telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit (SK. Dirjen Yanmed
No. YM 00.03.2.6.956 th 1997)
1) Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan profesinya.
2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang
pendidikannya.
3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan
perundangan serta standar profesi dan kode profesi.
4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien yang tidak puas
terhadap pelayanannya.
5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang
keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus-menerus.
6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun klien/pasien dan atau
keluarganya.
7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan
di RS.
8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien atau dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan
lain.
10
9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar
profesi dan etik profesi.
10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai
peraturan/ketentuan yang berlaku di RS.
11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang
profesinya.
Perawat dan bidan wajib:
1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan hubungan hukum
antara perawat dan bidan dengan pihak rumah sakit.
2) Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak RS.
3) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
4) Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar
profesi dan batas kewenangan/otonomi profesi.
5) Menghormati hak-hak klien.
6) Merujuk pasien kepada perawat lain/tenaga kesehatan lain yang mempunyai
keahlian/kemampuannya lebih baik.
7) Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/tindakan atau klien
dengan penyulit, bidan wajib merujuk klien kepada bidan lain/dokter yang
mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik.
8) Memberikan kesempatan kepada klien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan
agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
pelayanan kesehatan.
9) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk didampingi
suami/keluarganya.
10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait dalam
memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien.
11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak otonomi
profesi.
12) Memberikan informasi yang adekuat tentang keperawatan/kebidanan kepada
pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform consent) atas tindakan yang
akan dilakukan.
14) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan secara akurat
berkesinambungan.
15) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar
profesi keperawatan/kebidanan dan kepuasan klien.
11
16) Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan/kebidanan secara terus-
menerus.
17) Melakukan pertolongan darurat sebagai prikemanusiaan sesuai dengan batas
kewenangannya.
18) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien bahkan juga
setelah klien tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang
Berwenang
12
BAB III
MEKANISME KERJA
13
melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Statuta ini dan
dilaksanakan oleh Sub-Komite terkait. Sub Komite Disiplin melaksanakan penelitian
berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam Statuta ini. Ketua Sub-Komite
Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasinya kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk ditetapkan sebagai keputusan Komite Keperawatan yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan keputusan sebagaimana
dimaksud dengan memperhatikan masukan dari Sub-Komite lain dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya keputusan Sub-Komite Disiplin.
Keputusan Komite Keperawatan disampaikan kepada Direksi dengan tembusan
kepada yang bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah
ditetapkannya keputusan tersebut untuk segera ditindak-lanjuti oleh Direksi.
14
termasuk meneliti rekam keperawatan dan bila diperlukan, meminta bantuan pihak
lain di luar Rumah Sakit dengan peretujuan Komite Keperawatan. Tim Ad-Hoc wajib
melaksanakan rapat-rapat/persidangan untuk menyimpulkan/memutuskan suatu kasus
yang diserahkan kepadanya dalam suatu Surat Kesimpulan yang ditandatangani oleh
Ketua bersama segenap anggota Tim Ad-Hoc untuk diserahkan kepada Ketua Sub-
Komite Disiplin melalui suatu keputusan yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
Ketua Sub-Komite Disiplin menerbitkan Surat Keputusan pembubaran Tim
Ad-Hoc sebagaimana dimaksud setelah menerima surat kesimpulan keputusan dan
semua berkas persidangan secara lengkap. Ketua Sub-Komite Disiplin menyerahkan
hasil rapat Tim Ad-Hoc kepada Ketua Komite Keperawatan untuk ditindaklanjuti.
Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan tindak lanjut
Keputusan Komite Keperawatan disampaikan kepada Direksi sebagai usulan.
D. Klasifikasi Pelanggaran
Jenis-Jenis Pelanggaran
Jenis-jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu
1. Pelanggaran Ringan
2. Pelanggaran Sedang
3. Pelanggaran Berat
A. Pelanggaran Ringan
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi.
b. Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan kepada
pasien.
c. Memberi informasi yang tidak optimal.
d. Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak dengan pasien
atau melakukan tindakan.
e. Kurang menunjukan sikap empati.
f. Tidak memberi informasi pasien saat akan melakukan tindakan
Keperawatan.
g. Melakukan tindakan / perilaku yang dapat mengganggu kenyamanan atau
ketenangan kerja (berbicara keras, menghidupkan radio, TV, dll)
2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan rumah sakit
yang terkait dengan tugas sebagai perawat / bidan.
3. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan Profesi Lain
a. Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain atau profesi
lain.
b. Tidak menghargai kelebihan / prestasi perawat lain atau profesi lain.
15
c. Tidak menghormati hak sesama perawat dan atau tenaga kesehatan lain.
4. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak memakai
pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetapkan.
B. Pelanggaran Sedang
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan, menggosok gigi /
oral hygiene, vulva hygien.
b. Memberi informasi yang tidak bertanggung jawab yang membuat kecemasan
pada pasien dan keluarga.
c. Tidak memberikan bimbingan rohani / menunjuk pada pemuka agama pada
saat pasien membutuhkan / dalam skaratul maut.
d. Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yang dapat
merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwa.
e. Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien yang butuh
bantuan.
f. Tidak melakukan prosedur teknik aseptik / antoseptik yang mengakibatkan
terjadi infeksi.
g. Tidak melakukan tindakan pencegahan dekubitus (mengubah posisi,
memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alata tenun yang basah /
kotor).
16
f. Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan dari semua
perawat dan profesi lain dalam rangka peningkatan keterampilan di bidang
keperawatan.
g. Membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan / kepada
pasien / keluarga.
C. Pelanggaran Berat
1. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a. Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit.
b. Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan nafas.
c. Tidak memperhatikan / mempertahankan sirkulasi kardiovaskuler.
d. Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat / henti jantung / pain
(kecuali keinginan keluarga).
e. Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh, tergelincir, keracunan,
salah obat, salah transfusi dll).
f. Melakukan tindakan Keperawatan yang tidak sesuai prosedur tetap yang
dapat menyebabkan kematian / kecacatan.
g. Memberikan informasi yang tidak benar / tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
h. Meminta imbalan kepada pasien / keluarga.
i. Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien / keluarga (laporan
tertulis / lisan / kotak saran).
j. Tidak menjaga kerahasiaan pasien / keluarga pada profesi / orang yang
berhak mengetahui.
k. Komunikasi yang tidak baik dan dimuat dimedia massa.
l. Tidak melakukan prosedure aseptik / antiseptik.
m. Tidak menghargai agama pasien / keluarga.
n. Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien berdasarkan status
sosial dan martabat pasien.
2. Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a. Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan prosedur tetap dan
kebijakan rumah sakit yang dapat merugikan pasien secara fisik / mental.
17
b. Tidak memegang teguh rahasia jabatan.
c. Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin, aliran politik,
agama dan status sosial sesuai dengan keinginan pribadi.
F. Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran
a. Pelanggaran Ringan
18
1. Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruangan.
2. Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan
3. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala
bidang pelayanan keperawatan dan harus diketahui oleh sub komite etik komite
keperawatan
b. Pelanggaran Sedang
1. Kepala ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala
bidang pelayanan keperawatan
2. Pelanggaran ini ditangani oleh kepala bidang pelayanan keperawatan dan harus
diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan.
3. Kepala bidang Pelayanan keperawatan memanggil perawat yang melakukan
pelanggaran dan wajib / harus membuat surat pernyataan, serta memberikan
sangsi tertulis kepada perawat yang membuat pelanggaran.
4. Pelanggar dialihkan tanggungjawabnya
c. Pelanggaran Berat
1. Kepala Ruangan membuat laporan / menyerahkan kronologis ke kepala bidang
pelayanan keperawatan.
2. Kepala bidang pelayanan keperawatan menyerahkan laporan yang sebelumnya
sudah diketahui oleh sub komite etik komite keperawatan ke Direktur.
3. Kepala bidang pelayanan keperawatan, Kepala Ruangan, Sub komite etik komite
keperawatan serta Direktur bersidang untuk menentukan hukuman yang akan
diberikan.
19
Setiap pelanggaran Kode Etik Keperawatan terdapat nomor pelanggaran yang sesuai
jenis pelanggaran etika keperawatan. Contoh penomoran tersebut adalah:
Bila terjadi kasus : Seorang perawat tidak melakukan prosedur aseptik /
antiseptik. Maka nomor pelanggaran perawat tersebut adalah C1l yaitu pelanggaran
Berat (C), pada tanggung jawab perawat terhadap pasen (1), dipoint tidak melakukan
prosedur aseptik / antiseptic (l).
BAB IV
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK
DIREKTUR
KOMITE KEPERAWATAN
- Pengumpulan
SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN SUB KOMITE MUTUdata
KEPERAWATAN
20 - Pemanggilan
yang
PEMBENTUKANREKOMENDASI
TIM AD-HOC UNTUK MENELITI
bersangkutan
RAPAT
PELANGGARAN LEBIH LANJUT
PELANGGRAN
BAB V
00 00 1/1
21
TANGGAL DITETAPKAN
TERBIT
Direktur RS Universitas Riau
PROSEDUR
TETAP
Dr.Zuharman, M.Med.Ed
Nip:197901292005011001
22
Prosedur
Lampiran 1
PE R I N GATAN LI SAN
Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran yang dimaksud.
Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang saudara / i dapat memperbaiki
tingkah laku / memelihara suasana kerja / hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana
dikemudian hari saudara/ i berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya, maka
saya selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pekanbaru, 2018
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan
( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 2
PE N GARAHAN / KONSELING
24
Hari :
Tanggal :
Jam :
JenisPelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Pengarahan Yang diberikan :
Pekanbaru, 2018
Yang Diberi Pengarahan Yang Memberi Pengarahan
( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Kepala Ruangan
3. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 3
25
Nama :
Tempat Bekerja :
Hari / Tanggal Kejadian :
Jam Kejadian :
Jenis Pelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Tindakan yang segera dilakukan :
Pekanbaru, 2018
Kepala Ruangan
( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Keperawatan
2. Perawat Yang Bersangkutan
Lampiran 4
26