Anda di halaman 1dari 1

Fathya Alya Nurverina (11) – XII MIPA 3

Seperti satu porsi bubur ayam. Punya isi yang beraneka ragam walau pada akhirnya disamaratakan.

Kisah ini berawal di suatu malam yang terencana bahagia. Sebagian besar warga Kota Palu beramai-
ramai memeriahkan pesta di pinggir pantai. Malam ini tanggal 28 September 2018, malam
peringatan ulang tahun Kota Palu, suatu acara yang memang rutin diadakan satu tahun sekali.

"Ayah, cepetan dong mandinya. Bentar lagi acaranya mau mulai nih, Yah! Kakak nggak mau
ketinggalan," seruku pada ayah dari depan pintu kamar mandi.

“Haduh kakak duluan aja deh. Ayah biar nyusul aja nanti. Sana berangkat sama bunda.”

“Ayah cepet nyusul ya jangan lama-lama di kamar mandi, nanti ditemenin....”

“Sut ah!”

Sesuai instruksi dari ayah, aku bersama bunda berangkat lebih dulu menuju pantai tempat
berlangsungnya acara. Ramai sekali disini, mulai dari pejabat kalangan atas hingga para nelayan ikut
memeriahkan. Dekorasi hiasan yang tersebar di seluruh pantai memberi kesan keindahan tersendiri
bagi para pengunjung. Bahkan tidak sedikit warga yang menyatakan bahwa acara ini akan sangat
menakjubkan.

“Ini bakal rame banget nih, pasti!”

Sudah berekspektasi setinggi langit namun realitanya sedangkal lembah. Guncangan hebat begitu
terasa dari ujung kaki hingga ujung kepala. Jalan yang semula tampak kokoh kini telah berubah
menjadi jalan yang terpecah belah. Suara tangis disertai jeritan banyak orang beradu dengan suara
alarm tanda peringatan bahaya.

“Lari! Larii!! Menjauh dari pantai!!”


“Selamatkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menyelamatkan yang lainnya!!”

Aku berlari dengan sekuat tenaga seraya menggenggam erat tangan bunda. Desiran ombak yang
semula terlihat indah kini berubah menjadi ombak yang begitu menakutkan. Senyuman yang terukir
pada tiap-tiap warga telah berganti menjadi wajah yang penuh akan kecemasan.

Seketika aku teringat akan ayah yang masih berada di dalam rumah.

“Bunda, bagaimana dengan ayah!!??”

Rintikan air mata mulai mengalir deras menelusuri wajah. Aku berharap ayah baik-baik saja.

Anda mungkin juga menyukai