Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh yang
dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.Cedera adalah suatu
akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana
melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung
dengan cepat atau jangka lama.
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen,
atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan
yang profesional dengan segera.Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah
dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita
memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh
kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana
mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan diri ke
dokter).
Olahraga dalam kehidupan manusia masa kini sudah menjadi kebutuhan bahkan
menjadi trend sepanjang masa. Manfaat berolahraga sangat nyata dan sangat di butuhkan
tubuh untuk mengatur metabolisme, melatih otot guna mempelancar peredaran darah
bahkan olahraga bisa menjadi suatu alternatif untuk mencegah penuaan dengan rajin
berolahraga kita bisa menjadi awet muda. Seperti yang di tulis Kramer psikolog dari
University of Illinois, AS. mengungkapkan “ Olahraga tampaknya merestorasinya (sel
baru) menjadi lebih sehat dan muda “Ini bukan soal memperlambat proses penuaan,
tetapi mengembalikan kemudaan “. Masyarakat indonesia sudah sangat sadar betul akan
pentingnya berolahraga bagi kehidupannya, bahkan pemerintah Indonesia
mengikutsertakan pembelajaran olahraga menjadi pembelajaran wajib di semua sekolah.
Pembelajaran olahraga yang di sebut juga pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
(PJOK) berupaya memberikan kontribusi secara langsung untuk memperbaiki kesehatan
melalui aktifitas geraknya.
Aktifitas gerak tidak luput dari ilmu yang mempelajari tentang gerak manusia atau
yang di sebut dengan kinesologi biomekanika. Kinesologi berasal dari kata kinesis
(gerak) dan logos (ilmu). Kinesologi Adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak
manusia secara efesien, efektif dan aman di dasari oleh analisis rangka, otot dan hukum
mekanika. Gerakan tubuh manusia yang efesien, efektif dan aman merupakan gerak yang
efisien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju (efektif) serta terhindar dari cedera
dalam melakukan gerakan (aman). Dalam menganalisis gerak yang efesien, efektif dan
aman berkaitan dengan analisis tulang dan sendi (anatomi), sistim otot saraf (fisiologi)
dari gerakan manusia, dan asas – asas hukum mekanika yang di hubungkan dengan
gerakan manusia (mekanika). Pendekatan ketiga kaidah keiilmuan yaitu (anatomi ,
fisiologi dan mekanika) dapat di jadikan patokan yang tepat bagaimana gerak yang
efesien, efektif dan aman (yang baik), mangapa teknik ini terjadi, dan seberapa tingkat
kejadiaannya. Seperti halnya ilmu – ilmu lain, yang tak pernah sendiri.
Dengan perkataan lain, kinesiologi adalah gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi
dan mekanika. Pentingnya mempelajari kinesologi adalah kemampuan untuk beradaptasi
dengan jaringan sistem mechanikal musculoskeletal guna mengetahui gerak secara baik
yang di implementasikan untuk menghindari dan menurunkan resiko cedera.
Kecederaan dalam olahraga berhubungan langsung dengan pergerakan tubuh dan kontak
tubuh (contack body) gerakan secara sadar ataupun tidak (Refleks) yang secara tidak
langsung menambah resiko cedera jika tidak dilakukan dengan baik. Menurut Sabirin (
2002 ) dalam jurnal penelitiannya mengungkapkan “ Kebanyakan kecederaan adalah
tidak disengaja “ ciri – ciri kecederaan bisa di lihat dari aspek umur, jenis kelamin, kaum,
lokasi, masa, bahagian tubuh yang terlibat, mekanisma berlaku kecederaan, situasi serta
akibat dan mengenal pasti faktor fisikal dan mekanikal yang terlibat dalam kecederaan.
Seperti yang di tulis Hewett, Myer, dan Ford (vol 1, 218–224: 2001) dalam penelitiannya
bahwa 70% dari cedera acl terjadi melalui mekanisme non – kontak sementara 30%
adalah hasil dari kontak langsung dengan pemain lain atau objek. Mekanisme cedera
sering dikaitkan dengan perlambatan diikuti dengan pemotongan, berputar atau “side
stepping manuver”, pendaratan canggung atau ” out of control play “. Menurut Lim (vol
37,1728-1734: 2009) dalam penelitiannya juga mengungkapkan “ atlet perempuan
mempunyai resiko lebih tinggi dari cedera anterior cruciate ligamen dari pada laki-laki
yang bermain di tingkat serupa dalam olahraga yang melibatkan pivoting dan mendarat
(rebound) “.
Cedera lutut pada pemain basket perempuan dapat dipertimbangkan hingga 91 % musim
ini berakhir cedera dan 94 % luka-luka yang memerlukan operasi. (FORD, Myer, dan
Hewett; Vol. 35, No. 10, pp 1745-1750: 2003).
Berbagai macam cedera yang sering pada bolabasket meliputi cedera overuse
(patellar tendinitis) dan cedera traumatis. Suatu contoh seorang pemain bolabasket pada
saat merebut bola dengan melakukan lompatan (teknik rebound) dengan pola gerak yang
menggunakan energi seminim mungkin ( efesien ) dengan dengan hasil dapat merebut
bola dan mendarat dengan teknik yang baik (aman). Dalam melakukan teknik rebound
ada beberapa komponen tubuh yang berperan penting dalam mencapai gerakan yaitu
lutut, dan pergelangan kaki.
Lutut adalah salah satu daerah yang paling rawan mengalami cedera. Anterior Cruciate
Ligament (ACL) adalah urat di dalam sendi yang menjaga kestabilan sendi lutut. Cedera
ACL sering terjadi pada olah raga high-impact, seperti sepak bola, futsal, tenis,
badminton, bola basket dan olah raga bela diri. Pada umumnya ACL dapat cedera pada
keadaan ketika sedang mendarat saat rebound dengan tumpuan posisi kaki yang tidak
baik atau pada saat lari mendadak berhenti kemudian berputar arah sehingga
menyebabkan lutut terpuntir atau lompat dan mendarat dengan posisi lutut terpuntir.
Pada saat terjadi cedera biasanya atlit akan mendengar suara seperti ada yang patah di
dalam sendi. Saat itu tiba-tiba atlit merasa “ kehilangan tenaga “ dan langsung jatuh.
Terkadang setelah beberapa saat, atlit dapat berjalan kembali tetapi pincang, sendi lutut
sulit digerakkan karena nyeri, dan diikuti dengan bengkak.
Pada perkembangannya atlit akan merasakan bahwa lututnya tidak stabil, gampang “
goyang “ dan sering timbul nyeri. Dengan cedera ACL atlit akan sulit sekali untuk dapat
melakukan aktifitas high-impact sports. Pada waktu mendarat saat melakukan gerakan
rebound pergelangan kaki perperan sangat krusial membantu melakukan kontak fisik
dengan lingkungan, terutama bertanggung jawab terhadap regulasi initial dan final
contact antara tubuh dengan tanah. Komponen Tulang pergelangan kaki meliputi: Fibula
bersendi dengan tibia, corpus merupakan tempat melekatnya otot, margo interossea di
medial, malleolus lateral. Tibia: berbentuk segitiga dengan sisi anterior dan medial
terletak superfisial, margo interossea di lateral, malleolus medial. Menurut FORD, Myer
dan Hewett (Vol. 35, No. 10, pp 1745-1750: 2003) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa Acl menjadi perhatian besar pada pencegahan cedera para atlit basket. Penjelasan
ini juga di perkuat oleh penelitian selama kurun waktu dua puluh tahun yang melibatkan
lebih dari 2000 artikel ilmiah yang diterbitkan tentang menguraikan kejadian cedera,
mekanisme, teknik bedah perbaikan, rehabilitasi dan yang penting adalah pencegahan
cedera ligamen lutut. Pengetahuan tentang pencegahan cedera ligamen lutut sangat
berguna bagi atlit untuk mengurangi cedera dari kurang baiknya gerakan saat sedang
melakukan pendaratan (rebound).
Pada permaianan bolabasket gerakan rebound adalah gerakan melayang di udara sesaat
bola dalam keadaan bebas yang ditujukan untuk menguasai bola. Menurut Kosasih
(2008) “ Rebound adalah usaha mengambil bola sesaat setelah shooting tidak masuk “.
Pada semua level bolabasket pengaruh rebound sangat besar dan menjadi salah satu
kunci dari kemenangan. Seperti yang di tulis Kosasih (2008) “ Dapat di pastikan bahwa
tim yang melakukan baik offensive dan devensive rebound didalam setiap pertandingan,
maka kemenangan akan diraihnya. Pada kenyataannya gerakan rebound sangat riskan
dengan cedera karena dengan posisi bebas saat melayang di udara faktor cedera akan
meningkat bisa terjadi benturan atau yang paling sering ialah pada saat mendarat
(landing). Gerakan rebound menjadi menyumbang pertama atas resiko cederanya atlit.
Seperti yang ungkapkan Powell dalam penelitiannya menemukan bahwa rebound basket
adalah penyebab dari sebagian besar cedera yang di alami oleh atlit basket.

B. Rumusan Masalah

1.1 Batasan Masalah


Sesuai dengan kajian dari latar belakang maka akan di batasi permasalahan hanya
pada “Analisis Kinesologi Pada Rebound Bolabasket “.
C. Tujuan
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gerak rebound yang efisien, efektif dan aman.
2. Untuk mencegah cedera atlit bolabasket pada saat melakukan rebound.
3. Untuk mengetahui komponen tubuh mana saja yang bekerja saat melakukan
pendaratan (rebound).
C. Manfaat
Manfaat
1. Memberikan informasi pengetahuan tentang kinesologi .
2. Mengetahui pencegahan cedera pada rebound bolabasket.
3. Mengetahui komponen tubuh yang bekerja saat rebound

Sumber : https://donziescobie.wordpress.com/2015/01/12/makalah-kinesologi-
biomekanika/
http://sule-epol.blogspot.co.id/2015/06/makalah-penanganan-cedera.html
https://deltoidea.wordpress.com/2011/06/07/7/

Anda mungkin juga menyukai