Anda di halaman 1dari 57

BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT TOKO


DISTRIBUSI (DISTRO) PAKAIAN MEREK LOKAL
DAN TAMAN BERMAIN SKATE

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemahaman terhadap Toko


Distribusi (Distro) Pakaian dan Taman Bermain Skate. Beberapa hal yang perlu
dibahas juga seperti standar-standar sarana dan prasarana , hubungan antara Toko
Distribusi (Distro) dengan Taman Bermain Skate. Pembahasan mengenai tinjauan
objek sejenis dan spesifikasi umum mengenai Pusat Toko Distribusi (Distro)
Pakaian Merek Lokal dan Taman Bermain Skate juga dijabarkan pada bab ini.

2.1 Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal


2.1.1 Pengertian Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal
Sebelum mengidentifikasi pengertian toko distribusi ( distro ) pakaian merek
lokal, secara sederhana dapat dibagi menjadi 2 yaitu toko distribusi ( distro )
pakaian dan merek lokal. Toko distribusi (distro) pakaian merupakan sebuah toko
eceran (retailing store) . Adapun pengertian toko eceran (retailing store).
 Menurut J.D. Benyamin (1996) toko adalah adalah bangunan yang
digunakan sebagai tempat berusaha, tempat menjual barang dan jasa
yang menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya.
 Menurut Tjiptono (2008) retailing merupakan semua kegiatan
penjualan dan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir
untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga bukan untuk keperluan
bisnis.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 6
Jadi toko eceran (retailing store) adalah bangunan yang digunakan sebagai
penjualan dan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
pemakaian pribadi dan rumah tangga bukan untuk keperluan bisnis. Secara khas
toko distribusi (distro) pakaian memiliki pengertiannya sendiri. Adapun beberapa
pengertian mengenai toko distribusi (distro) pakaian.
 Menurut Wikipedia toko distribusi pakaian atau yang sering disebut
distro adalah jenis toko di Indonesia yang
menjual pakaian dan aksesoris yang dititipkan oleh pembuat pakaian,
atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan
menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang
dikembangkan kalangan muda.
 Menurut Karel Kalidhani (2010) toko distribusi (distro) adalah suatu
tempat untuk mendistribusikan suatu barang yang biasanya
menyediakan barang-barang yang hanya ada 1 sampai 2 barang yang
sama.
 Menurut distromen (2015) toko distribusi (distro) adalah toko atau
tempat atau outlet yang mendistribusikan atau menjual produk dari
pabrik atau penghasil produk tersebut. Namun sekarang ini istilah distro
lebih merujuk terhadap toko-toko yang menjual pakaian dan
aksesorisnya, padahal toko yang menjual makanan pun bisa disebut
sebagai distro.
 Menurut Dany Cahyono (2009) toko disribusi (distro) adalah outlet atau
toko yang digunakan sebagai jalur distribusi dari produk – produk suatu
perusahaan atau dari suatu komunitas.
Dari beberapa penjabaran tiap kata dan beberapa pengertian tentang toko
distribusi (distro) pakaian. Secara keseluruhan toko distribusi (distro) pakaian
adalah bangunan permanen yang menjual pakaian kepada konsumen akhir yang
dimana fungsinya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan tidak diperuntukkan
untuk dijual kembali. Pakaian yang dijual dapat berupa merek pakaian toko itu
sendiri atau produk pakaian merek lain yang menitipkan pada toko tersebut,
Produk yang dijual pada toko distribusi (distro) pakaian berbeda dengan toko –
toko pakaian biasanya. Menurut Ar Rahadian salah satu wartawan CNN Indonesia

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 7
menuliskan di artikelnya beberapa karakteristik produk yang dijual di Toko
Distribusi (Distro) yaitu, sebagai berikut.
1. Personalized service, yaitu memberikan pelayanan yang disesuaikan
dengan kebutuhan komunitasnya, khususnya anak muda.
2. Freedom expression, produk dibuat dengan desain yang terus berganti
sepanjang waktu dan terbebas dari status dan embel-embel lainnya.
3. Limited edition, produk dibuat dalam jumlah terbatas, unik, dan tidak
melayani repeat order. Dari penelitian yang dilakukan, repeat
order dapat dilakukan satu sampai dua kali saja selama bahan baku
masih tersedia (biasanya untuk pasokan ke kota lain), tetapi tetap dalam
jumlah yang terbatas karena ingin mempertahankan image bahwa
produk tersebut bukan produk massal.
4. Distribution network, produk disalurkan ke berbagai kota di Indonesia
melalui jaringan kerjasama dengan penyalur lain, bahkan sebagian ada
yang diekspor ke luar negeri.

2.1.2 Karakteristik dan Fungsi Toko Distribusi (Distro) Pakaian


Toko distribusi (distro) termasuk dalam toko yang menjual produknya
dengan sistem eceran (retailing). Menurut Berman dan Evans (2001) pada intinya
karakteristik retailing ada tiga, yaitu.
1. Small Average Sale
Tingkat penjualan retailing pada toko tersebut relatif kecil, dikarenakan
targetnya merupakan konsumen akhir yang membeli dalam jumlah kecil.
2. Impulse Purchase
Pembelian yang terjadi dalam retailing sebagian besar merupakan
pembelian yang tidak direncanakan. Hal ini yang harus dicermati pengecer,
yaitu bagaimana mencari strategi yang tepat untuk memaksimalkan
pembelian untuk mengoptimalkan pendapatan.
3. Popularity Of Stores
Keberhasilan dari retailing sangat tergantung akan popularitas dan image
dari toko atau perusahaan. Semakin terkenal toko atau perusahaan maka

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 8
semakin tinggi pula tingkat kunjungan yang pada akhirnya berdampak pada
pendapatan.
Menurut Tjiptono (2008) ritel memiliki 4 fungsi utama yaitu :
1. Membeli dan menyimpan barang.
2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang
tersebut.
4. Memberikan kredit pada konsumen (pada khasus tertentu)
Menurut Utami (2010) ritel memiliki fungsi – fungsi penting yang dapat
meningkatkan produk barang atau jasa dan memudahkan distribusi produk –
produk bagi yang memproduksinya.

2.1.3 Jenis – Jenis Toko Distribusi (Distro) Pakaian


Jenis – jenis toko distribusi ( distro ) pakaian dibagi berdasarkan
kepemilikannya. Menurut Breman dan Evan (2007) retailer berdasarkan
kepemilikannya dibagi menjadi 2 yaitu.
1. Independent Store
Yaitu toko yang tidak dimiliki oleh sekelompok orang, melainkan milik
pribadi seseorang yang juga merupakan pimpinan dari toko tersebut. Dalam
kategori ini, pengusaha lebih bebas dalam menentukan kebijaksanaan dan
strategi pemasarannya. Toko distribusi (distro) pakaian ini biasanya berasal
dari sebuah perusahaan pakaian. Sebuah pakaian perusahaan yang awalnya
hanya menitipkan produknya di toko distribusi (distro) lain. Setelah cukup
memiliki popularitas dan modal akhirnya sebuah perusahaan pakaian dapat
mendirikan toko sendiri. Biasanya toko distribusi (distro) ini memiliki nama
sesuai dengan perusahaan pakaiannya. Tidak hanya menjual mereknya
sendiri, toko distribusi (distro) jenis ini biasanya juga menerima merek
pakaian lain yang ingin menitipkan beberapa produk tentunya dengan syarat
– syarat tertentu.
2. Corporate Chain Store
Corporate chaint store dimana beberapa perusahaan berada di bawah
satu organisasi atau toko dan dimiliki oleh sekelompok orang. Masing-

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 9
masing toko menjual lini produk sama dan struktur distribusinya juga sama.
Toko distribusi (distro) pakaian dengan jenis ini biasanya memiliki anggota
yang merek pakaiannya cukup terkenal. Biasanya toko distribusi (distro)
dengan jenis ini mengambil satu nama yang berbeda dari nama merek
pakaian anggotanya yang telah disepakati bersama.

2.1.4 Dasar – Dasar Perancangan Pusat Perbelanjaan


Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan Pusat Perbelanjaan. Hal – hal ini nantinya akan digunakan sebagai
acuan dalam merancang Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal.

A. Tipologi Pusat Perbelanjaan


Menurut Maithland (2013) dijelaskan bahwa terdapat tiga (3) bentuk umum
Pusat Perbelanjaan dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing.
Berikut tiga tipologi dari pusat perbelanjaan.

a. Pusat Perbelanjaan Terbuka


Pusat perbelanjaan terbuka merupakan pusat perbelanjaan tanpa pelingkup.
Perlingdungan terhadap cuaca dilakukan melalui penggunaan canopy menerus
sepanjang muka toko. Keuntungannya adalah kesan luas dari perencanaan
teknis yang mudah sehingga biaya lebih murah, Kerugiannya berupa kendala
climiting control, berpengaruh pada kenyamanan dan antara retail - retail yang
terpisah.

Gambar 2.1 Pusat Perbelanjaan Terbuka


Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall, 1978

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 10
b. Pusat Perbelanjaan Tertutup
Pusat perbelanjaan terlindung dari cuaca, merupakan mall dengan pelingkup
atap. Keuntungannya adalah climatic control (kenyamanan). Kerugiannya
adalah biaya mahal dengan kesan kurang luas.

Gambar 2.2 Pusat Perbelanjaan Tertutup


Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall, 1978

c. Pusat Perbelanjaan Terintegrasi


Merupakan penggabungan antara pusat perbelanjaan terbuka dan pusat
perbelanjaan tertutup. Munculnya bentuk ini merupakan antisipasi terhadap
keborosan energi untuk control serta tingginya biaya pembuatan dan perawatan
pada pusat perbelanjaan tertutup.

Gambar 2.3 Pusat Perbelanjaan Terintegrasi


Sumber : Rubeinstein, H. M.,. Central City Mall, 1978
B. Pola Pusat Perbelanjaan (Shopping Center)
San Interior (2014) menyebutkan ada tiga pola penataan retail dalam pusat
perbelanjaan. Adapun tiga pola Pusat Perbelanjaan sebagai berikut :

a. Sistem Banyak Koridor


Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem banyak koridor :
 Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada penekanan,
sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan/ dekat
pintu masuk saja.
 Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 11
 Terdapat pada pertokoan yang dibangun sekitar tahun 1960-an di
Indonesia.

Gambar 2.4 Sistem banyak koridor


Sumber : San Interior (2014). Diakses pada 23 Desember 2017

b. Sistem Plaza
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem plaza:

 Terdapat plaza/ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan


dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.

 Mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masing toko, lokasi strategis


berada didekat plaza tersebut, serta mulai mengenal pola vide dan
mezanin.

Gambar 2.5 Sistem banyak plaza


Sumber : San Interior (2014). Diakses pada 23 Desember 2017

c. Sistem Mall
Ciri-ciri pusat perbelanjaan dengan sistem mall:
 Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau
lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran
besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium. Jalur tersebut akan
menjadi sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau
anchor yang membentuk sirkulasi utama.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 12
Gambar 2.6 Sistem mall
Sumber : San Interior (2014). Diakses pada 23 Desember 2017
C. Dimensi Mall

Diterjemahkan dari Beddington (1982) dijelaskan hal yang perlu


diperhatikan bahwa bahwa koridor sebuah pusat perbelanjaan jangan terlalu
panjang karena dapat melelahkan pengunjung. Panjang ideal sebuah koridor
berkisar antara 200-250 meter, setelah itu harus ada suatu ruang untuk istirahat
dan pause point dan suatu fokal poin yang menarik agar pengunjung tidak
kehilangan seleranya.
2.1.5 Dasar – Dasar Perancangan Toko
Perancangan sebuah toko sangat penting agar mampu menciptakan susasana
toko yang baik. Menurut Astrid (2005) Suasana toko harusnya dapat direncanakan
secara terintegrasi dan kreatif, yang menggabungkan rangsangan visual,
pendengaran, bau dan perasaan untuk mencapai beberapa tujuan untuk menarik
pengunjung. Berman dan Evans (1997) menyatakan bahwa faktor-faktor
pembentuk suasana toko dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Tampak Depan Toko (Storefront)
Karakter storefront toko memiliki pengaruh yang besar pada store image dan
harus direncanakan secara matang. Fasad toko dapat didefinisikan dengan kondisi
eksterior dari toko tersebut. Termasuk di dalamnya adalah signage, pintu masuk,
efek lighting, dan material konstruksi. Dengan tampak luar yang unik dan atraktif,
sebuah toko dapat menjadi menarik untuk dikunjungi.
Pintu masuk sebuah toko memerlukan beberapa pertimbangan. Yang pertama,
berapa jumlah pintu masuk yang diperlukan. Untuk toko-toko kecil hanya
diperlukan satu pintu masuk, sedangkan untuk toko yang lebih besar bisa
diperlukan lebih dari satu. Kedua, tipe pintu masuk juga merupakan faktor yang
patut dipertimbangkan apakah menggunakan tipe push-pull (dorongtarik) dan
berputar otomatis (revolving) atau tipe yang lain. Pintu masuk ini dapat
memberikan kesan mengundang pengunjung untuk masuk. Ketiga, jalan masuk

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 13
yang cukup luas akan memberikan kesan yang lega dan nyaman bagi para
pengunjung.
Display windows juga mempunyai peranan yang penting yaitu untuk
mengidentifikasikan toko dan menarik perhatian pengunjung untuk masuk.
Proporsi bentuk yang menarik secara visual akan memperindah bentuk eksterior.
Dengan proporsi yang tepat akan memberikan kemudahan pengunjung untuk
melihat tampilan secara lengkap.

Gambar 2.7 Entrance yang unik Gambar 2.8 Identitas toko


Sumber : www.pinterest.com Sumber : http://3.bp.blogspot.com

2. Interior Toko
Aspek – aspek yang termasuk di dalam lingkup pembentuk interior ini adalah
bidang-bidang plafon (elemen atas ), dinding (elemen samping) dan lantai (elemen
bawah). Perpaduan penggunaan material dan bahan yang tepat akan memberikan
kesan serasi dan menyatu. Selain elemen-elemen tersebut, warna, pencahayaan,
bau-bauan dan sound (suara ) juga sangat mempengaruhi. Selain itu fikstur-fikstur
mekanikal dan elektrikal sebaiknya mendapat perhatian khusus karena perletakan
yang baik dan terencana akan memberikan kesan visual yang baik pula.
Menurut Copestick (1995) mengemukakan bahwa tata lampu (cahaya) bisa
menambah atau mengurangi keindahan interior. Tata lampu bisa menonjolkan
atau menutupi kelebihan suatu ruangan, menentukan warna dan bentuknya,
meningkatkan ukuran ruangan dan membantu menciptakan suasana latar
belakang.
Herrington (1996) mengemukakan bahwa pilihan musik dapat
mempengaruhi perilaku, bahkan ketika para pengguna ruang tidak menyadarinya.
Menurut Astrid (2005) melalui penilitian yang dilakukannya terlihat bahwa musik

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 14
yang diperdengarkan di toko bisa memiliki dampak signifikan pada beragam
perilaku termasuk penjualan, stimulasi (arousal), persepsi dan waktu aktual yang
dihabiskan dalam toko, aliran lalu lintas dalam toko, dan persepsi stimulasi visual
dalam toko retail. Musik yang dipergunakan harusnya memperhatikan umur
pembelanja, tempo musik, volume musik pilihan jenis musik dan penggunaan
musik latar belakang (background) atau latar depan (foreground) (Yalch, 1990,
Gulas, 1994)
Mitchell (1995) mengemukakan bahwa tipe berbeda dari aroma secara
signifikan mempengaruhi perilaku pengguna ruang. Dalam penelitiannya yang
mengamati perilaku konsumen dalam toko, Mitchell menyatakan bahwa aroma
bisa mempengaruhi tingkat penjualan, yang didahului dengan waktu pemrosesan,
berbagai perilaku mencari, dan waktu yang dinikmati dalam toko. Pemilihan
aroma yang cocok perlu diperhitungkan seperti contoh aromaterapi pada tempat
pelatihan yoga dan penambahan aroma makanan pada restaurant.
Warna dapat mempengaruhi pembelian tingkat pembelian, waktu yang
dihabiskan di toko, perasaan senang, image barang dan kemampuan untuk
menarik konsumen terhadap sebuah display retail (Bellizzi dan Hite, 1992).
Berikut adalah tabel pertimbangan warna menurut tipe merchandise.

Tabel 2.1 Pertimbangan warna menurut tipe merchandise

Sumber : Peran Penting Perancangan Interior pada Based Retail.Jurnal Interior. Hal. 24

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 15
3. Layout Toko
Menurut Astrid (2005) Layout toko direncanakan sesuai dengan program
ruang yang telah disusun. Tiap toko memiliki luas lantai yang berbeda, namun
yang terpenting adalah bagaimana melakukan pembagian antara selling,
merchandise, personnel dan customer area, yang memiliki fungsi yang berbeda:
a. Selling space adalah area untuk display merchandise, adanya interaksi
antara penjual dan customer demonstrasi dan lain sebagainya.
b. Merchandise space adalah area tempat penyimpanan stok barang.
c. Personnel space merupakan area khusus bagi karyawan, biasanya
dipergunakan untuk berganti pakaian, makan dan rest room.
d. Customer space merupakan area bagi pengunjung, area ini dapat
meningkatkan mood berbelanja. Termasuk di dalamnya adalah tempat
duduk, lounge, dressing room, cafe, dan aisles.
Lay out toko biasanya diatur berdasarkan empat klasifikasi. Adapun
klasifikasinya sebagai berikut.
a. Penataan barangbarang dapat diatur secara fungsional atau functional
product grouping. Sebagai contoh toko perlengkapan baju pria dapat
dibagi menjadi kaos, dasi, penjepit dasi, pembersih sepatu, jaket dan
celana panjang.
b. Penataan barang-barang berdasarkan motivasi pembelian produk atau
purchase motivation product groupings. Sebagai contoh, pada
department store, lantai terbawah biasanya dialokasikan untuk produk-
produk yang membutuhkan keputusan pembelian yang cepat. Untuk
lantai yang lebih tinggi, dapat didisplay barang-barang yang proses
keputusan pembeliannya memerlukan waktu lebih lama.
c. Market segment groupings, adalah pengaturan group berdasarkan
segmentasi yang dituju. Misalnya baju anak terpisah dengan baju
wanita pada pengaturan layout department store.
d. Storability product groupings, yaitu penyimpanan berdasarkan
kebutuhan penyimpanan. Misalnya pada lay out supermarket, terdapat
pemisahan area untuk bahan makanan dingin yang membutuhkan

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 16
lemari pendingin dan barangbarang yang dapat disimpan pada suhu
normal.
Yang terpenting juga pada lay out toko adalah sirkulasi yang dipergunakan.
Terdapat dua jenis sirkulasi yang biasanya digunakan dalam mengatur lay out
toko yaitu sirkulasi dengan pola geometris (straight plan) dan sirkulasi dengan
pathwayplan, diagonal plan, curved plan, varied plan dan geometric plan.

Gambar 2.9 Alternatif pemilihan layout


Sumber : Peran Penting Perancangan Interior pada Based Retail.Jurnal Interior. Hal. 26

Selain hal-hal tersebut pembagian kebutuhan ruang yang tepat harus


dipertimbangkan secara matang. Ada dua model yang mendasari pembagian
ruang yaitu model stock approach dan sales productivity ratio.

a. Model stock approach memberikan ruangan khusus dalam porsi cukup


besar untuk penyimpanan stok barang

b. Sales productivity ratio memberikan wilayah yang lebih luas untuk


barang-barang yang memiliki tingkat penjualan yang lebih tinggi.
Biasanya hal semacam ini diletakkan pada ujung rak, merupakan vocal
point dengan pengaturan besarnya kemasan, harga, warna, merek, dan
personal sevice serta ketertarikan pelanggan.

4. Interior Display
Menurut Astrid (2005) Interior displays bertujuan untuk memberikan
informasi pada konsumen yang berbelanja, merupakan tambahan untuk

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 17
memberikan kesan berbeda pada store atmosphere dan berfungsi sebagai alat
promosi. Ada beberapa tipe dalam interior displays atau POP, yaitu.
a. Assortment display (display yang berisi beragam merchandise),
b. The theme setting display (display yang menggunakan tema khusus
untuk menciptakan nuansa khusus)
c. Ensemble display (memberikan rangkaian lengkap berbagai produk
seperti pemasangan lengkap produk baju dan aksesorisnya pada
manekin)
d. Rack display (display yang fungsional)
e. Cut case display (bentuk display pada kartonnya sendiri biasanya
digunakan pada supermarket dan discount store).

2.2 Taman Bermain Skate


Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan teori dari taman bermain
skate dan jenis – jenis taman bermain skate ataupun jenis permainannya.

2.2.1 Pengertian Taman Bermain Skate


Menurut Dharma (2015) taman bermain skate adalah suatu wadah yang
dibuat untuk permainan skateboard dimana wadah untuk memainkan skateboard
menggunakan media menyerupai taman sebagai arena bermainnya, rintangannya
juga ditata agar terlihat seperti medan jalanan dan taman yang berisi tangga,
pagar, bangku, kebun mini. Sebuah skatepark juga berisi rintangan-rintangan
seperti half-pipes, quarter pipes, spine transfers, handrails, funboxes, vert ramps,
pyramids, banked ramps, full pipes, pools, bowls, snake runs, stairsets, dan
beberapa objek lain. Taman bermain skate mewadahi tempat untuk berkumpul,
bermain dan meningkatkan kemampuan dalam suatu lingkungan yang aman dan
nyaman .

2.2.2 Fungsi Taman Bermain Skate


Menurut Reangga (2015) terdapat 3 fungsi penting dari sebuah taman
bermain skate. Adapun 3 fungsinya, sebagai berikut.
1. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan skater untuk melewati
tantangan – tantangan baru.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 18
2. Menyelenggarakan pertandingan atau kompetisi skateboard.
3. Adanya komunitas skateboard yang berada di skatepark dapat memicu
dan memulai komunitas lain bergabung untuk sekedar duduk,
bercengkrama, menikmati suasana serta saling berkomunikasi antar
komunitas.
2.2.3 Jenis – Jenis Taman Bermain Skate
Jenis – jenis tamana bermain skate dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu
taman bermain skate berdasarkan kepemilikannya dan taman bermain skate
berdasarkan jenis permainannya. Menurut Angerall (2017) taman bermain skate
berdasarkan kepemilikannya dapat dibagi menjadi 2 yaitu.
1. Taman Bermain Skate Privat

Taman bermain skate privat biasanya dimiliki pribadi atau pihak swasta.
Taman bermain skate juga digunakan untuk mencari keuntungan sehingga
untuk bermain di taman bermain skate ini diharuskan membayar atau
menyewa arena. Taman bermain skate privat biasanya dibangun didalam
ruangan (indoor), hal tersebut dimaksudkan agar skatepark dapat disewakan
setiap waktu walau pun sedang terjadi hujan.

2. Taman Bermin Skate Publik


Taman bermain skate publik biasanya dimiliki oleh pemerintah atau
pribadi yang memperbolehkan taman bermain skatenya digunakan oleh
umum tanpa harus membayar atau menyewanya. Publik skatepark biasanya
dibangun pada lingkungan terbuka (outdoor).

Menurut Warner (2002) taman bermain skate berdasarkan jenis


permainannya dapat dibagi menjadi 3 yaitu jenis street dan vert.
1. Street Plaza
Street atau bisa di artikan jalanan, adalah jenis taman bermain skate yang
permainannya dibuat menyerupai jalan seperti meloncati meja, bangku, box,
meloncati anak tangga dan lain-lain yang dianggap bisa sebagai media untuk
melakukan trik-trik.. Taman bermain skate jenis ini dibuat karena para
skaters yang bermain di jalanan banyak protes dari pejalan kaki yang merasa
terganggu oleh aktivitas skateboard ini

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 19
2. Bowl

Menurut Reangga (2015) Bowl merupakan jenis permainan dari skatepark


yang memberikan pengalaman bagi pemainnya untuk merasakan bermain di
kolam raksasa. Jenis permainan biasanya merupakan outdoor skatepark.
Kolam bowl biasanya memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda – beda.
Biasanya ukuran dari kedalaman bowl adalah 9 kaki atau 2,75 meter.

3. Flow Park

Flow Park merupakan jenis permainan yang berasal dari kombinasi street
plaza dan flow park . Flow park yang baik memungkinkan skater untuk
melewati beberapa obstacle seperti half pipe, tangga, railing dan bowl
dengan sekali dorongan atau tanpa menurunkan kaki.

Menurut Reangga (2015) dilihat dari bentuk dan sifat ruangnya taman
bermain skate dapat dibagi 3 yaitu taman bermain skate indoor,taman bermain
skate outdoor dan taman bermain skate campuran.

1. Taman Bermain Skate Indoor

Sesuai namanya taman bermain skate ini berada di dalam gedung.


Perancangan gedung biasanya mengambil bentuk seperti gelanggang
olahraga dengan lajur dan tantangan skateboard permanen. Taman bermain
skate indoor di Bali biasanya dimiliki oleh merek – merek skateboard asing.

2. Taman Bermain Skate Outdoor

Taman bemain skate ini biasanya merupakan fasilitas publik yang


terbuka untuk seluruh masyarakat. Banyak juga orang – orang yang
membuat taman skateboard outdoor di belakang rumah atau tanah milik
pribadi untuk kepentingan komunitas. Letak yang berada di luar dan
digunakan sebagai fasilitas publik menyebabkan banyak taman skateboard
outdoor ini kurang terawat.

3. Taman Bermain Skate Campuran (Indoor dan Outdoor)

Taman bermain skate ini merupakan gabungan dari fasilitas taman


bermain skate indoor dengan taman bermain skate outdoor. Pada taman

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 20
bermain skate ini ,bangunan utamanya merupakan 2 buah skatepark dengan
luasannya masing – masing. Biasanya taman bermain skate jenis ini memiliki
1 bagian yang dominan baik indoor ataupun outdoor.

2.2.4 Dasar – Dasar Perancanagan Taman Bermain Skate

Pada dasarnya semua taman bermain skate harus mempunyai area untuk
pemula. Area pemula adalah bagian dimana seseorang yang belum bisa bermain
papan luncur atau belum berpengalaman dapat berlatih dalam lingkungan yang
lebih terkontrol. Sangat penting bagi seorang pemula untuk berada di luar area
untuk kelas menengah dan mahir demi keselamatan bersama. Ukuran untuk area
pemula kira-kira antara 464.51sampai 743.22 m2 dengan lereng landai yang
memiliki hips kecil, moguls, banks, curbs dan rail slides dengan ukuran mulai
dari 8 inch sampai 2.43 m.

Semua taman bermain skate harus memiliki elemen-elemen jalan yang


membentuk sebuah street course. Street course dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai obstacle dan elemen-elemen yang dapat ditemukan di jalanan.
Elemen-elemen tersebut antara lain berupa ledge, tangga dan rail yang berupa
pagar atau pegangan tangga. Ukuran street course kira-kira antara 929.03-
1858.06 m2.. Sebuah street course yang dirancang dengan baik terdiri dari
beberapa bagian dan memiliki range kecepatan dari lambat hingga sangat cepat.
Bagian-bagian ini dapat terdiri dari transition, vert walls, large banks dan banks
dengan permukaan rata yang memiliki ledge, tangga, rail dan curbs. Desain
skatepark harus memiliki ruang yang cukup sehingga seorang skater dapat
dengan leluasa untuk mulai melakukan manuver dan memiliki setidaknya 8-10
kemungkinan untuk mengakhiri manuver tersebut. Kesalahan yang paling sering
terjadi dalam merancang skatepark adalah membangun terlalu banyak dalam
luasan tempat yang terlalu kecil.

1. Tambahan Desain Perancangan Skatepark

a. Permukaan Rata

Semua taman bermain skate harus memiliki minimal 3 meter permukaan


rata antara satu obstacle dengan obstacle lainnya. Skater melakukan gerakan
pumping naik turun pada transition sehingga mendapatkan kecepatan tertentu

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 21
saat meluncur pada permukaan rata. Permukaan rata yang cukup membuat
seorang rider dapat meluncur leluasa dan memperkecil kemungkinan
kecelakaan. Rider dapat lebih leluasa mengakhiri sebuah trick dan bersiap
untuk trick selanjutnya jika tersedia permukaan rata yang cukup. Rancangan
yang baik harus menghindari penempatan dua dinding yang berdekatan
karena tidak memberikan ruangan yang cukup untuk menghindari kecelakaan.

b. Transitions

Transitions atau bidang transisi antara permukaan rata dengan bidang


miring dapat dibangun dengan dua cara yaitu dengan dikelilingi lereng yang
menyerupai kolam renang atau dikelilingi pinggiran yang menyerupai selokan
atau saluran air. Tinggi dinding dari lantai sampai ke puncak lip mempengaruhi
ukuran transisi namun ukuran standar kemiringan tidak boleh. melebihi 50º.
Sebuah transition kecil dengan tinggi 1.22 m setidaknya memiliki bidang
miring sepanjang 1.52 sampai 2.13 m.

c. Lips, Edges dan Coping (Pinggiran Dinding)

Lips, edges dan coping pinggiran dinding, transition dan kolam harus keras
dan layak grind karena saat berada di puncak transition, rider akan melakukan
trik seperti slide atau grind. Pinggiran yang menjorok keluar akan membuat
skater dapat menempatkan posisi dengan baik dan aman. Coping (pipa besi
minimal 2 inci pada pinggir transition) yang menonjol keluar akan
mempermudah slide atau grind dan melindungi material transition.

d. Curbs, Blocks, Dinding dan Tangga

Elemen jalan seperti ini sudah menjadi bagian dari skatepark modern.
Elemen-elemen ini menjadi lebih maksimal jika digabungkan dengan obstacle
lainnya, misalnya curbs (obstacle yang menyerupai pinggiran jalan)
digabungkan dengan banks. Cara lainnya adalah membangun block (obstacle
yang berbentuk kotak menyerupai elemen jalan seperti pedestrian) yang
dikombinasikan dengan beberapa anak tangga mengelilingi pinggir skatepark
yang dapat berfungsi sebagai obstacle maupun tempat duduk.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 22
2. Standar Peralatan

a. Box

Box adalah salah satu obstacle standar. Ukuran tinggi box mulai dari 20cm
- 50cm dan memiliki lebar minimal 100cm. Sebagai obstacle standar box
digunakan untuk berbagai macam trik mulai dari trik ollie up dan drop in, flip
up dan out, shove-it up dan out, berbagai trik manual, slide in dan out sampai
grind in dan out. Box dapat digabungkan dangan beberapa obstacle lain
seperti rail dan launch ramps sehingga membentuk sebuah obstacle baru
dengan kemungkina trik dan tingkat kesulitan yang bervariasi.

Gambar 2.10 Box


Sumber : Standar Umum Arena
Olahraga Skateboard. 2015

b. Launch Ramp

Launch ramp adalah sebuah bidang miring yang berfungsi sebagai


peluncur dimana rider-nya mengambil ancang-ancang dari jarak retentu
kemudian menaiki launch ramp untuk meluncur melewati obstacle yang lebih
jauh atau lebih tinggi. Tinggi standar launch ramp sekitar 60 cm dengan
panjang sisi miringnya kurang lebih 175 cm atau disesuaikan dengan sudut
kemiringan yang tidak melebihi 50°. Ukuran ini disesuakan karena sudut
kemiringan tidak boleh terlalu curam dan bidang miringnya tidak boleh terlalu
panjang untuk menghindari kehilangan momen pada saat akan meluncur di
atasnya. Selain digunakan sebagai peluncur untuk melewati obstacle dalam

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 23
ukuran tertentu, launch ramp juga dapat dikombinasikan dengan obstacle
yang lain misalnya rail dan box sehinga dapat membentuk piramid lengkap
atau fun box.

Gambar 2.11 Launch Ramp


Sumber : Standar Umum Arena Olahraga Skateboard. 2015
c. Fun Box

Fun box sederhana setidaknya terdiri dari 2 buah box, 1 buah rail atau flat
bar, 1 buah kink rail dan 8 buah launch ramp. Bentuk perletakannya secara
sederhana seperti yang tampak pada gambar rangka fun box di atas
sedangkan contoh variasi kombinasi yang lain seperti pada gambar di bawah.

Gambar 2.12 Fun Box

Sumber : Standar Umum Arena Olahraga Skateboard. 2015

d. Half Pipe Ramp

Half pipe ramp umumnya diperuntukkan bagi vert rider. Tinggi


standarnya mulai dari 3 m sedang lebarnya dua kali ukuran lebar selembar
papan plywood. Half pipe yang berdiri sendiri biasanya diletakkan pada salah

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 24
satu sisi dinding dan biasanya digunakan sebagai starting point, karena
biasanya pada bagian puncaknya tersedia ruang sekitar 1,5 m sebagai tempat
ancang-ancang atau drop-in. Jika half pipe ramp lebih digunakan oleh vert
rider maka bagi street rider tersedia ramp yang lebih kecil yaitu mini ramp.
Tinggi mini ramp antara 1,8m – 3m atau setengah dari half pipe sehingga
biasa disebut quarter pipe. Mini ramp lebih mengakomodasi trik-trik street
riding seperti flip, slide dan grind dan tidak terlalu ditekankan pada trik vert
seperti aerial karena saat hang time (melayang) di atas mini ramp tidak selama
di atas half pipe sehingga berbahaya untuk melakukan trik-trik aerial yang
membutuhkan waktu hang time lebih lama.

Gambar 2.13 Half Pipe Ramp

Sumber : Standar Umum Arena Olahraga


Skateboard. 2015

e. Vert Ramp

Vert ramp adalah arena untuk vert rider yang sebenarnya terdiri dari
gabungan beberapa buah half pipe ramp sehingga membentuk arena vert yang
menyerupai huruf U.

Gambar 2.14 Vert Ramp

Sumber : Standar Umum Arena Olahraga


Skateboard. 2015

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 25
Tinggi vert standar sama dengan tinggi half pipe ramp sedang lebar
standarnya mulai dari 4.5m karena trik-trik vert riding dan manuver aerial-nya
membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar agak dapat bergerak dengan lebih
aman dan leluasa. Sebagai variasi di atas vert bisa juga dikombinasikan
dengan rail atau flat bar. Obstacle ini memungkinkan seorang rider dapat
melakukan trik combo yaitu melakukan beberapa trik beruntun sebelum
landing, misalnya setelah melakukan trik aerial bisa dilnjutkan dengan slide
atau grind di atas rail sebelum turun kembali ke vert.

f. Bowl/ Pool

Pool atau Bowl adalah obstacle yang berbentuk kolam renang dengan
dasar berbentuk mangkuk dan bukan kolam yang dasarnya berbentuk peregi.
Penggunaan kolam renang sebagai obstacle sebenarnya sudah dimulai sejak
tahun 1977.

Gambar 2.15 Bowl


Sumber : Standar Umum Arena Olahraga Skateboard. 2015

Pada waktu itu permainan papan luncur masih menggunakan maneuver


surfing sehingga skater saat itu terpikir untuk main di kolam renang rumahan
yang dikeringkan karena parmukaan kolam yang menyerupai mangkuk dapat
menghasilkan suasana seperti ombak. Ukuran standar untuk pool / bowl
bervariasi sesuai ukuran standar kolam renang yang sebenarnya. Pada
pinggiran permukaan kolam dipasang besi profil berdiameter 2 inch yang
disebut coping untuk melindungi sudut permukaan kolam dari manuver seperti
slide dan grind.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 26
g. Detail Coping

Coping biasanya diletakkan pada pinggiran di ujung ramps atau edge.


Coping terbuat dari besi profil berdiameter mulai dari 5cm dan berfungsi
ganda yaitu sebagai tempat slide atau grind dan sebagai pelindung material
ramps atau edge. Selain itu dengan adanya coping maka ketika seorang rider
sedang meluncur di atas ramps atau edge dia akan mengetahui batas atau
ujung ramps atau edge tersebut saat papan , wheels atau truck-nya menyentuh
coping.

Gambar 2.16 Detail Coping


Sumber : Standar Umum Arena Olahraga
Skateboard. 2015

2.3 Green Architecture

Pemahaman terhadap arsitektur sebuah pusat perbelanjaan selama ini lebih


cenderung kepada pertokoan tertutup yang kurang ramah lingkungan. Hal ini
tidak lepas dari banyaknya desain pusat perbelanjaan seperti mall yang
berkembang di Indonesia yang relatif hanya mengutamakan keuntungan tanpa
memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan pemanasan global. Berdasarkan
hal ini, seorang perancang perlu memperhatikan konteks lingkungan dalam
mengambil keputusan desain. Banyak muncul nama langgam/style arsitektur yang
mengklaim ekologis dan ramah lingkungan. Namun dari sekian banyak nama itu,
green architecture merupakan suatu label yang sudah di akui dunia dan memiliki
lembaga resmi. Selain itu, saat ini telah berkembang tend go-green di berbagai
bidang termasuk bidang pemerintahan di Indonesia.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 27
Di Indonesia terdapat asosiasi yang menangani masalah Green Architecture
yaitu GBCI. Berdasarkan GBCI (2016) disebutkan bahwa Lembaga Konsil
Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBCI) adalah
lembaga mandiri (non-government) dan nirlaba (non-for profit) yang
berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan
praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri
bangunan global yang berkelanjutan. GBCI merupakan Emerging Member dari
World Green Building Council (WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada.
WGBC saat ini beranggotakan 97 negara dan hanya memiliki satu GBC di setiap
negara.

Selain aktif mengkampanyekan trend go-green, GBCI juga menangani


masalah sertifikasi terhadap bangunan sebagai green building dan sudah menilai
beberapa bangunan di Indonesia baik dalam skala besar maupun sekala kecil
seperti rumah tinggal. Seperti yang dikutip langsung dari GBCI, ada beberapa
ringkasan kriteria yang menjadi penilaian utama sebagai berikut :

a. Tepat Guna Lahan


1) Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur
bangunan dan struktur sederhana bangunan taman (hardscape) di atas
permukaan tanah atau di bawah tanah dengan kriteria sebagai berikut :
a) Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimal 10% dari luas total
lahan.

b) Untuk renovasi utama (major renovation), luas areanya adalah minimal


50% dari ruang terbuka yang bebas basement dalam tapak.
2) Memilih daerah pembangunan yang dilengkapi minimal delapan dari 12
prasarana sarana kota.
1. Jaringan Jalan 5. Sistem Pembuangan
2. Jaringan penerangan dan Sampah
Listrik 6. Sistem Pemadam
3. Jaringan Drainase Kebakaran
4. STP Kawasan 7. Jaringan Fiber Optik

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 28
8. Danau Buatan (Minimal 11. Jaringan Telepon
1% luas area) 12. Jaringan Air bersih
9. Jalur Pejalan Kaki
Kawasan
10. Jalur Pemipaan Gas
3) Terdapat minimal 7 (tujuh) jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian
jalan utama sejauh 1500 m dari tapak.
1. Bank 11. Rumah Makan/Kantin
2. Taman Umum 12. Foto Kopi Umum
3. Parkir Umum (di luar 13. Fasilitas Kesehatan
lahan) 14. Kantor Pos
4. Warung/Toko Kelontong 15. Kantor Pemadam
5. Gedung Serba Guna Kebakaran
6. Pos Keamanan/Polisi 16. Terminal/Stasiun
7. Tempat Ibadah Transportasi Umum
8. Lapangan Olah Raga 17. Perpustakaan
9. Tempat Penitipan Anak 18. Kantor Pemerintah
10. Apotek 19. Pasar
4) Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak satu unit parkir per 20
pengguna gedung hingga maksimal 100 unit parkir sepeda
5) Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari
bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas
minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah
termasuk yang tersebut di Prasyarat 1, taman di atas basement, roof
garden, terrace garden, dan wall garden.

6) Menggunakan green roof sebesar 50% dari luas atap yang tidak digunakan
untuk mechanical electrical (ME), dihitung dari luas tajuk.
7) Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan
kaki menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari.
8) Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota
dari lokasi bangunan hingga 50%, yang dihitung menggunakan nilai
intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 29
9) Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan
air hujan

b. Efisiensi dan Konservasi Energi


1) Mendorong penghematan konsumsi energi melalui aplikasi langkah-
langkah efisiensi energi.
2) Menggunakan lampu dengan daya pencahayaan lebih hemat sebesar 15%
daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03 6197-2011 atau
SNI edisi terbaru tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.
3) Menggunakan fitur hemat energi pada lift, menggunakan sensor gerak,
atau sleep mode pada eskalator.
4) Penggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 30% luas
lantai yang digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya alami
minimal sebesar 300 lux. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara
manual atau dengan software.
5) Mendorong penggunaan ventilasi yang efisien di area publik (non nett
lettable area) untuk mengurangi konsumsi energi.
6) Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor,
dan lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami
ataupun mekanik.
7) Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan. Setiap 0,5% daya
listrik yang dibutuhkan gedung yang dapat dipenuhi oleh sumber energi
terbarukan

c. Konservasi Air
1) Pemasangan alat meteran air (volume meter) yang ditempatkan di
lokasilokasi tertentu pada sistem distribusi air, sebagai berikut:
• Satu volume meter di setiap sistem keluaran sumber air bersih seperti
sumber PDAM atau air tanah.
• Satu volume meter untuk memonitor keluaran sistem air daur ulang.
• Satu volume meter dipasang untuk mengukur tambahan keluaran air
bersih apabila dari sistem daur ulang tidak mencukupi.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 30
2) Meningkatkan penghematan penggunaan air bersih yang akan mengurangi
beban konsumsi air bersih dan mengurangi keluaran air limbah
3) Menyediakan air dari sumber daur ulang yang bersumber dari air limbah
gedung untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama.
4) Penggunaan seluruh air bekas pakai (grey water) yang telah di daur ulang
untuk kebutuhan sistem flushing atau cooling tower
5) Menyediakan instalasi tangki penampungan air hujan kapasitas 20% dari
jumlah air hujan yang jatuh di atas atap bangunan yang dihitung
menggunakan nilai intensitas curah hujan sebesar 50 mm/hari.
6) Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak berasal dari sumber
air tanah dan/atau PDAM.

d. Sumber dan Siklus Material


1) Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen
lingkungan pada proses produksinya minimal bernilai 30% dari total biaya
material. Sertifikat dinilai sah bila masih berlaku dalam rentang waktu
proses pembelian dalam konstruksi berjalan.
2) Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem pendingin
gedung

3) Desain yang menggunakan material modular atau prafabrikasi (tidak


termasuk equipment) sebesar 30% dari total biaya material.
4) Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan
pabrikasinya berada di dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek minimal
bernilai 50% dari total biaya material.

e. Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang


1) Menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan dengan
melakukan introduksi udara luar ruang sesuai dengan kebutuhan laju
ventilasi untuk kesehatan pengguna gedung.
2) Memantau konsentrasi karbondioksida (CO 2) dalam mengatur masukan
udara segar sehingga menjaga kesehatan pengguna gedung

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 31
3) Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung” dan tidak
menyediakan bangunan/area khusus untuk merokok di dalam gedung.
Apabila tersedia, bangunan/area merokok di luar gedung, minimal berada
pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela.
4) Mengurangi polusi udara ruang dari emisi material bangunan yang dapat
mengganggu kenyamanan dan kesehatan pekerja konstruksi dan pengguna
gedung.
5) Mengurangi kelelahan mata dengan memberikan pemandangan jarak jauh
dan menyediakan koneksi visual ke luar gedung
6) Mencegah terjadinya gangguan visual akibat tingkat pencahayaan yang
tidak sesuai dengan daya akomodasi mata.
7) Menjaga kenyamanan suhu dan kelembaban udara ruangan yang
dikondisikan stabil untuk meningkatkan produktivitas pengguna gedung.

f. Manajemen Lingkungan Bangunan


1) Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah
sejenis sampah rumah tangga (UU No. 18 Tahun 2008) berdasarkan jenis
organik, anorganik, dan B3
2) Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul
dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota
Dalam ruang lingkup studi ini kriteria di atas hanya digunakan sebagai
pembanding dalam menyusun landasan perancangan. Dengan berusaha mengikuti
kaidah arsitektur hijau diharapkan rancangan pusat toko distribusi (distro) ini
memiliki dampak yang lebih baik terhadap lingkungan di sekitarnya.

2.3 Kajian Terhadap Fasilitas Sejenis


1. UNKL 347 Headquarters
UNKL 347 adalah sebuah perusahaan pakaian yang berdiri dan besar di
kota Bandung. Perusahaan pakaian ini berdiri pada tahun 1996 yang dipelopori
oleh Dendy Rahman dengan dibantu oleh 3 orang rekannya. Pada saat itu Dendy
Rahman dan 3 rekannya Arifin Windarman, Anli Rizandi dan Lucky Widiantara
merupakan mahasiswa di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Mereka
mendirikan perusahaan lokal ini berdasarkan minat mereka dalam skateboard,

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 32
surfing, musik dan desain grafis. Pada tahun 1996. Pada tahun 1999 perusahaan
ini memelopori dan menginspirasi tren pakaian indie dan bisnis distribusi pakaian
indie, yang disebut distro. Sampai sekarang distro pusat perusahaan ini berada di
Jl. Trunojoyo No.4, Citarum, Bandung, Jawa Barat. Pada hari Minggu - Kamis
UNKL Headquarters buka dari jam 09.00 – 21.00 sedangkan pada hari Jumat –
Sabtu buka dari jam 10.00 – 22.00. Produk UNKL 347 sudah didistribusikan
hampir ke seluruh kota – kota besar di Indonesia. Produk ini juga telah diminati
di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, Jerman dan Australia.

Gambar 2.17 Eksterior UNKL 347


Sumber : Observasi 31 Januari 2017
Bangunan UNKL 347 Headquarters mengambil konsep klasik dengan luas
bangunan 800 m². UNKL 347 Headquarters tidak hanya menjual produk pakaian
ataupun aksesoris pakaian, perusahaan ini juga mulai menjual produk – produk
interior, makanan dan minuman. Produk – produk tersebut dijual dalam divisi
yang berbeda yaitu U&KL Kitchen dan U&KL Interior. Tidak hanya menjual
produknya sendiri, di dalam UNKL 347 Headquarters terdapat satu toko sewa
yang khusus menjual produk dari perusahaan pakaian Maternal Disaster.
Walaupun sudah berdiri cukup lama tetapi sistem kepengurusan atau struktur
organisasinya masih bersifat kekeluargaan. Berikut adalah struktur organisasi
dari UNKL 347 dan lay out UNKL 347 Headquarters.

Owner

UNKL 347 U&KL Interior U&KL Kitchen Tim Kreatif


Clothing Bandung
UNKL347
Staff Staff Staff

Diagram 2.1 Struktur Organisasi UNKL 347


Sumber : Observasi 31 Januari 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 33
Gambar 2.18 Lay Out UNKL 347
Sumber : Observasi 31 Januari
A. UNKL 347 ( Area Distro Pakaian )

Area distro pakaian UNKL 347 terdiri dari beberapa ruang yaitu area display
pakaian, area kasir, ruang ganti, ruang staff dan gudang pakaian. Luas area ini
±300 m². Pada area ini mengambil konsep minimalis dengan penggunaan warna
monokrom pada materialnya dengan beberapa ornamen kayu pada dinding dekat
display pakaian. Elemen bawah dari area ini menggunakan keramik doff
berwarna abu – abu. Segala macam furniture seperti display baju, meja kasir,
diding ruang pas dibuat sendiri dengan bahan baku kayu. Pada area ini
penghawaan menggunakan penghawaan buatan. Pencahayaan buatan didominasi
dengan LED Spotlight cahaya berwarna putih.

Gambar 2.19 Area Display Produk Fashion UNKL 347


Sumber : Observasi 31 januari 2017
B. U&KL Interior

U&KL Interior adalah salah satu divisi yang dibuat khusus untuk mengatur
dan menjalankan produk – produk interior seperti meja, kursi, sofa dll. Divisi
U&KL Interior ini baru berdiri di tahun 2010. Tidak hanya menjual produk –
produk interior, U&KL juga menawarkan setting interiornya langsung. Display
Interior pada UNKL 347 Headquarters memiliki luas ±100 m². Area display
interior dengan display produk pakaian dibatasi dengan adanya perbedaan level

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 34
lantai. Pada area ini pencahayaan dan pengahawaan utama menggunakan
pencahayaan dan penghawaan buatan, Di setiap setting interior juga terdapat
pencahayaan – pencahayaan pendukung untuk menambah estetika dari setting
interior.

Gambar 2.20 Area U&KL Interior


Sumber : Observasi 31 januari 2017

C. U&KL Kitchen

U&KL Kitchen terealisasi pada tahun 2014. Divisi ini merupakan sebuah
kafe kecil yang tidak hanya menjual makanan kecil dan minuman namun juga
menjual berbagai menu hidangan. Kafe ini dibuat juga untuk mewadahi teman –
teman atau komunitas yang dekat bersama UNKL 347 sebagai tempat
berkumpul. Area U&KL Kitchen pada UNKL 347 Headquarters memiliki luas
±220 m² yang terdiri dari seating area, storage dan pantry . Konsep U&KL
Kitchen hampir sama dengan area display UNKL 347 hanya saja pada elemen
samping U&KL Kitchen menggunakan keramik berwarna putih yang disusun
seperti pasangan batu bata. Elemen bawah dan elemen atas didominasi dengan
penggunaan parket. Pada U&KL Kitchen Pencahyaan utama menggunakan
pencahayaan alami dan penghawaannya memanfaatkan penghawaan buatan.
Pencahayaan buatan juga digunakan pada spot – spot tertentu seperti pada pantry
dan kitchen set.

Gambar 2.21 Area U&KL Kitchen


Sumber : Observasi 31 januari 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 35
D. Toko Sewa (Maternal Disaster)

UNKL 347 Headquarters memiliki sebuah fasilitas toko sewa di dalamnya.


Toko sewa tersebut diisi oleh sebuah perusahaan pakaian yang juga berasal dari
Bandung. Perusahaan pakaian tersebut adalah Maternal Disaster. Maternal
merupakan perusahaan pakaian yang juga sangat terkenal dan sudah berusia 13
tahun. Distro Maternal yang ada di UNKL 347 Headquarters merupakan distro
cabang. Toko Sewa ini memiliki luas ±120 m². Dalam segi desain produk
perusahaan ini mengambil konsep yang berbeda dari UNKL 347. Konsep distro
Maternal ini mirip dengan konsep UNKL 347 dengan konsep minimalis dengan
beberapa ornamen kayu pada dindingnya. Elemen bawah dari area ini
menggunakan parket berwarna coklat. Segala macam furniture seperti display
baju, meja kasir, diding ruang pas dibuat sendiri dengan perpaduan kayu, besi
dan aluminium.

Gambar 2.22 Area U&KL Kitchen


Sumber : Observasi 31 januari 2017
Pada area ini penghawaan menggunakan penghawaan buatan. Pencahayaan
buatan didominasi dengan LED Spotlight cahaya berwarna putih. Untuk
memberikan kesan yang berbeda pada elemen dinding menggunakan finishing
cat berwarna abu tua dengan penambahan artwork dari band – band bergenre
rock, punk, metal, grind dan sejenisnya.

2. Sixpax Flagship Store and Office


Sixpax adalah merek perusahaan pakaian asal Bandung yang berdiri sejak
tahun 2008. Konsep gentlemen dengan tampilan modern, urban dan vintage
menjadi konsep utama perusahaan pakaian ini. Pakaian dari produk ini berfokus
pada desain grafis, ide, budaya, hobi, fotografi dan sesekali menampilkan kritik

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 36
politik. Dalam produksi pakaiannya sixpax memiliki ketegasan hanya
memproduksi baju kaos berwarna hitam dan putih. Bagi sixpax hal tersebut
merupakan simbol kenetralan mereka dan Sixpax tidak pernah menjadikan logo
mereka sebagai point utama pada desain baju mereka.

Gambar 2.23 Eksterior Kantor Pusat Sixpax


Sumber : Observasi 31 Januari 2017
Sixpax memiliki beberapa distro yang tersebar di daerah Bandung, namun
mereka mendirikan kantor pusat mereka di Jalan Trunojoyo No.30, Bandung.
Bagian atas difungsikan sebagai kantor. Lantai dasarnya berfungsi sebagai distro
yang mendisplay beragam koleksi Sixpax dan gudang . Selain baju Sixpax juga
memproduksi produk fashion seperti celana, jaket, topi, sepatu dan perlengkapan
bikers seperti sarung tangan, gantungan kunci dan yang laiinya. Produk Sixpax
sudah tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bali, Surabaya, Semarang,
Makassar, Medan, Pontianak, Solo, dan beberapa kota lainnya. Hari Senin
sampai Jumat Sixpax Flagship Store buka dari pukul 10 pagi – 9 malam
sedangkan pada hari Sabtu – Minggu buka dari pukul 10 pagi – 10 malam.
Berikut struktur organisasi dari Sixpax.

Owner

General Manager

Design Produksi Kepala Pemasaran Store


Gudang Manager

Staf Staf Staf Staf Staf

Diagram 2.2 Struktur Organisasi SIxpax


Sumber : Observasi 31 Januari 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 37
a. Luas Lahan
Sixpax Flagship Store & Office memiliki luas lahan 400 m2
dengan luas lahan untuk gedungnya 300 m2 . Gedung Sixpax ini
memiliki 3 lantai yang fungsinya berbeda. Jadi luas lantai yang ada
±450 m2 . Berikut adalah lay out Sixpax Flagship Store and Office.

Gambar 2.24 Lay Out Sixpax Flagship Store & Office Lt 1,2,3
(Dari atas ke bawah)
Sumber : Dokumen Sixpax
Bangunan, meliputi :
 Ruang Display
Ruang display Sixpax cukup luas dengan luas ±150 m2 . Ruang display ini
mengambil konsep urban, rustic dan vintage. Elemen samping dari ruang
display ini menampilkan concrete ekspose atau tanpa finishing. Elemen
bawah dari ruang display ini menggunakan keramik doff berwarna krim
muda. Elemen atasnya sebagian menggunakan gypsum yang disusun
bertingkat dengan finishing berwarna putih dan sebagian merupakan void
yang juga menampilkan balok – balok struktur.

Gambar 2.25 Interior Ruang Display


Sumber : Observasi 31 Januari 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 38
Ruang display ini memiliki pencahayaan alami yang baik, akan tetapi
untuk menambah estetika digunakan downlight berwarna kuning pada
ceilling. Area kasir dan ruang ganti juga berada pada ruangan ini. Ruang
ganti ini menggunakan kotak pembungkus sepatu untuk pembatas ruangnya
dengan baja hollow sebagai rangkanya.

Gambar 2.26 Area Kasir dan Ruang Ganti


Sumber : Observasi 31 Januari 2017
Dari ruang display ini terlihat taman belakang. Taman belakang ini tidak
terlalu luas namun dapat memberikan kesan penghawaan alami yang baik.
Taman ini hanya memiliki 1 pohon perindang dengan beberapa tanaman kecil
di dalam pot.

Gambar 2.27 Taman Sixpax Flagship Store


Sumber : Observasi 31 Januari 2017

 Office
Kantor pusat Sixpax ini memiliki beberapa fasilitas yaitu ruang bekerja
desainer, ruang owner, seating area dan pusat administrasi. Sebagian besar
konsep dari Kantor ini memegang konsep modern. Hal ini dilihat dari bentuk
ruang yang sederhana kemudian finishing elemen samping dan elemen atas
yang didominasi dengan warna putih. Penggunaan kaca sebagai bahan

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 39
railling dan pembatas ruang juga memberikan kesan modern dan luas.
Namun konsep klasik pun juga terlihat dengan menggunakan bahan keramik
doff berwarna krim tua dan penggunaan furniture yang mayoritas berbahan
kayu.

Gambar 2.28 Ruang Kerja dan Seating Area Karyawan


Sumber : pinterest.com

Gambar 2.29 Ruang Pertemuan dan Rooftop


Sumber : pinterest.com

 Toilet
Memiliki 2 toilet dengan total luas + 6m2
 Gudang
Gudang pada distro ini cukup Gudang ini memiliki luas luas karena
sixpax memiliki banyak stok produk . Gudang ini memiliki luas + 50 m2 .
Gudang pada Sixpax Flagship Store ini sangat bersih dan penataan barang -
barangnya sangat tertata dengan rapi .
 Areal parkir kendaraan
Sixpax Flagship Store memiliki parkir yang cukup memadai. Luas parkir
dari distro ini ±100 m2 . Keamanannya pun terjaga karena terdapat pos
satpam dan staff keamanannya.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 40
3. Death Hord Store
Kajian ini akan mengambil sebuah distro yaitu Death Hord Store. Objek
kajian ini dipilih karena distro ini tidak hanya memiliki fungsi perbelanjaan.
Distro ini juga menyediakan fasilitas pelengkap seperti ruang serbaguna yang
dapat digunakan untuk pameran, rapat dan pertunjukkan music. Death Hord
Store adalah sebuah toko distribusi (distro) pakaian yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan pakaian yang memiliki nama yang sama yaitu Death Hord Company.
Toko ini terletak di Jl. Barito Timur, Denpasar dan buka dari jam 11 pagi – 10
malam.

Gambar 2.30 Eksterior Pertokoan Jl.Tukad Barito No.20


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017

Nama Death Hord sendiri bermakna sebuah kematian adalah hal yang rumit
dan sangat bermakna bagi kehidupan manusia. Death Hord adalah sebuah
perusahaan pakaian yang memiliki idealism sangat tinggi dengan konsep street
art dan menggandeng beberapa komunitas seperti komunitas skate, band, motor
dan yang lainnya. Death Hord Store mengambil sistem independent store yang
dimana didalam Death Hord Store menjual sekitar 25 merek perusahaan pakaian.
Selain menjual produknya sendiri Death Store juga menerima untuk membantu
perusahaan – perusahaan pakaian yang menitipkan produknya di store ini.. Toko
ini tidak hanya menjual pakaian dan aksesoris fashion, toko ini juga menjual
produk spesifik komunitas seperti papan skate, piringan hitam band rock era 60
sampai 80-an. Bahkan toko ini menjual produk – produk yang unik seperti
bantal, aksesoris ruangan, semir sepatu dan yang lainya. Berikut adalah struktur
organisasi dari Death Hord Store.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 41
Owner

Designer Marketing Store manager

Bag. Produksi Kepala Gudang

Staff

Diagram 2.3 Struktur Organisasi Death Hord Store


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017

b. Luas Lahan
Areal keseluruhan Death Hord Store ini yaitu 200 m2 yang
diperuntukkan untuk bangunan dan areal parkir.

Gambar 2.31 Lay Out Death Hord Store


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017

Gambar 2.32 Interior Toko


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 42
Bangunan, meliputi :
 Ruang display
Ruangan yang memamerkan segala produk yang akan dijual dari
berbagi merek pakain. Area kasir berada pada ruang ini karena pada
meja kasir juga terdapat beberapa display aksesoris. Ruang display ini
memiliki luas 72 m²

Gambar 2.33 Display Pakaian


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017


 Gambar 2.34 Display Sepatu & Aksesoris
Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017





Gambar 2.35 Produk spesifik dari komunitas tertentu
Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017

 Ruang pas
Ruangan untuk mencoba produk sebelum konsumen memilihnya
untuk dibeli. Terdapat ruang dengan luas + 1.2 m2
 Office
Ruangan untuk owner sekaligus bagian designer bekerja. Ruangan
ini memiliki luas sekitar 42 m2

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 43
 Toilet
Memiliki luas + 2 m2
 Gudang
Gudang pada Death Hord Store ini tidak cukup luas karena produk
– produk yang dijual dari merek yang belum memiliki popularitas
yang baik dan produksinya pun terbatas. Luas gudang 8 m2 .Tidak ada
persyaratan khusus gudang untuk menyimpan produk dengan baik.
Hal terpenting gudang harus bersih dan penataan barang barang harus
rapi agar terhindar dari serangga dan binatang pengerat. Sebagai
perlindungan setiap artikel pakaian harus di package dalam sebuah
plastik dan ditutup rapat.
 House of Madman
Ruang ini adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak fungsi
seperi rapat bulanan anggota, pameran instalasi clothing, spot foto dan
terkadang sering dilaksanakan event musik kecil disini. Luas ruangan
ini sekitar 42 m2





Gambar 2.36 Kegiatan di House of Madman
Sumber : Dokumen DeathHord Store
 Areal Parkir Kendaraan, berkapasitas hanya 3 mobil, 12 sepeda
motor.
b. Spesifikasi Gedung
Bangunan Death Hord Store mengambil konsep modern classic. Modern dari
bentuk bangunan yang sederhana tanpa adanya overstek, atap limasan. Konsep
klasik terlihat dari fasad yang didominasi dengan papan kayu yang diberikan
street art menjadi papan nama dari store itu sendiri. Sebagai sebuah toko pada
fasad juga didominasi oleh kaca untuk memperlihatkan display yang ada di
dalamnya. Penerangan dari toko ini pada siang hari memakai pencahayaan alami
dan tetap menggunakan penerangan buatan untuk menerangi beberapa display

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 44
saja. Pada malam hari penerangan memakai lampu LED. Untuk penghawaannya
menggunakan penghawaan buatan karena pada bangunan sama sekali tidak
terbuat bukaan atau ventilasi.
4. Amplitude Skatepark ( Fasilitas Pendukung )

Gambar 2.37 Amplitude skatepark


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017
Amplitude Skatepark adalah outdoor skatepark yang memiliki berbagai
jenis fasilitas didalamnya yang meliputi skatepark dan skateboard racepark
untuk menunjang aktifitas bermain dan berlatih skateboard Taman bermain
skate ini berlokasi di Jl. Raya Semer, Gg. Nata Kav.1,2,3 Kerobokan, Kuta -
Bali, skatepark ini selesai dibangun dan dibuka pada bulan maret 2017. Taman
bermain skate ini buka dari jam 9 pagi – 11 malam. Amplitude Skatepark juga
memiliki fasilitas pendukung berupa restaurant, dan skateshop untuk memenuhi
kebutuhan para skateboarder. pengunjung skatepark ini dominan warga
mancanegara dan beberapa warga lokal, skatepark ini sangat diminati para
tourist karena memiliki kualitas yang baik dan alat – alat bermain yang sangat
lengkap. Berikut adalah struktur organisasi yang terdapat pada Amplitude
Skatepark dapat dilihat pada Diagram 2.2

Diagram 2.4 Struktur Organisasi Amplitude Skatepark


Sumber : Observasi, 12 Oktober 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 45
a. Luas Lahan
Areal keseluruhan Amplitude Skatepark ini yaitu 1600 m2 dan
dapat menampung 6 pemain sekaligus.Bangunan, meliputi :

Gambar 2.38 Lay Out Amplitude skatepark


Sumber : Observasi, 12 Oktober 2017
 Skatepark
Fasilitas skatepark yang tersedia hingga 10 are. Skatepark yang
mencakup 40 - 60 orang untuk bermain di dalam arena.
 Skateshop
Menjual tiket dan peralatan yang digunakan oleh skater meliputi
papan skateboard dan pengaman dan pakaian.
 Kantin 2 lantai
Menjual makanan dan minuman untuk para pengunjung pada lantai
1 dan cafe pada lantai.
 Toilet
Memiliki luas + 10 m2
 Gudang
 Areal Parkir Kendaraan Amplitude Skatepark mencapai 5 are.
b. Peralatan dan Sarana Utama Kegiatan
 Half Pipe & Grind Box

Gambar 2.39 Half pipe & Grind Box pada Amplitude Skatepark
Sumber : Observasi, 12 Oktober 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 46
 Bowl &Downstairs

Gambar 2.40 Bowl & Downstairs pada Amplitude Skatepark


Sumber : Observasi, 12 Oktober 2017

 Cafe dan Seating Area

Gambar 2.41 Café dan Seating area


Sumber : Observasi, 12 Oktober 2017

Cafe & seating area merupakan fasilitas pendukung yang


menyediakan makanan dan minuman di area skatepark. Café ini
biasanya digunakan oleh orangtua yang mengantar anaknya mengikuti
kursus skateboard. Café dan seating area maksimal berkapasitas untuk
15 orang. Kafe ini berada 1 bangunan gedung dengan ruang
pengelola, kitchen, toilet dan gudang. Gedung ini memiliki luas 200
m².

 Skate shop

Gambar 2.42 Skate shop


Sumber : Observasi, 15 Oktober 2017

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 47
Skateshop ini juga adalah fasilitas pendukung tempat menjual
kebutuhan di dunia skateboard seperti papan, pakaian dan pelindung /
pengaman khusus permainan skateboard seperti helm pelindung tangan
dan lutut. Produk yang dijual di Amplitude skateshop ini mayoritas
produk import.

2.4 Kesimpulan Objek Sejenis


Berasarkan dari studi observasi objek sejenis yang sudah dilakukan maka
didapatkan data – data berupa fasilitas dan aktifitas yang umum terdapat pada
sebuah toko distribusi (distro) dan taman bermain skate data yang didapat berupa
luasan, kapasitas, jenis pengelola, fasilitas dan aktifitas yang akan di jabarkan
pada tabel (lihat tabel 2.1).
Tabel 2.2 Simpulan Studi Objek Sejenis

KAJIAN OBJEK

UNKL 347 Sixpax Flagship Death Hord


Headquarters Store and Office Store

Lokasi Jalan Trunojoyo, Jalan Trunojoyo, Jalan Barito


No.4, Bandung No.30, Bandung Timur no. 20 c,
Denpasar

Luasan 800 m2 450 m2 200 m2

Kapasitas + 100 orang + 100 orang + 40 orang

Pengelola Swasta Swasta Swasta

Jam Minggu – Kamis : Senin – Jumat : 11.00 – 22.00


Operasional 09.00 – 21.00 wib 10.00 – 21.00 wib wita
Jumat – Sabtu : Sabtu - Minggu :
10.00 – 22.00 wib 10.00 – 22.00 wib

Fasilitas  Display produk  Display  Display


 Ruang pas produk produk
 Kasir  Ruang pas  Ruang pas

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 48
 Gudang  Kasir  Kasir
 Ruang staff  Gudang  Gudang
 Toilet  Ruang owner  Ruang
 Display produk  Ruang staff pengelola
interior dan  Seating area  Toilet
setting interior staff  Area parkir
(U&KL Interior)  Rooftop  Area rapat
 Pantry dan  Toilet /diskusi
Kitchen set  Area parkir  Area pameran
(U&KL  Area rapat  Area
Kitchen) /pertemuan pertunjukkan
 Storage  Ruang desainer music
 Seating Area  Area parkir  R. Designer
 Toko Sewa  Pos Satpam
 Area parkir
Aktifitas  Memarkir  Memarkir  Memarkir
kendaraan kendaraan motor
 Masuk ke toko  Masuk ke toko  Masuk ke
 Melihat – lihat  Melihat – lihat toko
produk UNKL display produk  Melihat – lihat
347, U&KL  Mencoba display
Interior dan pakaian di produk
Maternal ruang pas  Mencoba
Dissater.  Membeli pakaian di
 Membeli barang produk yang ruang pas
 Mengadakan dibeli  Mengadakan
event sale atau  Mengadakan pameran
yang lainnya. pertemuan clothing
 Melihat barista  Pulang  Mengadakan
meracik kopi. acara musik
 Makan, minum rock

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 49
atau bersantai  Membayar
pada seating produk yang
area U&KL dibeli
Kitchen.  Pulang
 Pulang

Berdasarkan tabel di atas, maka disimpulkan setiap distro memiliki sebuah


fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang tersebut dapat berupa fasilitas kuliner,
fasilitas untuk bekerja maupun untuk menyelenggarakan event – event seperti
pameran dan musik. Keadaan distro – distro besar sudah mampu untuk
mendirikan tokonya sendiri dan meproduksi barang yang banyak dan beragam.
Distro tersebut pun memiliki fasilitas yang kompleks sebagai tempat aktifitas
anak muda atau kantor yang lengkap. Sedangkan untuk distro lokal meskipun
sudah memiliki tokonya sendiri, sebagian belum dapat untuk memenuhi toko
dengan produknya sendiri dan beberapa hanya memiliki fungsi sebagai tempat
untuk menjual pakaian saja. Hal tersebutlah yang menjadi pertimbangan
merancang sebuah Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal dan
Taman Bermain Skate.

2.5 Potensi Lokasi


Pada subbab ini akan membahas secara makro tentang situasi dan kondisi
pada lokasi proyek yang akan direncanakan. Lokasi Kabupaten Badung yang
dekat dengan kota Denpasar, termasuk dalam jalur pariwisata dan masih banyak
tanah kosong yang masih dapat dieksplorasi. Faktor – faktor tersebut tentunya
mampu mendukung keberadaan dari perencanaan Pusat Toko Distribusi (distro)
Pakaian Merek Lokal dan Taman Bermain Skate.
2.5.1 Kondisi Fisik
Letak Geografis dan Wilayah AdministrasBerdasarkan Badung Dalam Angka
2016, secara astronomis Kabupaten Badung terletak antara 8014’20” – 8050’48”
Lintang Selatan dan 115005’00” – 115026’16” Bujur Timur dengan luas wilayah
418,52 Km2 atau sekitar 7,42 % dari daratan Pulau Bali .
Batas wilayah Kabupaten Badung meliputi:

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 50
Gambar 2.43 Peta provinsi Bali
Sumber : petatematikindo.files.wordpress.com

Gambar 2.44 Peta kabupaten Badung


Sumber : petatematikindo.files.wordpress.com

 Batas Utara: Kabupaten Buleleng


 Batas Timur: Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kota
Denpasar
 Batas Selatan: Samudera Indonesia
 Batas Barat: Kabupaten Tabanan
Secara administratif Kabupaten Badung terdiri dari 6 (enam) kecamatan
yaitu Kecamatan Kuta Selatan, Kecamatan Kuta, Kecamatan Kuta Utara,
Kecamatan Mengwi, Kecamatan Abiansemal, dan Kecamatan Petang. Pada
proyek ini lokasi akan difokuskan di Kecamata Kuta Utara.
Kecamatan Kuta Utara memiliki luas wilayah 33,86 km² . Kecamata Kuta
Utara terbagi menjadi 6 desa/kelurahan yaitu Kerobokan, Kerobokan Kaja,
Kerobokan Kelod, Tibubeneng, Canggu dan Dalung. Adapun batas – batas
wilayah kecamatan Kuta Utara.

Gambar 2.45 Peta Kecamatan Kuta


Utara
Sumber :
petatematikindo.files.wordpress.com

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 51
 Batas Utara : Kecamatan Mengwi
 Batas Timur : Kota Denpasar
 Batas Selatan : Kecamatan Kuta
 Batas Barat : Kabupaten Tabanan
a. Hidrologi, Topografi dan Morfologi
Secara umum dapat dikatakan bahwa keadaan fisiknya merupakan daerah
yang relatif datar dengan kemiringan antara 2% - 15% kecuali di Kecamatan
Kuta Selatan umumnya berbukit – bukit dengan kemiringan lereng berkisar
antara 5 – 30%. Sedangkan di kecamata Kuta dan Kuta Utara umumnya berupa
dataran rendah dengan ketinggian berkisar 0-25 meter di atas permukaan laut.
b. Iklim
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung (2016) Seperti halnya
Indonesia pada umumnya, Kabupaten Badung mengalami 2 musin yang
dipengaruhi oleh arus angin, kandungan uap air ayitu musim kemarau dan musim
penghujan. Realisasi curah hujan dibawah rata – rata terjadi pada bulan Januari,
Februari, Mei, Juni, Juli, September, Oktober dan November. Untuk curah hujan
diatas rata – rata terjadi pada bulan Maret, April, Agustus dan Desember. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 377,9 sedang yang terendah
pada bulan Februari sebesar 138,7 mm. Keadaan suhu tertinggi terjadi pada bulan
Februari 31,2 ºc dan suhu minimum terjadi pada bulan Agustus 28,6 ºc.
Kelembapan udara di Kabupaten Badung rata – rata 80 – 86 % . Kelembapan
tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan terendah terendah terjadi pada bulan
Januari.

2.5.2 Kondisi Non Fisik


a. Kependudukan
Kabupaten Badung pada tahun 2015 berpenduduk 616.400 jiwa meningkat
2,27 % dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014. Kepadatan penduduk di
Kabupaten Badung cukup tingg yaitu 1473 jiwa/km². Kepadatan tertinggi
terjadi di kecamatan Kuta sebesar 5725 jiwa/km² sedangkan yang terendah
terdapat di kecamatan Petan sebesar 226 jiwa/km².

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 52
Tabel 2.3 Proyeksi penduduk kabupaten Badung menurut kelompok umur dan
jenis kelamin tahun 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung

Target yang akan dijangkau dengan perencanaan Pusat Toko Distribusi


(Distro) Pakaian Merek Lokal dan Taman Bermain Skate berkisar pada usia 15 –
39 tahun dengan jenis kelamin pria. Berikut adalah proyeksi penduduk
Kabupaten Badung menurut kelompok umur dan jenis kelamin pada tahun 2015.
Jadi jumlah penduduk yang dapat diperkirakan menjadi sasarn dari
pengadaan Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal dan Taman
Bermain Skate yaitu 134.700 jiwa, dapat disimpulkan jumlah tersebut memiliki
presentasi hingga 21,85 % dari jumlah penduduk di Kabupaten Badung.
b. Sosial dan Budaya
Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang cukup besar di Bali
yang berpenduduk heterogen dikarenakan potensi pariwisata dan hiburan yang
terus berkembang hingga saat ini. Hal ini terjadi karena adanya pertemuan antara
budaya tradisional Bali dengan budaya Barat. Secara tidak langsung hal ini dapat
mendukung perencanaan sebuah Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek
Lokal dan Taman Bermain Skate.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 53
c. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah dan tata bangunan pada kabupaten Badung dimaksudkan
untuk memberikan arahan atau panduan sehingga mendapatkan kesesuaian,
keserasian dan keselamatan bangunan. Pada Perda tentang tata bangunan ditinjau
dari 3 aspek diantaranya : Rencana Kepadatan Bangunan (KDB) , Rencana
Ketinggian Bangunan dan mengenai sempadan bangunan. Berikut Perda yang
menyangkut bangunan kawasan ekonomi.
 KDB maksimum 60% dan
 Jarak tembok atau tiang struktur bangunan dengan tembok pekarangan
depan disesuaikan garis sempadan jalan/pantai. Jarak dengan tembok
pekarangan samping dan belakang adalah 2 meter
 Menurut Perda Bali No.5 tahun 2005 Arsitektur bangunan gedung non
tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur tradisioal
Bali dengan menetapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang
selaras, seimbang dan terpadu dengan lingkungan setempat”
 Menurut Perda Bali No 16 tahun 2009 ketinggian bangunan yang
memanfaatkan ruang udara di atas permukaan bumi dibatasi
maksimum 15 (lima belas) meter
Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten / Kota, termasuk peraturan zonasinya (Perpres No 112 Tahun 2007).
Pendirian Toko Modern harus memenuhi ketentuan sebagai berikut (Perda Kab.
Badung No. 07 Tahun 2012) :
1. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan
Pasar Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di
wilayah Daerah;
2. Memperhitungkan jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional
yang telah ada sebelumnya;
3. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1
(satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam puluh
meter per segi) luas lantai penjualan Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 54
4. Menyediakan fasilitas yang menjamin Pasar Modern yang bersih, sehat
(hygienis), aman, tertib, dan ruang publik yang nyaman.
5. Penyediaan areal parkir dapat dilakukan berdasarkan kerjasama antara
pengelola Pasar Toko Modern dengan pihak lain.
d. Kondisi Industri Pakaian Jadi
Untuk menunjang dan meningkatka ekonomi, Kabupaten Badung banyak
terdapat industri baik industri besar ataupun industri sedang. Berdasarkan tabel
banyaknya industri besar dan industri sedang yang dirinci menurut jenis usaha
dan besar upahnya.
Tabel 2.4 Tabel banyaknya industri besar dan sedang tahun 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung

Dapat disimpulkan bahwa industri pakaian jadi (whearing apparel) menjadi


yang tertinggi di tahun 2014 dengan presentasi 33,3 %. Data ini menunjukkan
bahwa industri atau toko – toko pakaian sangat berkembang di Kabupaten
Badung. Tidak hanya itu industri tersebut juga mampu menarik tenaga kerja
paling banyak diantara industri lainnya. Tabel banyaknya industri besar dan

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 55
industri sedang yang dirinci menurut jenis usaha dan besar upahnya dapat dilihat
pada tabel 2.3.

e. Perkembangan Toko Distribusi (Distro) dan Merek Pakaian Lokal

Kesuksesan Toko Distribusi (Distro) dan Merek Pakaian Lokal di Bali dapat
dilihat dari beberapa event yang mampu diselenggrakan oleh para owner Pakaian
Merek Lokal . Salah satunya adalah PICA Fest, Festival ini adalah Festival
Merek Pakaian Lokal Terbesar di Bali.Bahkan PICA (Paradise Island Clothing
Association) mampu mengundang band rock Nasional seperti Burgerkill. Berikut
adalah perkembangan keanggotaan PICA.
Tabel 2.45Tabel Keanggotaan PICA
No. Tahun Jumlah Anggota

1. 2014 25

2. 2015 57

3. 2016 66

4. 2017 100

Sumber : PICA.2017

Anggota PICA terus meningkat tetapi pada tahun 2017 karena terdapat
masalah mengenai tempat penyelenggaraan yang kurang memadai. Hanya 57
Merek Pakaian Lokal yang diijinkan ikut dalam PICA Fest. Selain itu juga event
baru yang hadir adalah Tropeace Show (diselenggarakan oleh 6 merek pakaian
lokal ) kemudian Jakcloth Denpasar yang merupakan kerjasama antara merek
pakaian lokal se Indonesia

f. Komunitas skate dan anak muda di Bali

Adapun komunitas – komunitas yang tersebar di daerah – daerah di Bali


dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 56
Tabel 2.6 Komunitas PSB tiap daerah di Bali
No Kabupaten / Nama Komunitas Jumlah Lokasi Bermain
Kota Orang

1 Badung PSB Badung 65 Orang Motion Skatepark


Badung

2 Denpasar PSB Denpasar 50 Orang Renon Denpasar

2 Klungkung PSB Klungkung 40 Orang Depan Kantor Bupati

3 Gianyar PSB Gianyar 45 Orang Terminal Gianyar

4 Tabanan PSB Tabanan 35 Orang Taman Kota Tabanan

5 Karangasem PSB Karangasem 25 Orang GOR Gunung Agung


Amlapura

6 Singaraja PSB Singaraja 35 Orang Taman Kota Singaraja

7 Negara PSB Negara 40 Orang Timur Kantor Bupati

Sumber : PSB Bali .2016

Selain Persatuan Skateboard Bali (PSB) sebagai komunitas yang berperan


mengurus kegiatan skateboard yang ada di Bali dan sudah tersebar diseluruh
kecamatan di Bali, ada juga komunitas diluar PSB.Komunitas – komunitas non
PSB ini biasanya kurang memiliki tempat yang layak untuk latihan.

Tabel 2.7 Komunitas non PSB Denpasar - Bandung

No Nama Komunitas Jumlah Lokasi Bermain


Orang

1 Regeneration Skateboard 15 orang Jln. Kebo Iwa, Denpasar

2 Teleport Skateboard 32 orang Lumintang Denpasar

3 Fly Board 15 orang Pertokoan Canggu

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 57
5 Image Skateboard 19 orang Niti Mandala Renon

6 Distribotor skateboard 18 orang Sunset Road

7 Invissibillity skateboard 22 orang Jalan Patih Nabi Ubung

8 Black Flat Skateboard 15 orang Bekas lapangan voli Imam


Bonjol

9 Mengwi Skateboard 18 orang Lapangan Mengwi Badung

10 Alavana skateboard 14 orang Lapangan Kompyang Sujana

11 Desolator Skatboard 13 orang Perumahan Giri Hill Nusa


Dua

Sumber : PSB Bali .2016

Tidak hanya komunitas skateboard, komunitas anak muda lain juga


berpengaruh terhadap berkembangnya style anak muda Bali. Contohnya
komunitas motor dan komunitas street art. Adapun beberapa komunitas motor
yang cukup terkenal di Bali seperti Naskleeng 13 MC, Besi Tua MC, Dewata
Rockers MC, Kuda Besi MC, Radical MC, DMC Bali, Law Ass, MC, Black
Rider Teknik Udayana. Style berpakaian komunitas motor ini tentunya berbeda
dan sangat unik bahkan orang dengan style tersebut biasa disapa “anak motor”.
Berbeda dengan komunitas street art. Komunitas yang mengedepankan
makna seni dari kebebasan ini langsung menuangkan seni mereka di dalam
sebuah artikel baik itu kaos, kemeja, jaket, tas, topi dan yang lainnya. Beberapa
komunitas street art yang cukup terkenal di Bali antara lain komunitas Djamur,
komunitas Pena Hitam Bali, Pojok Komunitas, komunitas Slinat, komunitas Batu
Belah dan Eat Spray Love.
g. Kompetisi Skateboard yang Dilaksanakan oleh Toko Distribusi (Distro)
Beberapa Toko Distribusi (Distro) ada yang memiliki event atau kompetisi
skate. Kompetisi skate ini selain bertujuan untuk mewadahi para skateboarder
dalam meraih prestasi juga untuk melakukan promosi toko atau perusahaan

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 58
pakaiannya. Berikut merupakan kompetisi skate yang dilaksanakan oleh Toko
Distribusi (Distro) dan Merek Perusahaan Pakaian.
Tabel 2.8 Kompetisi skateboard dari Distro dan Clothingan
No. Event Lokasi Penyelenggara
1. Motion Skateboarding Series Motion Skatepark Motion
2. Donkey Skateboard comp. Donkey Skatepark Donkey
3. Globe Bowl Competition Bowl Globe Globe
4. Tropeace Skate Games Parkir Barat GOR Deaf, Heartless,
Ngurah Rai Every, Macvis,
Virtous, Twizter
Sumber : PSB Bali .2016
2.6 Spesifikasi Proyek di Kuta Utara, Badung
Spesifikasi proyek akan membahas mengenai pengertian judul Toko
Distribusi (distro) Pakaian Merek Lokal dan Taman Bermain Skate di Kuta
Utara, Badung. Tidak hanya itu fungsi, tujuan, sasaran, sistem pengelolaan serta
fasilitas bangunan.
2.6.1 Pengertian Judul Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek
Lokal dan Taman Bermain Skate di Kuta Utara, Badung

Toko distribusi (distro) pakaian merek lokal adalah bangunan pusat


perbelanjaan yang di dalamnya berisi toko – toko distribusi (distro) pakaian
merek lokal Bali. Fasilitas Taman bermain skate adalah suatu wadah yang dibuat
untuk permainan skateboard.. Hubungan antara pusat toko distribusi ( distro )
dengan taman bermain skate adalah hubungan yang saling menguntungkan.
Pemilik sebuah merek pakaian dapat mencari bibit skater untuk disponsori dan
jika skater tersebut menjadi juara dalam sebuah tournament skateboard,
diharapkan dapat membantu dalam mempromosikan merek pakaiannya.
2.6.2 Tujuan
Tujuan Skatepark Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal dan
Taman Bermain Skate yaitu Mendukung usaha perusahaan pakaian merek lokal
agar lebih mudah untuk mengembangkan perusahaannya sehingga produk
pakaian merek lokal tidak kalah bersaing dengan merek import. Untuk

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 59
memperkecil masalah – masalah dalam banyaknya pembangunan toko distribusi
(distro) yang terlalu modern dan melanggar peraturan daeah.
Bagi para penggemar olahraga skateboard,Sarana ini dapat mejadi
wadah untuk meningkatkan skillnya agar dapat menjuarai tournament. Adapun
juga nantinya dapat mempertemukan vendor perusahaan pakaian merek lokal
dengan skater handal, jika skater yang disponsori dapat menjuarai sebuah
tournament skateboard secara langsung dapat menaikkan popularitas dari
merek pakaiannya.
2.6.3 Fungsi
Fungsi yang terdapat pada Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek
Lokal dan Taman Bermain Skate ini terbagi menjadi dua yang terdiri dari
fungsi utama dan fungsi penunjang, yaitu.
A. Fungsi Utama
Fungsi utama pada Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal
dan Taman Bermain Skate ini adalah sebagai wadah bagi para pemiliki
perusahaan pakaian lokal untuk mengembangkan dan mempromosikan
produknya kemudian sebagai tempat berkumpulnya komunitasnya skateboard
ataupun komunitas anak muda lainnya.
B. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang pada Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek
Lokal dan Taman Bermain Skate ini adalah sebagai sarana hiburan dengan
segala fasilitas pelengkap yang telah disediakan seperti kegiatan kuliner,
pertunjukkan musik dan pameran.
2.6.4 Civitas

` Civitas yang terdapat di dalam Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaiaan


Merek Lokal dan Taman Bermain Skate.

a) Pengelola

 Pimpinan
 General Manager
 Kepala Bagian
 Owner masing – masing toko distribusi (distro)

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 60
 Staff masing – masing toko distribusi (distro)
 Staff umum
 Security
 Staff service Service
b) Pengunjung

 Pecinta pakaian merek lokal Bali


 Pencinta olahraga skateboard
 Komunitas

2.6.5 Kegiatan

Kegiatan yang diselenggarakan di dalam Pusat Toko Distribusi (Distro)


Pakaiaan Merek Lokal dan Taman Bermain Skate. akan dikelompokan menjadi
tiga yaitu:

1. Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan pengelolaan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan


manajemen baik dari Toko Distribusi ( Distro) Pakaian Merek Lokal )
ataupun manajemen pengelolaan Taman Bermain Skate.

2. Kegiatan Utama

Kegiatan ini akan dibagi menajadi sua bagian yaitu kegiatan utama dan
kegiatan penunjang

 Kegiatan Utama ini meliputi kegiatan meliputi proses jual beli yang
ada pada toko distribusi dan bermain skate di taman bermain skate.

 Kegiatan Penunjang ini meliputi kegiatan yang dilakukan untuk


menunjang kegiatan utama seperti pada toko distribusi kegiatan
penunjangny adalah mendesain produk.

3. Kegiatan Servis

Merupakan kegiatan yang meliputi pengamanan bangunan, kebersihan


gedung, pemeliharaan fasilitas yang tersedia, mekanikal dan elektrikal

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 61
gedung, kegiatan untuk menunjang sirkulasi seperti penyediaan parkir,
fasilitas persembahyang dan kegiatan lainnya.

2.6.6 Sistem Pengelolaan Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal


dan Taman Bermain Skate di Kuta Utara, Badung

Pihak pengelola dari toko distribusi (distro) pakaian merek lokal dan
taman bermain skate ini adalah swasta yang nantinya akan bekerja sama dengan
merek – merek pakaian lokal yang cukup terkenal. Pengelolanya swasta akan
tetapi taman bermain skate dapat bebas digunakan untuk masyarakat. Sistem
organisasi dapat dilihat pada diagram 2.3.

Owner

General Manager

Pengurus Skatepark Owner distro Kabag Fasilitas Accounting dan


Umum lainnya Administrasi

Staff Skatepark Staff distro

Cafe Ruang Serba Guna

Staff Staff

Diagram 2.3 Struktur Organisasi Pusat Toko Distribusi


(Distro) Pakaian dan Taman Bermain Skate

Pusat Toko Distribusi (Distro) Pakaian Merek Lokal & Taman Bermain Skate 62

Anda mungkin juga menyukai