LANDASAN TEORI
2 .2 Pengertian Ruwahan
Ruwahan merupakan tradisi kebudayaan Jawa untuk mendoakan orang yang telah
meninggal dunia, seperti oran tua, kakek, nenek, tokoh pendiri kampung,wali
(https://kbbi.web.id) Diunduh pada Minggu 6 Januari 2019 11:59 wib
Ruwahan berasal dari kata Ruwah yang memiliki akar kata arwah atau roh. Dari arti kata
itulah Ruwah dijadikan sebagai bulan untuk mengenang leluhur yang wujudnya bias mendoakan
arwah mereka (http://gadingpermai.org/berita-253-penghayatan-arti-ruwahan--punggahan.html)
Diunduh pada Minggu 6 Januari 2019 12:10
Ruwahan berasal dari kata “Ruwah” merupakan bulan urutan ke tujuh, dan berbarengan
dengan bulan Sya’ban tahun Hijriyyah. Kata “ruwah” sendiri memiliki akar kata “arwah”, atau roh
para leluhur dan nenek moyang. (http://gubug-betawi.blogspot.com) Diunduh pada Minggu 6
januari 2019 11:14
adalah kebiasaan warga masyarakat di Jawa yang secara turun-temurun melakukan upacara
atau ritual dan kegiatan yang dilaksanakan di pertengahan bulan Sya’ban (Ruwah) atau 15 hari
menjelang Ramadhan (https://facebumen.com) Diunduh pada Minggu 6 Januari 2019 12:21 wib
Kerarton adalah daerah seseorang penguasa memerintah atau tinggalnya .dalam pengertian
sehari- hari,keraton sering merujuk pada istana penguasa dijawa (https://id.m.wikipedia.org)
Diunduh pada minggu 6 januari 2019 12:43
adalah daerah tempat seorang penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tempat
tinggalnya (istana). (https://brainly.co.id) Diunduh pada minggu 6 januari 2019 12:42 wib
Kraton memiliki arti sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, filsafat dan kulturil
(kebudayaan). Dalam kalimat lain Kraton dapat diartikan lingkungan seluruh struktur dan bangunan
wilayah kraton yang mengandung arti tertentu yang berkaitan dengan salah satu pandangan hidup
jawa yang sangat esensial. ( https://www.google.com) Diunduh pada minggu 6 januari 2019 12:52
wib.
Kasepuhan brasal dari kata sepuh.kesepuhan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata
benda sehingga kasepuhan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat atau semua benda dan
srgala yang dibendakan. (https://www.apaarti.com) Diunduh pada Minggu 6 januari 2019 13:08
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Sultan Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengatakan bahwa setiap
menjelang Bulan Suci Ramadhan kami keluarga keraton kasepuhan Cirebon akan melakukan
Ruwahan yang dilaksanakan di Bangsal Alit Keraton Kasepuhan Cirebon.
Sultan Menambahkan bahwa Keraton Kasepuhan didirikan oleh sunan gunung jati, oleh
karena itu adat dan tradisinya tentu sesuai hari-hari besar islam. Saat ini di bulan syaban, ada
hari penting di bulan syaban, yaitu tanggal lima belas syaban, dikenal dengan nisfu syaban,
pertengahan bulan syaban, hari yg sangat penting buat umat islam, yaitu tutup buku amalan.
Bada sholat magrib sholat 2 rakaat diteruskan dengan membaca surat yasin sebanyak 3 kali ,
dan bada isya diteruskan dengan mengaji tentang Nisfu syaban yang dihadiri oleh Sultan
Sepuh Ke 14 , penghulu keraton, kaum mesjid agung, para wargi dan abdi dalem di langgar
alit keraton kasepuhan, dengan hajat nasi bogana dibagikan kepada yg datang dan sekitar
keraton.
Ruwahan merupakan tradisi kebudayaan Jawa untuk mendoakan orang yang telah meninggal
dunia, seperti oran tua, kakek, nenek, tokoh pendiri kampung, wali, dan lainnya.
Tradisi ini dilakukan mulai pertengahan bulan Ruwah (bulan ke-8 dalam kalender Jawa atau
bersamaan dengan Sya'ban dalam kalender Hijriah). Oleh karena itu disebut ruwahan.
Kolak untuk mengingatkan adanya Sang Khaliq atau Sang Maha Pencipta. Kue apem untuk
mengingatkan agar kita minta ampun atau bertobat. Ketan untuk mengingatkan hati yang
bersih dan selalu lekat dengan sesama.
Kalau sedekah dengan membagikan makanan dilakukan sendiri-sendiri, ada pula sedekah
yang dilakukan bersama-sama. Dalam ruwahan bersama-sama, warga kampung berkumpul
untuk mendoakan arwah leluhur.
Setiap keluarga besar mengeluarkan sedekah dengan membuat nasi tumpeng, lengkap dengan
lauk pauknya. Nasi tumpeng tersebut lalu dibagi-bagikan kepada warga kampung yang
datang. Setelah melakukan sedekah, acara pun dilanjutkan dengan membersihkan makam
keluarga. Dalam budaya Jawa, mendoakan orang tua, kakek, nenek, dan para
leluhur merupakan bentuk penghormatan.
Ruwahan bisa menjadi perbuatan mulia, bila mereka mendoakan atau mengirim doa kepada
Allah untuk orang yang sudah meninggal dan melakukan sedekah dengan memberi makan
kepada sesama