Hepatitis
Hepatitis
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepati
Hepatiti
tiss viral
viral akut
akut meru
merupak
pakan
an urutan
urutan pertam
pertamaa dari
dari berbag
berbagai
ai penya
penyakit
kit hati
hati di
seluruh dunia. Penyakit tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta
kematia
kematian
n setiap
setiap tahunny
tahunnya.
a. Banyakny
Banyaknyaa episode
episode hepatit
hepatitis
is dengan
dengan klinis
klinis anikter
anikterik
ik tidak
tidak
nyata atau subklinis. !i Indonesia berdasarkan data dari rumah sakit hepatitis " masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus
kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari
#$%&
#$% & '%#&. Peningkatan prevalensi anti H"(
H"( yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
dan lebih nyata didaerah dengan kondisi kesehatan dibawah standar. Lebih dari )*& anak dari
berbagai benua "sia "+rika India menunjukan sudah memiliki antibody
a ntibody anti-H"(
anti-H"( pada
p ada usia *
tahun.,
In+eksi HB( merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. sekitar 2 miliar orang di
dunia telah terin+eksi (HB dan #* juta dari mereka adalah pembawa hepatitis B kronis antigen.
!i daerah endemik di mana sebagian besar komplikasi in+eksi HB( kronis berkembang di masa
dewasa dengan primer in+eksi HB( terjadi terutama pada masa bayi atau anak usia dini.2
ingkat prevalensi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi berkisar dari 2*& di
Banjar
Banjarma
masi
sin
n samp
sampai
ai 2*'1&
2*'1& di /upang
/upang sehing
sehingga
ga termas
termasuk
uk dalam
dalam kelom
kelompok
pok negara
negara
dengan
dengan endem
endemis
isit
itas
as sedan
sedang
g samp
sampai
ai tingg
tinggi.
i. !i negar
negara-n
a-neg
egara
ara "sia
"sia diper
diperki
kira
rakan
kan bahwa
bahwa
penyebaran perinatal dari ibu pengidap hepatitis merupakan jawaban atas prevalensi in+eksi
virus
virus hepatiti
hepatitiss B yang tinggi.
tinggi. Hampir
Hampir semua bayi yang dilahir
dilahirkan
kan dari ibu dengan HBe"g
HBe"g
positi+ akan terkena in+eksi pada bulan kedua d an ketiga kehidupannya. "danya HBe"g pada ibu
sangat berperan penting untuk penularan. 0alaupun ibu mengandung HBe"g positi+ namun jika
HBe"g
HBe"g dalam
dalam darah
darah negati
negative
ve maka
maka daya
daya tularn
tularnya
ya menjad
menjadii rendah.
rendah. !ata di Indonesia
Indonesia telah
telah
dilaporkan oleh uparyatmo pada tahun 1$$# bahwa dari hasil pemantauan pada '' ibu hamil
pengidap hepatitis B bayi yang mendapat penularan seara vertikal adalah sebanyak 22 bayi
34*$&5.1
Prevalen
Prevalensi
si anti-H6(
anti-H6( pada donor darah di beberapa
beberapa tempat
tempat di Indones
Indonesia
ia menunjukk
menunjukkan
an
angka
angka diant
diantara
ara *&
*& - #.#)&.
#.#)&. edang
edangkan
kan Preval
Prevalens
ensii anti
anti H6( pada hepat
hepatit
itis
is virus akut
menunjukkan bahwa hepatitis 6 13**& - 4'4&5 menempati urutan kedua setelah hepatitis
1
" 3#$%& - '%#&5 sedangkan urutan ketiga ditempati oleh hepatitis B 3'4& - 2* 7 $&5
(irus
(irus delta
delta atau
atau virus
virus hepatit
hepatitis
is ! 3H!(5
3H!(5 merupak
merupakan
an suatu
suatu parti
partikel
kel.. 8ang menyebabkan
menyebabkan
in+eksi hanya bila sebelumnya telah ada in+eksi hepatitis B di "sia enggara dan 6ina
in+eksi hepatitis ! tidak biasa dijumpai pada daerah dimana prevalensi HBs"g sangat tinggi.
Laporan dari Indonesia pada tahun 1$%2 mendapatkan hasil 2)& 32 orang5 anti
anti H!( positi+
positi+
dari
dari )# karier
karier hepati
hepatiti
tiss B dari
dari donor
donor darah.
darah. Hepati
Hepatitis
tis 9 3H9(5
3H9(5 di Indon
Indones
esia
ia pertam
pertamaa kali
kali
dilaporkan terjadi di intang /alimantan Barat yang diduga terjadi akibat penemaran sungai
yang dipergunakan untuk aktivitas sehari-hari. !idapatkan H9( positi+ sebanyak #41 &.
Pada saat terjadi letupan tahun 1$$2 dite
ditemu
muka
kan
n 2 kasu
kasuss H9( dari
dari #4 sampe
sampell darah.
darah. !ari
!ari
rumah sakit di :akarta ditemukan 4 kasus dari %# sampel 1.
Hepatitis virus dapat mengin+eksi individu dari segala usia. ;eskipun sebagian besar
komplikasi nyata terutama di masa dewasa in+eksi primer dapat terjadi pada masa bayi atau
masa
masa kana
kanak-
k-ka
kanak
nak.. "nta
"ntara
ra in+e
in+eks
ksii viru
viruss hepa
hepato
totr
trop
ophi
hi 3" samp
sampai
ai 95
95 hepat
hepatit
itis
is " dan 9
merupakan
merupakan penyakitnya
penyakitnya yang dapat sembuh
sembuh sendiri
sendiri dan bersi+at akut atau +ulminan
+ulminan sedangkan
sedangkan
hepatitis B 6 dan ! dapat bersi+at akut atau hronis. /ronis hepatitis ! ini sangat jarang terjadi
pada anak-anak di seluruh dunia keuali di beberapa daerah endemis sedangkan
sedang kan in+eksi kronis
virus hepatitis B 3HB(5 adalah lebih umum dan dapat terjadi pada anak-anak usia apapun
bahkan pada periode perinatal. in+eksi kronis HB( selama masa kanak-kanak dapat
menyebabkan hepatitis kronis sirosis dan kanker hati selama masa kanak-kanak atau yang lebih
baru pada usia dewasa. karsinogenesis terkait HB( membutuhkan waktu karsinoma
hepatoseluler dapat terjadi jauh lebih awal pada in+eksi saat masa kanak-kanak dibandingkan
pada mereka yang terin+eksi pada usia dewasa.
1.2 ujuan
a. ujuan umum
<ntuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program studi kepaniteraan klinik
kesehatan anak =<;/I P>LP< = </"?>.
b. ujuan khusus
<ntuk
<ntuk menget
mengetahui
ahui dan memaham
memahamii patogen
patogenesis
esis Hepatit
Hepatitis
is (irus
(irus ara menega
menegakkan
kkan
diagnosis penatalaksaan serta penegahan
pene gahan terjadinya Hepatitis (irus dan komplikasinya.
2
" 3#$%& - '%#&5 sedangkan urutan ketiga ditempati oleh hepatitis B 3'4& - 2* 7 $&5
(irus
(irus delta
delta atau
atau virus
virus hepatit
hepatitis
is ! 3H!(5
3H!(5 merupak
merupakan
an suatu
suatu parti
partikel
kel.. 8ang menyebabkan
menyebabkan
in+eksi hanya bila sebelumnya telah ada in+eksi hepatitis B di "sia enggara dan 6ina
in+eksi hepatitis ! tidak biasa dijumpai pada daerah dimana prevalensi HBs"g sangat tinggi.
Laporan dari Indonesia pada tahun 1$%2 mendapatkan hasil 2)& 32 orang5 anti
anti H!( positi+
positi+
dari
dari )# karier
karier hepati
hepatiti
tiss B dari
dari donor
donor darah.
darah. Hepati
Hepatitis
tis 9 3H9(5
3H9(5 di Indon
Indones
esia
ia pertam
pertamaa kali
kali
dilaporkan terjadi di intang /alimantan Barat yang diduga terjadi akibat penemaran sungai
yang dipergunakan untuk aktivitas sehari-hari. !idapatkan H9( positi+ sebanyak #41 &.
Pada saat terjadi letupan tahun 1$$2 dite
ditemu
muka
kan
n 2 kasu
kasuss H9( dari
dari #4 sampe
sampell darah.
darah. !ari
!ari
rumah sakit di :akarta ditemukan 4 kasus dari %# sampel 1.
Hepatitis virus dapat mengin+eksi individu dari segala usia. ;eskipun sebagian besar
komplikasi nyata terutama di masa dewasa in+eksi primer dapat terjadi pada masa bayi atau
masa
masa kana
kanak-
k-ka
kanak
nak.. "nta
"ntara
ra in+e
in+eks
ksii viru
viruss hepa
hepato
totr
trop
ophi
hi 3" samp
sampai
ai 95
95 hepat
hepatit
itis
is " dan 9
merupakan
merupakan penyakitnya
penyakitnya yang dapat sembuh
sembuh sendiri
sendiri dan bersi+at akut atau +ulminan
+ulminan sedangkan
sedangkan
hepatitis B 6 dan ! dapat bersi+at akut atau hronis. /ronis hepatitis ! ini sangat jarang terjadi
pada anak-anak di seluruh dunia keuali di beberapa daerah endemis sedangkan
sedang kan in+eksi kronis
virus hepatitis B 3HB(5 adalah lebih umum dan dapat terjadi pada anak-anak usia apapun
bahkan pada periode perinatal. in+eksi kronis HB( selama masa kanak-kanak dapat
menyebabkan hepatitis kronis sirosis dan kanker hati selama masa kanak-kanak atau yang lebih
baru pada usia dewasa. karsinogenesis terkait HB( membutuhkan waktu karsinoma
hepatoseluler dapat terjadi jauh lebih awal pada in+eksi saat masa kanak-kanak dibandingkan
pada mereka yang terin+eksi pada usia dewasa.
1.2 ujuan
a. ujuan umum
<ntuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program studi kepaniteraan klinik
kesehatan anak =<;/I P>LP< = </"?>.
b. ujuan khusus
<ntuk
<ntuk menget
mengetahui
ahui dan memaham
memahamii patogen
patogenesis
esis Hepatit
Hepatitis
is (irus
(irus ara menega
menegakkan
kkan
diagnosis penatalaksaan serta penegahan
pene gahan terjadinya Hepatitis (irus dan komplikasinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Hepat
Hepatit
itis
is virus
virus akut
akut merup
merupaka
akan
n in+e
in+eksi
ksi sist
sistem
emik
ik yang
yang domina
dominan
n meny
menyera
erang
ng hati.
hati.
;erupakan masalah kesehatan utama dinegara sedang berkembang dan negara maju. Hampir
Hampir
semua
semua kasus
kasus hepat
hepatiti
itiss virus
virus akut
akut diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh salah
salah satu
satu dari
dari lima
lima virus
virus yaitu
yaitu@@ virus
virus
hepatitis "3H"
"3H"(
(5 virus hepatitis B 3HB(5 virus hepatitis 6 3H6(5 virus hepatitis ! 3H6(5
virus hepatitis 93H9(5. emua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia. (irus hepatitis
" 6 ! dan 9 merupakan virus =?" keuali virus hepatitis B yang merupakan virus !?".
Hepatit
Hepatitis
is " dan 9 tidak
tidak diketahu
diketahuii menyebabk
menyebabkan
an sakit
sakit kronis
kronis seda
sedang
ng hepat
hepatit
itis
is B 6 !
menyebabkan morbiditas dan mortalitas penting melalui in+eksi kronis. 12
Anatomi Hepar
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 12-1% kg atau lebih 2*& berat
badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan +ungsi sangat kompleks
yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar
dengan ruangan interkostal ( kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IA kanan ke iga
(III kiri. Permukaan posterior hati berbentuk ekung dan terdapat elah transversal sepanjang *
m dari sistem porta hepatis. >mentum minor terdapat mulai dari sistem porta yang mengandung
arteri hepatia vena porta dan duktus koledokus. istem porta terletak di depan vena kava dan
dibalik kandung empedu. Permukaan anterior yang embung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya
perlekatan ligamentum +alsi+orm yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2 kali
lobus kiri. Hati terbagi % segmen dengan +ungsi yang berbeda. Pada dasarnya garis antlie yang
terdapat mulai dari vena ava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi 2 lobus
+ungsi
+ungsiona
onal
l dan dengan
dengan adanya
adanya daerah
daerah dengan
dengan vaskul
vaskulari
arisas
sasii relati
relati++ sediki
sedikit
t kadang-
kadang-kada
kadang
ng
dijadikan
dijadikan batas reseksi. eara mikroskopi
mikroskopiss didalam
didalam hati manusia terdapat
terdapat *.-1.
*.-1.
lobuli
lobuli setiap
setiap lobulus
lobulus berbentuk
berbentuk heksagonal yang terdiri
terdiri atas sel hati berbentuk
berbentuk kubus yang
tersusun radial mengelilingi vena sentralis.2#4
3
ambar 1. "natomi hepar
Hati tersusun menjadi unit-unit +ungsional yang dikenal sebagi lobulus yaitu susunan
heksagonal jaringan yang mengelilingi sebuah vena sentral. Hati memiliki bagian terkeil yang
melaku
melakukan
kan tugas
tugas diatas
diatas disebu
disebutt sel hati
hati 3hepat
3hepatosi
osit5
t5 sel-se
sel-sell epithe
epithelia
liall siste
sistem
m empedu
empedu dalam
dalam
jumlah yang bermakna dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium sel
kup++er dan sel stellata yang berbentuk seperti bintang. ugas akti+itas +agositik dilakukan oleh
makro+ag residen yang disebut sel kup++er. etiap hepatosit berkontak langsung dengan darah
dari dua sumber. !arah vena yang langsung datang dari saluran peernaan dan darah arteri yang
datang dari aorta. !arah dari abang-abang arteri hepatika dan vena porta mengalir dari peri+er
lobulus ke dalam ruang kapiler yang melebar disebut sinusoid.14
4
ambar 2. Histologi hepar
!arah vena memasuki hati melalui hubungan vaskuler yang khas dan kompleks yang
dikenal sebagai sistem porta hati. (ena yang mengalir dari saluran erna tidak seara langsung
menyatu pada vena ava in+erior akan tetapi vena vena dari lambung dan usus terlebih dahulu
memasuki sistem vena porta. Pada sistem ini produk-produk yang diserap dari saluran erna
untuk diolah disimpan dan didetoksi+ikasi sebelum produk produk tersebut kembali ke sirkulasi
besar.12.4
5
Fisiologi Hepar
#. Dungsi sekresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran
empedu ke saluran penernaan.
!alam +ungsi vaskularnya hati adalah sebuah tempat mengalir darah yang besar. Hati juga
dapat dijadikan tempat penimpanan sejumlah besar darah. Hal ini diakibatkan hati merupakan
suatu organ yang dapat diperluas. "liran lim+e dari hati juga sangat tinggi karena pori dalam
sinusoid hati sangat permeable. elain itu di hati juga terdapat sel /up++er 3derivat sistem
retikuloendotelial atau monosit-makro+ag5 yang ber+ungsi untuk menyaring darah.
Dungsi metabolisme hati dibagi menjadi metabolisme karbohidrat lemak protein dan
lainnya. !alam metabolisme karbohidrat +ungsi hati @
1. ;enyimpan glikogen
2. ;engubah galaktosa dan +ruktosa menjadi glukosa
#. lukoneogenesis
4. ;embentuk senyawa kimia yang penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.
1. /eepatan oksidasi beta asam lemak yang sangat epat untuk mensuplai energi bagi
+ungsi tubuh yang lain.
2. Pembentukan sebagian besar lipoprotein.
6
4. Penguraian sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak.
Dungsi sekresi hati membentuk empedu juga sangat penting. alah satu Eat yang dieksresi ke
empedu adalah pigmen bilirubin yang berwarna kuning-kehijauan. Bilirubin aadalah hasi akhir
dari pemeahan hemoglobin. Bilirubin merupakan suatu alat mendiagnosis yang sangat bernilai
bagi para dokter untuk mendiagnosis penyakit darah hemolitik dan berbagai tipe penyakit hati. 12
eta!olisme Bilir"!in
Bilirubin adalah suatu pigmen berwarna kuning berasal dari unsure por+irin dalam
hemoglobin yang terbentuk sebagai akibat penghanuran sel darah merah oleh sel-sel
retikuloendotel.
ungguhpun berasal dari hemoglobin bilirubin tidak mengandung Eat besi. Bilirubin
yang baru terbentuk ini larut dalam lemak. !i dalam plasma darah bilirubin ini berikatan dengan
albumin karena terbentuk seara normal dari pnghanuran sel darah merah maka prosis
metabolisme dan sekresi selanjutnya dapat berlangsung seara terus menerus. Hemoglobin yang
berasal dari penghanuran eritrosit oleh makro+ag di dalam limpa hati dan alat retikuloendotel
lain akan mengalami proses pemeahan menjadi heme dan globin. ;elalui proseFs oksidasi
komponen globin mengalami degradasi menjadi asam amino dan digukana untuk pembentukan
protein lain. <nsur heme selanjutnya oleh heme-oksigenase teroksidasi menjadi biliverdin
dengan melepas Eat besi dan karbonmonoksida. Biliverdin reduktase akan mereduksi biliverdin
menjadi bilirubin tidak-terkonjugasi.
7
Lebih dari %& bilirubin terjadi dari pemeahan heme yang berasal dari eritrosit namun
sekitar 1*-2& bilirubin dapat pula berasal dari hemoprotein lain seperti moglobin sitokrom.
Bilirubin tidak-terkonjugasi ini adalah suatu Eat lipo+ilik larut dalam lemak hampir tidak larut
dalam air sehingga tidak dapat dikeluarkan dalam urin melalui ginjal 3disebut pula bilirubin
indirek karena hanya beraksi positi+ pada tes setelah dilarutkan dalam alohol5. /arena si+at
lipo+ilik Eat ini dapat melalui membran sel dengan relati+ mudah. etelah dilepas ke dalam
plasma sebagian besar bilirubin tidak-terkonjugasi ini membentuk ikatan dengan albumin
sehingga dapat larut di dalam darah. Pigmen ini seara tertahap berdi+usi ke dalam sel hati
3hepatosit5. !alam hepatosit bilirubin tidak-terkonjugasi dikonjugasi dengan asam glukuromat
membentuk bokorubon glukuronida atau bilirubin terkonjugasi 3disebut pula bilirubin direk5.
=eaksi konjugasi dikatalisasi oleh enEim glukuronik trans+erase suatu enEim yang terdapat di
retiulum endoplasmi dan merupakan kelompok enEim yang mampu memodi+ikasi Eat asing
yang bersi+at toksik. /elompok enEim ini dapat diakti+kan dengan rangsangan +enobarbital oleh
karena itu +enobarbital dapat digunakan sebagai pengobatan terutama bila hanya terjadi
penurunan kadar glukuronil trans+erase.
Bilirubin terkonjugasi larut dalam air dapat dikeluarkan melalui ginjal namun dalam
keadaan normal tidak dapat di deteksi dalam urin. ebagian besar bilitubin terkonjugasi ini
dikeluarkan ke dalan empedu suatu ampuran kolesterol +ospholipid bilirubin diglukoronida
dan garam empedu. esudah dilepas ke dalam saluran erna bilirubin glukoronida 3bilirubin
terkonjugasi5 diakti+asi oleh enEim bakteri dalam usus sebagian menjadi komponen urobilinogen
yang akan keluar dalam tinja 3sterkobilin5 atau diserap kembali dari saluran erna dibawa ke
hati dan dikeluarkan kembali ke dalam empedu. <robilinogen dapat larut dalam air oleh karena
itu sebagian dikeluarkan melalui ginjal. 12#
Dase ini berbeda beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang +ase ini tergantung pada
dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan makin besar dosis inokulum makin
8
pendek +ase inkubasi ini.1
Fase Pro'romal (pra i&teri&). Dase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan
gejala timbulnya ikterus. "witannya dapat singkat atau ditandai dengan malaise umum
mialgia atralgia mudah lelah gejala saluran na+as atas dan anoreksia. ;ual muntah
dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu. !iare dan konstipasi dapat terjadi.
Serum sickness dapat munul pada hepatitis B akut diawal in+eksi. !emam derajat rendah
umumnya terjadi pada hepatitis akut. ?yeri abdomen biasanya ringan dan menetap di
kuadran kanan atas atau epigastrium kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolesistitis.1
Fase I&ter"s. Ikterus munul setelah *-1 hari tetapi dapat juga munul bersamaan
dengan munulnya gejala. Pada banyak kasus +ase ini tidak terdeteksi. etelah timbul
ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal tetapi justru akan terjadi perbaikan
klinis yang nyata.1
Fase Kon*alesen (pen+em!",an). !iawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain
tetapi hepatomegali dan abnormalitas +ungsi hati tetap ada. ;unulnya perasaan sudah lebih
sehat kembalinya na+su makan. /eadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-# minggu.
Pada hepatitis " perbaikan klinis dan laboratorim lengkap terjadi dalam $ minggu dan 1'
minggu untuk hepatitis B. pada *&-1& kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
ditangani hanya 71& yang menjadi +ulminan.1
II.- HEPATITIS A
II.-.1 Etiologi
H"( adalah virus yang mengandung =?" yang tidak berkapsul berdiameter 2) nm yang
adalah anggota +amili picornavirus. H"( adalah virus =?" 2) G nm nonenvelope termasuk
genus Hepatovirus +amili Piornavirus. H"( bersi+at termostabil tahan asam dan tahan
terhadap empedu sehingga e+isien dalam transmisi +ekal oral. /erusakan hepar yang terjadi
disebabkan karena mekanisme imun yang diperantarai sel G . In+eksi H"( tidak menyebabkan
terjadinya hepatitis kronis atau persisten. In+eksi H"( menginduksi proteksi jangka panjang
terhadap re G in+eksi.#
Host in+eksi H"( sangat terbatas hanya manusia dan beberapa primata yang dapat
menjadi host alamiah. /arena tidak ada keadaan karier in+eksi H"( terjadi melalui transmisi
9
serial dari individu yang terin+eksi ke individu lain yang rentan. H"( disebarkan lewat kotoran
atau tinja penderita. Penyebarannya disebut +ekal G oral karena tangan biasanya seara tidak
langsung menyentuh benda bekas tinja dan kemudian menggunakannya untuk makan. /arena itu
dalam lingkungan sanitasi yang buruk 306 umum5 kemungkinan terin+eksi oleh virus hepatitis
" lebih besar. (irus yang tertelan bereplikasi di intestinum dan bermigrasi melalui vena porta ke
hepar dengan melekat pada reseptor viral yang ada di membran hepatosit. H"( matur yang
sudah bereplikasi kemudian diekskresikan bersama empedu dan keluar bersama +eses. 2#
Pada +ase akut terdapat respon antibodi berupa Ig; yang menetap selama beberapa
bulan kadang sampai ' atau 12 bulan. "kan tetapi selama masa konvalesense terdapat anti H"(
dari kelas Ig yang menjadi dominan 3ambar 25. >leh karena itu diagnosis in+eksi hepatitits "
dapat dibuat berdasarkan ditemukannya titer anti H"( dari kelas Ig;. #
(irus ini diisolasi pada mulanya dari tinja penderita yang terin+eksi. train H"(
laboratorium telah diperbanyak pada biakan jaringan. In+e ksi akut didiagnosis dengan
mendeteksi immunoglobulin 3Ig5; antibody 3anti-H"(5 yang tinggi dengan menggunakan
radioimmunoassay dengan mengidenti+ikasi partikel virus dalam tinja.2#
"ktivitas virus dapat dihilangkan dengan mendidihkannya selama I menit
memberikannya +ormaldehid dan klor atau melalui radiasi sinar ultraviolet. =eplikasinya terbatas
10
pada hati dan selama akhir masa inkubasi dan +ase praikterus akut virus tersebut terdapat dalam
hati empedu +eses dan darah. ;eskipun virus tetap berada dalam +eses viremia dan
in+ektivitasnya hilang segera setelah ikterusnya tampak jelas. idak seperti virus hepatitis
lainnya virus hepatitis " dapat bereplikasi dalam biakan jaringan namun replikasinya kurang baik
dibandingkan picornavirus yang lain12#.
II.-.- Patogenesis
H"( masuk ke hati dari saluran penernaan melalui aliran darah munuju hepatosit dan
melakukan replikasi di hepatosit yang melibatkan =?" G dependent polymerase . Proses
replikasi ini tidak terjadi di organ lain. Pada beberapa penelitian didapatkan bahwa H"( diikat
oleh Imuniglobulin " 3Ig"5 spesi+ik pada mukosa saluran penernaan yang bertindak sebagai
11
mediator antara H"( dengan hepatosit melalui reseptor asialoglikoprotein pada hepatosit. elain
Ig" +ibronetin dan al+a G 2 G makroglobulin juga dapat mengikat H"(. !ari hepar H"(
dieliminasi melalui sinusoid kanalikuli masuk ke dalam usus sebelum timbulnya gejala klinis
maupun laboratoris. ;ekanisme kerusakan sel hati oleh H"( belum sepenuhnya dapat
dijelaskan namun bukti seara langsung maupun tidak langsung menyimpulkan adanya suatu
imunopatogenik. ubuh mengeliminasi H"( dengan melibatkan proses netralisasi oleh Ig; dan
Ig hambatan replikasi oleh inter+eron dan apoptosis oleh sel sitotoksik 3cytotoxic T
lymphocyte/ 6L5.9rror@ =e+erene soure not +ound
(irus hepatitis " ini bersi+at sitopatik sehingga berperan dalam proses terjadinya
penyakit. Pada perobaan invitro virus bersi+at nonsitolitik pada kultur sel dan replikasi v irus
pada manusia telah terjadi sebelum kerusakan sel hati sehingga lim+osit sitolitik d iduga
penting pula peranannya dalam penghanuran sel hati yang sakit. =e+leksi jejas pada hepatosit
yang melepaskam alanin aminotran+erase 3"L5 dan aspartat amino tras+erase 3"5
kedalam aliran darah. "L lebih spesi+ik pada hati daripada " yang j uga dapat naik
sesudah edera pada eritrosit otot skelet atau sel miokardium. ingginya kenaikan tidak
berkorelasi dengan luasnya nekrosis hepatoseluler. Pada beberapa kasus penurunan
aminotran+erase dapat meramalkan hasil yang jelek jika penurunan terjadi bersama dengan
kenaikan bilirubin dan peningkatan waktu protrombin 3P5 dapat terjadi akibat ketidakmampuan
sel - sel hati untuk melakukan sintesa protein yang diperlukan untuk proses pembekuan darah
disertai penurunan penyerapan vitamin /. karena protein ini waktu paruhnya pendek. Hepatitis
virus juga disertai dengan ikterus kolestatik dimana kadar bilirubun direk maupun indirek naik.
Ikterus akibat obstruksi aliran saluran empedu dan edera terhadap h epatosit. /enaikan
alkali +os+atase serum *,-nukleotidase gamma glutamil transpeptidase dan urobilinogen semua
dapat mere+leksikan edera terhadap sistem biliaris 2# .
12
bergejala dan dapat berat. ejala-gejala in+eksi H"( meliputi nyeri kuadran kanan atas urin
berwarna gelap dan ikterus. Lama gejala-gejala biasanya kurang dari satu bulan dan na+su
makan toleransi berlebihan dan perasaan sehat perlahan-lahan kembali. Hampir semua penderita
dengan H"( akan sembuh sempurna tetapi kambuh dapat terjadi selama beberapa bulan.
Hepatitis +ulminan yang menyebakan kematian jarang dan in+eksi kronis tidak terjadi.12#4
!ibedakan 4 stadium yaitu @
1.
;asa inkubasi berlangsung selama 1% G * hari 3rata G rata 2%-# hari5.9rror@ =e+erene
soure not +ound#
2.
;asa prodomal terjadi antara 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. ejalanya adalah
+atigue malaise na+su makan berkurang mual muntah rasa tidak nyaman di daerah
kanan atas demam 3biasanya 7 #$ 65 merasa dingin sakit kepala dan gejala yang
menyerupai +lu. anda lain yang dapat ditemukan adalah hepatomegali ringan dan nyeri
tekan.
#.
Dase ikterik dimulai urin yang berwarna kuning tua seperti teh diikuti oleh +eses yang
berwarna seperti dempul kemudian warna sklera dan kulit yang perlahan G lahan menjadi
kuning. ejala anoreksia lesu mual dan muntah bertambah berat.
4.
Dase penyembuhan ikterik menghilang dan warna +eses menjadi normal selama 4
minggu setelah onset. 2#4
II.-./ Diagnosis
!iagnosis in+eksi H"( harus dipikirkan bila ada riwayat ikterus pada kontak
keluarga teman teman sekolah teman bermain perawatan harian atau personel sekolah atau jika
anak atau keluarga telah berwisata ke daerah endenik. !iagnosis dibuat dengan kriteria serologis
biobsi hati jarang dilakukan. "nti-H"( terdeteksi pada mulainya gejala hepatitis " akut dan
menetap seumur hidup. In+eksi akut didiagnosis dengan adanya Ig; anti-H"( yan g dapat
terdeteks i s elama #-12 bulanC sesudah nya Ig anti-H"( dite mukan. "ntibody Ig anti H"(
mengindikasikan in+eksi dimasa lampau dan saat ini telah kebal. (irus terekskresi pada tinja
dari 2 minggu sebelum sampai 1 minggu sesudah mulainya penyakit. /enaikan hampir seara
universal ditemukan pada "L " bilirubin alkali +os+atase *,-nukleotidase dan gamma
glutamil transpeptidase dan tidak membantu membedakan penyebab. P harus selalu diukur
13
pada anak dengan hepatitis untuk membantu menilai luasnya edera hatiC pemanjangannya
adalah tanda serius yang mengharuskan rawat inap di rumah sakit dan merupakan indikasi
nekrosis hati yang ukup nyata.124
II.-.0 Kompli&asi
"nak-anak hampir selalu sembuh dari in+eksi H"( sejumlah keil pasien yang menderita
hepatitis " mengalami relaps hepatitis beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah sembuh
dari hepatitis akut. !imana kenaikan awal dalam aminotran+erase yang disertai dengan turunnya
kenilai normal atau rendah. Dungsi sintesis hati menurun dan P menjadi memanjang sering
disertai dengan perdarahan. "lbumin serum turun menimbulkan edema dan asites. "mmonia
biasanya naik dan sensorium menjadi berubah memburuk dari mengantuk ke pingsan dan
kemudian koma. Pemburukan pada penyakit stadium akhir dan kematian dapat terjadi pada
kurang dari 1 minggu atau dapat berkembang lebih buruk.2
II.-. Penatala&sanaan
idak ada pengobatan anti virus spesi+ik untuk H"(. Pada dasarnya penatalaksanaan
in+eksi virus hepatitis " sama dengan hepatitis lainnya yaitu bersi+at suporti+ tidak ada yang
spesi+ik @ tirah baring. erutama pada +ase awal dari penyakitnya dan dalam keadaan penderita
merasa lemah. !iet @ makanan tinggi protein dan karbohidrat rendah lemak untuk pasien dengan
anoreksia dan nauseaC simtomatik @ pemberian obat-obatan terutama untuk mengurangi keluhanC
misalnya antipiretik untuk demam sakit kepala nyeri otot nyeri sendi dan pemberian food
suplement. In+eksi akut dapat diegah dengan pemberian imunoglobulin dalam 2 minggu setelah
terin+eksi atau menggunakan vaksin. Penderita hepatitis " akut dirawat seara rawat jalan tetapi
1#& penderita memerlukan rawat inap dengan indikasi muntah hebat dehidrasi dengan
kesulitan masukan per oral kadar >P 1 kali nilai normal koagulopati dan
ensepalopati.9rror@ =e+erene soure not +ound#4
1. Pengobatan meliputi istirahat dan penegahan terhadap bahan hepatotoksik misalnya
asetamino+en. Pada penderita tipe kolestatik dapat diberikan kortikosteroid dalam jangka
pendek. Pada tipe +ulminan perlu perawatan di ruang intensi+ dengan evaluasi waktu
protombin seara periodik.
II.-.2 Pen3ega,an
14
(aksinasi anak keil didaerah endemik tidak perlu karena penyakit hampir selalu tidak
bergejala atau ringan dan memberikan imunitas seumur hidup. !i negara industri v aksinasi
anak risiko tinggi mungkin berman+aat karena anak ini dapat menjadi pengidap penyakit dan
dapat mengin+eksi saudara-saudaranya yang lebih tua dan orang tuanya berisiko lebih
tinggi untuk penyakit yang lebih berat. (aksinasi akan bernilai khusus p ada wisatawan tidak
terpajan dari negara maju bila mereka berwisata ke daerah endemi hepatitis ".12
(aksin hepatitis " diberikan pada daerah yang terpajan. !i samping vaksin hep "
monovalen yang telah dikenal saat ini telah beredar vaksin kombinasi hepBhep" di
Indonesia.
• :adwal imunisasi
• (aksin hep " diberikan pada umur lebih dari 2 tahun dari 12 bulan. ;aka
• !osis pemberian
• !osis )2 < diberikan dua kali dengan interval ' bulan intramuskular
didaerah deltoid.
6ui tangan yang teliti diperlukan terutama sesudah mengganti diaper dan sebelum
mempersiapkan atau mamberi makanan. >rang-orang yang terin+eksi H"( menular selama
sekitar 1 minggu sesudah mulai ikterus. "dalah tidak perlu mengisolasi anak yang lebih tua
yang bisa diawasi tetapi tinja dan benda-benda yang terkontaminasi tinja harus ditangani
dengan tindakan hati-hati. /umpulan Ig baku e+ekti+ dalam memodi+ikasi mani+estasi klinis
in+eksi H"(. ?ilai pro+ilaktiknya terbesar bila diberikan awal pada masa inkubasi dan menurun
sesudahnya. Ig dianjurkan untuk semua individu rentan yang berwisata ke negara yang sedang
berke mbang. /ontak rumah tangga yang tidak diimunisasi harus mendapat satu dosis I; Ig
sesegera mungkin sesudah pajanan.. Ini adalah e+ekti+ dalam menegah hepatitis klinis walaupun
in+eksi masih dapat terjadi. Pemberian Ig lebih dari 2 minggu sesudah pajanan tidak terindikasi.12*
II. HEPATITIS B
II..1 Etiologi
15
HB( adalah anggota +amili hepadnavirus diameter 42 nm kelompok virus !?"
hepatotropik non sitopatogenik. (irus hepatitis B terdapat antigen permukaan 3HBs"g5 y ang
membentuk antigen permukaan yang positi+ kira-kira 2 minggu sebelum timbulnya gejala klinis
dapat menghilang pada masa konvalesen dan dapat pula bertahan selama 4-' bulan adanya
HBs"g menandakan penderita dapat menularkan HB( ke orang lain. erdapat juga
antigen partikel !ane 3HB"g5 yang merupakan nekleoplasmid virus hepatitis tidak rutin
terdeteksi terletak didalam kulit luar HBs"g. elanjutnya terdapat antigen e 3HBe"5 yang
berhubungan erat dengan jumlah partike l virus nampaknya merupakan antigen yang spesi+ik
untuk hepatitis B. timbul bersamaan atau segera setelah HBs"g dan menghilang beberapa
minggu sebelum HBs"g menghilang HBe"g selalu ditemukan pada semua in+eksi akut
menunjukan adanya replikasi virus dan bahwa penderita dalam keadaan sangat menular.
=eplikasi HB( terjadi terutama didalam hati tetapi juga terjadi dalam lim+osit limpa ginjal
dan panreas.12#4*
16
ambar *. (irus Hepatitis B
17
HB( pada anak adalah pemberian obat-obat atau produk -produk darah seara intra vena
perawatan intuisi dan kontak deng an pengidap. ak ada bukti penyebaran +ekal oral. ;asa
inkubasinya berkisar dari 1*-1% hari 3rata-rata '-$hari5.12#4
II..- Patologi
=espon akut hati terhadap HB( adalah sama seperti respon akut untuk semua virus
hepatitis. Perubahan histologist yang menetap pada penderita dengan hepatitis B 6 atau !
menunjukan perkembangan penyakit kronis.2
II.. Patogenesis
HB( memiliki jangka inubation 2 sampai ' bulan. etelah in+eksi primer HB( host
dapat mengalami penyakit yang bersi+at akut +ulminan atau kronis. Interaksi antara host dan
virus menentukan hasil in+eksi.
Hepatitis B tidak seperti hepatitis virus lain merupakan virus nonsitopatis yang mungkin
menyebabkan edera dengan mekanisme yang di perantarai imun. Langkah pertama dalam
proses hepatitis akut adalah in+eksi hepatosit oleh HB(menyebabkan munulnya antigen virus
18
pada permukaan sel. 8ang paling penting dari antigen virus ini adalah nukleokapsid HB"g dan
HBe"g peahan produk HB"g. "ntigen-antigen ini bersama dengan protein
histokompatibilitas 3;H65 mayor kelas Imembuat sel suatu sasaran untuk melisis sel-
sitotoksis.
;ekanisme yang diperantarai imun juga dilibatkan pada keadaan-keadaan
ekstrahepatitis yang dapat dihubungkan dengan in+eksi HB(. ;utasi HB( lebih sering daripada
untuk virus !?" biasa dan sederetan strain mutan telah dikenali. 8ang paling penting adalah
mutan yang menyebabkan kegagalan mengekspresikan HBe"g dan telah dihubungkan dengan
perkembangan hepatitis berat dan mungkin eksaserbasi in+eksi HB( kronis yang lebih berat.2
(irus hepatitis B tidak bersi+at sitopatik langsung pada sel hepatosit yang terin+eksi.
/erusakan hepatosit terjadi akibat respon imun yang bekerja menghanurkan sel hepatosit yang
mengandung (HB di dalamnya. !iketahui bahwa HBs"g dan HB"g dapat ber+ungsi sebagai
target antigen untul sel intrahepatik.4)
elama in+eksi (HB akut berbagai mekanisme sistem imun diaktivasi untuk menapai
pembersihan virus dari tubuh. bersama dengan itu terjadi peningkatan serum transaminase dan
terbentuk antibodi spesi+ik terhadap protein (HB yang terpenting adalah anti-HBs.
<ntuk dapat membersihkan (HB dari tubuh seseorang dibutuhkan respons imun non-
spesi+ik dan respons imun spesi+ik yang bekerja dengan baik. egera setelah in+eksi virus terjadi
mekanisme e+ektor sistem imun non-spesi+ik diakti+kan antara lain inter+eron. Inter+eron ini
meningkatkan ekspresi HL" kelas I pada permukaan sel hepatosit yang terin+eksi (HB sehingga
nantinya memudahkan sel sitotoksis mengenal sel hepatosit yang terin+eksi dan melisiskannya.
elanjutnya antigen presenting cell 3"P65 seperti sel makro+ag atau sel /up++er akan
mem+agositosis dan mengolah (HB. el "P6 ini kemudian akan mempresentasikan antigen
(HB dengan bantuan HL" kelas II pada sel 6!4M 3sel helper/ H5 sehingga terjadi ikatan dan
membantu suatu kompleks. /ompleks ini kemudian akan mengeluarkan produk sitokin. el
6!4M ini mulanya adalah berupa h dan akan berdi+erensiasi menjadi h1 atau h2.
di+erensiasi ini tergantung pada adanya sitokin yang mempengaruhinya. Bila banyak terdapat IL-
19
Pada tipe di+erensiasi h menjadi h1 akan diproduksi sitokin IL-2 dan ID? γ sitokin
ini akan mengakti+kan sel sitotoksis untuk mengenali sel hepatosis yang terin+eksi (HB dan
melisiskan sel tersebut yang berarti juga melisiskan virus. Pada hepatitis B kronis sayangnya hal
ini tidak terjadi. !i+erensiasi ternyata lebih dominan ke arah h2 sehingga respons imun yang
dihasilkan tidak e+ekti+ untuk eliminasi virus intrasel.2#)
elain itu IL-12 yang dihasilkan kompleks h dan sel "P6 akan mengakti+kan sel ?/
3natural killer). el ini merupakan sel primiti+ yang seara non-spesi+ik akan melisiskan sel yang
terin+eksi. Pada hepatitis B kronis diketahui terdapat gangguan +ungsi sel ?/ ini.2)
eorang bayi dengan in+eksi perinatal oleh (HB mempunyai predisposisi untuk
mengalami in+eksi H(B kronis. Hal ini terjadi pada neonatus sistem imunnya belum sempurna.
!i samping itu diduga HBe"g ibu akan melewati barier plasenta dan HBe"g ini akan
menyebabkan sel helper tidak responsive terhadap HB"g dan HBe"g pada neonatus yang
lahir dari ibu pengidap dengan HBe"g positi+. 2*')
20
terjadi terjadi penurunan seara bertahap replikasi HB( dan serokonversi HBe"g terjadi
bersama dengan penurunan peradangan hati.124'
HBe"g merupakan penanda penting menerminkan replikasi virus akti+ dan in+ektivitas.
learane adalah karena itu digunakan sebagai penanda keberhasilan terapi antivirus. "nak-anak
dengan in+eksi HB( kronis memberikan hasil HBe"g seropositi+ pada tahap awal in+eksi.
selama tahap ini anak toleran terhadap HB(dengan virus yangsangat replikati+ dan kadar serum
HB( !?" biasanya tinggi. /adar aminotran+erase ber+luktuasi tetapi biasanya normal atau agak
tinggi dengan tingkat rata-rata lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak yang sehat nonarrier.
"lanine aminotrans+erase Punak 3"L5 tingkat 1I< L adalah biasa dalam +ase ini.
Hepatitis antigenemia e B dapat bertahan selama bertahun-tahun setelah in+eksi primer.
6learane spontan HBe"g serum terjadi seara bertahap pada usia anak. =eplikasi virus
berkurang selama proses ini. Proses learane HBe"g biasanya didahului dengan ketinggian
aminotran+erase. 9levasi punak aminotrans+erase bisa ringan sedang dan ber+luktuasi. /adar
"L 1I<ml merupakan hal yang tidak biasa. Proses sroonversi subklinis dari HBe"g
terjadi di sebagian besar individu dalam jangka waktu 2 sampai ) tahun. etelah deteksi dari
peningkatan kadar aminotrans+erase sekitar 4& anak akan bersih dari HBe"g dalam waktu 1
tahun. "nak-anak dengan peningkatan kadar aminotrans+erase 1 I< mL dan HB( !?"
tingkat 71. pg mL mengalami seroonveri selama 1 sampai # tahun. etelah learane
HBe"g tingkat aminotran+erase seara bertahap kembali ke batas normal dan anti HBe
berkembang seara spontan.2*'
Banyak kasus in+eksi HB( tidak bergejala sebagai dibuktikan dengan angka
pengidap pertanda serum yang tinggi pada orang yang tidak mempunyai riwayat hepatitis akut.
9pisode bergejala akut yang biasa serupa dengan in+eksi H"( dan virus hepatitis 6 3H6(5
tetapi mungkin lebih berat. Bukti klinis pertama in+eksi HB( adalah kenaikan "L yang
mulai naik tepat sebelum perkembangan kelesuan 3lethargi5 anoreksia dan malaise sekitar
'-) minggu sesudah pemajanan. Penyakitnya mungkin didahului pada beberapa anak
dengan prodormal sepert peyakit serum termasuk atralgia atau lesi kulit termasuk urtikaria
ruam purpura dan makulapapular. /eadaan-keadaan ekstra hepatik yang lain disertai dengan
in+eksi HB( termasuk poliartritis glomerulone+ritis dan anemia aplastik. lkterus yang ada
21
pada sekitar 2*& individu terin+eksi biasanya mulai sekitar % minggu sesudah pemajanan
dan berakhir selama sekitar 4 minggu. Pada perjalanan penyembuhan in+eksi HB( yang biasa
gejala-gejala munul selama '-% minggu. Persentase orang-orang yang padanya berkembang
bukti klinis lebih tinggi pada hepatitis B daripada hepatitis " lan angka hepatitis Dulminan
juga lebih besar. Hepatitis kronis juga terjadi dan bentuk kronis juga terjadi dan bentuk kronis
dapat menyebabkan sirosis dan karsinoma hepatoseluler.2#.*'
II..0 Diagnosis
Pola serologis untuk HB( adalah lebih kompleks daripada untuk H"( dan berbeda
tergantung pada apakah penyakit akut subklinis atau kronis. Petanda pertama yang dipakai
untuk identi+ikasi HB( adalah antigen permukaan HBs"g yang positi+ kirakira 2 minggu
sebelum timbulnya gejala klinis dan biasanya menghilang pada masa konvalesen dini tetapi
dapat pula bertahan selam 4-' bulan. "danya HBs"g menandakan penderita dapat menularkan
HB( ke orang lain dan mengin+eksi mereka. Petanda yang munul berikutnya biasanya
merupakan antibody terhadap antigen OintiO anti HB. "ntigen OintiO sendiri HB"g tidak
terdeteksi seara rutin di dalam serum penderita in+eksi HB( karena terletak di dalam kulit
luar HBs"g. "ntibody anti-HB dapat terdeteksi segera setelah gambaran klinis hepatitis
munul dan menetap untuk seterusnyaC antibody ini merupakan pertanda kekebalan yang
paling jelas didapat dari in+eksi HB( 3bukan dar i vaksinasi5. "ntibod y ini merupa kan
petanda yang dapat diperaya untuk mendeteksi in+eksi baru atau in+eksi yang sudah lewat.
"danya predominansi antibody Ig anti-HB menunjukan kesembuhan dari HB( di masa
lampau atau in+eksi HB(kronik.24
"ntibody yang munul berikutnya adalah antibody terhadap antigen permukaan anti-
HBs. "ntibody anti-Hbs timbul setelah in+eksi membaik dan berguna untuk memberikan
kekebalan jangka panjang. etelah vaksinasi 3yang hanya memberikan kekebalan terhadap
antigen permukaan5 kekebalan dinilai dengan mengukur kadar antibody anti-HBs. 6ara
terbaik untuk menentukan kekebalan yang dihasilkan oleh in+eksi spontan adalah dengan
mengukur kadar antibody anti HB. "ntigen OeO HBe"g merupakan bagian HB( yang larut.
"ntigen ini timbul bersamaan atau segera setelah HBs"g dan menghilang beberapa minggu
sebelum HBs"g menghilang. HBe"g selalu ditemukan pada semua in+eksi akut menunjukan
adanya replikasi virus dan bahwa penderita dalam keadaan sangat menular. :ika menetap
22
mungkin menunjukan in+eksi replikati+ yang kronik. "ntibody terhadap HBe"g 3anti-HBe5
munul pada hampir semua in+eksi HB( dan berkaitan dengan hilangnya virus-virus yang
bereplikasi dan berkurangnya daya tular. "knirnya pembawa HB( merupakan individu yang
pemeriksa an HBs"gnya positi+ pada sekura ng-kurangnya dua kali pemeriksaan yang
berjarak ' bulan atau individu dengan hasil tes-terhadap HBs"gnya positi+ tetapi Ig; anti-
HBnya negative dari satu speimen tunggal. !erajat kemampuan menular berhubungan
paling erat dengan hasil tes HBe"g positi+.24*
II..4 Pengo!atan
;emahami perjalanan jangka panjang dari in+eksi HB( kronis pada anak-anak sangat
penting untuk mengevaluasi keberhasilan dan menentukan strategi terapi antivirus untuk in+eksi
HB( kronis pada anak-anak.2#*
ujuan terapi hepatitis B adalah untuk. mengeliminasi seara bermakna replikasi
(HB dan menegah progresi+ penyakit hati menjadi sirosis yang berpotensial menuju gagal
hati dan menegah karsinoma hepatoselular. asaran pengobatan adalah menurunkan kadar
HB( !?" serendah mungkin serokonversi HBe"g dan normalisasi kadar "L pengobatan
anti virus harus diberikan sebelum virus sempat berintegrasi dalam tubuh penderita. /arena
itu sebaiknya anti virus diberikan sedini mungkin sehingga kemungkinan terjadinya sirosis
dan hepatoma dapat dikurangi. ujuan pemberian anti virus adalah merubah +ase replikasi
menjadi +ase integrasi seepat mungkin sebelum genom virus masuk kedalam genom
penderita. Hal ini dilakukan dengan pemberian inter+eron. !iit disesuaikan dengan
kebutuhan dan dihindarkan makanan yang sudah berjamur yang mengandung Eat pengawet
yang hepatotoksik.*')
Pada hepatitis virus akut sebagian besar kasus akan sembuh dan sebagian keil menjadi
kronis. Prinsipnya adalah suporti+ dan pemantauan gejala penyakit. Pasien dirawat bila ada
dehidrasi berat dengan kesulitan masukan per oral kadar >->t 1 kali nilai normal
atau bila ada keurigaan hepatitis +ulminan. ?amun tidak demikian pada neonatus bayi dan
anak di bawah # tahun dimana in+eksi HB( tidak menimbulkan gejala klinis hepatitis akut dan
sebagian besar 3%&5 akan menjadi kronis. Pengobatan hepatitis B kronis merupakan masalah
yang sulitC sampai saat ini hasilnya tidak memuaskan terutama pada anak. ujuan pengobatan
hepatitis B kronis adalah penyembuhan total dari in+eksi HB( sehingga virus tersebut
dieliminasi dari tubuh dan kerusakan yang ditimbulkan oleh reaksi imunologis didalam hati
23
terutama sirosis serta komplikasinya dapat diegah. Hanya penderita dengan replikasi akti+
3ditandai dengan Hbe"g dan !?" HB( serum positi+5 dan hepatitis kronis dengan peningkatan
kadar aminotrans+erase serum yang akan memberikan hasil ba ik terhadap pengobatan.12#
<ntuk orang dewasa terdapat ) maam obat antivirus yang sudah diresmikan oleh US
Food and Drugs dministration yang akan digunakan sebagai terapi awal untuk hepatitis B
kronik yaitu 2 bentuk dari inter+eron 3inter+eron al+a-2b dan peginter+eron al+a-2a5 dan * maam
analog nukleosida 3lamivudine ade+ovir dipivoJil enteavir telbivudine dan teno+ovir
disoproJil +umarate5. <ntuk terapi pada anak 4 diantaranya sudah tersedia C "de+ovir 3umur 12
tahun5C 9nteavir 3umur 1' tahun5C Inter+eron al+a-2b 3umur 12 bulan5C Lamivudine 3umur
# tahun5.4*')
Lamivudine dan ade+ovir dipilih diantara yang kurang poten tetapi bukan tanpa resiko.
<ntuk lamivudine terjadinya resistensi obat adalah hal yang signi+ikan. Penelitian dari okal et
al menunjukkan bahwa terjadi resistensi sebanyak '4& pada anak yang diberikan lamivudine
selama #' bulan. "pabila memungkinkan pemberian lamivudine sebagai monoterapi
dihindarkan karena tingginya kejadian resistensi yang diamati dari pengobatan ini dan
pengaruhnya terhadap pilihan pengobatan di masa yang akan datang.24*
a. Inter+eron al+a
24
9+ek samping inter+eron dpaat berupa e+ek sistemik autoimun hematologis
imonologis neurologis dan psikologis. 9+ek sistemik dapat berupa lelah panas nyeri
kepala nyeri otot nyeri sendi anoreksia penurunan berat badan mual muntah diare
nyeri perut dan rambut rontok. 9+ek autoimun ditandai dengan timbulnya auto-antibodi
antibodi anti-inter+eron hipertiroidisme hipotiroidisme diabetes anemia hemolitik dan
purpura trombositopenik. 9+ek hematologis berupa penurunan jumlah trombosit jumlah
sel darah putih dan kadar hemoglobin. 9+ek imunologis berupa mudah terkena in+eksi
bakterial seperti bronkitis sinusitis abses kulit in+eksi saluran kemih peritonitis dan
sepsis. 9+ek neurologis berupa kesulitan konsentrasi kurang motivasi gangguan tidur
delirium dan disorientasi kejang koma penurunan kesadaran penurunan pendengaran
tinitus vertigo penurunan penglihatan dan perdarahan retina. edangkan e+ek psikologis
berupa gelisah iritabel depersi paranoid penurunan libido dan usaha bunuh diri.2#4
25
interkeukin 2 sehingga membantu penghanuran set hati yang terin+eksi. 6ara
pengobata n yang dilakukan adala h pemberian <rbason 1 mg selama # minggu
kemudian dikurangi menjadi * mg pada minggu ke 4.etelah itu diberikan alpha human
lympoblastoid interferon sebanyak * mega unit per meter 2 selama # hari dan dikuti 1
mega unit per meter,R selama 2 hari berikutnya. elanjutnya pengobatan diteruskan
dengan pemberian 1 mega unit permeter 2 # kali seminggu selama # bulan. 9+ek samping
selama pemberian obat adalah panas lemas dan pusing. ejala tersebut akan
berkurang selama Pemberian obat dan umumnya dapat ditoleransi.*')
Lamivudin adalah obat utama untuk penderita dengan replikasi akti+ dan
peningkatan kadar aminotrans+erase serum dengan spesi+ikasi @ kontraindikasi
penggunaan inter+eron teritama pada penderita yang mengalami dekompensasi hati.
Penderita dengan mutasi pre!core HB( mendapat imunosupresi+ dalam jagka lama dan
kemoterapi. Pada penderita yang mengalami kegagalan pengobatan dengan inter+eron
dapat diberika Lamivudin. "pabila dengan pemberian lamivudin terjadi mutasi 8;!!
pada HB( maka dapat diberikan ade+ovir atau gansiklovir.
26
• Bila terjadi serokonversi Hbe"g menjadi "nti Hbe
• Intoleransi
Perkembangan resistensi terhadap inter+eron belum pernah diteliti dan walaupun e+ikasi
pada dewasa bervariasi anak keil 37 * tahun5 dapat meningkatkan respon terhadap obat
ini tetapi e+ek sampingnya masih mendapat perhatian.2#)ebagai tambahan resistensi
obat mempunyai e+ek klinis terhadap prognosis pasien 3penurunan serokonversi
peningkatan progresi+itas penyakit5 dan pengobatan jangka panjang memberikan
tantangan pada anak terhadap resistensi virus2#*.)erapi antivirus umumnya diberikan
pada mereka yang mempunyai penyakit hati yang akti+ di indikasikan dengan
pemeriksaan kadar "L 3umumnya mereka yang bergerak dari +ase immune!tolerant ke
+ase immune!clearance5. Pada anak-anak dengan Hbe"g positi+ dan kadar "L
meningkat dan penyakit hati kompensasi perlu dipertimbangkan periode observasi
selama ' sampai 12 bulan untuk menentukan munulnya serokonversi Hbe"g spontan.24)
"siklovir dapat pula diberikan dan pada penelitian terbatas ternyata dapat
menghambat !?" polymerase. ayangnya obat ini hanya dapat diberikan seara
intravena. Levamisol adalah imunostimulator yang kuat untuk set . dalam studi yang
terbatas diperlihatkan bahwa obat ini memperbaiki gambaran histopatologi dan
menyebabkan terjadinya serokonversi dari HBe"g menjadi "nti-Hbe dan diikuti dengan
menghilangnya HB( !?" dalam darah. >bat ini mungkin Iebih berguna apabila
digabungkan dengan obat anti virus. Penderita dengan anti HBe dan HB( !?"
positi+ biasanya enderung menderita penyakit yang lebih lanjut.2#4)
II.. Kompli&asi
Hepatitis +ulminan akut terjadi lebih sering pada virus hepatitis lain dan risiko
hepatitis +ulminan lebih lanjut naik bila ada in+eksi bersama atau superin+eksi dengan H!(.
;ortalitas hepatitis lebih besar dari #&. ransplantasi hati adalah satu-satunya intervensi
e+ekti+C penderita sementara memberi waktu yang dibutuhkan untuk regenerasi sel hati adalah
satu-satunya pilihan lain. In+eksi HB( juga dapat menyebabkan hepatitis kronisyang dapat
menyebabkan sirosis dan karsinoma hepatoseluler primer. lomerulone+ritis membranosa
27
dengan pengendapan komplemen dan HB"g pada kapiler glomerulus merupakan komplikasi
in+eksi HB( yang jarang.2#4*
II..2 Pen3ega,an
Imunisasi hepatitis B seara e+ekti+ mengurangi tingkat in+eksi dan pembawa HB(.
Imunisasi adalah metode yang paling penting untuk menapai pemberantasan penyakit hepatitis
B. Imunisasi bayi universal dengan vaksin hepatitis B sekarang dianjurkan oleh merican
cademy of pediatrics 3""P5. ;asa neonatus menjadi sasaran karena lebih dari $& bayi
yang mendapat in+eksi prenatal akan menjadi pengidap kronis. =isiko mendapat status
pengidap kronis berkurang menurut umurC *& anak menjadi pengidap kronis. vaksin Hepatitis
B ke 2 diberikan interval I bulan dari hepB-13saat bayi berumur I bulan5. <ntuk mendapat
respon imun optimal interval HepB-2 dan HepB-# minimal 2 bulan terbaik * bulan. ;aka
hepB-# diberikan 2-* bulan setelah HepB-2 yaitu pada umur #-' bulan. Bayi yang
dilahirkan dari wanita yang HBs"g positi+ harus mendapat vaksin pada saat lahir umur I bulan
dan ' bulan. !osis pertama harus disertai dengan pemberian * mL immunoglobulin hepatitis B
3IHB5 sesegera mungkin sesudah lahir karena e+ektiviasnya berkurang dengan epat dengan
bertambahnya waktu sesudah lahir seyog yanya dalam 12 jam sesudah lahir diikuti dosis ke-
2 dan ke-# sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis apabila tersedia pada saat yang sama
beri imunoglobulin hepatitis B 2 K< i.m 3.* ml5 disuntikan pada paha yang lainnya dalam
waktu 4% jam sesudah lahir 3sebaiknya 24 jam sesudah lahir5. 8akinkan ibu untuk tetap
menyusui dengan "I apabila vaksin diatas sudah diberikan. ;etode penegahan in+eksi
hepatitis B tergantung pada bagaimana keadaan orang tersebut terpajan pada hepatitis B dan
dosis tergantung pada umur orang tersebut.2#4
II./ HEPATITIS 5
II./.1 Etiologi
H6( adalah virus =?" yang digolongkan dalam +lavivirus. H6( sekarang
dikenali sebagai penyebab hampir semua kasus yang didapat seara parenteral dari apa
yang sebelumnya dikenal sebagai hepatitis non-" non-B. (irus belum diisolasi tetapi
telah diklon dengan menggunakan teknologi !?" rekombinan. merupakan virus =?"
keil terbungkus lemak diameternya sekitar #-' nm diklasi+ikasikan sebagai genus
28
tersendiri dalam +amili Flaviviridae. (irus menularkan dalam bentuk produk darah dalam hal
ini tran +usi darah atau produk-produk darah penggunaan obat intravena dan kontak soial.12'
II./.# Epi'emiologi
0H> memperkirakan ada sekitar 1' juta pengidap hepatitis 6 di seluruh dunia.
Prevalensi tertinggi ditemukan di ?egara seperti ;esir Bolivia Burundi 6amerun
uinea =wanda anEania. !i Inggris dan wales memperkirakan individu usia 1*-*$ tahun
dengan anti-H6( positi+. ekitar )*& nya akan menjadi in+eksi yang kronik.2#4
;asa inkubasinya adalah )-$ minggu 3kisaran 2-24 minggu5. Penelitian
ekeperimental telah memastikan adanya sekitar 1& sampai #& dari seluruh populasi
umum dewasa sehat. Daktor risiko penting untuk penularan H6( di " adalah
penggunaan obat-obat intravena 34&5 tran+usi 31&5 dan pajanan pekerjaan dan seksual
31&5. isa 4& penderita belum diketahui +aktor risiko yang terkait keuali bila ibu
terin+eksi HI( atau mempunyai H6( =?" yang tinggi. 0alaupun uji H6( telah membuat
tran+usi darah jauh lebih aman uji darah mungkin menyebabkan hanya penurunan sedang
pada kasus H6( karena tran+usi menakup hanya sebagian keil in+eksi H6(. erosurvei
populasi besar di "merika serikat menunjukan sekitar 1& populasi dewasa mempunyai bukti
adanya in+eksi H6( sebelumnya. ;eskipun +rekuensi hepatitis 6 akibat tran+usi darah telah
menurun sebagai akibat dari skrining darah donor +rekuensi keseluruhan dari hepatitis 6 tetap
sama terutama karena meningkatnya ara penularan yang lain terutama penggunaan obat
29
intra vena. In+eksi yang menetap dihubungkan dengan hepatitis kronik sirosis kanker
hati.12#4
5ara Pen"laran
(irus hepatitis 6 3(H65 dapat ditularkan melalui beberapa ara antara lain melalui
parenteral kontak personal 3intra+amilial5 transmisi seksual dan transmisi perinatal 3vertial5.
Penularan seara parenteral keuali melalui trans+usi dapat terjadi melalui jarum suntik pada
pengguna obat-obatan dan petugas kesehatan. penularan seara parenteral merupakan penularan
yang utama %& pasien dengan hepatitis kronis pasa trans+usi penyebabnya adalah hepatitis 6.
Hampir setiap anak yang mendapat trans+usi darah atau produk darah dari donor yang
mengadung anti (H6 akan terin+eksi (H6. =isiko makin tinggi bila mendapat trans+usi
berulang dari donor yang multiple 3leukemia talasemia5 atau mendapat produk darah yang
diperoleh dari beberapa donor sekaligus 3hemo+ilia5. ;eskipun in+eksi (H6 adalah penyebab
utama hepatitis akibat trans+usi ukup banyak penderita hepatitis 6 yang ternyata tidak pernah
Penularan in+eksi (H6 dapat juga terjadi pada penderita yang mendapat hemodialisis
atau transplantasi organ. Penularan melalui hubungan seksual atau airan tubuh sangat jarang
dilaporkan beberapa peneliti.ransmisi intra+amilial adalah penularan yang terjadi dalam
30
keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita hepatitis 6. ransmisi perinatal dari ibu
ke anak yang dilahirkan dilaporkan sangat jarang dan dianggap tidak setinggi transmisi perinatal
pada hepatitis virus B pada bayi yang lahir dari ibu dengan =?" (H6 positi+. =isiko penularan
meningkat bila disertai adanya HI( 3human immunodeficiency virus5. ransmisi vertial tidak
terjadi bila titer =?" (H6 kurang dari 1 copiesl ml. ebaliknya transmisi terjadi pada #'& bayi
bila kadar =?"-(H6 1 copiesml.2#4
Penularan (H6 melalui air susu ibu sangat jarang karena pada "I dari ibu pengidap
(H6 yang dalam kolostrumnya mengandung =?"-(H6 positi+ tidak satupun bayinya
terin+eksi dengan (H6 sampai bayi berumur 1 tahun.12#
II./.- Patologi
Pola edera akutnya serupa dengan pola edera akut virus hepatitis lain. Pada
kasus kelompok atau +olikel virus hepatitis lain. Pada kasus kronis kelompok atau
+olikel lim+oid pada saluran porta terlihat sendirian atau sebagai bagian dari in+iltrasi
radang umum saluran.24'
II./. Patogenesis
H6( tampak menyebabkan edera terutama melalui mekanisme sitopatik tetapi edera
yang diperantarai imun juga dapat terjadi. /omponen sitopatik tampak ringan karena bentuk
akut adalah sitopatik tampak ringan karena bentuk akut adalah khas paling kurang berat dari
semua in+eksi virus hepatitisC H6( jarang +ulminan. 2.#.4.)
Pola dari in+eksi hepatitis akut sama dengan virus hepatotropik lainnya. H6(
mempunyai kemampuan menimbulkan in+eksi kronis yang tergantung pada in+eksi non-sitopatik
terhadap sel hati dan respon imunologis dari host. eperti pada in+eksi virus lainnya eradikasi
H6( melibatkan antibodi parenteral 3neutrali'ing antibodies5 terhadap virus yang beredar dalam
sirkulasi dan aktivasi sel sitotoksik untuk merusak sel yang terin+eksi dan menghambat
replikasi intraselular melalui pelepasan sitokin. H6( dapat menghindar dari aktivitas antibodi
penetral dengan ara mutasi komposisi antigeniknya. ;ekanisme ini dapat menyebabkan
timbulnya kuasi spesies yakni dalam sirkulasi seorang penderita terdapat virus yang homogen
tetapi mempunyai variasi imunologis yang menyebabkan r+ikasi dari antibodi penetral turun.
H6( mungkin juga menurunkan respon imun antivirus dengan ara in+eksi langsung pada sel
31
lim+oid dan mengganggu produksi inter+eron. /erusakan hepatoselular masih menjadi
pertanyaan. !iduga terjadi melalui e+ek sitopatik dengan ditemukannya perubahan degenerati+
yang disertai in+iltrasi sel radang. enotip H6( 1b mungkin lebih bersi+at sitopatik daripada
genotip yang lain. ;ekanisme sitotoksisitas yang diperantarai sel 3cell mediated cytotoxicity5
diduga juga berperan dalam kerusakan sel hati yang ditunjukkan dengan ditemukannya sel
sitotoksik yang bereaksi dengan HL" kelas I dan core beserta antigen envelope H6( pada serum
penderita H6( kronis. In+eksi H6( juga dihubungkan dengan gangguan imunologis seperti
krioglobulinemia vaskulitis glomerulone+ritis artritis dan tiroiditis. /ejadian ini tergantung
dari lamanya stimulasi virus terhadap sistem imun yang menyebabkan timbulnya reaksi antibodi
monoklonal dan pembentukan kompleks imun dari Ig dan Ig; atau karena H6( langsung
12*
menyerang jaringan lim+oid. =eaksi ini mungkin juga menimbulkan lim+oma.
32
ditemukan hasil yang spesi+ik pada pemeriksaan biokimia. Hepatitis kronik terjadi pada )&
pasien dan sirosis pada 2& pasien.*')
Hepatitis 6 akut menunjukkan pada awal in+eksi sampai ' bulan sesudahnya. ekitar '-%&
dari orang yang terin+eksi tidak menunjukkan gejala selama proses akut. /adang-kadang jika ada
gejala biasanya ringan dan non spesi+ik seingga sulit untuk mendiagnosis hepatitis 6. /linis dari
hepatitis 6 akutkronik hampir sama dengan virus hepatitis lainnya. ejala dari in+eksi hepatitis
6 akutkronik yang belum berkomplikasi @%
• ?a+su makan berkurang
• Datigue
• ?yeri abdomen
• Ikterus
• atal-gatal
In+eksi H6( merupakan 2& bagian dari hepatitis akut di "merika erikat. Perkiraan masa
inkubasi sekitar ) minggu yakni antara 2-# minggu. "nak maupun dewasa yang terkena in+eksi
biasanya tidak menunjukkan gejala yang spesi+ik sehingga dapat dikatakan bahwa diagnosis
hepatitis 6 +ase akut sangat jarang.12#'
idak kurang dari %*& penderita hepatitis 6 akut berkembang menjadi kronis. ;ekanisme
mengenai mengapa virus masih tetap ada atau persisten setelah in+eksi akut belum diketahui.
ebagian besar penderita tidak sadar akan penyakitnya selain gejala minimal dan tidak spesi+ik
seperti rasa lelah mual mialgia rasa tidak enak pada perut kanan atas gatal-gatal dan penurunan
berat badan. Beberapa penderita menunjukkan gejala-gejala ekstrahepatik yang adpaat mengenai
organ lain seolah-olah tidak berhubungan dengan penyakit hati. ejala ekstrahepatik bisa
meliputi gejala hematologis autoimun mata persendian kulit ginjal paru dan sistem sara+.
ekitar #& penderita menunjukkan kadar "L serum yang normal sedangkan yang lainnya
meningkat sekitar # kali harga normal. /adar bilirubin dan +os+atase alkali serum biasanya
normal keuali pada +ase lanjut.12# Hepatitis +ulminan jarang terjadi. /etika hepatitis 6 sudah
berkembang menjadi sirosis maka terjadi penurunan +ungsi hepar dan peningkatan tekanan
dalam sirkulasi hepar 3hipertensi portal5 gejala yang terlihat @*')
33
• "sites
• (arises
• teatorrhea
• Ikterus
Perkiraan insidens karsinoma hepatoselular sekitar 2*-12 juta kasus baru setiap tahun
sebagian besar berasal dari penderita dengan sirosis. =isiko terjadinya karsinoma hepatoselular
pada penderita sirosis karena hepatitis 6 kronis diperkirakan sekitar 1&-4&.12#
II./.0 Diagnosis
;ani+estasi klinis hepatitis 6 yang tidak spesi+ik dan seringkali asimtomatik
menyebabkan sulit untuk menegakan diagnosis hepatitis 6 oleh karena itu dilakukan uji
diagnosis yang terdiri @
1. <ji serologi untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap (H6
2. <ji molekuler untuk mendeteksi adanya genom =?" (H6
<ji serologi dilakukan dengan ara enEyme immuno-assay 39I"5 dan sebagai tes
kon+irmasi dipakai ara reombinant immunoblot assay 3=IB"5 uji molekuler di pakai ara
polymerase hain reation 3P6=5 ?ulei "id ests 3?"s5. Pemeriksaan yang sensiti+ adalah
ara =IB".
II./.4 Penatala&sanaan
ujuan pengobatan adalah mengeliminasi virus dan menegah progresi+itas penyakit
menjadi sirosis maupun karsinoma hepatoselular. aat ini rekomendasi dari D!" adalah
pengobatan dengan kombinasi inter+eron dan riba+irin. !osis inter+eron adalah # ;<m2 #J
dalam seminggu. !osis =iba+irin adalah %12 atau 1* mgkgBBhari. Pada penderita hepatitis 6
kronis yang mengalami koin+eksi dengan HI( konsentrasi virus lebih tinggi dan gambaran
histologis enderung lebih progresi+ maka pemberian pegilated interferon bersama =iba+irin
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik.12#
34
II./. Kompli&asi
=isiko hepatitis +ulminan adalah rendah pada H6( tetapi risiko hepatitis kronis paling
tinggi pada virus hepatitis. Perjalanan kronik biasa adalah ringan walaupun terjadi sirosisC
pemantauan jangka lama menunjukan bahwa mortalitas keseluruhan orang-orang dengan H6(
akibat tran+usi tidak berbeda dengan mortalitas ontrol non in+eksi. Inter+eron al+a-2b tersedia
untuk pengobatan hepatitis kronis pada orang-orang umur 1% tahun atau lebih tua dengan
penya kit hati kompensa ta yang mempunyai riwaya t pemajanan darah atau produk- produk
darah atau yang antibody H6(nya positi+ atau keduanya.2#4
II./.2 Pen3ega,an
idak tersedia vaksin dan mungkin tidak dikembangkan karena penelitian binatang
memberi kesan bahwa in+eksi H6( tidak menimbulkan imunitas protekti+C individ u yang sama
dapat terin+eksi beberapa kali dengan virus yang sama. Ig tidak terbukti berman+aat. Ig
yang dibuat di " tidak mengandung antibody terhadap H6( karena donor darah dan plasma
diskrin untuk anti-H6( dan pengeluaran orang-orang H6( positi+ dari kumpulan donor
dianjurkan.2#
II.0 HEPATITIS D
II.0.1 Etiologi
H!( virus binatang yang diketahui paling keil dianggap kurang sempurna
karena ia tidak dapat menghasilkan in+eksi tanpa hersamaan dengan in+eksi HB( termasuk
=?" virus. virus berdiameter #' nm tidak mampu membuat selaput proteinnya sendiriselaput
luarnya tersusun dari kelebihan HBs"g dari HB(. (ore virus sebelah dalam adalah =?"
sirkuler helai tunggal yang mengekspresikan antigen H!( =eplikasinya hanya didalam sel
hepatosit.12)
35
ambar $. (irus hepatitis !
II.0.# Epi'emiologi
;asa inkubasinya adalah 2-% mingguC dengan in+eksi bersama masa inkubasi sama
dengan masa inkubasi HB(. In+eksi H!( tidak dapat terjadi tanpa HB( sebagai virus
pembantu. !itemukan dua pola in+-.ksi. Penularan biasanya terjadi dengan kontak intra+amilial
atau intim pada daerah prevalensi tinggi terutama !iperkirakan terdapat minimal 1* juta
orang terin+eksi H!( di seluruh dunia dengan asumsi *& pengidap HB( terin+eksi oleh H!(.
?egara berkembang seperti Italia urki ;esir panyol =ussia dan =omania. Pada daerah
prevalensi rendah seperti di " rute perkutan adalah jauh lebih mungkin. In+eksi hepatitis !
tidak laEim pada anak di " tetapi harus dipikirkan bila hepatitis +ulminan terjadi.l2#
II.0. Patologi
idak ada tanda-tanda yang membedakan penyakit hati pada hepatitis H!( keuali
kerusakannya lebih berat.2#
II.0./ Patofisiologi
>leh karena dibungkus Hbs"g maka ara masuknya H!( ke dalam sel hati
kemungkinan besar juga menggunakan reseptor untuk HB(. H!( merupakan virus sitopatik
menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati. idak ditemukan adanya gambaran spesi+ik pada
36
pemeriksaan histopatologis hati keuali tingkat kerusakan yang lebih berat.9rror@ =e+erene
soure not +ound24*
;ekanisme bagaimana in+eksi H!( menyebabkan kerusakan hati masih belum jelas.
Pada binatang perobaan tidak terbukti adanya e+ek sitopatik namun pada penderita dengan
in+eksi H!( kronis terjadi replikasi intraselular yang hebat dimana pada kondisi ini beban
replikasi virus yang tinggi dapat memberi e+ek langsung berupa kerusakan sel hati 3sitopatik5.
Peran sistem imun pada in+eksi H!( tidak jelas. erjadi in+iltrasi sel radang kronis pada portal
trek yang menandakan peranan sistem imun namun pengobatan kortikosteroid tidak
memberikan e+ek yang menguntungkan. erdapatbeberapa autoantibodi pada serum penderita
dan in+eksi kronis H!( namun peranannya pada terjadinya kerusakan sel hati tidak jelas.9rror@
=e+erene soure not +ound2#'
Koinfeksi #
/oin+eksi dari HB( dan H!( menghasilkan hepatitis B akut dan hepatitis ! akut. Periode
inkubasi tergantung dari titer HB(. /oin+eksi HB( dan H!( biasanya akut self!limiting in+eksi.
Hepatitis ! akut mempunyai masa inkubasi #-) minggu dan +ase preikterik dimulai dengan
gejala @
37
• Datigue
• Lethargi
• "noreJia
• ?ausea
Biasanya bertahan sampai #-) hari. Penampakan jaundie merupakan tanda onset dari +ase
ikterik. Datigue dan nausea tetap ada steatorea urine berwarna seperti air teh dan bilirubin
serum menjadi abnormal. Dase konvalesense dimulai dengan menghilangnya gejala klinis namun
+atigue tetap ada.
Superinfeksi
uperin+eksi HB( dan H!( menyebabkan hepatitis akut yang severe dengan masa
inkubasi yang pendek yang menghantarkan ke hepatitis ! kronis pada lebih dari %&.
uperin+eksi berhubungan dengan hepatitis akut +ulminant dan hepatitis kronis yang severe yang
progresi+ ke sirosis.24
II.0.4 Diagnosis
Hepatitis ! harus mempertimbangkan kemungkinan seseorang yang menunjukan
terin+eksi HB( dan yang menderita hepatitis B. !iagnosis dibuat dengan mendeteksi
antibody Ig; terhadap H!(C antibody terhadap H!( sekitar 2-4 minggu sesudah in+eksi
bersama dan sekitar 1 minggu sesudah superin+eksi. es ini dapat dila kukan dengan =I"
atau 9I". "nti H!( menunjukan +ase akut dari keduanya yaitu superin+eksi dan pola klinik
koin+eksi. ranskripsi batik P6= adalah kemungkinan untuk mendeteksi viremia H!( P6=
adalah metode sensitive untuk mendiagnosis hepatitis !.24*
II.0. Pengo!atan
idak ada terapi spesi+ik untuk hepatitis !. salah satu terapi yang pernah dioba
adalah terapi immunosupresi+ tapi ternyata tidak e+ekti+. !asar dari terapi inter+eron alpha
menunjukan e+ek menghambat replikasi dari H!( tetapi seperti inter+eron yang
digunakan untuk terapi umum In+eksi HB( man+aat dari terapi tersebut tidak nyata. alah
satu studi baru baru ini oleh Lau dkk menunjukan bahwa dosis yang sangat tinggi dari
inter+eron yang diberikan lebih dari 12 tahun sangat e+ekti+ untuk seseorang yang terin+eksi
38
HB(HB(. ampai dengan pengobatan terakhir bahwa transplantasi hati seara relative
berhasil untuk mengobati hepatitis +ulminan akut dan stadim terakhir dari hepatitis kronik !.2#4
II.0.2 Kompli&asi
H!( harus dipikirakan pada semua kasus hepatitis +ulminan. 2#
II.0.16 Pen3ega,an
idak ada vaksin untuk hepatitis !. ?amun karena H!( tidak dapat terjadi tanpa
in+eksi hepatitis B penegahan HB( melenyapkan H!(. IHB dan vaksin hepatitis B
digunakan untuk indikasi yang sama separti hepatitis B.2#
11.4 HEPATITIS E
II.4.1 Etiologi
H9( belum diisolasi tetapi telah diklon dengan tenik molekuler virus =?" ini tidak
terbungkus bentuk bulat dengan tonjolan-tonjolan dan serupa dengan klasivirus. In+eksi
disertai dengan pelepasan partikel 2)-#4 nm dalam tinja. !apat menyebar pada sel embrio
diploid paru. =eplikasinya hanya didalam sel hepatosit.12
enome virus hepatitis 9 berbentuk untaian tunggal positip =?" 3single positive standed =?"5
sebesar )' /b yang berbentuk sphaeris tidak mempunyai mantel virus dan berdiameter antara
2)-#4 nm. (irus ini adalah anggota dari +amili dari 6aliivirus tetapi menunjukkan si+at yang
sama dengan Piornaviridae dimana tergolong enterovirus type )2 yaitu virus hepatitis ".
II.4.# Epi'emiologi
;asa inkubasinya adalah 4 hari distribusi luas dalam bentuk epidemi dari apa yang
seara +ormal disebut hepatitis non-". in+eksi ditularkan seara enteri prevalensi tertinggi
telah dilaporkan di subbenua India imur engah dan "sia enggara. erutama pada
daerah dengan sanitasi buruk. Penyakit epidemi dengan sumber penularan melalui air dan
di "merika erikat satu-satunya kasus yang dilaporkan telah ada pada orang-orang yang
mengunjungi atau bermigrasi dari daerah endemi. !ilaporkan adanya tranmisi inaternal-
neonatal.H9( =?" terdapat diserum dan tinja selama +ase akut. (iremia yang memanjang
39
atau peneluaran ditinja merupakan kondisi yang tidak sering dijumpai. Hepatitis sporadik
sering pada dewasa muda dinegara yang berkembang.12
II.4.- Patogenesis
H9( tampak berperan sebagai virus sitopatik. Hepatitis 9 virus is aNuired +rom
ontaminated +ood or water. ypial symptoms inlude aute nausea vomiting diarrhea and
jaundie. ;ost people reover +rom the disease a+ter a +ew months. Hepatitis 9 an be deadly
however espevially +or women in their third trimester o+ pregnany.$
Penyakit klinis pada hepatitis 9 adalah serupa dengan penyakit klinis hepatitis " virus yang
ditularkan seara enterio lain tetapi sering lebih berat. /edua virus menghasilkan hanya
penyakit akutC penyakit kronis tidak terjadi. !isamping menyebabk an penyakit yang lebih
berat daripada H"( hepatitis 9 mengenai penderita yang lebih tua dengan insiden punak
antara 1* dan #4 tahun. Perbedaan klinis penting lain adalah bahwa H9( mempunyai angka
+asilitas tinggi pada wanita hamil. 24'
40
II.4./ Diagnosis
eknologi !?" rekombinan telah menimbulkan perkembangan antibody terhadap
partikel H9( tetapi uji serologis belu m tersedia seara komersial. "ntibody Ig; terhadap
antigen virus menjadi positi+ sesudah sekitar satu minggu sakit 2#4*.
II.4.0 Kompli&asi
H9( disertai dengan prevalensi kematian yang tinggi pada wanita hamil.2
II.4.4 Pen3ega,an
idak ada vaksin yang tersedia dan tidak ada bukti bahwa Ig adalah e+ekti+ dalam
menegah in+eksi hepatitis 9. ?amun kumpulan I dari penderita pada daerah endemi dapat
terbukti e+ekti+.2
41
BAB III
KESIPULAN
Hepatitis virus masih merupakan masalah kesehatan utama baik di negara yang sedang
berkembang maupun negara maju.i erdapat sedikitnya ' jenis virus hepatotropik penyebab
utama in+eksi akut yaitu virus hepatitis " B 6 ! dan 9. emuanya memberikan gejala klinis
hampir sama. !iperkirakan 4 G 4 juta penduduk Indonesia mempunyai kemungkinan mengidap
hepatitis 3semua tipe5 dan hepatitis B menduduki urutan pertama dalam hal jumlah penderita.
>leh karena itu prinsip umum tatalaksana hepatitis virus adalah diagnosis dini terapi
serta memberikan terapi anti virus terhadap anak dengan hepatitis sesuai indikasi.
erdapat tiga aspek penting yang terkait dengan hepatitis virus "-6. pertama
permasalahan dimulai pada anak. /edua upaya penegahan memegang peran utama dalam
mengurangi dampak medio psikososialnya. /etiga diperlukan tatalaksana tepat guna dalam
menangani anak dan hepatitis virus tersebut. kebijakan ini dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu
42
DAFTA7 PUSTAKA
15 "ndrisanityoso. Buku ajar ilmu penayakit dalam jilid satu . :akarta @ Bagian Ilmu penyakit
dalam D/<I. 2'
43
44