COATED TONGUE
Disusun oleh:
Anesha Desrilyana
160112160008
Pembimbing:
Drg. Tenny Setiani Dewi M. Kes, Sp.PM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNPAD
BANDUNG
2017
JUDUL : COUTED TONGUE
Menyetujui :
Dosen pembimbing
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
LAPORAN KASUS.................................................................................................2
2.1 Status Pasien IPM...........................................................................................2
2.1.1 Data Umum Pasien...................................................................................2
2.1.2 Anamnesa.................................................................................................2
2.1.3 Riwayat Penyakit Sistemik.......................................................................3
2.1.4 Riwayat Penyakit Terdahulu.....................................................................3
2.1.5 Kondisi Umum.........................................................................................3
2.1.6 Pemeriksaan Ekstra Oral..........................................................................4
2.1.7 Pemeriksaan Intra Oral.............................................................................4
2.1.8 Status geligi..............................................................................................6
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang............................................................................6
2.1.10 Diagnosis................................................................................................6
2.1.11 Perawatan................................................................................................7
2.2 Status Kontrol I...............................................................................................7
2.2.1 Anamnesa.................................................................................................7
2.2.2 Pemeriksaan Ekstra Oral..........................................................................8
2.2.3 Pemeriksaan Intra Oral.............................................................................8
2.2.4 Status geligi..............................................................................................9
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang............................................................................9
2.2.6 Diagnosis................................................................................................10
2.2.7 Perawatan...............................................................................................10
BAB III...................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................11
3.1 Lidah.................................................................................................................11
3.2 Couted tongue...................................................................................................13
3.2.1 Patofisiologi...............................................................................................13
iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
menempel pada dorsum lidah mengandung sel epitel deskuamasi, sel darah,
metabolit, nutrisi dan bakteri. Struktur papiler dorsum lidah membentuk area
ekologi unik yang menyediakan area permukaan luas yang mendukung akumulasi
kebiasaan diet, status periodontal, merokok, aliran saliva dan penggunaan gigi
mekanis berupa sikat gigi dan sikat lidah dan terapi kimia berupa obat kumur yang
2013).
seorang pasien perempuan usis 21 tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan
2017. Pasien mengeluhkan lapisan putih pada lidah serta terasa kering dan tidak
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
2.1.2 Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan lidah terasa kering dan tidak enak sejak
kurang lebih 1 minggu yang lalu. 3 hari yang lalu melihat permukaan lidah dengan
bantuan cermin dan menemukan adanya lapisan putih. Tidak ada faktor yang
riwayat penyakit lain. Dikeluarga ayah dan ibu juga memiliki lapisan putih pada
lidah dan merupakan penggemar kopi. Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 2
kali sehari saat mandi pagi dan sebelum tidur, namun jarang melakukan
penyikatan lidah. Pasien mengkonsumsi kopi secara rutin 2 kali sehari, namun
2
3
jarang mengkonsumsi buah, sayur dan air putih sekitar 4 gelas sehari. Pasien ingin
Hipertensi : TIDAK
Hamil : TIDAK
Kontrasepsi : TIDAK
Lain-lain : TIDAK
Kelenjar Limfe
Bibir : TAK
Lain-lain : TAK
Kebersihan Mulut :
semua regio
5
Mukosa Bukal : Teraan gigitan kanan dan kiri dari Molar ketiga hingga
Gambar 2.1 Makula hiperpigmentasi pada permukaan labial dan bukal di semua regio.
A B
Gambar 2.2 Teraan gigitan kanan (A) dan kiri (B) dari Molar ketiga hingga Molar kedua rahang
bawah
6
2.1.10 Diagnosis
DD/ Candidiasis
D/ Cheek biting
D/ Makula hiperpigmentosis
7
2.1.11 Perawatan
Farmakologis :
2.2.1 Anamnesa
Umur : 21 tahun
dengan baik yaitu sikat gigi dan lidah dengan sikat lidah 2 kali sehari, meminum
air putih 8 gelas/ hari, mengonsumsi buah dan sayur, serta menjaga kebersihan
mulutnya.
Kelenjar Limfe
Bibir : TAK
Lain-lain : TAK
Kebersihan Mulut
46 31 36 46 31 36 Stain -
1 0 0 0 0 0 RA RB
semua regio
Mukosa Bukal : Teraan gigitan kanan dan kiri dari Molar ketiga hingga
Lidah : TAK
2.2.6 Diagnosis
D/ Cheek biting
D/ Makula hiperpigmentosis
2.2.7 Perawatan
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Lidah
Lidah adalah bagian dari rongga mulut yang tersusun dari otot, membran
mukosa dan papila-papila (Siegel dan Deschler, 2006). Lidah terbagi menjadi dua
bagian yang dibatasi oleh papilla sirkumvalata yaitu lidah anterior dua per tiga
anterior dan pangkal lidah sepertiga posterior. Papila sirkum valata membentuk
huruf V pada anterior foramen caecum. Lidah dibagi menjadi empat area yaitu:
berlapis dan organ pengecapan yang disebut taste buds dan papila-papila pada
dorsum lidah. Terdapat 4 tipe papila pada dorsum lidah yaitu, papila filiformis,
Derrickson, 2009).
Derrickson, 2009), berbentuk konus yaitu panjang dan runcing, seperti rambut dan
dilapisi epitel keratin yang memberikan warna abu-abu pada lidah. Papila ini
berfungsi dalam menjilat dan mengiring makanan ke distal (Bruch, 2009). Papila
ini juga bisa tampak merah, pink atau putih, tergantung dari iritasi yang dialami
Papila fungiformis terletak pada dua pertiga anterior lidah (Bruch, 2009),
memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar dengan permukaannya yang
11
12
licin, seperti jamur. Papila ini mengandung taste buds pada permukaan atasnya
tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis (Tortora dan Derrickson,
2009). Setiap papilla fungiformis mengandung 0-20 kuncup pengecap. Papila ini
memiliki kapiler darah yang banyak sehingga dengan ukurannya yang besar
terlihat seperti bintik-bintik merah pada hamparan papila filiformis (Bruch, 2009).
warnanya merah terang dan diameternya lebih luas, dan juga mengandung taste
buds. Jumlahnya lebih banyak dibagian batas lateral dan anterior ujung lidah.
berbatasan dengan papila foliata yang tersebar pada tepi lateral lidah. Papila
bundar besar dengan diameter 2 mm. Dua belas papila diantarannya tersusun
dalam barisan berbentuk V di bagian anterior dan sejajar dengan sulkus terminalis.
Tiap barisan dikelilingi oleh lapisan bundar. Sedangkan papila foliata terletak
pada tepi lateral lidah, berupa tiga atau empat lipatan vertikal pendek (Bruch,
2009). Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih
tabung (ridge) dan alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah
menempel pada dorsum lidah mengandung sel epitel deskuamasi, sel darah,
metabolit, nutrisi dan bakteri. Struktur papiler dorsum lidah membentuk area
ekologi unik yang menyediakan area permukaan luas yang mendukung akumulasi
3.2.1 Patofisiologi
Pada dasarnya, permukaan lidah bagian atas adalah daerah yang biasanya
mengalami banyak iritasi setiap harinya. Iritasi ini sering terjadi karena minuman
panas atau makanan kasar. Untuk alasan ini, lidah manusia telah dirancang untuk
memiliki bagian atas yang menghasilkan lapisan yang melindungi sel mati yang
Keratin yang terbentuk di bagian atas lidah kita terlepas dan tertelan saat
kita makan. Biasanya jumlah keratin yang dihasilkan sama dengan jumlah yang
14
terlepas, dan lidah kita akan tampak normal (AAOMP, 2005). Walaupun ada
penggantian terus menurus dari epitel lidah, Sarranzin menunjukan bahwa dorsum
lidah sangat sulit bebas dari stapilokokus dan streptokokus. Bakteri ini bisa
mencapai 90% dari masa bakteri pada lidah (Danser dkk, 2003).
tongue". Hal ini mungkin karena keratin tidak terlepas dengan cepat, seperti yang
terlihat pada orang-orang yang sedang makan makanan yang lebih lembut dan
kurang abrasif (terutama pengguna gigi tiruan). Di sisi lain, beberapa orang
mengalami masalah saat keratin diproduksi lebih cepat daripada saat dilepas dan
ditelan. Peningkatan produksi keratin ini biasanya karena iritasi bagian atas lidah
karena minum minuman panas atau merokok tembakau. Akumulasi keratin pada
papilla filiform ("taste buds") lidah memberi penampilan lidah seperti "berbulu"
(AAOMP, 2005).
Selain itu, lokasi lidah pada perempatan antara rongga mulut dan faring
menyediakan akses untuk dilalui oleh berbagai jenis nutrisi, produk dan bakteri.
Dorsal lidah memberikan ekologi unik bagi mikroorganisme kavitas oral. Mukosa
tidak beraturan. Kehadiran sejumlah unit kriptolfatik oval pada bagian posterior
filiform dengan inti sepanjang 0,5mm, sebuah kawah pusat dan tepi yang
pada tepi lidah yang dipisahkan oleh lipatan yang dalam dan papilla valata tinggi
15
termasuk area fisura, groove dan depapilated dapat memberikan area retensi bagi
persembunyian bakteri. Fisura pada dorsum lidah pada kelompok pasien yang
sehat, gingivitis dan periodontitis telah dilaporkan pada tingkatan sedang. Fisur
yang dalam dikaitkan dengan dua kali jumlah total bakteri dan bau mulut dan skor
bau lidah yang tinggi. Permukaan yang kasar pada lidah memberikan tempat ideal
bersembunyi dari aksi pembersihan. Lebih dari 100 bakteri dapat menempel pada
satu sel epitel di dorsum lidah, dimana 25 bakteri yang hanya menempel pada sel
lebih kurang bau daripada bagian prosterior. Hal ini karena bagian anterior
mendapatkan oksigenasi yang lebih baik dan oleh karena itu cenderung tidak
menyerap bakteri odorigenik dalam jumlah besar. Banyak fungsi lidah yang
Sedangkan bagian posterior lidah berkontak dengan palatum lunak dengan lembut
dan tidak memberikan gesekan yang kuat untuk pembersihan. Maka dari itu,
bagian posterior lidah menyimpan banyak bakteri anaerob dan sangat penting
aliran saliva dan penggunaan gigi tiruan (Lawande dan Gayatri, 2013).
Menurut Ralph, pasien yang lebih tua lebih sering mengalami coated
tongue karena perubahan kebiasaan diet untuk diet makanan lunak, penurunan
kebersihan mulut, penuruan aliran saliva dan perubahan alami saliva. Sebagai
signifikan dalam akumulasi debris lidah. Meminum kopi dan merokok belum
dari kafein atau lebih menyebabkan diskolorisasi (Lawande dan Gayatri, 2013).
Menurut koshimune et al, kecepatan aliran saliva adalah salah satu faktor
2013).
Coated tongue sering ditemukan pada bagian belakang dan tengah dorsal
lidah dengan warna putih kekuningan dan merupakan lesi plak yang cukup tebal.
17
Terdiri dari bakteri, sejumlah besar epitel yang terdeskuamasi, sel darah, macam-
macam leukosit yang berasal dari poket periodontal. Lesi plak tidak sakit dan
Couted tongue adalah salah satu faktor etiologi penting dari halitosis.
Gayatri, 2013)
3.2.4 Klasifikasi
Beberapa metode untuk mengukur luas coated tongue dalam Danser dkk
(2003):
1. Gross dkk, menggunakan indeks 0-3 dari tidak ada lapisan hingga lapisan
yang parah, namun tidak ada penjelasan klinis maupun gambaran untuk
2. Boys dkk, menggunakan estimasi ketebalan selaput pada bagian dorsal lidah
melalui pemeriksaan visual yaitu: berat, sedang, ringan dan tidak ada.
kurang dari dua pertiga perukaan dorsum lidah; 3, lebih dari dua pertiga
4. Chen menggunakan warna yaitu putih, kuning, abu-abu dan hitam. Selain itu
menggunakan kualitas yaitu kering, licin, kering dan kasar, berduri, sebagian
Gambar 3.3 Diskolorisasi pada lidah: skor 1; putih: skor 2; kuning coklat: skor 3; hitam: skor
(Danser, 2003)
Menurut Kagan (1998) Pada dasarnya, lapisan lidah dibagi menjadi empat:
1. Ketebalan
Lapisan lidah tebal dan kasar, yang juga disebut lapisan licin, merupakan
tanda penumpukan atau akumulasi racun dan atau cairan tidak sehat dan tidak
berguna. Lapisan tipis lidah, selain menunjukkan penumpukan racun yang ringan
hingga sedang, juga mengindikasikan adanya demam. Lapisan tipis putih lidah
2. Warna
cairan yang tidak sehat bersifat panas. Nuansa putih, vanila atau krem
serta toksisitas dan kekeruhan. Lapisan coklat atau hitam mengindikasikan adanya
metabolik panas ekstrim yang mengubah cairan menjadi abu seperti residu
empedu hitam dan kuning yang abnormal. Hijau dikaitkan dengan bentuk empedu
dikarenakan terbakar oleh demam tinggi. Lapisan kering dan juga tebal dapat
Pola distribusi umum lapisan lidah dan zona refleks organ yang dilapisinya
lidah, menunjukkan penumpukan cairan racun yang tinggi terutama pada perut.
20
menebal dan tidak dapat dihilangkan. Lesi biasanya ditemukan bilateral pada tepi
lateral lidah pasien, dan dapat menyebar ke permukaan dorsum dan ventral.
(Laskaris, 2006)
Penyakit yang paling sering berhubungan dengan adanya OHL yaitu HIV.
Virus Epstein-Barr terlibat sebagai agen penyebab terjadinya OHL. OHL juga
berhubungan dengan kondisi penurunan sistem imun, misalnya pada pasien yang
mengalami transplantasi organ dan terapi steroid jangka panjang (Greenberg dan
Glick, 2008).
Dilihat dari mikroskop terdapat hiperkeratosisi dengn permukaan
berpuncak runcing dan sering berkolonisasi dengan C.albicans atau bakteri. Area
dari koilosit (vacuolated and ballooned prickle cells with pyknotic nuclei) juga
terlihat dalam prickle cell layer. Serta teridentifikasi adanya antigen kapsid virus
normal rongga mulut, saluran gastrointestinal, dan vagina. Namun pada keadaan
tertentu jumlah c. albicans dapat menjadi tinggi jamur dan menyebabkan infeksi
karsinoma, lupus erythematous, AIDS, kekurangan zat besi, dan 5) faktor local,
Penyakit ini memiliki gambaran klinis terdapat plak putih yang difus,
kotor atau seperti beludru yang dapat dibersihkan namun meninggalkan bekas
pada permukaan menjadi eritem dan berdarah. Biasanya terdapat pada rongga
mulut, saluran pencernaan, dan vagina. Lesi pada rongga mulut biasanya
ditemukan pada mukosa bukal, lidah, palatum lunak, dan palatum keras (Langlais
dan Craig).
C.albicans dan sel inflamasi. Dilihat dari mikroskop, plak thrush disebabkan oleh
22
Odell, 1995)
3.2.6 Terapi
gluconate 0,2% atau 0,12% bertujuan untuk mengurangi bakteri anaerob pada
permukaan lidah dan juga dapat mengurangi bau mulut (Lawande dan Gayatri,
2013).
menggunakan sikat lidah dan sikat gigi. Sikat lidah terbuat dari bahan plastik, atau
23
metal, serta dapat juga digunakan bagian cekung dari sendok. Membersihkan
dengan sikat gigi pun dapat dilakukan, metode ini sangat mudah dan dapat
mengontrol rasa mual. Menurut Sarrazin, pagi hari merupakan waktu yang baik
untuk membersihkan lidah dimana perut dalam keadaan kosong sehingga reflex
muntah dapat terjadi. Berikut ini adalah tahap-tahap membersihkan lidah dengan
menemukan posisi yang tepat dari sikat lidah dan mengurasi rasa mual.
4. Tarik sikat lidah ke depan mulut dengan perlahan.
5. Bersihkan sikat lidah dari debris dengan air mengalir
6. Ulangi prosedur beberapa kali sampai debris tak dapat diambil lagi
7. Bersihkan dan keringkan sikat lidah
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini, pada tanggal 8 Agustus 2017 , pasien perempuan usia 21
tahun datang ke RSGM Unpad dengan keluhan lidah terasa kering dan tidak enak
sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. 3 hari yang lalu melihat permukaan lidah
dengan bantuan cermin dan menemukan adanya lapisan putih. Tidak ada faktor
yang memperberat ataupun memperingan. Tidak sedang sakit dan tidak memiliki
riwayat penyakit lain. Dikeluarga ayah dan ibu juga memiliki lapisan putih pada
lidah dan merupakan penggemar kopi. Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 2
kali sehari saat mandi pagi dan sebelum tidur, namun jarang melakukan
penyikatan lidah. Pasien mengkonsumsi kopi secara rutin 2 kali sehari, namun
jarang mengkonsumsi buah, sayur dan air putih sekitar 4 gelas sehari. Pasien ingin
Seperti yang telah kita ketahui bahwa couted tongue dapat disebabkan
merokok, aliran saliva dan penggunaan gigi tiruan (Lawande dan Gayatri, 2013).
Berdasarkan hasil anamnesa pasien dan dikaitkan dengan tinjauan pustaka dapat
diduga pasien mengalami couted tongue yang terjadi karena kebiasaan diet pasien
yaitu rutin mengkonsumsi kopi 2 kali sehari. Menurut Lawande dan Gayatri
dehidrasi dari kafein atau lebih menyebabkan diskolorisasi serta jarang melakukan
24
25
dan Gayatri (2013) permukaan yang kasar pada lidah memberikan tempat ideal
bersembunyi dari aksi pembersihan. Lebih dari 100 bakteri dapat menempel pada
satu sel epitel di dorsum lidah, dimana 25 bakteri yang hanya menempel pada sel
lain di area rongga oral lain bagian posterior lidah berkontak dengan palatum
lunak dengan lembut dan tidak memberikan gesekan yang kuat untuk
pembersihan. Maka dari itu, bagian posterior lidah menyimpan banyak bakteri
2/3 posterior lidah. Hal ini sesuai dengan gejala klinis couted tongue menurut
Laskaris (2006) berupa plak putih-kekuingan pada bagian tengah dan belakang
etiologi, lokasi dan gambaran klinisnya. Jika dibandingkan dengan OHL, couted
tongue berlokasi pada permukaan dorsal lidah (Omar, 2015), sedangkan OHL
berlokasi pada lateral lidah (Laskaris, 2006). Selain itu OHL biasanya terjadi pada
pasien dengan defesiensi imun dan tidak tidak dapat dilakukan pembersihan atau
tongue sering ditemukan pada lidah (Omar, 2015) dan dapat dibersikan (Laskasris,
eritema atau perdarahan (Langlais dan Craig, 2009) dan memerlukan perawatan
dengan antjamur topikal seperti nistati, drivat azol, dan amfoterisin B (Laskaris,
2006).
dengan menyikat gigi dan lidah 2 kali sehari saat setelah sarapan dan sebelum
tidur, memperbanyak minum airputih 8 gelas/ hari dan konsumsi buah dan sayur.
lidah dapat menurunkan jumlah bakteri dan debris pada lidah secara signifikan
(Lawande dan Gayatri, 2013). Sikat lidah merupakan terapi yang digunakan untuk
Saliva yang berkonsstensi pekat memiliki fungsi sebagai cleansing agent yang
27
kurang baik. Sehingga dengan konsumsi air ang cukup, diharapkan terjadi
perubahan konsistensi saliva sehingga fungsi saliva sebagai cleansing agent akan
meningkatkan friksi antara lidah dengan makanan. Coated tongue dapat terjadi
keratin, salah satu faktor ketidakseimbangan tersebut adalah diet makanan lunak
(UNPD, 2003).
bakteri anaerob pada permukaan lidah dan juga dapat mengurangi bau mulut
kontrol dan mengatakan plak putih pada lidahnya sudah menghilang dan tidak ada
keluhan lainnya.
BAB V
KESIMPULAN
menderita couted tongue. Couted tongue yang dialami pasien berasal dari faktor
utama berupa kebiasaan diet yang rutin meminum kopi 2 kali sehari, namun jarang
menyikat lidah, selain itu terdapat faktor yang mendukung yaitu pasien kurang
meminum air putih dan mengonsumsi sayur dan. Pada kunjungan kedua unutk
penyakit pada pasien, instruksi untuk menjaga kebersihan mulut dengan menyikat
gigi dan lidah 2 kali sehari saat setelah sarapan dan sebelum tidur, memperbanyak
minum airputih 8 gelas/ hari dan konsumsi buah dan sayur. Perawatan
28
DAFTAR PUSTAKA
29