Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“IPTEK DALAM ISLAM”

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Aldi Wijaya [201512500288]

Gilang Dirga [201512500 ]


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Jakarta, Maret 2015

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................... 1
C. Tujuan..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2

A. Pengertian Iptek........................................................2
B. Fungsi Iptek..............................................................2
C. Karakteristik Iptek dalam Islam................................3
D. Perkembangan Iptek dalam Islam.............................4
E. Iptek dalam narasi nash AL-quran............................7

BAB III PENUTUP..........................................................................................8

A. Kesimpulan...............................................................8
B. Saran.........................................................................8
C. Daftar Pustaka..........................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia pada dasarnya memiliki akal dan fikiran untuk memahami fenomena alam
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Namun, keadaan manusia saat ini
menyebabkan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) semakin terpisah dari Islam. Oleh
karena itu, manusia perlu diingatkan bahwa saat ini Iptek telah jauh dari Islam,
penggunaannya telah disalahgunakan dan tidak dipergunakan dengan bijak. Ilmuan-
ilmuan Islam telah banyak muncul dalam peradaban ilmu pengetahuan, hanya saja
keberadaan mereka kurang diketahui atau bahkan teori-teorinya diakui oleh Ilmuan non
Islam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Iptek secara umum?
2. Bagaimana Iptek menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana keutamaan orang beriman dan beramal?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan Iptek secara umum
2. Untuk mengetahui pandangan Iptek secara Islam
3. Untuk mengetahui keutamaan orang beriman dan beramal
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Ilmu


pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses
yang disebut metode ilmiah (scientific method) .Sedang teknologi adalah pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-
hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek

Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib
dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang
boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang
tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

2.2 Fungsi IPTEK

Fungsi IPTEK adalah untuk memudahkan atau menyederhanakan pekerjan manusia.

Fungsi secara umum :

1. Mempermudah komunikasi.
2. Mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia.
3. Waktu yang digunakan lebih efisien dalam mendapat informasi, informasi yang
diperoleh juga akurat.
4. Dapat membantu manusia dalam meningkatkan dan memanfaatkan sumber energi
baru yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia.
5. Sumber daya alam yang ada di bumi ini lebih mudah dikelola dengan optimal dan
berkualitas.
6. Banyaknya industri baru dan perusahaan baru yang dapat memberikan lapangan
pekerjaan, sehingga bisa mengurangi penggangguran.
7. Mengurangi pemakaian bahan alami yang semakin langka.
8. Dapt membawa kita manusia ke zaman yang lebih maju dan modern.

Fungsi secara Islam :

1. Memperoleh kemudahan
2. Mengenal dan mengagungkan Allah
3. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah
4. Memperoleh kesenangan dan kebahagian dalam hidup
5. Meningkatkan kemampuan memanfaatkan kemampuan alam
6. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
2.3 Karakteristik IPTEK dalam Islam

Dalam seminar tentang “Pengetahuan dan Nilai-Nilai” di Stocholm, 1981, dengan


bantuan International Federation of Institutes of Advance Study (IFIAS), dikemukakan 10
konsep Islam yangdiharapkan dapat dipakai dalam meneliti sains modern dalam rangka
membentuk cita-cita Muslim. Kesepuluh konsep ini adalah:

Paradigma Dasar:

1. tauhid : meyakini hanya ada 1 Tuhan, dan kebenaran itu dari-Nya.

2. khalifah : kami berada di bumi sebagai wakil Allah — segalanya sesuai


keinginan-Nya.

3. ibadah (pemujaan) : keseluruhan hidup manusia harus selaras dengan ridha Allah,
tidak serupa kaum Syu’aib yang memelopori akar sekularisme: “Apa hubungan sholat dan
berat timbangan(dalam dagang)”.

4. islam : tidak menghentikan pencarian ilmu untuk hal-hal yang bersifat material,
tapi juga metafisme, semisal diuraikan Yusuf Qardhawi dalam “Sunnah dan Ilmu
Pengetahuan”.

Penuntun:

5. halal (diizinkan).

6. adil (keadilan) : semua sains bisa berpijak pada nilai ini: janganlah kebencian
kamu terhadap suatu kaum membuat-mu berlaku tidak adil. (Q.S. Al-Maidah 5 : 8). Keadilan
yang menebarkan rahmatan lil alamin, termasuk kepada hewan, misalnya: menajamkan pisau
sembelihan.

7. istishlah (kepentingan umum).

Pembatas:

8. haram (dilarang).

9. zhulm (melampaui batas).

10. dziya’ (pemborosan) : “Janganlah boros, meskipun berwudhu dengan air laut”.
Kesepuluh konsep tersebut harus kita pegang teguh dan wajib kita yakini, agar umat Islam
mempunyai karakteristik IPTEKnya sendiri, dan tidak hanya mengikuti apa yang sudah ada,
namun juga harus disertai pedoman- pedoman yang bersumber dari ajaran Islam, agar ilmu
yang kita dapatkan dari sains modern semakin bermanfaat.
2.4 Perkembangan IPTEK dalam Islam

Peran Islam dalam perkembangan Iptek sitidaknya ada dua yaitu :

Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah
yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qaidah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah
Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi
segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan.

Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar
bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang
seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)
seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan
iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam
boleh memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu
aspek iptek telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Hal hal yang berkaitan peran Islam dalam perkembangan IPTEK

1. Paradigma Hubungan Agama-Iptek

Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek (Agus, 1999). Agama yang
dimaksud di sini, adalah agama Islam, yaitu agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad Saw, untuk mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya (dengan aqidah
dan aturan ibadah), hubungan manusia dengan dirinya sendiri (dengan aturan akhlak,
makanan, dan pakaian), dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (dengan aturan
muamalah dan uqubat/sistem pidana. Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis
besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga)
jenis paradigma :

Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek
adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah
dipisahkan dari kehidupan (fashl al-dinan al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya,
tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama
tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak
bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah
baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis
(berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara
menerapkan pengetahuan).
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan
eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan
iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini
mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama
berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi
perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama
dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari
kehidupan.

Paradigma tersebut didasarkan pada pikiran Karl Marx yang ateis dan memandang
agama (Kristen) sebagai candu masyarakat, karena agama menurutnya membuat orang
terbius dan lupa akan penindasan kapitalisme yang kejam. Karl Marx mengatakan : Agama
adalah keluh-kesah makhluk tertindas, jiwa dari suatu dunia yang tak berjiwa, sebagaimana ia
merupakan ruh/spirit dari situasi yang tanpa ruh/spirit. Agama adalah candu bagi rakyat

Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama tidak ada sangkut pautnya sama
sekali dengan iptek. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan dalam paradigma sosialis
didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya Materialisme Dialektis (Yahya Farghal,
1994: 112). Paham Materialisme Dialektis adalah paham yang memandang adanya
keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus melalui proses dialektika, yaitu
melalui pertentangan-pertentangan yang ada pada materi yang sudah mengandung benih
perkembanganitu sendiri (Ramly, 2000: 110).

Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah
dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits--
menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun
seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia

Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya


berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang
pertama kali turun : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (Qs. sl-
Alaq [96]: 1).

Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh
berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari
Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman
kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam (Al-Qashash, 1995: 81).

Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu pengetahuan bukan
berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu
Allah yang mencakup dan meliputi segala sesuatu Firman Allah SWT : Kepunyaan Allah-lah
apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha meliputi
segala sesuatu. (QS. AN-Nisaa` [4]: 126). Alam ayat lain disebutkan : Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar
kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya
Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Qs. ath-Thalaq [65]: 12).

2. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek

Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang
telah dibawa oleh Rasulullah Saw.

Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini.
Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah
telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam
pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya
paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang
diikuti orang Islam, diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal
haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori
Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam.

Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental
dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan
paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.

Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam
dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an
dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya
dengan tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.

3. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek

Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek
yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan
ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah:
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya. (Qs. an-Nisaa` [4]: 65). ikutilah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-
Nya[528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (Qs. al-Araaf [7]: 3).
[528] Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan.

2.5 IPTEK dalam narasi nash Al-quran

1. Dalam Al Qur’an

Fungsi Al Qur’an adalah sebagai pembeda yakni membedakan antara yang benar
dan yang salah, baik dalam pengamatan maupun teori, yang menyangkut masalah
mkarokosmos maupun mikrokosmos, dan yang menyangkut kisah masa lalu maupun
kehidupan yang akan datang. Teori makrokosmos menyatakan bahwa buki adalah pusat dari
segala macam bendaangkasa itu mengelilingi bumi. Teoto mikrokosmos, misalnya pada
proses kelahiran manusia, Al Qur’an telah memberikan pernyataan dedukasi tentang tahapan
dan proses terjadinya manusia dari saat pembuahan hingga saat kelahiran

2. Dalam Hadits

Hadits berfungsi sebagai penjelasan informasi yang didapar dari Al Qur’an. Contoh
matan (teks) Assunah yang memberikan motivasi bagi manusia untuk menggali ilmu
pengetahuan, peradaban, dan teknologi : “Tidaklah seorang muslim pun yang bertani atau
bercocok tanam, lalu hasil tanaman itu dimakan burung, orang atau hewan, kecuali hal itu
akan menjadi sedekah baginya” (Hadits Riwayat HR. Bukhari dan Muslim)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan berbagai aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa ilmu pengetahuan teknologi dan seni pada zaman sekarang sangatlah kurang dari
ajaran islam. Ada beberapa yang memang melenceng dari ajaran islam, seperti
penyalahgunaan teknologi tentang adanya bom atom contohnya yang sekarang digunakan
untuk saling mengancam antar negara.
Menurut pandangan islam itu sangat bertentangan dengan ajaran islam. Selain dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dari segi seni juga semakin kesini semakin tidak
menentu untuk masalah seni. Karena seni pada zaman sekarang semakin jauh dari ajaran
islam. Aurat terbuka dimana – mana, bahkan banyak yang melakukan itu adalah orang islam.
Di dalam ajaran islam sudah banyak dibahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni yang dibahas di dalam Al-Quran.

3.2 Saran

Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan berpegang teguh dalam ajaran islam,
kita harus meluruskan niat kita dalm mencari ilmu dan mengamalkannya nanti agar kita tidak
salah menggunakan ilmu kita bagi keburukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://tafsir.cahcepu.com/alalaq/al-alaq-1-5/

http://indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/b9BB/content/id/5543742
http://rumahislam.com/tafsir-depag-ri/157-qs-002-al-baqarah/811-tafsir-depag-ri--qs-002-
al-baqarah-164.html

http://laksmanhakiem93.wordpress.com/2012/11/27/ilmu-pengetauan-dan-teknologi-
dalam-pandangan-islam/

LKS, 2014. Al-Qur’an Hadist kelas XII Semester 2

Anda mungkin juga menyukai