PENDAHULUAN
Untuk mengatasi serangan nyeri yang begitu hebat, banyak hal yang dapat
dilakukan. Angket yang disebar The American Pain Society kepada sejumlah
pasien yang dirawat di rumah sakit menyebut cara-cara mengatasi nyeri,
diantaranya: pengobatan nyeri intravena (66%), injeksi nyeri (62%), relaksasi
(33%), sentuhan (19%) dan pijat atau massage (9%). Cara yang paling banyak
dilakukan sebesar 75% adalah berdoa individual atau melakukan pendekatan
kepada Tuhan Yang Maha Esa (Puchalski, 2000, p.353). Beberapa studi telah
banyak menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai keyakinan spiritual
cenderung mampu melihat masa depan dengan lebih positif dan mempunyai
kualitas hidup lebih baik. Demikian pula pasien kanker stadium lanjut yang
mempunyai keimanan terhadap agamanya merasa lebih puas dan bahagia dengan
hidupnya serta merasakan nyeri lebih ringan. (Puchalski, 2001, p.353).
Di dalam ajaran agama Islam, pendekatan kepada Allah dapat dilakukan dengan
mengingat nama-nama Allah beserta sifat-sifat dan kekuasaan-Nya yang
dilakukan secara lisan, dalam hati maupun tercermin dalam perbuatan manusia.
Pendekatan ini disebut dzikir. Menurut Hawari (2005, p.40), doa dan dzikir
mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Seiring dikeluarkannya
segala kegalauan hati, dipasrahkannya segala penderitaan kepada Allah, penderita
merasakan Kekuatan Yang Maha Lembut yang memberikan kesejukan, kedamaian
dalam jiwa. Meskipun kemungkinan sembuh kecil pada kanker stadium lanjut,
dzikir sangat membantu pasien menjadikan kehidupannya lebih bermakna bagi
dirinya dan orang lain.
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/ terus menerus dan tak
terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat
yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis (Depkes RI, 2009). Kanker
serviks adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher rahim (Depkes RI,
2009).
Hampir seluruh kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) / virus papilloma pada manusia. Virus ini relatif kecil
dan hanya dapat dilihat dengan alt mikroskop elektron. Ada beberapa tipe
HPV yang dapat menyebabkan kanker yaitu tipe 16 dan 18 (yang sering
dijumpai di Indonesia) serta tipe lain 31, 35, 45, dan lain-lain (Depkes RI,
2009).
Dzikir menurut istilah Ahli Sufi adalah ingat Asma Allah SWT. dengan
sarana apa saja baik secara dhohir atau dalam bathin. Orang yang senantiasa
berdzikir maka akan merasa tentram dan tenang dalam hidupnya sebagaimana
firman Allah SWT. dalam QS Al-Ra'd ayat 28 yang Artinya: “(yaitu) orang-
orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”(QS
Al-Ra’d ayat 28)
Teungku Hasbie Ash Shiddiqie dalam bukunya Pedoman Dzikir dan Doa,
menjelaskan bahwasannya dzikir adalah menyebut nama Allah dengan
membaca tasbih (subhanaallah), membaca tahlil (la ilaha illallahu), membaca
tahmid (alhamdulillah), membaca taqdis (quddusun), membaca takbir
(allahuakkbar), membaca hauqollah (la hawla wala quwwata illa billah),
membaca hasbalah (hasbiyallah), membaca basmalah (bismillahirrahmanir
rahim), membaca al-qur’an al majid dan membaca doa-doa yang ma’tsur,
yaitu doa yang diterimadari Nabi SAW.
Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyono dkk pada tahun 2007 yang meneliti
tentang efek dzikir terhadap kecemasan pasien yang akan dioperasi juga
menunjukkan nilai yang signifikan ( p= <0.05). Penelitian tersebut (n=70)
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dzikir
belum efektif dalam menurunkan tingkat depresi pasien kanker stadium lanjut
selama mereka masih berada dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Dzikir tidak dilakukan dengan penuh kesediaan, keikhlasan dan
penghayatan
2. Individu tidak melepaskan segala beban pikiran (keinginan, harapan, cita-
cita dan sebagainya) dan perasaan (ketakutan, kekhawatiran, kemarahan,
kekecewaan dan sebagainya) kepada Allah, tidak memasrahkan segala
proses kehidupan terjadi atas kekuasaan-Nya serta tidak mempercayai
bahwa Allah selalu memberikan keputusan yang terbaik untuk setiap
umat-Nya.
3. Individu tidak sungguh-sungguh menghayati manfaat dzikir kepada
kehidupannya.
4. Individu masih melibatkan diri dengan penyakit maupun persoalan-
persoalan kehidupannya baik secara emosional maupun kognitif.
5. Individu memaksakan pencapaian target-target dalam kehidupannya,
misalnya berkaitan dengan kesembuhan maupun tujuan-tujuan hidup
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2007). Cancer Facts and Figures 2007.
http://www.cancer.org/downloads/STT/CAFF2007PWSecured.pdf
American Cancer Society. (2008). What is chemoteraphy and how does it work?
http://www.cancer.org/docroot/MBC/content/MBC_2_3X_What_Is_Chemotherap
y_A nd_How_Does_It_Work.asp?sitearea=MBC Hawari, H. D. (2005)
Dimensi Religi dalam Praktik Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat, K. (2006, November).
Ensiklopedia Akidah Ahlusunah: Energi zikir dan shalawat. PT. Serambi Ilmu
Semesta. Lloyd-Williams, M.
Measuring health: A guide to rating scales and questionnaire. (2nd ed). Oxford
University Press. Prihanto, S.
The Big Five. Handout kuliah Magister Profesi Psikologi tidak dipublikasikan.
Universitas Surabaya, Surabaya. Puchalski, C. M. (2001, Oktober).
The Role of Spirituality in Health Care. BUMC Proceedings, 14, 352 – 357.
Syukur, A. (2007, Juni). Zikir Menyembuhkan Kankerku. Jakarta: Mizan media
utama.