Anda di halaman 1dari 27

KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Bab 5

Peralatan Utama Pada Sistem 
Kriogenik

Peralatan utama pada sistem pencairan dan pendinginan pada suhu


rendah umumnya terdiri dari Heat Exchanger, Kompresor, dan
Expander. Ketiga alat tersebut memiliki prinsip kerja dan fungsi
yang berbeda pada sistem kriogenik. Kinerja sistem kriogenik akan
tergantung pada kinerja dan susunan dari alat-alat utama tersebut.

Skema sistem Linde-Hampson

165
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

5.1  HEAT EXCHANGER
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting
mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik
(viscositas optimal). Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik
akan sangat menentukan efektivitas pertukaran panas yang terjadi.
Beberapa kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk penggunaan
pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna
meningkatkan efisiensi
2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk
meminimalkan kebocoran
3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas
permukaan
4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
7. Pressure Drop yg rendah

Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga


memperhatikan pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida.
Jika Cp menurun dengan menurunnya suhu fluida (contoh
Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet harus ditambah dari
harga minimal beda suhu aliran. Gambar proses dapat dilihat pada
Gambar 5.1.

166
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Gambar 5.1 Profil suhu pada HE countercurrent dimana Cp aliran panas


menurun dengan turunnya suhu.

Pemilihan HE untuk suhu rendah akan tergantung pada :


1. Kebutuhan disain proses
2. Batasan disain mekanik dan ekonomi

5.1.1  HE tabung konsentrik dan tipe Collins
Untuk skala laboratorium umumnya digunakan tabung
konsentrik dan Extended Surface (Collins-type) Exchanger.
Sedangkan untuk Industri banyak digunakan Coiled tube, Plate-fin,
Reversing dan tipe Exchanger Regenerator. Gambar 5.2
menunjukkan beberapa konfigurasi HE Tabung konsentrik
sedangkan Gambar 5.3 menunjukkan HE tipe Collins.

167
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Gb 5.2 Beberapa HE tabung konsentrik (a) HE sederhana; (b) HE tabung


berganda;
(c) Tabung konsentrik dengan kawat penyanggah; (d) Bundle HE

Gambar 5.3 HE Collins; LP = Aliran tekanan rendah ; HP = aliran


tekanan tinggi.

Efektivitas perpindahan panas mengikuti urutan sbb :


HE sederhana < HE tabung berganda < Tabung konsentrik dengan
kawat penyanggah < Bunddle HE < HE Collins.
Persamaan Empiris Koefisien heat transfer (h) dan Pressure
drop/panjang pipa untuk berbagai kondisi aliran dan jenis HE
diberikan pada Tabel 5.1.

168
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Contoh 5.1 :
Gas nitrogen pada tekanan 0,101 Mpa dialirkan kedalam “smooth
straight circular pipe” dengan ID 0.0254 m. Suhu dinding pipa rata-
rata 155 K, sementara suhu bulk nitrogen 145 K pada laju alir 0.1
kg/s. Hitung:
a. Koef heat transfer (h)
b. Laju heat transfer ke gas Nitrogen per satuan luas
c. Drop pressure per satuan panjang pipa
Solusi :
Tw

Tb Gas Nitrogen

Properti gas nitrogen ditentukan dari suhu rata-rata film yaitu :

0.5 (Tw + Tb) = 0.5(155 + 145) = 150 K


Dari Lampiran (Appendix hal 566) didapat :
 = 10.08 x 10-6 Pa.dt ; Cp= 1.047 kJ/kg K ; k= 13.77 x 10 -3 W/m K ;
= 2.289 kg/m3
Pr = Cp./k = (1.047x103)(10.08x10-6)/913.77x10-3) = 0.766

Untuk menentukan apakah pola aliran laminer/turbulent maka


dihitung bilangan Reynoldnya:

Re = DeG/ = De.m/(A.) = (0.0245)(197.3)/(10.08 x 10 -6) =


4.97x105

Karena aliran yg didapat adalah turbulen, maka dari Tabel 5.1, harga
h dihitung menggunakan persamaan:

h = (0.023)Cp.G.Re-0,2.Pr-2/3 = 0.4118 kJ/m2 dt K

169
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Laju Perpindahan kalor persatuan luas:


Q/A = h(Tw - Tb) = 0.4118(155 – 145) = 4.118 kJ/m2

Drop pressure per satuan panjang pipa berdasarkan Tabel 5.1


menggunakan persamaan:

p/L = 0.092.G2/(Re0,2.gcDe)
= 0.092(197.3)2/(4.97x105)0,2(1)(0.0254)(2.289) = 4470
Pa/m

Tabel 5.1 Hubungan antara perpindahan kalor empiris dengan pressure

drop pada HE tabung konsentrik dan extended surface .

5.1.2 Coiled tube heat exchanger
HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah
besar mengelilingi tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-
lapisan tabung sepanjang arah aksial maupun radial. Aliran tekanan
tinggi diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk tekanan

170
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

rendah dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil. Contoh alat
HE Coiled Tube dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Coiled-tube HE dengan area perpindahan panas seluas


12,000 m2

HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah


antara lain:
1. Perpindahan kalor dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran
secara simultan.
2. Memiliki jumlah unit Heat transfer yang tinggi
3. Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.

Geometri HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada


kondisi aliran dan drop pressure yang dibutuhkan. Parameter yang
berpengaruh antara lain: kecepatan aliran pada shell dan tube,
diameter tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer diameter.
Faktor lain yang juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran,
terjadinya kondensasi dan evaporasi pada shell atau tube.
Aplikasi HE Coiled Tube untuk skala besar telah banyak
diterapkan pada LNG Plant, dimana alat HE ini memiliki kapasitas
100,000 m3/h pada 289 K dan 0.101 Mpa. Luas permukaan heat

171
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

transfer 25,000 m2 dan panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5 m


dan berat 180 ton. Gambar Skematik alat tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.5.

Gb. 5.5 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant

5.1.3  Plate­fin heat exchanger
HE Plat-Fin umumnya mempunyai susunan plat alumunium
bergelombang dimana aliran-aliran panas/dingin dialirkan pada
celah gelombang tersebut. Setiap lapisan gelombang dibatasi
dengan plate pemisah (separator plate). Bentuk Plat-Fin ini sembilan
kali lebih lebih kecil dibanding HE Shell & tube konvensional untuk
luas permukaan yANg sama. Tekanan operasi dapat mencapai 6
MPa pada suhu 4 hingga 340 K. Gambar 5.6 menggambarkan
skema sederhana Plate-Fin HE dan pola aliran. Untuk dapat
melakukan multi aliran dan multi arah aliran, maka Plate-Fin harus
dilengkapi dengan Internal seal, distributor, dan external header.
Untuk tipe cross flow akan sesuai jika harga beda suhu rata-rata
efektif pada aliran silang dan harga LMTD nya tidak berbeda jauh.

172
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Tipe ini banyak didapat pada liquefiers (pencairan), hanya sedikit


terjadi perbedaan suhu pada sisi kondensing dan aliran gas yg besar
pada sisi panas.

Gb.5.6 Beberapa susunan aliran pada plate-fin heat exchanger

5.1.4 Dasar perancangan heat exchanger
Ada dua pendakatan untuk perancangan HE yaitu :
1. Pendekatan Efektivitas NTU: digunakan jika suhu masuk
dan laju alir HE diketahui
2. Pendekatan LMTD: membutuhkan data semua aliran,
dimana ukuran HE ditentukan

Laju perpindahan panas dapat dirumuskan sbb :


Q = U.A.Tm
(5.1)
Untuk pendekatan LMTD:
Tm = LMTD = (Tmax - Tmin)/ln(Tmax - Tmin ) (5.2)
dimana Tmax adalah beda suhu lokal max, dan Tmin adalah beda
suhu lokal minimal antara dua aliran fluida pada inlet dan outlet HE.

173
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Ditribusi suhu sepanjang HE ditunjukkan Gambar 5.7. Beda suhu


konstan untuk aliran panas dan dingin jika yang terjadi adalah
kondensasi di satu aliran dan evaporasi pada aliran lainnya (Gambar
5.7a).

Gambar 5.7 Profil Distribusi Suhu pada HE (a) Condenser Reboiler; (b)
salah satu fluida terkondensasi atau terevaporasi; (c) Counterflow; (d)
Paralel Flow
Kelebihan utama aliran Countercurrent dibanding Cocurrent
adalah suhu keluar aliran dingin dapat lebih tinggi dibanding suhu
aliran panas keluar HE.
Keefektifan suatu HE dapat dinyatakan sbb:
panas aktual yang dipindahkan
   (Th1  Th2 ) /(Th1  Tc1 ) (5.3)
maksimum panas yang dipindahkan

174
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

1  exp( NTU (1  C min / C max )


 (5.4)
1  (C min / C max ) exp( NTU (1  C min / C max )

5.1.5 Bahan diskusi dan latihan soal:
5.1 Suatu heat exchanger dengan aliran countercurrent dalam
sistem pencairan Linde sederhana mendinginkan suatu aliran
gas bersuhu tinggi, 20.2 MPa, dari 300 K menuju ke suhu

keluaran Th2 . Aliran gas bertekanan rendah, 0.101 MPa,

dihangatkan dari 82 K ke suhu Tc . Laju alir massa dari aliran


2

hangat adalah 1.0 kg/s, sedangkan laju alir massa untuk aliran
panas adalah 0.95 kg/s. Kapasitas panas rata-rata dari fluida
panas dan fluida dingin diasumsikan konstan pada rentang
suhu tersebut sebesar 1.599 kJ/kg K dan 1.013 kJ/kg K. Jika
koefisien perpindahan panas keseluruhan untuk heat
exchanger seluas 50 m2 ini diasumsikan konstan pada 110
W/m2 K, tentukan keefektifan heat exchanger, suhu keluaran
untuk kedua fluida, dan laju perpindahan panas untuk
exchanger ini.
5.2 Jika sebuah aliran paralel heat exchanger telah dipilih untuk
mendinginkan aliran gas bertekanan tinggi pada soal 5.1,
tentukan keefektifan heat exchanger, suhu keluaran kedua
fluida, dan laju perpindahan panas untuk exchanger ini.
Asumsi laju alir massa, kapasitas panas rata-rata, luas area
exchanger dan koefisien perpindahan panas keseluruhan
adalah sama dengan soal 5.1.
5.3 Aliran balik dalam plate-fin heat exchanger adalah gas helium
dingin dengan laju alir massa 0.3 kg/s dan tekanan masuk
serta suhunya adalah 0.101 MPa dan 110 K. Asumsi bahwa
dimensi exchanger untuk sisi dingin exchanger adalah identik
dengan bagian yang hangat dan sebuah permukaan bebas alir
seluas 0.03 m2 juga tersedia untuk aliran countercurrent dari
gas helium dingin, hitung koefisien perpindahan panas

175
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

keseluruhan, jumlah unit perpindahan panas untuk heat


exchanger, suhu keluaran gas dingin, dan panjang heat
exchanger yang dibutuhkan jika efektifitas keseluruhan dari
heat exchanger tidak bisa kurang dari 0.85.
5.4 Suatu siklus Linde sederhana digunakan untuk mencairkan
nitrogen dan beroperasi di antara 0.101 dan 10.1 Mpa. Jika
suhu dari gas bertekanan tinggi yang meninggalkan
kompresor adalah 300 K dan kompresor bekerja secara
isotermal dan reversibel, apakah efek dari pengurangan
efektifitas dari heat exchanger dari 1.0 ke 0.95 pada yield
cairan, kerja per unit massa dicairkan, dan figure of merit?
Bahan bacaan: Cryogenic Process Engineering hal. 220-235

5.2 KOMPRESOR
Kompresi mengambil bagian yang sangat penting untuk
sebagian besar kebutuhan energi dalam produksi gas-gas industri
dan dalam pencairan gas alam. Untuk menekan biaya dan
perawatan fasilitas kriogenik, perlu dilakukan perhatian khusus
ketika memilih alat-alatnya. 3 tipe utama kompresor yang paling
sering digunakan adalah reciprocating, sentrifugal dan screw.

5.2.1 Kompresor reciprocating 
Sekarang ini banyak refrigerator dan liquifier yang besar-besar
menggunakan kompresor reciprocating. Walaupun efisien,
kompresor reciprocating cenderung besar, berisik, memiliki
kebutuhan perawatan yang tinggi, dan sering menimbulkan masalah
getaran/vibrasi.
Masalah-masalah ini telah membawa kita ke arah
perkembangan desain balanced-opposed. Desain ini menyediakan
keseimbangan operasi diantara silinder yang saling bertentangan
(lihat Gambar 5.8). Kedua gaya primer dan sekunder yang tidak
seimbang antara silinder yang bertentangan telah di hilangkan,
sehingga mengurangi getaran mesin. Hasil akhirnya adalah umur

176
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

kompresor yang lebih panjang, pondasi yang lebih ringan, dan


kebutuhan perawatan yang lebih rendah. Balance-opposed
kompresor juga memiliki kelebihan yaitu menggunakan ruangan
yang lebih sedikit karena instalasi yang lebih rapat antara pendingin
dan pipa-pipanya. Ruang kompresor juga dapat di hemat dengan
cara menggantung rotor untuk synchronous motor drive, sehingga
menghilangkan sambungan shaft yang panjang, outboard, bearing
dan flywheels.

Gambar 5.8 kompresor reciprocating balance-opposed

Kompresor reciprocating dapat digunakan untuk rentang


volume dan tekanan yang cukup luas. Balance-opposed kompresor
reciprocating dapat beroperasi hingga 11,200 kW (15,000 brake
horsepower) dalam satu unit yang menggunakan dua hingga
sepuluh kompresor silinder dan dapat menangani rentang tekanan
yang begitu luas karena kompresor ini beroperasi pada efisiensi
maksimum dalam seluruh kondisi load. Untuk aplikasi yang
membutuhkan horsepower dibawah 400 kW, digunakan motor
induksi karena unit tersebut biasanya memperbolehkan untuk start

177
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

dibawah kondisi load, memiliki desain yang lebih sederhana, dan


memiliki kebutuhan perawatan yang lebih rendah.
Digunakan tiga tipe piston seal dalam kompresor reciprocating
yang berhubungan dengan sistem pencairan helium, yaitu: cincin
Teflon, cincin logam yang dilumasi, atau segel labirin. Trend baru-
baru ini lebih mengarah ke kompresor tanpa pelumas. Silinder-
silinder ini antara lain, cincin piston Teflon, cincin rider, dan pressure
packing.
Sebagai perbedaan dari kompresor Teflon dry-running,
keistimewaan khusus dari kompresor piston labirin adalah tidak
adanya friksi pada bagian gas-swept nya. Kedua dinding piston dan
silinder di buat dengan sejumlah besar lekukan. Hal ini
menghasilkan efek penyegelan labirin. Kompresor piston labirin
memiliki rentang kapasitas hingga 10,000 m3/h dengan tekanan
hingga 25 Mpa.
Kompresor dengan pelumas, digunakan dalam sistem oksigen,
biasanya beroperasi pada kecepatan piston yang lebih rendah
sehingga mengurangi bahaya panas yang ditimbulkan. Sebagai
alasan keamanan dalam merawat mesin-mesin ini, dilakukan kontrol
yang keras akan prosedur pembersihan untuk meyakinkan bahwa
tidak ada oli di dalam silinder kerja dan pemasangan valve.
Baru-baru ini kompresor reciprocating telah dikembangkan
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mengompresi uap
helium dingin. Suatu unit yang telah dikembangkan oleh Fermilab
terdiri atas sebuah pengaturan stainless steel piston/silinder dengan
pegas yang berisi poppet-style valve masukkan dan keluaran yang
kesemuanya terbuat dari logam. Valve-valve ini didesain sebagai
check valve. Suatu pengujian menunjukkan bahwa efisiensi
adiabatik dari kompresor ini beragam mulai dari 40 hingga 70 %
sebagai fungsi rasio tekanan dengan kebocoran panas (heat leak)
35 W  10 W. Kompresor ini dapat menangani aliran massa daro 0
hingga 0.065 kg/s pada kecepatan 250 hingga 450 rpm. Helium dua

178
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

fase pada masukkan tidak menimbulkan masalah untuk kompresor


ini.
Driver atau penggerak untuk kompresor reciprocating harus
dipilih menurut kebutuhan ekonomi dari tiap-tiap plant site. Driver
dengan gear (geared drives) adalah yang paling umum digunakan
ketika suplai steam yang cukup telah tersedia, sedangkan driver
dengan motor (motor drives) digunakan ketika utilitas lokal
menawarkan laju dengan daya rendah dalam jangka waktu yang
cukup lama. Motor drives ini telah digunakan untuk menggantikan
motor induksi pada wilayah-wilayah yang berbahaya. Gas prime
movers digunakan ketika memiliki suplai bahan bakar gas dengan
biaya rendah yang cukup.
Kebanyakan driver mesin adalah yang bertipe kecepatan.
Variasi kecepatan antara 50 dan 100 % dapat ditangani. Karena
kehilangan dari friksi akibat cairan pada kompresor berkurang pada
rpm yang lebih rendah, tipe kontrol seperti ini dapat digunakan
untuk memperoleh efisiensi yang tinggi.

5.2.2 Kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal telah dikembangkan selama beberapa
tahun terakhir untuk memiliki ketahanan yang lebih baik. Sekarang
ini banyak kompresor turbo digunakan dalam industri hidrokarbon
untuk pemisahan dan pencairan gas dalam pabrik pemisahan udara.
Efisiensinya yang tinggi juga membuat kompresor ini ideal untuk
load dasar dalam pabrik LNG.
Kompresor sentrifugal merupakan tipe axial ataupun radial.
Kompresor radial digunakan untuk suction volume antara 0.5 dan 70
m3/s, sedangkan kompresor axial digunakan untuk volum laju alir
yang sangat besar dimulai dari 20 m3/s hingga lebih dari 280 m3/s.
Untuk desain tekanan tinggi dan rapat, beberapa kompresor
axial harus memiliki impeler yang tertempel pada shaft. Diaphgram
digunakan untuk memisahkan stage-stage individual dan juga untuk
mengontrol ketinggian dan arah gas menuju ke stage berikutnya.

179
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Tekanan dan aliran dikontrol melalui guide vanes, yang tertempel


pada masukkan dari tiap-tiap impeler.
Menggunakan bearing yang sesuai adalah sangat penting
dalam meningkatkan operasi mekanis dari sebuah kompresor turbo.
Untuk kompresor kecil dengan kecepatan putar diatas 10,000 rpm,
biasanya digunakan ruas bearing dengan bantalan miring.
Untuk menghilangkan kebocoran gas, segel shaft spesial telah
disediakan pada ujung akhir kopling. Tergantung pada jenis gas
yang sedang ditangani, ada tiga tipe sistem penyegelan berbeda
yang dapat digunakan. Segel labirin (labyrinth seal) adalah yang
paling mudah dan hanya digunakan ketika kebocoran konstan ke
atmosfir dapat diatasi. Segel cincin mengapung (floating ring seal)
biasanya digunakan untuk gas-gas yang mudah terbakar, beracun,
atau mudah meledak dikarenakan kebocoran ke atmosfir dapat
ditahan hingga jumlah yang sangat sedikit. Segel mekanis
(mechanical seal) digunakan ketika sama sekali kebocoran gas yang
terjadi tidak dapat diatasi. Segel mekanis ini berupa segel cincin
mengapung yang kemudian dicocokkan dengan shaft mekanis.
Shaft berfungsi sebagai cincin karbon geser pada bagian gas.
Kompresor turbo dapat menjadi tidak stabil ketika mereka
tidak lagi dapat menahan tekanan kedalam sistem dibandingkan
dengan yang dikeluarkannya. Hal ini mengakibatkan penurunan
dalam volum aliran, dan terjadi gelombang. Gelombang-gelombang
ini dapat merusak kompresor. Sehingga, suatu sistem kontrol yang
memadai perlu dipasang untuk mengeluarkan gas berlebih atau
mengembalikannya ke bagian suction melalui sebuah pendingin
(cooler).
Kompresor turbo memiliki beberapa bagian yang harus
dipasang. Ketika di desain secara memadai, kompresor ini dapat
beroperasi untuk jangka waktu yang lama tanpa kegagalan atau
keausan yang signifikan. Pengotor di dalam gas yang sedang
diproses, dalam oli pelumas jika digunakan, dan dalam cooling
water dapat mengurangi jangka waktu operasi dari turbin secara

180
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

signifikan. Pengotor dapat menyebabkan erosi, korosi, dan


pembentukan kerak.
Untuk meningkatkan ketahanan kompresor adalah sangat
kritikal untuk memilih bahan yang tepat ketika mengoperasikannya
pada lingkungan yang keras. Dengan menggunakan bahan yang
sesuai, kompresor sentrifugal dapat didesain untuk menangani gas-
gas yang korosif dan erosif. Untuk memilih bahan yang tepat, semua
kondisi operasi yang mungkin terjadi harus didefinisikan secara
akurat.
Ketika memilih kompresor sentrifugal, faktor desain dan
ekonomi sangatlah penting. Pemilihan bahan juga sangat kritikal
untuk performa kompresor dan kebutuhan perawatan.

5.2.3 Kompresor screw
Kompresor screw pertama kali di kembangkan di Swedia pada
awal tahun 1930-an. Desainnya dimodifikasi pada tahun 1958 untuk
memasukkan mekanisme oil injection. Svenska Rotor Maskiner
adalah pemegang terbesar dari paten kompresor screw;
bagaimanapun, beberapa perusahaan lain juga memiliki izin
kebanyakan untuk pembuatan aktual. Kompresor screw secara luas
digunakan didalam pendinginan dan pencairan freon dan helium.
Mereka juga berkompetisi dengan balance-opposed kompresor
reciprocating di beberapa aplikasi yang lebih besar.
Sebagian besar kompresor screw adalah jenis yang
menggunakan pelumas oli dan berupa semihermetic atau pun open
drive. Pada jenis semihermetic motornya terletak dalam tempat
yang sama dengan penutup kompresornya, sedangkan pada jenis
open drive motornya terletak diluar penutup kompresor sehingga
membutuhkan segel untuk shaftnya.
Satu-satunya bagian bergerak pada kompresor screw adalah
dua intermeshing helical rotors. Rotor tersebut terdiri atas sebuah
male lobe, yang berfungsi sebagai piston berputar, dan sebuah
female flute, yang berfungsi seperti silinder. Female rotor terdiri atas

181
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

enam flute sedangkan male rotor hanya memiliki empat lobe.


Karena kompresi screw berputar merupakan proses positive-
displacement yang kontinyu, maka tidak terjadi gelombang dalam
sistem ini. Sebuah siklus dari dari kompresi ditunjukkan pada
Gambar 5.9. Ketika rotor tertarik ke dalam melewati intake port, gas
tertarik secara axial ke dalam rotor kompresor (lihat Gambar 5.9a).
Ketika pisau rotor berputar melewati intake port, maka gas akan
terperangkap seperti terlihat pada Gambar 5.9b. Ketika rotor
mendorong gas kedepan, rongga dimana gas terjebak didalamnya
menjadi semakin kecil (lihat Gambar 5.9c). Gas yang terkompresi
kemudian dibuang ke exit port setelah proses berlangsung semua.

182
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Gambar 5.9 Langkah-langkah proses kompresi di dalam kompresor


screw. Bagian yang diarsir merepresentasikan satu volum gas ketika gas
tersebut melewati kompresor

Kompresor screw membutuhkan perawatan yang sangat


sedikit karena rotor berputar pada kecepatan yang konservatif dan
terlumaskan dengan baik dengan oli pendingin. Kompresor screw
biasanya berjalan dengan kondisi dingin, sehingga meminimisasi
kebutuhan pergantian oli dan intercoolers.
Salah satu keuntungan utama dari kompresor screw adalah
kompresor ini mampu memperoleh rasio tekanan tinggi dalam mode
tunggal. Untuk memperoleh volume tekanan tinggi yang sama akan

183
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

membutuhkan mesin reciprocating stage ganda. Dikarenakan


keuntungan ini dan yang lainnya, kompresor screw sekarang lebih
diinginkan dibandingkan kompresor reciprocating untuk aplikasi
pendinginan dan pencairan helium. Kompresor ini bersaing dengan
kompresor reciprocating dalam beberapa aplikasi lainnya.

5.3 EKSPANDER
Fungsi utama dari peralatan ekspansi kriogenik adalah untuk
mengurangi suhu gas yang sedang diekspansi untuk menyediakan
kebutuhan akan pendingin. Ekspansi fluida untuk menghasilkan
pendinginan dapat dibedakan dengan jelas menjadi dua bagian: (1)
dalam valve Joule-Thomson dimana tidak ada kerja dihasilkan, dan
(2) pada ekspander dimana kerja mekanis dihasilkan. Walaupun
kedua jenis kompresor tadi akan dibahas, ekspander turbo juga
akan diberikan untuk kebanyakan aplikasi ekspansi kering.
Sebuah ekspander merupakan alat mekanik untuk merubah
sebagian energi dari sebuah aliran proses menjadi suatu kerja
mekanis yang berguna, sehingga menghasilkan penurunan pada
suhu dan tekanan fluida proses. Ada dua daerah aplikasi untuk
pengembalian daya ekspander dan pendinginan. Dalam
pengembalian daya, tujuannya adalah untuk menghasilkan energi
listrik dari “panas buangan/waste heat”, sedangkan dalam
pendinginan (atau pencairan) tujuannya adalah untuk mendinginkan
fluida proses, dan kerja yang dihasilkan merupakan kepentingan
sekunder.

5.3.1 Ekspander reciprocating
Konsep dari ekspander reciprocating adalah mirip dengan
kompresor reciprocating. Umumnya, unit-unit ini digunakan dengan
tekanan masukkan antar 4-20 MPa, walaupun begitu ekspander ini
digunakan juga pada tekanan kurang dari 4 MPa untuk aliran yang
kecil atau gas-gas dengan berat molekul yang rendah. Mesin ini
beroperasi pada kecepatan hingga 500 rpm. Efisiensi termalnya

184
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

(perbedaan aktual entalpi/perbedaan entalpi maksimum yang


mungkin) berkisar antara 75 % untuk unit yang kecil hingga 85 %
untuk mesin-mesin besar. Sebuah keuntungan dari mesin
reciprocating adalah efisiensi mereka relatif kurang sensitif
dibandingkan perubahan substansial dalam kondisi operasi.
Ekspander reciprocating pertama kali dibuat oleh Georges
Claude pada tahun 1902. Pada tahun 1912, Heylandt
mengembangkan efisiensi ekspander dengan memperpanjang
silinder dan piston sehingga piston dapat di segel pada suhu kamar.
Sebuah gambaran skemaatik dari ekspander Heylandt diperlihatkan
pada Gambar 5.10. Piston terdiri atas dua bagian, sebuah penutup
yang terbuat dari bahan dengan konduktivitas panas yang rendah
dan sebuah piston penyegel. Pengembangan selanjutnya dilakukan
oleh Collins ketika ia memasukkan tongkat piston yang fleksibel
yang dijaga regangannya. Collins juga memperbaiki ketahanan aus
dari piston dengan memasang Micarta sleeve diantara silinder,
piston, dan tutup yang termodifikasi (lihat Gambar 5.11).
Beberapa keistimewaan perancangan ekspander reciprocating
termasuk dudukan valve keras yang baru, paking valve spesial yang
mencegah kebocoran, dan cincin rider piston yang berfungsi
sebagai pengarah bagi piston. Untuk ekspander tanpa pelumas,
digunakan cincin non-logam. Cylinder liner yang mudah dipindahkan
dan piston yang mengapung memberikan kesejajaran dan
ketahanan aus yang baik.

185
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

Gambar 5.10 Gambaran skematik dari pengaturan piston dalam


ekspander reciprocating Heylandt

Ada lima sumber utama penyebab ketidakefisienan


(inefisiensi) yang terkait dengan ekspander reciprocating, yaitu: (1)
valve losses dalam kaitannya dengan drop pressure yang melewati
valve yang disebabkan karena ketahanan aliran fluida; (2) ekspansi
yang tidak sempurna, karena valve masukkan dan keluaran tidak
terbuka dan tertutup ketika piston berada pada posisi ekstrimnya;
(3) kebocoran panas dalam kaitannya dengan panas yang sedang
dipindahkan dari lingkungan ke gas selama masa ekspansi; (4)
ekspansi yang tidak ideal karena panas yang terbentuk dari gesekan
antara cincin piston dan silinder juga dipindahkan ke gas yang
sedang mengembang; dan (5) kehilangan luas/ruang yang
mengurangi efek pendinginan secara keseluruhan. Ruang yang ada
ketika piston berada pada posisi ekstrimnya memerangkap gas yang
nantinya harus di tekan ulang. Kerja yang digunakan untuk

186
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

menekan ulang gas yang tertinggal harus berasal dari jumlah gas
masukkan selanjutnya. Tiap-tiap losses yang telah disebutkan diatas
berkontribusi terhadap inefisiensi sebesar 2 hingga 6 % pada mesin
ekspansi reciprocating. Efisiensi isentropik keseluruhan dari sebuah
mesin reciprocating umumnya memiliki rentang dari 75 hingga 82
%.

Gambar 5.11 Gambaran skematik dari sebuah ekspander Collins dengan


Micarta sleeve pada seluruh permukaan yang mudah aus

Dalam operasi normal, perlu diperhatikan agar tidak terbentuk


cairan selama siklus ekspansi pada ekspander reciprocating. Cairan
dalam ruang ekspansi dapat menyebabkan erosi dan korosi dari
peralatan tersebut. Masalah-masalah mekanis yang cukup serius

187
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

juga dapat muncul jika ada cairan yang membeku dalam silinder
ekspander. Perhatian khusus juga perlu diambil untuk mencegah
ekspansi gas ke daerah uap-cair dan daerah titik triple dari
refrigeran.

5.3.2 Expander turbo (turboexpander)
Ekspander turbo telah menggantikan ekspander reciprocating
dalam pemasangan daya tinggi begitu juga dengan pencair helium
kapasitas kecil. Ukurannya memiliki rentang dari 0.75 hingga 7500
kW dengan laju alir mencapai 28 juta m3/hari. Ekspander jenis ini
lebih dipilih dibandingkan peralatan kriogenik yang lain karena
kemampuannya untuk mengembunkan etana dan hidrokarbon-
hidrokarbon berat lainnya. Ekspander jenis ini biasanya memiliki
berat dan biaya yang lebih kecil dan juga membutuhkan ruang dan
operator yang lebih sedikit. Beberapa ekspander turbo telah
beroperasi selama lima tahun tanpa kegagalan.
Fungsi utama dari ekspander turbo adalah menyediakan
ekspansi dari sebuah gas dengan recovery dari kerja yang
dihasilkan. Kebanyakan desain dari turbo ekspander adalah gas-
bearing dan centripetal radial inflow. Sebuah potongan dari
ekspander turbo diperlihatkan pada Gambar 5.12. Sebuah shaft
menyambungkan brake compressor wheel pada ujung sisi hangat
dengan roda turbin pada ujung sisi dingin. Brake compressor wheel
mengontrol kecepatan putar shaft dengan sirkuit dayanya. Sirkuit
daya terdiri atas sebuah throttle valve dan sebuah heat exchanger.
Sistem daya ini mengambil kerja dari gas dalam ekspander dan
memindahkan energi ini sebagai panas dalam sebuah heat sink.
Bearing radial memiliki tiga bantalan miring yang di desain secara
aerodinamis yang menjaga lapisan pelumas gas antara bantalan
dan shaft.
Ekspander turbo dapat diklasifikasikan sebagai axial mauupun
radial. Ekspander dengan aliran axial memiliki jenis pisau impulse
atau reaksi dan sangat cocok untuk ekspander multistage karena

188
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

memreka memberikan jalur aliran yang lebih mudah dari satu stage
ke stage yang lainnya. Lain halnya dengan ekspander turbo radial,
ekspander ini memiliki regangan yang lebih rendah pada kecepatan
yang diberikan, hal ini membuat ekspander untuk bekerja pada
kecepatan tinggi. Efisiensi yang lebih tinggi dengan kebutuhan
energi yang lebih rendah dapat dihasilkan oleh ekspander ini.

Gambar 5.12 Ekspander turbo kriogenik dengan sistem bearing self-


acting gas

Ketika mengoperasikan ekspander turbo, beberapa


wilayah/area perlu diperhatikan. Debu atau partikel-partikel padatan
dalam aliran gas dapat menyebabkan erosi pada ekspander. Ketika

189
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

mengoperasikan ekspander pada kecepatan sebesar 200 m/s,


resonansi frekuensi dapat terjadi sehingga dapat meretakkan rotor.
Biasanya, pabrikan akan melaporkan mode frekwensi terendah yang
merupakan four-node rim atau vibrasi saddle. Masalah lain
mengikutsertakan sebagian aliran yang terkondensasi, yang dapat
menyebabkan erosi pada rotor. Dalam kondisi operasi normal, tidak
lebih dari 15-20 % berat dari gas diperbolehkan untuk terkondensasi
ketika melewati ekspander turbo jika ingin meminimisasi kerusakan.

5.3.3 Joule­Thomson valve
Joule-Thomson valve (JT valve) sering juga disebut sebagai
expansion valve. Valve-valve ini merupakan komponen yang cukup
penting dalam kebanyakan sistem pendinginan. JT valve
memberikan pilihan yang cukup menarik terhadap ekspander turbo
untuk aplikasi gas recovery dalam skala kecil. Plant ini biasa disebtu
sebagai Joule-Thomson plant.
Fungsi prinsipal dari JT valve adalah untuk memperoleh
pendinginan isentalpik dari gas yang mengalir melalui valve.
Sebuah valve tipikal diberikan pada Gambar 5.13. Untuk
mengurangi masalah penyegelan pada valve dan meminimisasi
kebocoran melalui valve-stem packing, aliran bertekanan tinggi
selalu dimasukkan secara langsung pada bagian bawah valve jauh
dari dudukan valve. Kontrol positif pada posisi valve sangat
disarankan diatas pegas balik valve karena pengotor dapat
menyebabkan dudukan valve melekat. Gagang valve biasanya
dibuat cukup panjang sehingga penyegelan gagang berada pada
suhu ambien. Dinding dari tube dengan sengaja dibuat tebal dan
berlubang untuk mengurangi perpindahan panas. Fungsi lain dari
expansion valve adalah untuk memisahkan cairan yang terbentuk
setelah ekspansi dari uap.
JT valve ini, selain telah digunakan secara luas untuk proses
pendinginan juga telah menawarkan suatu alternatif yang menarik
sebagai pengganti ekspander turbo untuk aplikasi recovery

190
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK

hidrokarbon ringan skala kecil. Dalam Joule-Thomson plant,


ekspander dihilangkan, tapi untuk memperoleh level recovery yang
sama seperti pada plant ekspander turbo, kompresornya harus
dinaikkan skalanya terlebih dahulu (scaled up). Keuntungan lain dari
JT valve selain kesederhanaannya secara keseluruhan dalam
pengoperasiannya adalah kemampuannya untuk beroperasi
dibawah masukkan laju alir gas dengan rentang yang lebih luas dan
beragam.

Gambar 5.13 Tipikal Joule-Thomson valve

191

Anda mungkin juga menyukai