Bab 5
Bab 5
Bab 5
Peralatan Utama Pada Sistem
Kriogenik
165
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.1 HEAT EXCHANGER
Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat penting
mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik
(viscositas optimal). Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik
akan sangat menentukan efektivitas pertukaran panas yang terjadi.
Beberapa kriteria utama HE yang dibutuhkan untuk penggunaan
pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna
meningkatkan efisiensi
2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk
meminimalkan kebocoran
3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas
permukaan
4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
7. Pressure Drop yg rendah
166
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.1.1 HE tabung konsentrik dan tipe Collins
Untuk skala laboratorium umumnya digunakan tabung
konsentrik dan Extended Surface (Collins-type) Exchanger.
Sedangkan untuk Industri banyak digunakan Coiled tube, Plate-fin,
Reversing dan tipe Exchanger Regenerator. Gambar 5.2
menunjukkan beberapa konfigurasi HE Tabung konsentrik
sedangkan Gambar 5.3 menunjukkan HE tipe Collins.
167
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
168
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
Contoh 5.1 :
Gas nitrogen pada tekanan 0,101 Mpa dialirkan kedalam “smooth
straight circular pipe” dengan ID 0.0254 m. Suhu dinding pipa rata-
rata 155 K, sementara suhu bulk nitrogen 145 K pada laju alir 0.1
kg/s. Hitung:
a. Koef heat transfer (h)
b. Laju heat transfer ke gas Nitrogen per satuan luas
c. Drop pressure per satuan panjang pipa
Solusi :
Tw
Tb Gas Nitrogen
Karena aliran yg didapat adalah turbulen, maka dari Tabel 5.1, harga
h dihitung menggunakan persamaan:
169
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
p/L = 0.092.G2/(Re0,2.gcDe)
= 0.092(197.3)2/(4.97x105)0,2(1)(0.0254)(2.289) = 4470
Pa/m
5.1.2 Coiled tube heat exchanger
HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah
besar mengelilingi tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-
lapisan tabung sepanjang arah aksial maupun radial. Aliran tekanan
tinggi diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk tekanan
170
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
rendah dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil. Contoh alat
HE Coiled Tube dapat dilihat pada Gambar 5.4.
171
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
Gb. 5.5 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant
5.1.3 Platefin heat exchanger
HE Plat-Fin umumnya mempunyai susunan plat alumunium
bergelombang dimana aliran-aliran panas/dingin dialirkan pada
celah gelombang tersebut. Setiap lapisan gelombang dibatasi
dengan plate pemisah (separator plate). Bentuk Plat-Fin ini sembilan
kali lebih lebih kecil dibanding HE Shell & tube konvensional untuk
luas permukaan yANg sama. Tekanan operasi dapat mencapai 6
MPa pada suhu 4 hingga 340 K. Gambar 5.6 menggambarkan
skema sederhana Plate-Fin HE dan pola aliran. Untuk dapat
melakukan multi aliran dan multi arah aliran, maka Plate-Fin harus
dilengkapi dengan Internal seal, distributor, dan external header.
Untuk tipe cross flow akan sesuai jika harga beda suhu rata-rata
efektif pada aliran silang dan harga LMTD nya tidak berbeda jauh.
172
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.1.4 Dasar perancangan heat exchanger
Ada dua pendakatan untuk perancangan HE yaitu :
1. Pendekatan Efektivitas NTU: digunakan jika suhu masuk
dan laju alir HE diketahui
2. Pendekatan LMTD: membutuhkan data semua aliran,
dimana ukuran HE ditentukan
173
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
Gambar 5.7 Profil Distribusi Suhu pada HE (a) Condenser Reboiler; (b)
salah satu fluida terkondensasi atau terevaporasi; (c) Counterflow; (d)
Paralel Flow
Kelebihan utama aliran Countercurrent dibanding Cocurrent
adalah suhu keluar aliran dingin dapat lebih tinggi dibanding suhu
aliran panas keluar HE.
Keefektifan suatu HE dapat dinyatakan sbb:
panas aktual yang dipindahkan
(Th1 Th2 ) /(Th1 Tc1 ) (5.3)
maksimum panas yang dipindahkan
174
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.1.5 Bahan diskusi dan latihan soal:
5.1 Suatu heat exchanger dengan aliran countercurrent dalam
sistem pencairan Linde sederhana mendinginkan suatu aliran
gas bersuhu tinggi, 20.2 MPa, dari 300 K menuju ke suhu
hangat adalah 1.0 kg/s, sedangkan laju alir massa untuk aliran
panas adalah 0.95 kg/s. Kapasitas panas rata-rata dari fluida
panas dan fluida dingin diasumsikan konstan pada rentang
suhu tersebut sebesar 1.599 kJ/kg K dan 1.013 kJ/kg K. Jika
koefisien perpindahan panas keseluruhan untuk heat
exchanger seluas 50 m2 ini diasumsikan konstan pada 110
W/m2 K, tentukan keefektifan heat exchanger, suhu keluaran
untuk kedua fluida, dan laju perpindahan panas untuk
exchanger ini.
5.2 Jika sebuah aliran paralel heat exchanger telah dipilih untuk
mendinginkan aliran gas bertekanan tinggi pada soal 5.1,
tentukan keefektifan heat exchanger, suhu keluaran kedua
fluida, dan laju perpindahan panas untuk exchanger ini.
Asumsi laju alir massa, kapasitas panas rata-rata, luas area
exchanger dan koefisien perpindahan panas keseluruhan
adalah sama dengan soal 5.1.
5.3 Aliran balik dalam plate-fin heat exchanger adalah gas helium
dingin dengan laju alir massa 0.3 kg/s dan tekanan masuk
serta suhunya adalah 0.101 MPa dan 110 K. Asumsi bahwa
dimensi exchanger untuk sisi dingin exchanger adalah identik
dengan bagian yang hangat dan sebuah permukaan bebas alir
seluas 0.03 m2 juga tersedia untuk aliran countercurrent dari
gas helium dingin, hitung koefisien perpindahan panas
175
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.2 KOMPRESOR
Kompresi mengambil bagian yang sangat penting untuk
sebagian besar kebutuhan energi dalam produksi gas-gas industri
dan dalam pencairan gas alam. Untuk menekan biaya dan
perawatan fasilitas kriogenik, perlu dilakukan perhatian khusus
ketika memilih alat-alatnya. 3 tipe utama kompresor yang paling
sering digunakan adalah reciprocating, sentrifugal dan screw.
5.2.1 Kompresor reciprocating
Sekarang ini banyak refrigerator dan liquifier yang besar-besar
menggunakan kompresor reciprocating. Walaupun efisien,
kompresor reciprocating cenderung besar, berisik, memiliki
kebutuhan perawatan yang tinggi, dan sering menimbulkan masalah
getaran/vibrasi.
Masalah-masalah ini telah membawa kita ke arah
perkembangan desain balanced-opposed. Desain ini menyediakan
keseimbangan operasi diantara silinder yang saling bertentangan
(lihat Gambar 5.8). Kedua gaya primer dan sekunder yang tidak
seimbang antara silinder yang bertentangan telah di hilangkan,
sehingga mengurangi getaran mesin. Hasil akhirnya adalah umur
176
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
177
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
178
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.2.2 Kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal telah dikembangkan selama beberapa
tahun terakhir untuk memiliki ketahanan yang lebih baik. Sekarang
ini banyak kompresor turbo digunakan dalam industri hidrokarbon
untuk pemisahan dan pencairan gas dalam pabrik pemisahan udara.
Efisiensinya yang tinggi juga membuat kompresor ini ideal untuk
load dasar dalam pabrik LNG.
Kompresor sentrifugal merupakan tipe axial ataupun radial.
Kompresor radial digunakan untuk suction volume antara 0.5 dan 70
m3/s, sedangkan kompresor axial digunakan untuk volum laju alir
yang sangat besar dimulai dari 20 m3/s hingga lebih dari 280 m3/s.
Untuk desain tekanan tinggi dan rapat, beberapa kompresor
axial harus memiliki impeler yang tertempel pada shaft. Diaphgram
digunakan untuk memisahkan stage-stage individual dan juga untuk
mengontrol ketinggian dan arah gas menuju ke stage berikutnya.
179
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
180
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.2.3 Kompresor screw
Kompresor screw pertama kali di kembangkan di Swedia pada
awal tahun 1930-an. Desainnya dimodifikasi pada tahun 1958 untuk
memasukkan mekanisme oil injection. Svenska Rotor Maskiner
adalah pemegang terbesar dari paten kompresor screw;
bagaimanapun, beberapa perusahaan lain juga memiliki izin
kebanyakan untuk pembuatan aktual. Kompresor screw secara luas
digunakan didalam pendinginan dan pencairan freon dan helium.
Mereka juga berkompetisi dengan balance-opposed kompresor
reciprocating di beberapa aplikasi yang lebih besar.
Sebagian besar kompresor screw adalah jenis yang
menggunakan pelumas oli dan berupa semihermetic atau pun open
drive. Pada jenis semihermetic motornya terletak dalam tempat
yang sama dengan penutup kompresornya, sedangkan pada jenis
open drive motornya terletak diluar penutup kompresor sehingga
membutuhkan segel untuk shaftnya.
Satu-satunya bagian bergerak pada kompresor screw adalah
dua intermeshing helical rotors. Rotor tersebut terdiri atas sebuah
male lobe, yang berfungsi sebagai piston berputar, dan sebuah
female flute, yang berfungsi seperti silinder. Female rotor terdiri atas
181
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
182
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
183
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.3 EKSPANDER
Fungsi utama dari peralatan ekspansi kriogenik adalah untuk
mengurangi suhu gas yang sedang diekspansi untuk menyediakan
kebutuhan akan pendingin. Ekspansi fluida untuk menghasilkan
pendinginan dapat dibedakan dengan jelas menjadi dua bagian: (1)
dalam valve Joule-Thomson dimana tidak ada kerja dihasilkan, dan
(2) pada ekspander dimana kerja mekanis dihasilkan. Walaupun
kedua jenis kompresor tadi akan dibahas, ekspander turbo juga
akan diberikan untuk kebanyakan aplikasi ekspansi kering.
Sebuah ekspander merupakan alat mekanik untuk merubah
sebagian energi dari sebuah aliran proses menjadi suatu kerja
mekanis yang berguna, sehingga menghasilkan penurunan pada
suhu dan tekanan fluida proses. Ada dua daerah aplikasi untuk
pengembalian daya ekspander dan pendinginan. Dalam
pengembalian daya, tujuannya adalah untuk menghasilkan energi
listrik dari “panas buangan/waste heat”, sedangkan dalam
pendinginan (atau pencairan) tujuannya adalah untuk mendinginkan
fluida proses, dan kerja yang dihasilkan merupakan kepentingan
sekunder.
5.3.1 Ekspander reciprocating
Konsep dari ekspander reciprocating adalah mirip dengan
kompresor reciprocating. Umumnya, unit-unit ini digunakan dengan
tekanan masukkan antar 4-20 MPa, walaupun begitu ekspander ini
digunakan juga pada tekanan kurang dari 4 MPa untuk aliran yang
kecil atau gas-gas dengan berat molekul yang rendah. Mesin ini
beroperasi pada kecepatan hingga 500 rpm. Efisiensi termalnya
184
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
185
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
186
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
menekan ulang gas yang tertinggal harus berasal dari jumlah gas
masukkan selanjutnya. Tiap-tiap losses yang telah disebutkan diatas
berkontribusi terhadap inefisiensi sebesar 2 hingga 6 % pada mesin
ekspansi reciprocating. Efisiensi isentropik keseluruhan dari sebuah
mesin reciprocating umumnya memiliki rentang dari 75 hingga 82
%.
187
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
juga dapat muncul jika ada cairan yang membeku dalam silinder
ekspander. Perhatian khusus juga perlu diambil untuk mencegah
ekspansi gas ke daerah uap-cair dan daerah titik triple dari
refrigeran.
5.3.2 Expander turbo (turboexpander)
Ekspander turbo telah menggantikan ekspander reciprocating
dalam pemasangan daya tinggi begitu juga dengan pencair helium
kapasitas kecil. Ukurannya memiliki rentang dari 0.75 hingga 7500
kW dengan laju alir mencapai 28 juta m3/hari. Ekspander jenis ini
lebih dipilih dibandingkan peralatan kriogenik yang lain karena
kemampuannya untuk mengembunkan etana dan hidrokarbon-
hidrokarbon berat lainnya. Ekspander jenis ini biasanya memiliki
berat dan biaya yang lebih kecil dan juga membutuhkan ruang dan
operator yang lebih sedikit. Beberapa ekspander turbo telah
beroperasi selama lima tahun tanpa kegagalan.
Fungsi utama dari ekspander turbo adalah menyediakan
ekspansi dari sebuah gas dengan recovery dari kerja yang
dihasilkan. Kebanyakan desain dari turbo ekspander adalah gas-
bearing dan centripetal radial inflow. Sebuah potongan dari
ekspander turbo diperlihatkan pada Gambar 5.12. Sebuah shaft
menyambungkan brake compressor wheel pada ujung sisi hangat
dengan roda turbin pada ujung sisi dingin. Brake compressor wheel
mengontrol kecepatan putar shaft dengan sirkuit dayanya. Sirkuit
daya terdiri atas sebuah throttle valve dan sebuah heat exchanger.
Sistem daya ini mengambil kerja dari gas dalam ekspander dan
memindahkan energi ini sebagai panas dalam sebuah heat sink.
Bearing radial memiliki tiga bantalan miring yang di desain secara
aerodinamis yang menjaga lapisan pelumas gas antara bantalan
dan shaft.
Ekspander turbo dapat diklasifikasikan sebagai axial mauupun
radial. Ekspander dengan aliran axial memiliki jenis pisau impulse
atau reaksi dan sangat cocok untuk ekspander multistage karena
188
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
memreka memberikan jalur aliran yang lebih mudah dari satu stage
ke stage yang lainnya. Lain halnya dengan ekspander turbo radial,
ekspander ini memiliki regangan yang lebih rendah pada kecepatan
yang diberikan, hal ini membuat ekspander untuk bekerja pada
kecepatan tinggi. Efisiensi yang lebih tinggi dengan kebutuhan
energi yang lebih rendah dapat dihasilkan oleh ekspander ini.
189
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
5.3.3 JouleThomson valve
Joule-Thomson valve (JT valve) sering juga disebut sebagai
expansion valve. Valve-valve ini merupakan komponen yang cukup
penting dalam kebanyakan sistem pendinginan. JT valve
memberikan pilihan yang cukup menarik terhadap ekspander turbo
untuk aplikasi gas recovery dalam skala kecil. Plant ini biasa disebtu
sebagai Joule-Thomson plant.
Fungsi prinsipal dari JT valve adalah untuk memperoleh
pendinginan isentalpik dari gas yang mengalir melalui valve.
Sebuah valve tipikal diberikan pada Gambar 5.13. Untuk
mengurangi masalah penyegelan pada valve dan meminimisasi
kebocoran melalui valve-stem packing, aliran bertekanan tinggi
selalu dimasukkan secara langsung pada bagian bawah valve jauh
dari dudukan valve. Kontrol positif pada posisi valve sangat
disarankan diatas pegas balik valve karena pengotor dapat
menyebabkan dudukan valve melekat. Gagang valve biasanya
dibuat cukup panjang sehingga penyegelan gagang berada pada
suhu ambien. Dinding dari tube dengan sengaja dibuat tebal dan
berlubang untuk mengurangi perpindahan panas. Fungsi lain dari
expansion valve adalah untuk memisahkan cairan yang terbentuk
setelah ekspansi dari uap.
JT valve ini, selain telah digunakan secara luas untuk proses
pendinginan juga telah menawarkan suatu alternatif yang menarik
sebagai pengganti ekspander turbo untuk aplikasi recovery
190
KRIOGENIK BAB 5 PERALATAN UTAMA PADA SISTEM KRIOGENIK
191