Anda di halaman 1dari 21

MARKISA

Tugas ini diajukan untukk memenuhi mata kuliah Produksi Tanaman Buah-Buahan

Disusun Oleh :

Fathi Habibatur Rahman 150510100217

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2013
MARKISA

I. NAMA
a. Nama Latin – Nama Famili

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Passifloraceae
Genus: Passiflora
Spesies: Passiflora edulis Sims
Nama umum
Indonesia: Markisah, buah negeri, pasi
Inggris: Passion fruit
Melayu: Buah Susu, Buah Selasih, Markisa
Vietnam: Dao Tien, Qua Lac Tien
Thailand: Lin Mangkon, Katoklok Farang, Sa
Pilipina: Pasionaria, Maraflora
Kerabat Dekat
Granadila Merah, Rambusa, Prabu Kenyo, Markisah Besar, Konyal
b. Daerah asal

1
Menurut sejarah, tanaman markisa berasal dari daerah tropis
Amerika Selatan, tepatnya di daerah Brazil, Venezuea, Kolumbia, dan Peru.
Sentra utama asal tanaman markisa daerah Amerika Selatan terutama
Peru, Ekuador, dan Bolivia.
c. Karakteristik morfologi
Tanaman markisa merupakan tumbuhan semak atau pohon yang
hidup menahun (perennial) dan bersifat merambat atau menjalar hingga
sepanjang 20 m atau lebih.
Batang tanaman berkayu tipis, bersulur, dan memiliki banyak
percabangan yang kadang-kadang tumbuh tumpang tindih. Pada stadium
muda, cabang tanaman berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi
hijau kecoklatan.
Daun tanaman sangat rimbun, tumbuh secara bergantian pada
batang atau cabang. Tiap helai daun bercaping tiga dan bergerigi,
berwarna hijau mengilap.
Bunga tanaman markisa merupakan bunga tunggal yang ukurannya
besar dengan warna bervariasi yaitu hijau, kuning, ungu, atau merah.
Bunga markisa memiliki bentuk yang unik dan khas, berbeda dari bunga
buah-buahan yang lain. Di dalam bunga terdapat sari madu yang
menyebarkan bau harum. Penyerbukan bunga markisa dapat dilakukan
dengan penyerbukan sendiri maupun penyerbukan dengan bantuan
serannga.
Tanaman markisa mulai berbuah pada umur satu tahun dan masa
produksi dapat berlangsung selama 5-6 tahun. Satu pohon dapat
menghasilkan ratusan buah. Ukuran buah bervariasi mulai dari yang
sebesar bola pingpog sampai dengan yang sebesar mentimun suri. Bentuk
dan warna kulit buah juga bervariasi;bundar, bulat, ataupun lonjong
panjang dengan warna kulit hijau, kuning, oranye, coklat, atau ungu. Buah
muncul dari ketiak daun dan berdompol; setiap dompol terdiri atas
sembilan butir atau lebih.
Biji buah markisa berbentuk gepeng, berukuran kecil, dan berwarna
hitam. Masing-masing biji terbungkus oleh selaput lendir yang

2
mengandung cairan yang berasa asam. Jaringan biji (pulp) mempunyai
aroma khas markisa, berwarna kuning, dan berlendir.
d. Jenis-jenis – kultivar-kultivar
Jenis-jenis dan spesies yang sudah dikenal oleh para ahli botani terdapat 4
jenis markisa yang dibudidayakan secara komersial, yaitu:
1. Markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis)

Markisa
ungu disebut
juga siuh atau
markisa asam.
Markisa jenis ini
banyak
diusahakan di
Sulawesi Selatan
dan Sumatra Utara dengan karakteristik morfologi batangnya halus
terkulai, bersifat merambat; berbuah lebat; kulit buah agak tipis
namun cukup kuat; buah berbentuk bulat agak lonjongatau oval dan
berasa asam.
2. Markisa kuning (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener)

Markisa
kuning disebut
juga buah rola
atau yellow
passion fruit.
Markisa jenis ini
merupakan hasil
mutasi dari
bentuk markisa ungu. Markisa jenis ini banyak dibudidayakan secara
komersial di Kuba, Puerto Rico, Suriname, Venezuela, Kolumbia, Haiti,
dan Brazil. Di Indonesia markisa jenis ini banyak dibudidayakan di
Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan karakteristik morfologi

3
buah muda berwarna hijau buah tua berwarna kuning berbintik putih-
putih; buah berukuran sebesar bola tenis; rasa buah asam.
3. Konyal (Passiflora liqularis Juss)

Konyal
banyak ditanam
di daerah
Lembang (Jawa
Barat) dengan
karakteristik
morfologi
batang tanaman
agak halus; buah berbentuk oval sampai bulat lonjong; buah muda
berwarna ungu buah tua berwarna kuning tua; biji keras, berjumlah
banyak, dan berwarna coklat kekuningan.
4. Erbis (Passiflora quadranularis Simson)
Markisa
jenis ini banyak
ditanam di
pekarangan
karena mudah
dirambatkan
pada para-para.
Ciri khas markisa jenis ini yaitu batang dan cabang tanaman
berukuran besar;bunga berukuran besar dengan bentuk dan warna
yang indah; buah berukuran besar dan berbentuk bulat sampai
oblong; kulit buah tipis berwarna hijau kekuning-kuningan; daging
buah tebal; biji berbetnuk gepeng.

II. ARTI PENTING


a. Ekonomi
Dengan adanya pertanaman markisa ini memiliki arti penting tersendiri
dalam aspe ekonomi, diantaranya :

4
1. Pendapatan masyarakat sekitar yang meningkat
2. Meningkatkan produksi buah itu sendiri

b. Gizi
Dilihat dari aspek gizi, markisa memiliki arti penting yaitu kandungan dan
nutrisi gizi yang terkandung dalam markisa itu sendiri.
komposisi Kandungan
Air (%) 72,2
Protein (gr) 3,0
Lemak (gr) 0,12
Total karbohidrat (gr) 13,4
Serat (gr) 12,8
Abu ( gr) 0,5
Kalsium (mg) 6,8
Fosfor (mg) 63,8
Besi (mg) 0,6
Natrium (mg) 8,0
Kalium (mg) 208,1
Asam askorbat (mg) 23,3

c. Sosial budaya
Pembangunan perkebunan markisa dalam skala besar akan
mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, mulai dari tenaga
kerja tahap persiapan, konstruksi sampai pasca kontruksi. Dengan
demikian, pembangunan perkebunan ini akan berdampak positif
terhadap penduduk di sekitar lokasi proyek maupun para petani peserta
proyek.
Pengembangan usaha perkebunan ini akan memberikan contoh
positif bagi sistem usaha tani yang intensif dan lebih maju kepada
masyarakat sekitar lokasi proyek, yang bersifat praktis yaitu melalui
learning by doing dan seeing is be leaving.

III. LINGKUNGAN TUMBUH


a. Iklim

5
Tanaman markisa merupakan tanaman tropis, sehingga tanaman
markisa harus ditanama di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian
antara 800 - 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200 mm per
tahun, kelembaban nisbi antara 80 - 90%, suhu lingkungan antara 20 -
30oC, tidak banyak angin. Setiap jenis markisa memiliki daya adaptasi
yang berbeda-beda.

b. Tanah
Tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah namun
tanaman markisa akan tumbuh optimal pada tanah andosol dan latosol.
Tanah yang sesuai untuk budidaya tanaman markisa adalah tanah yang
gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai pH antara 5,5 - 6,5
dan berdrainase baik serta mengandung banyak bahan organik, subur.
Jika tanah tersebut masam, maka perlu ditambahkan kapur pertanian
(dolomit). Tanaman markisa juga sangat peka terhadap tanah yang mudah
becek (menggenang) dan tanah yang kekurangan air. Tanah yang becek
akan menyebabkan tanaman markisa akan mudah terserang penyakit
busuk akar. Sebaliknya, tanah yang kering akan menyebabkan hasil buah
markisa kurang optimal. Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk
tanaman markisa adalah dataran tinggi, sehingga kondisi lahannya
banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan lahan tidak lebih dari 15%,
jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan
tanaman.

IV. PEMBIAKAN
a. Jenis pembiakan
Tanaman markisa ini bisa diperbanyak secara generatif menggunakan biji
dan juga secara vegetatif.

b. Teknik pembiakan
1. Perbanyakan secara generatif menggunakan biji
Perbanyakan dengan menggunakan biji akan menghasilkan
tanaman markisa yang kuat dan mempunyai perakaran cukup dalam,

6
namun kadang-kadang memberikan hasil yang mengecewakan karena
terjadi penyimpangan sifat dari pohon induknya. Perbanyakan
tanaman menggunakan biji memerlukan pengetahuan mengenai
pohon induk dan pemilihan buah yang akan diambil bijinya sebagai
benih. Pohon yang akan digunakan sebagai pohon induk harus dipilih
yang sudah produktif berbuah, berasal dari varietas unggul, dan
memiliki pertumbuhan yang sehat (normal). Dari pohon induk terpilih
tersebut, dipilih buah yang akan diambil bijinya sebagai benih, yakni
buah yang matang di pohon, berbentuk bagus (normal), dan tidak
terserang hama penyakit. Biji terpilih tersebut selanjutnya disemai di
tempat persemaian.

i. Pengambilan biji
a). Buah markisa yang terpilih dibelah untuk diambil bijinya
b). Biji dan lendir ditampung dalam wadah
c). Lendir dibersihkan dengan cara dicampur dengan abu gosok
sambil diremas-remas kemudian dicuci dengan air bersih
d). Biji yang sudah bersih dikering-anginkan di tempat yang teduh
selama beberapa hari

ii. Pengecambahan biji


Pengecambahan biji markisa dilakukan dengan cara mula-mula
biji dibungkus dengan kain basah kemudian dimasukkan ke
dalam kaleng atau wadah dan disimpan ditempat gelap selama 5-
7 hari. Biji yang telah berkecambah dapat segera disemai.

iii. Penyiapan tempat persemaian


Tempat persemaian benih markisa dapat berupa kotak
berukuran 30 cm x 50 cm x 10 cm dengan kapasitas 200 biji
markisa. Kotak semai tersebut diisi dengan medium semai yang
berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1:1.

7
iv. Penyemaian
Penyemaian dilakukan terhadap biji markisa yang sudah
berkecambah. Jarak semai diatur agak rapat yaitu 2,5 cm x 2,5 cm
dengan kedalaman 1 cm – 2 cm. Kotak yang telah berisi semaian
disimpan di tempat teduh atau diberi naungan agar medium
semai tetap lembab. Setelah 2-4 minggu biasanya semaian sudah
berdaun dua helai dan sudah dapat dipindahkan ke dalam
polybag.

v. Pemindahan bibit ke dalam polybag


Pemindahan bibit dilakukan pada pagi hari ke dalam polybag
yang sudah berisi media tanam berupa campuran tanah dengan
pupuk kandang halus. Lalu semaian markisa ditanam ke dalam
polybag. Setelah itu polybag disimpan berjajar di tempat yang rata
dilengkapi dengan sungkup setengah lingkaran.

vi. Pemeliharaan bibit


Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama penyakit. Setelah berumur 2 4 bulan di
persemaian bibit markisa dapat dipindahkan ke kebun.

2. Perbanyakan secara vegetatif


 Perbanyakan menggunakan stek cabang
Prosedur penyiapan bibit asal stek batang atau stek cabang
adalah sebagai berikut:

- Dari pohon induk varietas unggul, dipilih cabang yang telah


berumur minimal satu tahun dan berdiameter 1 cm.

- Cabang terpilih dipotong dengan menggunakan pisau atau


gunting pangkas yang tajam; dan dipotong-potong lagi hingga

8
diperoleh potongan–potongan sepanjang 25 cm yang masing-
masing mengandung 3-4 mata tunas.

- Pangkal stek diolesi dengan Rootone F.

- Stek disemaikan dengan posisi tegak sedalam ± 5 cm dalam


polybag ukuran 10 x 18 cm yang diisi dengan media campuran
tanah dan pupuk kandang (1:1).

- Polybag semaian stek ditempatkan berjajar di dalam bedengan


yang diberi sungkup plastik.

- Jika stek sudah bertunas dan berakar, sungkup segera dibuka..


Bibit dari stek dipelihara secara intensif hingga berumur 3 – 4
bulan.

 Perbanyakan menggunakan sambung pucuk (grafting)

- Persiapan batang bawah

Batang bawah dari biji yang berasal dari buah varietas unggul
pohon markisa yang mempunyai keunggulan sifat-sifat
tertentu. Biji untuk batang bawah diambil dari buah yang
masak fisiologis. Biji markisa yang masih mengandung daging
buah direndam dalam air dan diremas sampai biji terpisah. Biji
yang sudah dibersihkan disemaikan pada bak semai plastik
atau seedbed. Media persemaian yang digunakan adalah tanah,
pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Jarak
tanam adalah 2,5 x 2,5 cm dengan kedalaman 1-2 cm. Tempat
persemaian diberi naungan untuk melindungi bibit dari terik
matahari dan hujan yang berlebihan. Pada umur 4 minggu
setelah tanam, semai markisa dapat dipindah ke polybag
ukuran 10 x 18 cm yang berisi campuran media tanah dan
pupuk kandang (2:1). Tiap polybag berisi satu bibit dan

9
diletakkan di tempat teduh/rumah pembibitan. Pemeliharaan
meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan dengan
pupuk NPK dosis 1-3 g/bibit yang dilakukan 2 minggu sekali.
Pengendalian hama/penyakit sesuai dengan kebutuhan. Pada
umur 4 bulan batang bawah siap untuk disambung.

- Persiapan entris

Batang atas (entris) yang akan digunakan untuk sambung


pucuk harus berasal dari tunas pucuk yang sehat, normal dan
berdiameter sama atau sedikit lebih kecil daripada diameter
batang bawah. Pengambilan entris dilakukan dengan cara
memotong tunas pucuk sepanjang 5 cm (3 ruas) dengan
gunting pangkas yang tajam dan bersih. Pengambilan entris
dilakukan pada saat entris cukup kering (tidak basah), karena
air yang ada pada permukaan entris dapat mengundang
hadirnya patogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan
penyambungan.

- Penyambungan
Teknik penyambungan bibit markisa dilakukan dengan
sambung samping. Batang bawah yang telah mencapai kondisi
siap sambung (umur 4 bulan, berdaun 6-8 helai), pada
ketinggian ± 30 cm, salah satu sisinya disayat miring dengan
pisau cuter yang tajam dan bersih. Daun yang tersisa pada
batang bawah harus tetap dipertahankan, selanjutnya entris
yang telah disiapkan diambil dan dasar entris disayat miring
pada satu sisi sesuai sayatan pada batang bawah, kemudian
kedua luka sayatan tersebut (batang bawah dan entris)
dilekatkan dan dibalut dengan irisan plastik. Pada saat
penyisipan harus dipastikan kambium entris bersatu dan
menempel dengan kambium batang bawah. Setelah itu
dilakukan penyungkupan entris dengan kantong plastik

10
transparan untuk menjaga agar kelembaban tetap tinggi dan
mengurangi penguapan dari entris. Penyungkupan dengan
kantong plastik ini harus dilakukan sampai pada bagian
sambungan / ikatan sambungan. Tanaman sambungan ini
selanjutnya ditempatkan di tempat yang ternaungi (dalam
rumah bibit) dan dipeliharan secara optimal dengan
melakukan penyiraman secukupnya dan penyiangan. Sungkup
plastik dilepas apabila mata tunas pada entris telah pecah,
sedangkan tali pengikat sambungan tetap dibiarkan sampai
bibit siap ditanam.
- Pemeliharaan tanaman sambungan
Pemeliharaan tanaman sambungan meliputi penyiraman,
penyiangan dan pemupukan dengan pupuk NPK dosis 1-3
g/bibit yang dilakukan 2 minggu sekali. Pengendalian
hama/penyakit sesuai dengan kebutuhan. Bibit sambung pucuk
ini siap tanam setelah berumur ± 1 bulan setelah sambung.

V. TEKNIK BUDIDAYA
a. Sistem Tanam
Meskipun dapat ditanam secara monokultur, akan tetapi lebih
menguntungkan dilakukan penanaman dengan cara tumpang sari antara
markisa dengan tanaman sayuran. Beberapa jenis tanaman sayuran yang
cocok diusahakan diantara tanaman markisa adalah tomat, kentang,
kubis, buncis, brokoli, dengan R/C ratio masing- masing secara berturut-
turut 1,26:1,21:1,44:1,47:dan 1,44.

b. Jarak Tanam
Jarak tanam yang digunakan adalah 4 x 5 m, yaitu 4 m jarak antara baris
tanaman dan 5 m jarak antar tanaman. Dengan demikian jumlah
tanamannya adalah 500 pohon per ha.

c. Ajir

11
Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan
tiang rambatan. Tiang rambatan dapat dibuat dari pohon hidup, misalnya
lamtoro, tonggak kayu atau bambu. Cara rambatan lain dengan
menggunakan kawat yaitu diantara dua tiang disambungkan sebuah
kawat rambatan yang berdiameter berkisar 3 mm.

d. Lubang Tanam
Lubang tanam pada tanaman markisa berukuran 50 cm x 50 cm x 60 cm
atau 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 30
cm. Lubang tanam ini diangin-anginkan selama minimal 15 hari.

e. Bentuk dan Struktur Tajuk Produktif:


Pembentukan pohon bertujuan untuk memperoleh percabangan yang
lebar sehingga tanaman akan dapat berbuah lebat. Kegiatan pemangkasan
bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan mengatur cabang-
cabang yang diharapkan sehingga bentuk tanaman menjadi bagus dan
tanaman produktif berbuah. Prosedur pembentukan pohon dan
pemangkasan tanaman markisa sebagai berikut:

1. Tanaman yang telah mencapai tinggi 1 m dipotong ujungnya untuk


membentuk cabang primer. Sebagian tunas yang tumbuh sebagai
cabang primer dipotong, disisakan hanya 2-3 tunas untuk dipelihara.
Tunas yang besar ditarik menuju bentangan kawat agar tumbuh ke
atas, sedangkan tunas yang kecil ditarik ke samping dan diatur agar
merambat ke kanan dan kiri membentuk susunan tulang daun.
2. Tanaman berumur 2 bulan dilakukan pemangkasan kedua untuk
menumbuhkan tunas-tunas baru sebagai cabang sekunder.
Pemangkasan dilakukan dengan memotong ujung cabang primer yang
tumbuh subur dengan disisakan 6-15 mata tunas sedangkan cabang
primer yang tumbuh kecil dan beruas pendek dipangkas pendek,
disisakan 2-3 mata.
3. Pemangkasan ketiga dilakukan terhadap cabang-cabang sekunder
yang telah tumbuh memanjang untuk menumbuhkan tunas-tunas

12
baru sebagai cabang tersier. Pemangkasan cabang sekunder dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemangkasan cabang primer.

Pemangkasan berikutnya bersifat tentatif sesuai dengan kondisi


tanaman, misalnya pada saat tanaman terlalu rimbun. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemangkasan adalah keadaan tanaman yaitu
tanaman harus memilikii pertumbuhan yang normal dan tidak
kekurangan air maupun zat-zat makanan.

f. Pemupukan: Pupuk dasar, Pupuk pemeliharaan


Pemupukan dilakukan dengan interval 3 kali per tahun pada bulan
November s/d Mei. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk makro,
yaitu urea dengan dosis 800 – 900 gram/pohon/tahun, TSP yaitu 60 - 120
gram/pohon/tahun dan KCl dengan dosis 800 - 1.200 gram/pohon per
tahun, tergantung dari umur tanaman. Untuk tanah yang masam
sebaiknya diberi dolomit dengan dosis 200 - 500 gram per pohon per
tahun. Selain itu diperlukan juga pupuk organik yang diberikan dengan
dosis 40 kg per pohon per tahun. Pupuk organik biasanya di berikan
sebagai pupuk dasar diberikan sebagai pupuk dasar.
Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan tersebut adalah 8 – 12 HOK per
ha per tahun, untuk pemupukan.

VI. OPT DAN PENGENDALIANNYA


a. Hama
Hama utama pada daun dan pucuk markisa yaitu belalang (Valanga
sp.), bekicot (Achatina fulica F.), tungau (Tetranychus sp.), dan ulat.
Sedangkan hama yang menyerang pada buah markisa yaitu kelelawar,
tupai, tikus, dan kalong.
Pengendalian hama-hama tersebut dapat dilakukan dengan cara
menjaga kebersihan kebun serta memangkas dan membuang bagian

13
tanaman yang terserang berat. Khusus untuk hama yang menyerang buah
dilakukan dengan berbagai alat-alat pengusir.

b. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang pada tanaman markisa yaitu:
1. Bercak coklat
Disebabkan oleh organisme cendawan atau jamur Alternaria
passiflorae Simmonds. Cendawan ini menyerang seluruh bagian
tanaman markisa. Serangan hebat terjadi pada keadaan cuaca lembab
dan panas. Serangan pada daun terihat dengan terjadinya bercak-
bercak kecil berbentuk bulat dan terjadinya perubahan warna daun.
Serangan hebat menyebabkan tanaman tidak berdaun dan akhirnya
mati.
Usaha pengendaliannya yaitu dengan memangkas daun yang lebat
dan terinfeksi penyakit serta melakukan pemupukan N dan K secara
berimbang.
2. Busuk pangkal batang
Disebakan oleh cendawan Phythophthora cinnamoni Rands var.
parasitica (Dasth) Waterh. Gejala yang ditimbulkan yaitu awalnya
tanaman layu, menguning, kemudian daun berguguran. Kulit pangkal
batang diatas permuakaan tanah pecah-pecah. Jika kulit dilepas
terdapat bagian yang busuk berwarna coklat kemerahan yang
kemudian meluas ke atas.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
penyiangan secara hati-hati, menggunakan benih atau bibit yang
sehat, memangkas bagian batang yang terserang berat, menjaga
kebersihan kebun, dan melakukan rotasi tanaman.
3. Layu fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum
Schlecht var. pasiflora Gordon. Gejala yang nampak yaitu tanaman
dewasa layu dan mati dalam waktu 24-48 jam setelah terlihat gejala
ringan, daun-daun tanaman memucat, dan pembuluh batang
berwarna coklat.

14
Pengendalian penyakit ini yaitu menggunakan bibit sambungan
dengan batang bawah yang relatif tahan terhadap penyakit tersebut.

VII. PANEN DAN PASCA PANEN


a. Kriterian panen, umur panen
Kriteria markisa yang sudah dapat dipanen yaitu berwarna kuning
kemerah-merahan, beraroma harum, dan tampak segar.
Markisa yang sudah dapat dipanen pada saat berumur satu tahun.
Markisa berbunga pada umur 6-9 bulan setelah tanam. Di dataran rendah
buah markisa akan matang pada umur 50 hari setelah terbentuknya
bunga, sedangkan di dataran tinggi buah markisa akan matang 60-90 hari
setelah terbentunya bunga.

b. Waktu panen
Panen raya markisa biasaya dilakukan pada bulan Oktober-Januari dan
panen selanjutnya dilakukan pada bulan Februari-April dan Juni-Agustus.
Karena pada umumnya, panen buah markisa dapat dilakukan tiga kali
dalam setahun.

c. Cara panen
Panen markisa dilakukan dengan cara memotong pangkal tangkai buah
dengan menggunakan pisau atau gunting pangkas yang tajam. Buah hasil
panen ditampung dalam wadah.

d. Penanganan pasca panen


Penanganan pasca panen buah markisa meliputi penanganan buah segar
dan penanganan buah olahan. Penanganan buah segar meliputi aktivitas
sebagai berikut :
1. Pengumpulan buah dari kebun ke tempat pengumpulan
2. Pencucian buah dalam bak kemudian ditiriskan
3. Sortasi (pemisahan buah yang baik dengan buah yang cacat)
4. Pengklasifikasian (gradding) buah berdasarkan mutu
5. Pengemasan buah dalam wadah

15
6. Penyimpanan dalam ruangan bersuhu dingin
7. Pengangkutan ke tempat pemasaran

e. Produk Olahan
Markisa ini bisa dibuat menjadi produk olahan, diantaranya:
1. Selai markisa
2. Sari buah
3. Pudding markisa

VIII. PERMASALAHAN
Tanaman markisa merupakan tanaman yang masih jarang diteliti di
Indonesia. Begitu juga dengan OPT yang mengganggu tanaman markisa ini.
Tanaman markisa rentan sekali terhadap serangan OPT. Serangan OPT itu
dapat menurunkan hasil produksi markisa itu sendiri. Masalah produksi
markisa ini sudah melanda petani di berbagai daerah di Indonesia selama 5
tahun terkahir dan masih belum dapat diatasi.

IX. ALTERNATIF SOLUSI


a. Teknologi :
Untuk menyelesaikan maslah produksi buah markisa yang menurun dapat
dilakukan dengan menekan pertumbuhan patogen menggunakan
modifikasi lingkungan dan substrat tumbuh sehingga tidak mendukung
pertumbuhan patogen. Pengendalian fungi patogen tanaman dapat
dilakukan dengan menggunakan agen pengendali hayati. Agen pengendali
hayati mikroba lebih aman digunakan karena sedikit kemungkinan
merugikan lingkungan dan mempunyai prospek yang baik (Soesanto,
2008) dan menjadi pilihan alternatif dari penggunaan pestisida
(Kobayashi et al., 2002). Bakteri sebagai agen biokontrol mempunyai
beberapa kelebihan yaitu merupakan mikroorganisme yang banyak
terdapat di tanah dan produksi massa bakteri juga lebih mudah dan lebih
cepat dari mikroorganisme lainnya (Yuliar, 2008).

16
X. ANALISIS USAHATANI (1 Ha)
a. Fix Cost
Fix cost merupakan biaya tetap. Fix cost pada pertanaman markisa
perhektar tahun pertama diantaranya :
1. Gaji pegawai Rp 2.000.000
2. Sewa lahan 1 tahun/ha Rp 2.000.000
3. Bibit 500 batang @ 10.000 Rp 5.000.000
4. Penyediaan alat-alat Rp 2.500.000
5. Bambu 500 batang/2m @ Rp 10.000 Rp 5.000.000
6. Kawat 15 gulung @ Rp 75.000 Rp 1.125.000
Jumlah Rp 17.625.000

b. Variable Cost
Variable cost merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan yang
dibutuhkan. Variable cost pada pertanaman markisa perhektar tahun
pertama diantaranya :
1. Pupuk buatan
 Urea 225 kg/tahun @ Rp 1.800 Rp 405.000
 TSP 225 kg/tahun @ Rp 2.000 Rp 450.000
 KCl 150 kg/tahun@ Rp 3.500 Rp 525.000
2. Pupuk alami (kandang) 10 ton/tahun @ Rp 700.000 Rp 7.000.000
3. Pestisida 4 liter/tahun ke 1 @ Rp 125.000 Rp 500.000
4. Biaya tenaga kerja
 Pembuatan lubang tanam 10 HOK @ Rp 35.000 Rp 350.000
 Penanaman 5 HOK @ Rp 35.000 Rp 175.000
 Pemasangan pagar 10 HOK @ Rp 35.000 Rp 350.000
 Penyiangan 15 HOK/tahun @ Rp 35.000 Rp 525.000
 Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp 35.000 Rp 350.000
 Perambatan 5 HOK @ Rp 35.000 Rp 175.000
 Pemangkasan 10 HOK/tahun @ Rp 35.000 Rp 350.000
 Penyemprotan 15 HOK/tahun @ Rp 35.000 Rp 525.000
 Panen dan penanganan pasca panen 22 HOK Rp 770.000

17
Jumlah Rp 12.450.000

Total cost = fix cost + variable cost


= Rp 17.625.000 + Rp 12.450.000
= Rp 30.075.000

c. HPP
HPP (Harga Pokok Produksi) yaitu hasil dari pembagian total biaya
dengan jumah produksi.
HPP pada tanaman markisa pada tahun pertama perhektar per kg yaitu
HPP = total cost
Q
= 30.075.000
19080 Kg
= Rp 1576,25/Kg
Maka harga pokok produksi perkilogram senilai Rp 1576,25
Harga jual di tingkat pasar Rp 3.000

d. Net Income
NI = pendapatan total-biaya produksi
= (3000x19080) – 30.075.000
= 57.240.000 – 30.075.000
= 27.165.000
Jadi, keuntungan bersih yang didapatkan setelah 1 tahun produksi
sebesar Rp 27.165.000

e. R/C
R/C = Total pendapatan
Total pengeluaran
= 57.240.000
30.075.000
= 1,90

18
Jadi, dengan biaya Rp 1 memperoleh Rp 1,90

f. BEP unit
biayatotal
BEP unit=
h arga jual ( kg )−HPP(kg)
30.075.000
BEP unit=
3.000−1576,25
B EPunit =21.123 , 79 kg
Jadi, titik impas modal setelah mencapai penjualan 21.123,79 kg

g. BEP sales
biayatetap
BEP sales=
variabelcost
1−( )
totalpendapatan
17.625 .000
BEP sales=
1−(12.450 .000/57. 240.000)
BEP sales=Rp 22.524 .112,53
Jadi, titik impas modal setelah mencapai penjualan Rp 22.524.112,53

19
DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. Budidaya Markisa. Jakarta


http://www.plantamor.com/index.php?plant=958 diakses tanggal 1 Mei 2013
http://balitbu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-
46/inovasi-teknologi/16-penelitianpengkajian2/514-perbanyakan-tanaman-markisa
diakses tanggal 1 Mei 2013
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=124:teknologi-produksi-
markisa&catid=47:panduanpetunjuk-teknis-brosur-&Itemid=231 diakses tanggal 1
Mei 2013
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27247/Bab%20II
%20Tinpus%20H10fer-5.pdf?sequence=7 diakses tanggal 1 Mei 2013
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4094/Tinjauan
%20Pustaka_2009dsi-3.pdf?sequence=9 diakses tanggal 1 Mei 2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21772/5/Chapter%20I.pdf diakses
tanggal 1 Mei 2013
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/03/01/15540/serangan_hama_d
an_penyakit_kurangi_produksi_markisa_asam/ diakses tanggal 1 Mei 2013
Rukmana, R. 2007. Usaha Tani Markisa. Yogyakarta:Kanisius
www.bursabibit.com diakses tanggal 1 Mei 2013

20

Anda mungkin juga menyukai