Anda di halaman 1dari 2

Kasus Asma

Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 6 jam
SMRS. Sesak berbunyi menciut tidak dipengaruhi dengan aktivitas. Keluhan sesak muncul
saat os sedang mengganti gorden dirumahnya. Batuk berdahak (+), demam (-), nyeri dada (-),
mual dan muntah (-), BAB dan BAK normal. Riwayat asma (+), keluhan kambuh jika
terpapar udara yang terlalu dingin, debu, atau jika os sedang stress. Keluhan terakhir kambuh
2 minggu yll. Keluhan saat ini lebih parah dari keluhan sebelumnya. Saat ini os sampai sulit
untuk berbicara, dan lebih nyaman pada posisi duduk. Riwayat alergi obat (+) golongan
penicillin.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital :


KU berat, TD 135/85, N 112x/menit, R 36 x/menit, T 36,5, saturasi oksigen 88 %.
Pada pemeriksaan dada ditemukan :
tampak retraksi (tarikan) otot bantu nafas, gerakan dinding dada simetris.
Suara nafas bronchovesikular, Rh-/- Wh ++/++
Pemeriksaan fisik lainnya normal.

Dari pemeriksaan EKG kesannya sinus tachikardia

Hasil pemeriksaan labor :


Darah rutin dalam batas normal.
Analisa gas darah didapatkan pH 7,38; pCO2 50; SpO2 88; pO2 90
 Kesannya asidosis respiratorik terkompensasi
Dari Ro thorax : kesannya bronchitis

Di UGD pasien diberikan terapi :


- IVFD RL/12 jam
- Oksigen 1 lpm (liter per menit)
- Nebulisasi ventolin 8 x berturut-turut + pulmicort 1 mg 1 kali
- Fluimucyl 3 x 600 mg
- Ataroc 2 x 1 tab per oral
- MP 3 x 62,5 injeksi

setelah diterapi di UGD, keluhan sedikit berkurang. Pasien dirawat di ruang rawat. Setelah
dirawat 3 hari, pasien sembuh dan dirawat jalan dengan terapi :
- Ataroc 2 x 1 tab (po)
- Fluimucyl 3 x 600 mg (po)
- MP 3 x 4 mg (po)
- Symbicort inhaler 2 x 2 puff

NB : Pendahuluan materi fokuskan asma pada geriatri dan bahaslah kasus sebaik
mungkin dengan metoda SOAP, bahaslah terapi yang sesuai pada geriatri.
Kasus Asma

Seorang anak usia 11 tahun dengan BB 30 kg, datang ke UGD yang dibawa oleh orang
tuanya dengan keluhan sesak nafas yang makin meningkat sejak 7 jam SMRS. Sesak
berbunyi menciut. Saat ini anak tidak bisa bicara normal karena sesak dan sesak tidak
dipengaruhi oleh posisi. Tiga hari sebelum sesak pasien sudah mengeluh batuk berdahak dan
demam. Riwayat sesak menciut sebelumnya (+) (asma) dan kambuh jika terpapar debu.
Riwayat alergi obat (-) dan pasien alergi terhadap makanan yaitu udang. Riwayat asma pada
keluarga (+) yaitu ibunya.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital :


KU : sedang; N 96; R 28; T 38,5; BB 30 kg

Dari pemeriksaan dada ditemukan :


Suara nafas : bronkovesikular, Rh -/-; Wh ++/++
Gerakan dinding dada simetris, tampak ada tarikan otot bantu nafas.

Dari pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil normal


Pasien tidak di rontgen.

Di UGD pasien diberikan terapi :


Nebu ventolin 1x dan dilihat respon terapi dalam 20 menit -> pasien masih sesak, Wh ++/++
Lalu pasien di nebu ventolin lagi 1 kali, dan evaluasi respon 20 menit -> sesak berkurang,
Wh +/+ (berkurang dari sebelumnya)

Pasien dianjurkan rawat inap, tetapi orang tua pasien tidak mau anaknya dirawat, akhirnya
pasien rawat jalan dengan terapi :
- Nebu combivent 1 x sebelum pulang
- Parasetamol puyer 300 mg 3 x 1 pulv
- Ambroxol syr 3 x cth 1
- Salbutamol syr 2 mg 3 x cth 1

NB : Pendahuluan materi fokuskan asma pada pediatri (anak) dan bahaslah kasus
sebaik mungkin dengan metoda SOAP, bahaslah terapi yang sesuai pada pediatri
(anak).

Anda mungkin juga menyukai