Dispep DM
Dispep DM
OLEH :
REVIN
1110070100067
PRESEPTOR :
DR. BOY HUTAPERI, SP.PD
SYNDROME DISPEPSIA
• Definisi
dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu “dys”
yang berarti buruk dan “peptei “ yang berarti pencernaan, jadi dispepsia
berarti pencernaan yang buruk.
ETIOLOGI
• 1. Dispepsia organik
• Dispepsia organik baru bisa dipastikan bila penyebabnya sudah jelas.Yang
dapat digolongkan dispepsia organik, yaitu (Hadi, 2002) :
• a. Dispepsia tukak (ulcer-like dispepsia)
• Keluhan yang sering dirasakan ialah rasa nyeri pada ulu hati. Berkurang
atau bertambahnya nyeri ada hubungannya dengan makanan, sering
terbangun saat tengah malam karena nyeri pada ulu hati. Hanya dengan
endoskopi dan radiologi baru bisa dipastikan tukak di lambung.
• b. Dispepsia bukan tukak
• Keluhannya mirip dengan dispepsia tukak, biasa ditemukan pada gastritis
dan duodenitis, tetapi pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan tanda-
tanda tukak.
• c. Refluks gastroesofageal
• Gejala yang sering ditemukan adalah rasa panas di dada dan regurgitasi
masam, terutama setelah makan. Bila seseorang mempunyai keluhan ini
disertai keluhan sindroma dispepsia lainnya maka dapat disebut dispepsia
refluks gastroesofageal.
• d. Penyakit saluran empedu
• Sindroma dispepsia biasa ditemukan pada penyakit saluran empedu. Rasa
nyeri dari perut kanan atas atau ulu hati yang menjalar ke punggung dan
bahu kanan.
• e. Karsinoma
• Karsinoma saluran cerna (esofagus, lambung, pankreas dan kolon) sering
menimbulkan keluhan sindrom dispepsia. Keluhan yang sering dijumpai
yaitu rasa nyeri di perut, keluhan bertambah berkaitan dengan makanan,
anoreksia dan berat badan menurun.
• f. Pankreatitis
• Rasa nyeri timbul mendadak dan menjalar ke punggung. Perut terasa makin
tegang dan kembung. Dan didapat juga keluhan lain dari sindroma
dispepsia.
• g. Dispepsia pada sindroma malabsorpsi
• Pada penderita ini selain menderita nyeri perut, nausea, anoreksia, sering
flatus dan kembung juga didapat diare profus yang berlendir.
h. Dispepsia akibat obat-obatan
• Banyak obat-obatan yang bisa menimbulkan rasa nyeri atau tidak enak
pada ulu hati tanpa atau disertai mual dan muntah, misalnya obat golongan
NSAID (non steroidal anti inflammatory drugs), teofilin, digitalis, antibiotik
oral (terutama ampisilin dan eritromisin), alkohol dan lain-lain. Oleh karena
itu perlu ditanyakan obat yang dikonsumsi sebelum timbul keluhan
dispepsia.
i. Gangguan metabolisme
• Diabetes melitus dengan neuropati sering timbul komplikasi pengosongan
lambung yang lambat sehingga timbul nausea, vomitus dan rasa cepat
kenyang.
• 2. Dispepsia fungsional
• Dispepsia fungsional atau dispepsia non-organik, merupakan dispepsia yang
tidak ada kelainan organik tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran
makanan. Penderita dengan dispepsia fungsional biasanya sensitif terhadap
produksi asam lambung. Kelainan psikis, stres dan faktor lingkungan juga
dapat menimbulkan dispepsia fungsional (Hadi, 2002).
GEJALA KLINIK
a.Antasida
• Antasida digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Mekanisme kerjanya
menetralkan asam lambung secara lokal.
b. Histamine-2 receptor antagonist
• Golongan obat ini antara lain: simetidin, renitidin, famotidin, roksatidin,
nizatidin dan lain-lain (Tarigan, 2003) Kerja antagonis H2 yang paling
penting adalah menghambat sekresi asam lambung yang dirangsang
histamin, gastrin, obat-obat kolinomimetik, dan rangsang vagal.
c.Anti kolinergik
• Pemakaian obat ini harus diperhatikan sebab kerja obat ini tidak begitu
selektif
d. Penghambat pompa asam
• Obat ini sangat bermanfaat pada kasus kelainan saluran cerna bagian atas
yang berhubungan dengan asam lambung.
e. Prokinetik
• Golongan obat ini sangat baik dalam mengobati pasien dispepsia yang
disebabkan gangguan motilitas
PSIKOFARMAKOTERAPI
a. Siklik antidepresan:
• Anti depresan trisiklik yang pertama ditemukan adalah impramine dan
memiliki sedikit kegunaan.
b. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
• MAOI memiliki kekurangan dimana pasien harus diet bebas tiramine, untuk
menghindari krisis hipertensi,
c. Selective Serotonin re-uptake Inhibitors (SSRI)
• Yang termasuk SSRI adalah fluoxetin, fluvoxamine, sertraline, citalopram
dan paroxetine.
KOMPLIKASI
• Komplikasi dari dispepsia yaitu luka pada lambung yang dalam atau
melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung dan
dapat mengakibatkan kanker pada lambung
PROGNOSIS
• Prognosis tidak diketahui, dan para pasien ini sebaiknya dipantau untuk
mengetahui kemungkinan timbulnya komplikasi seperti penyakit tukak
peptik dan esofagitis refluks
DIABETES MILITUS
a.Tujuan penatalaksanaan
• Jangka pendek: menghilangkan keluhan dan tanda DM, mempertahankan
rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.
• Jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati
• Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan pertama:
• Evaluasi medis meliputi:
• Riwayat Penyakit
• Gejala yang timbul,
• Hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu meliputi: glukosa darah, A1C,
dan hasil pemeriksaan khusus yang terkait DM
• Pola makan, status nutrisi, dan riwayat perubahan berat badan
• Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda
• Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap, termasuk
terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh
• Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan,
perencanaan makan dan program latihan jasmani
• Riwayat komplikasi akut (ketoasidosis diabetik, hiperosmolar hiperglikemia,
dan hipoglikemia)
• Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi, dan traktus
urogenitalis serta kaki
• Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada ginjal,
mata, saluran pencernaan, dll.)
• Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
• Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner,
obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan
endokrin lain)
• Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM
• Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, dan status ekonomi
• Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dan kehamilan.
PEMERIKSAAN FISIK
• A. Mikrovaskular
• –Retinopati, katarak : penurunan penglihatan
• –Nefropati :gagal ginjal
• – Neuropati perifer : hilang rasa, malas bergerak
• – Neuropati autonomik hipertensi, gastroparesis
• – Kelainan pada kaki : ulserasi, atropati
B. Makrovaskular
• – Sirkulasi koroner : iskemi miokardial/infark miokard
• – Sirkulasi serebral : transient ischaemic attack, strok
• –Sirkulasi : claudication, iskemik
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. R
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
No MR : 094937
Alamat : Gaung
Tgl. Masuk : 10 Desember 2017
ANAMNESA
• A. STATUS GENERALISATA
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis cooperatif
• Tekanan Darah : 120/70 mmHg
• Pernafasan : 20x/menit
• Nadi : 80x/menit, reguler
• Suhu : 37,3oC
• Status gizi :
• BB : 36 kg
• TB : 157 cm
• IMT : (14,63) Underweight.
B. Status Lokalis
Kulit : kulit kering, ikterik(-),sianosis (-)
Kepala : Ukuran normochepal, rambut hitam dan tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera ikterik (-), pupil isokor
Telinga :
• Pendengaran baik.
• Nyeri tekan tragus (-/-).
• Nyeri tarik auricula (-/-).
Hidung :
• Septum deviasi (-).
• Nafas cuping hidung (-).
• Sekret (-).
• Polip (-).
Mulut :
• Sianosis (-).
• Karries gigi (-).
• Lidah kotor (-).
Leher :
• JVP (5 – 2 cmH2O).
• Tidak ada deviasi trakea.
• Tidak ada pembesaran tiroid.
• Tidak ada pembesara KGB.
Thorax:
•I : bentuk dada normochest,tidak ada kelainan dada.
•P : focal fremitus kiri=kanan, ekspansi dinding dada tidak tertinggal.
•P : sonor pada kedua lapang paru.
•A :V :Vesikular, Rh -/-, Wh -/-
Jantung:
•I : Ictus Cordis tidak tampak
• P: Ictus Cordis teraba 2 jari kearah medial Linea MidClavicula Sinistra
RIC V.
• P : Batas kiri : RIC V sejajar linea midclavicula sinistra 2 jari kearah medial
• Batas kanan : RIC IV linea parasternalis dexstra
• Batas atas : RIC II lineaparasternalis sinistra
•A :
• - Irama reguler, murmur (-), Gallop(-).
• - Bunyi jantung 1 : normal ( menutupnya katup mitral dan tricuspidal ).
• - Bunyi jantung 2 : normal (menutupnya katup aorta dn pulmonal )
Abdomen :
•I : ukuran normal, sikatrik (-), perut buncit (-), venektasi (-), striae (+).
•P : Hepar dan Lien tidak teraba.
• Nyeri tekan(+) pada regio episgatrium, nyeri lepas (-)
• Ginjal : Bimannual (-), ballottement (-), nyeri ketok CVA (-)
•P : timpani (+)
• A : Bising usus (+) Normal
Extremitas :
• Akral hangat.
• Edema tungkai (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG AWAL
• Tanggal 10-12-2017.
• Laboratorium
• Darah rutin - Kimia Klinik
• Hb : 14,2 gr/dl Ureum : 30 mg/dl
• Ht : 42,2 % Creatinin : 0,71 mg/dl
• Wbc : 5.170/mm3 Ad Random : 299 mg%
• Plt : 204.000/mm3
• Pemeriksaan radiologi : -
• Pemeriksaan EKG :-
• Tanggal 11-12-2017.
• Laboratorium
• Kimia Klinik :
• Uric acid : 3,2 mg/dl 2 jam PP :
268 mg%.
• Glukosa Puasa : 241 mg%
POINT-POINT DIAGNOSTIK
• Ulkus peptikum.
• Hiperkalsemia
• Hiperkalemia
• GERD
• Gastritis
PENATALAKSANAAN AWAL
11/12/2017 Mual dan KU/KES : sdg/ CMC Sindrome Dispepsia IVFD Ringer Lactat : 8j/kolf.
muntah(+) TD : 110/70MMHG DM tipe II - Inj Ranitidine: 2 x 150mg amp
Batuk NF : 20X/menit - Ondarsentan: 2 x 4mg amp
Sakit kepala ND : 80x/menit - Glimepirid: 1x 2mg
Nyeri perut S : 36,8˚c - Sulcrafat: 3x 1cth
ANALISA KASUS