Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh
hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja
keras serta konstribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk
optimalisasi hasil serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan
masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan
nasional. Dengan perkataan lain untuk dapat terwujudnya Indonesia Sehat
2015, para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan
pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan
pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif
terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif terhadap kesehatan
seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan
nasional yang berkontribusi positif terhadap kesehatan seperti dimaksud di atas,
maka seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN) harus berperan
sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pendekatan yang digunakan dalam perawatan kesehatan
komunitas adalah PHC yang merupakan pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan pada metoda dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu, keluarga maupun masyarakat yang
merupakan sasaran perawatan kesehatan komunitas. Diharapkan melalui
kegiatan PHC sasaran tersebut dapat berpartisipasi secara penuh dengan
menggunakan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara.
Keterlibatan peran serta masyarakat sangat diperlukan, dimana individu,
keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan dalam upaya peningkatan kesehatannya
berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian. Bantuan yang diberikan karena
ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan dengan menggunakan
potensi / sumber daya yang ada di lingkungan untuk memandirikan masyarakat,
1
2

sehingga pengembangan wilayah setempat merupakan bentuk pengorganisasian


yang dapat digunakan.
Untuk mewujudkan upaya tersebut Departemen Kesehatan RI
menetapkan visi pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri
untuk hidup sehat”. Strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dengan memfasilitasi
percepatan dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh
penduduk dengan mengembangkan kesiapsiagaan di tingkat desa yang disebut
dengan Desa Siaga. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah –masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan secara
mandiri. Pada intinya, desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu untuk hidup sehat. Untuk dapat dan mampu hidup sehat,
masyarakat perlu mengetahui masalah – masalah dan factor – factor yang dapat
mempengaruhi kesehatannya, baik sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai
bagian dari anggota masyarakat.
Seiring dengan program Desa Siaga yang dicanangkan oleh Departemen
Kesehatan RI, pendidikan dan profesi keperawatan telah menerapkan standar
perawatan komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen seperti
yang ada pada konsep Desa Siaga. Perawatan kesehatan masyarakat diterapkan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan populasi dimana prakteknya
tersebut bersifat umum dan komprehensif yang ditujukan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang memiliki kontribusi bagi kesehatan,
pendidikan kesehatan dan manajemen serta koordinasi dan kontinuitas
pelayanan holistik. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat diantaranya berkaitan dengan
masalah kesehatan lingkungan, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja serta
kesehatan lanjut usia (lansia), maupun pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan yang masih sangat rendah seperti pemeriksaan kesehatan, kehamilan,
imunisasi, posyandu dan lain sebagainya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Ilmu Kesehatan Stikes Surya Mitra Husada Kediri
melaksanakan pengambilan data Keperawatan Komunitas di Wilayah RT 03
Desa Tunggulsari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan keluarga dan pendekatan
masyarakat, dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan
serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri, dimana
3

dalam pelaksanaan praktek asuhan keperawatan komunitas menggunakan


pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan
cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnosa atau permasalahan dan
menyusun rencana sesuai peramasalahan yang ditemukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas di RT 03 Desa
Tunggulsari melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Bersama masyarakat mengidentifikasi karakteristik geografis dan
demografis RT 03 Desa Tunggulsari.
b. Bersama masyarakat mengidentifikasi kebutuhan dan atau masalah
kesehatan komunitas RT 03 Desa Tunggulsari.
c. Bersama masyarakat merencanakan asuhan keperawatan kesehatan
komunitas RT 03 Desa Tunggulsari.

C. Manfaat
Diharapkan dengan adanya kegiatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa / Asuhan Keperawatan Komunitas di RT 03 Desa Tunggulsari dapat
bermanfaat bagi :
1. Mahasiswa
Dapat menerapkan asuhan keperawatan kesehatan komunitas melalui
pendekatan proses keperawatan
2. Masyarakat
a.Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan
b. Dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatan dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta
memiliki kemauan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
3. Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985)
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan yang
utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. (Freeman, 1961)
Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses
keperawatan yang diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya
meliputi pengkajian, analisa data komnuitas, diagnosa keperawatan komunitas,
rencana asuhan keperawatan komunitas, implementasi asuhan keperawatan
komunitas dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas, dimana proses ini
bervariasi dalam setiap situasi dan memliki elemen-elemen penting yaitu
kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable), siklus (cyclic), berfokus
pada klien (client focused), interaktif (interactive) dan berorientasi pada
kebutuhan komunitas (need-oriented).

B. Asumsi dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas


Menurut ANA (American Nurses Association)
1. Asumsi
a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar
praktek penelitian.
d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

4
5

e. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.


2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang
lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara
mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

C. Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
6

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan


berlangsung secara berkesinambungan.
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri

Komunitas Dengan Keluarga


Sebagai Unit Pelayanan Dasar.

MANUSIA

KEPERAWATAN KESEHATAN
3 Tingkatan Pencegahan. (SEHAT-SAKIT)

LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, dan Spiritual).

Gambar 2.1 : Paradigma/Falsafah Keperawatan Komunitas


7

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing – masing unsur sebagai


berikut:
1. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada
lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai – nilai, keyakinan dan
minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan.
Komunitas merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud adalah kelompok resiko tinggi antara
lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
2. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier.

D. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
8

f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan


kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi,
ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
E. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang aada
di sekitarnya.

3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
9

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan


bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
4. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama


cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap
diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas yang telah
ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang
saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak
permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik
maupun kesehatan khususnya

F. Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi:
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).

G. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
10

serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke


lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat


b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f.Rekreasi
g. Pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
melalui kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil


b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun
di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)


b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan
nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
11

4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik
dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:

a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita


kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan, AFP.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, etika batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang
mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan gangguan jiwa. Di
samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat
menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut
dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan
yang jelas dan dapat dimengerti.

H. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan,
wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah
dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
12

f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader


kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam
musyawarah dan menyebarkan undangan.
2. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
a. Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
b. Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah,
garis besar rencana kegiatan
c. Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah
ditetapkan.
d. Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan
kegiatan.
4. Tahap Evaluasi
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas
dalam pemecahan masalah.
13

I. Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah:
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi.
2. Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat
a. Tujuan pengorganisasian Komunitas :
Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan
kebutuhannya, mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan
dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di dalam
komunitas dan di luar komunitas.
b. Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :
1) Persiapan :
a) Pengenalan komunitas
 Pendekatan Jalur Formal
Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung
jawab pada wilayah komunitas dengan cara ;
1. Pengajuan proposal dan perijinan

2. Penjelasan tujuan dan program



hasil : surat ijin/persetujuan
 Pendekatan Jalur Informal
Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari institusi dari
birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada :
1. Tokoh-tokoh masyarakat
2. Ketua RW, RT
3. Kader kesehatan

Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta
dukungan dan partisipasi serta kontrak
kerjasama.
b) Pengenalan Masalah
Tujuan: untuk mengetahui masalah kesehatan secara
menyeluruh yang benar-benar menjadi kebutuhan komunitas
saai ini.
Tahap pengenalan masalah :
 Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data
14

1. Diawali dengan survey awal pada komunitas yang


menjadi sasaran, meliputi :
a. Survey wilayah
b. Survey populasi
c. Survey masalah utama dan faktor penyebab
d. Survey kebijakan program dan frasilitas layanan
kesehatan.
e. Survey potensi-potensi, sumber pendukung di
komunitas.
2. Membuat instrument pengumpulan data.
 Tabulasi Data:
1. Membuat table tabulasi data
2. Menghitung frekuensi distribusi
3. Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi
 Analisa Data
1. Analisa Deskriptif
2. Membuat gambaran suatu keadaan dari obyek yang
diteliti.
3. Analisa Korelasi
4. Menganalisa tingkat hubungan pngaruh dari dua atau
lebih subvariabel yang diteliti dengan menggunkan
perhitungan statistik.
 Perumusan Masalah
1. Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada
komunitas yang dikaji dengan berdasarkan hasil analisa
data.
2. Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA
3. Formulasi :
a. Problem
b. Etiologi
c. Data yang menyokong.
c) Penyadaran komunitas
 Tujuan :
1. Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi
oleh komunitas
2. Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah
15

3. Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif


menjadi tenaga potensial dalam kegiatan pemecahan
masalah.
 Kegiatan :
Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode
lokakarya mini, dengan langkah :
1. Penyajian data hasil survey
2. Diskusi kelompok :
a. Perumusan masalah dan faktor penyebab
b. Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk
masalah, waktu, tempat, penanggung jawab dan biaya)
c. Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari
anggota komunitas yang merupakan calon kader
kesehatan yang bertanggung jawabterhadap kegiatan
yang direncanakan.
3. Penyajian hasil diskusi kelompok
4. Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal,
puskesmas.
2) Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanankan dengan melihat aktifitas kelompok kerja yang telah
terbentuk melalui kerja sama dengan aparat desa/kelurahan,
puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan :
a) Pelatihan Kader
b) Penyuluhan kesehatan
c) Pelayanan kesehatan langsung
d) Home care
e) Rujukan
3) Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
a) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
b) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)
c) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
d) Rencana tindak lanjut.
16

Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait


dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu
melalui proses keperawatan.
BAB 3
DESKRIPSI LOKASI
ANALISA DATA DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Pengumpulan Data
a. Data Demografi
Wilayah RT 03 Dusun Sumber sari Desa Tunggulsari Kecamatan
Kedungwaru yang terdiri dari 36 kepala keluarga (KK). Berdasarkan metode
pengkajian “Windshield Survey” data demografi masyarakat akan disajikan
sebagai berikut :
Utara : Berbatasan dengan Lingkungan RT 04 & RT 05
Selatan : Berbatasan dengan Desa Plosokandang
Timur : Berbatasan dengan Desa Plosokandang
Barat : Berbatasan dengan Lingkungan RT 02
Karakteristik wilayah RT 03 Dusun Sumber sari Desa Tunggulsari
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung adalah berupa dataran
rendah yang merupakan daerah pedesaan. Gambaran geografis RT 03 Dusun

Sumber sari Desa Tunggulsari Kecamatan Kedungwaru Kabupaten


Tulungagung adalah berupa kumpulan perumahan yang padat dengan sedikit
tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan. Flora berupa tanaman tropis seperti
tanaman tebu. Jenis hewan ternak mayoritas adalah adalah kambing dan
lembu.
Hasil pengolahan data yang berasal dari wawancara dan observasi
ditampilkan pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Komponen Windshield Survey
Elemen Deskripsi
Perumahan Sebagian besar bangunan rumah di RT 03 Dusun Sumber
sari Desa Tunggulsari Kecamatan Kedungwaru termasuk
bangunan permanen dan lantainya kedap air, jarak antar
rumah cukup dekat ± kurang dari 1 meter.
Lingkungan/ Sebagian besar rumah memiliki halaman. Depan rumah
Daerah warga langsung berbatasan dengan jalan. Jalan utama di
RT 03 Dusun Sumber sari Desa Tunggulsari Kecamatan
Kedungwaru cukup sempit ± 4 meter.

Kebiasaan Kebiasaan warga RT 03 Dusun Sumber sari Desa


Tunggulsari Kecamatan Kedungwaru Kabupaten

17
18

Tulungagung berkumpul untuk melakukan kegiatan


keagamaan seperti yasinan.
Transportasi Jalan utama terdiri jalan paving. Dan mayoritas penduduk
memiliki transportasi pribadi yaitu sepeda motor, sepeda.
Pusat Terdapat Puskesmas, Poskesdes, Posyandu Lansia 1 buah.
Pelayanan Posyandu 2 buah (balita dan lansia), 1 masjid

Hasil pengolahan data yang berasal dari wawancara dan observasi akan
ditampilkan pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini :
b. Data Umum
1. Jenis kelamin
Gambar 3.1 Diagram jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa
Tunggulsari RT 03 Kecamatan Kedungwaru Kabupaten
Tulungagung tanggal 23 April s/d 09 Juni 2012.

Dilihat dari diagram diatas bahwa jumlah perempuan sebanyak


58% dan laki-laki sebanyak 42 %. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk
RT 03 jumlah penduduk perempuan sebanyak 86 dan penduduk laki-laki
sebanyak 63, jadi total keseluruhan jumlah penduduk adalah 149 orang.
19

2. Usia Penduduk
Gambar 3.2 Diagram usia penduduk di Desa Tunggulsari RT 03 Kecamatan
Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal 23 April s/d
09 Juni 2012.

Dilihat dari diagram diatas menunjukan bahwa sebagian besar umur


penduduk yaitu 31-40 th 28%.
3. Tingkat Pendidikan
Gambar 3.3 Diagram pendidikan penduduk di Desa Tunggulsari RT 03
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal 23
April s/d 09 Juni 2012.

Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian


masyarakat Desa Tunggulsari RT 03 berpendidikan SD 39%.
20

4. Pekerjaan
Gambar 3.4 Diagram pekerjaan penduduk di Desa Tunggulsari RT 03
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal 23
April s/d 09 Juni 2012.

Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian


masyarakat di Desa Tunggulsari RT 03 yang pekerjaanya wiraswasta 28%
5. Penghasilan

Gambar 3.5 Diagram penghasilan penduduk di Desa Tunggulsari RT 03


Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal
23 April s/d 09 Juni 2012.

Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa sebagian


masyarakat di Desa Tunggulsari RT 03 yang penghasilannya 1-2 jt 45%
21

6. Agama
Gambar 3.6 Diagram menurut agama yang dianut di Desa Tunggulsari RT
03 Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal
23 April s/d 09 Juni 2012.

0%

muslim
100% non muslim

Dilihat dari diagram diatas masyarakat di Desa Tunggulsari di


RT 03 bahwa semua muslim 100%.

7. Faktor Kesehatan Lingkungan


a. Jenis Bangunan

Gambar 3.7 diagram jenis rumah penduduk di Desa Tunggulsari RT 03


Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal 23
April s/d 09 Juni 2012.
8% 3%

permanen
semi permanen
89%
tidak permanen
Dilihat dari diagram di atas jenis rumah penduduk Desa
Tunggulsari RT 03 sebagian besar termasuk jenis rumah permanen 89%.
22

b. Atap Rumah
Gambar 3.8 diagram Atap rumah penduduk di Desa Tunggulsari RT 03
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal 23
April s/d 09 Juni 2012.

1%

genteng

99% seng

Dilihat dari diagram hampir seluruh atap rumah penduduk atau


99% terbuat dari genteng.
c. Ventilasi
Gambar 3.9 diagram Ventilasi rumah penduduk di Desa Tunggulsari RT 03
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal 23
April s/d 09 Juni 2012.

6%

32% kurang
62% cukup
baik

Dilihat dari diagram Ventiasi rumah warga desa Tunggulsari RT


03 sebagian besar mempunyai ventilasi yang baik (62%).
23

d. Penerangan / pencahayaan
Gambar 3.10 Diagram penerangan / pencayahaan rumah penduduk di
Desa Tunggulsari RT 03 Kecamatan Kedungwaru
Kabupaten Tulungagung tanggal 23 April s/d 09 Juni
2012.
2% 5%

terang
gelap
93%
remang-remang
Dilihat dari diagram di atas penerangan/pencahayaan rumah
warga Desa Tunggulsari RT 03 hampir seluruhya mempunyai penerangan
yang terang (93 %).
e. Lantai
Gambar 3.11 Diagram jenis lantai rumah penduduk di Desa Tunggulsari
RT 03 Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung
tanggal 23 April s/d 09 Juni 2012.

8%
3%
33% tegel
plester
56% tanah basah
tanah kering

Dilihat dari diagram di atas lantai warga Desa Tunggulsari RT 03


mempunyai lantai plester (56 %).
24

f. Kebersihan Lingkungan
Gambar 3.12 Diagram lingkungan rumah penduduk di Desa Tunggulsari
RT 03 Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung
tanggal 23 April s/d 09 Juni 2012.

37%
bersih
63%
kotor

Dilihat dari diagram di atas rumah warga Desa Tunggulsari RT 03


sebagian besar mempunyai halaman bersih (63 %).

8. Sumber Air

Gambar 3.13 Diagram sumber air penduduk di Desa Tunggulsari RT 03


Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal
23 April s/d 09 Juni 2012.

2%0%2%
PAM
SPT
Sumur Gali
96% Sumber
Sungai

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya


penduduk di Desa Tunggulsari mempunyai sumur gali (96 %).
25

9. Pembuangan Sampah Terakhir Keluarga


Gambar 3.14 Diagram pembuangan sampah terakhir penduduk Desa
Tunggulsari RT 03 Kecamatan Kedungwaru Kabupaten
Tulungagung tanggal 23 April s/d 09 Juni 2012.

4%
0% 9%
dibakar
ditanam
87% kompos
dibuang di sungai

Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa pembuangan


sampah keluarga di Desa Tunggulsari RT 03 hampir seluruhnya dibakar
(87 %).
10. Jamban
Gambar 3.15 Diagram jamban penduduk Desa Tunggulsari RT 03
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal
23 April s/d 09 Juni 2012.

8%

cemplung

92% leher angsa

Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa di Desa


Tunggulsari RT 03 hampir seluruhnya mempunyai jamban leher angsa
(92 %).
26

11. Penyakit
Gambar 3.15 Diagram penyakit penduduk Desa Tunggulsari RT 03
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung tanggal
23 April s/d 09 Juni 2012.

6%
12%
HT
54% DM
28%
Ispa
Keju linu

Dilihat dari diagram diatas menunjukkan bahwa penyakit yang


diderita warga di Desa Tunggulsari RT 03 sebagian besar adalah keju linu
(54 %).

B. Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa Data
No Data Penyebab Masalah
1 Kebersihan lingkungan : Kurang kesadaran Resiko
Halaman bersih 63% masyarakat timbulnya
Halaman kotor 37 % tentang kesehatan penyakit
Pembuangan sampah : lingkungan (batuk,pilek
Dibakar 87 % dan diare)
Penyakit :
Ispa 28%

2. Dari 13 keluarga yang menjadi binaan Pengetahuan Resiko


mahasiswa, sebagian besar menderita masyarakat yang terjadinya
hipertensi 12 %, DM 6 % , Ispa 28 %, kurang dalam komplikasi
Keju Linu 54 % dan mayoritas yang memelihara penyakit pada
menderita adalah lansia (99%). kesehatan lansia lansia
27

C. Penapisan Masalah
Kriteria
No. Diagnosa Keperawatan Jumlah Keterangan
A B C D E F G H I J K L
1. Resiko timbulnya penyakit (batuk, 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 3 46 Keterangan kriteria:
pilek, diare) di RT 03 Desa a. Sesuai dengan peran perawat
komunitas
Tunggulsari b.d Kurang kesadaran
b. Resiko terjadi
masyarakat tentang kesehatan c. Resiko parah
lingkungan d. Potensi untuk pendidikan kesehatan
e. Interest untuk komunitas
f. Kemungkinan diatasi
2. Resiko terjadinya komplikasi 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 43 g. Relevan dengan program
penyakitpada lansia di RT 03 Desa h. Tersedianya tempat
i. Tersedianya waktu
Tunggulsari b.d Pengetahuan
j. Tersedianya dana
masyarakat yang kurang dalam k. Tersedianya fasilitas
memelihara kesehatan lansia l. Tersedianya sumber daya

Keterangan pembobotan:
1. sangat rendah
2. rendah
3. cukup
4. tinggi
5. sangat tinggi
28

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skore


1. Resiko timbulnya penyakit (batuk, pilek, diare) di RT 03 Desa Tunggulsari b.d Kurang 46
kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan
2. Resiko terjadinya komplikasi penyakitpada lansia di RT 03 Desa Tunggulsari b.d 43
Pengetahuan masyarakat yang kurang dalam memelihara kesehatan lansia
29

E. Rencana dan Strategi Keperawatan

No Diagnosa Rencana Tujuan Sasaran Penanggung Waktu Implementasi Evaluasi


. Keperawatan Kegiatan Jawab Hari/tanggal Tempat Kriteria Standart
1. Resiko 1. Berikan Setelah Ibu-ibu Mahasiswa 12-05-2012 Penyuluha 1. Membuat 1) Seluruh 1.Ibu – ibu
timbulnya penyuluhan dilakukan yasinan n dan perencanaan warga RT 03 yasinan
penyakit (batuk, tentang tindakan dan diskusi kegiatan hadir dalam bersedia hadir
pilek, diare) di lingkungan selama 3 kali seluruh pada 2. Berkoordinasi kegiatan dalam
RT 03 Desa dan rumah pertemuan warga kelompok dengan Ibu 2) Warga RT kegiatan
Tunggulsari b.d yang sehat. diharapkan RT 03 yasinan ketua yasinan 03 dapat penyuluhan
Kurang 2. lakukan masyarakat : putri : Di di RT setempat memahami 2. Kegiatan
kesadaran kerja bakti 1. mengetah rumah Ibu dalam kegiatan pentingnya penyuluhan
masyarakat massal ui di RT 02 penyuluhan menjaga berjalan
tentang dengan pentingny 3. Berkoordinasi lingkungan dengan baik
kesehatan seluruh a Kerja dengan Bapak dan lancar
lingkungan warga menjaga 13-05-2012 Bakti : RT dan tokoh 3. Kegiatan
3. berikan kesehatan seluruh masyarakat kerja bakti
kenang – lingkunga warga di setempat dalam diikuti oleh
kenangan n lingkunga kegiatan kerja semua warga
yang 2. mampu n RT 03 bakti RT 03
mendukung menjaga 4. warga
terciptanya kesehatan mengerti cara
kebersihan lingkunga memelihara
lingkungan. n. lingkungan
yang baik.
30

No Diagnosa Rencana Tujuan Sasaran Penanggung Waktu Implementasi Evaluasi


. Keperawatan Kegiatan Jawab Hari/tanggal Tempat Kriteria Standart
2. Resiko 1. Berikan Setelah semua Mahasiswa 24-05-2012 Penyuluha 1. Membuat 1. Semua lansia 1.Semua lansia
terjadinya penyuluhan dilakukan lansia n dan perencanaan di RT 03 hadir hadir dalam
komplikasi tentang proses tindakan di diskusi kegiatan dalam posyandu posyandu
penyakit pada menua dan selama 2 kali posyan pada 2. lansia lansia dan
lansia di RT 03 penyakit pertemuan du posyandu Berkoordinasi 2. semua lansia mengikuti
Desa penyerta yang diharapkan lansia lansia : Di dengan kader di RT 03 dapat kegiatan
Tunggulsari b.d sering terjadi lansia : rumah lansia dalam memahami penyuluhan
Pengetahuan pada lansia dan 1. bapak pelaksanaan pentingnya dan screening
masyarakat yang diit yang mengetahui Zulkani di penyuluhan da menjaga test
kurang dalam diperbolehkan pentingnya RT 02 screening test kesehatannya 2. Kegiatan
memelihara misanya asam menjaga di posyandu dengan penyuluhan
kesehatan lansia urat, hipertensi kesehatannya 24-05-2012 Screening lansia mengetahui berjalan
dan diabetes 2. test makanan yang dengan baik
melitus mengetahui diabetes diperbolehkan dan lancar
2. screening tes diit yang melitus dan yang di 3. Screening
diabetes melitus sesuai buat dan asam kurangi pada test bisa
dan asam urat lansia urat : lansia berjalan dng
pada posyandu semua lancar dan
lansia di RT 02 lansia mendeteksi
Desa yang hadir penyakit pada
Tunggulsari dalam lansia
posyandu
lansia
31

BAB 4

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS (PELAKSANAAN KEGIATAN) DI


RT 03 RW 02 DESA TUNGGULSARI KECAMATAN KEDUNGWARU KABUPATEN TULUNGAGUNG

No Diagnosa Kegiatan Waktu/tempat Peserta Pelaksana Hambatan Solusi

1 Resiko timbulnya Penyuluhan tentang Rabu, 09 Mei ibu-ibu balita Mahasiswa Kurang nya fasilitas Menggunakan
penyakit (batuk, gizi pada anak 2012 pukul dalam penyuluhan megaphone sbg alat
pilek, diare) di RT balita dan 09.00-10.30 (tdk ada pengeras pengeras suara
03 Desa Tunggulsari pemberian Rumah bapak suara)
b.d Kurang makanan tambahan sekdes
kesadaran bubur cerelac umur
masyarakat tentang 6 bln k atas,
kesehatan pemberian susu
lingkungan instan pada bayi
umur 1 th k atas di
posyandu balita
Penyuluhan tentang Sabtu, 12 Mei Ibu-ibu Mahasiswa Banyak warga yang Menjemput warga
lingkungan dan 2012 pukul yasinan rutin tidak datang untuk datang ke
rumah yang sehat 19.00-20.00 (RT 2-3) acara tersebut
Rumah warga di
RT 02 Desa
Tunggulsari
32
ia di RT 03
Desa
Tunggulsari
b.d
Pengetahuan Kerja bakti
masyarakat membersihkan
yang kurang lingkungan
dalam
memelihara
kesehatan
lansia

Pemberian bibit
sirsak untuk warga

2 Res Penyuluhan tentang


iko proses menua dan
terj penyakit penyerta
adi yang sering terjadi
nya pada lansia dan diit
ko yang diperbolehkan
mpl misanya pada
ikas penderita asam
i urat, hipertensi dan
pen diabetes melitus
yak
it
pad
a
lans
33

screening tes
Kamis, 24 mei Semua lansia Mahasiswa Lansia merasa takut Di beri pemahaman
diabetes melitus
2012 di yang ikut ketika akan di tusuk sedikit sehingga
dan asam urat pada posyandu lansia posyandu jarum untuk di ambil lansia tidak merasa
posyandu lansia di di rumah bpk lansia darahnya takut lagi
RT 02 Desazulkani RT 02
Tunggulsari pukul 09.00-
11.00
Pelaksanaan senam Minggu, 03 Juni Semua lansia Mahasiswa 1. Satu orang 1. Yang
lansia dan jalan 2012. Senam dan warga desa mendapatkan mendapatkan
sehat lansia bertempat di Tunggulsari karcis lebih dari karcis lebih dari
SDN satu satu di ambil
Tunggulsari dan oleh panitia
jalan sehat start 2. Satu orang 2. Hadiah di
dari SDN mendapatkan ratakan untuk
Tunggulsari dan hadiah lebih semua lansia
finish di balai dari satu macam
desa Tunggulsari
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan pada komunitas dengan pendekatan proses keperawatan

dapat disimpulkan :

1. Resiko timbulnya penyakit berhubungan dengan kurangnya kesadaran

warga tentang kesehatan lingkungan. Setelah dilakukan implementasi

menunjukkan perubahan perilaku masyarakat yang sudah mulai

meningkatkan kebersihan lingkungannya dengan semakin menurunnya

jumlah warga yang membuang sampah secara sembarangan maupun di

sungai dan juga di bakar.

2. Setelah dilakukan implementasi penyuluhan dan kerja bakti bersama,

banyak lingkungan rumah warga yang mengalami peningkatan kebersihan.

3. Masalah Kesehatan lansia Yang Berhubungan Dengan pengetahuan

masyarakat yang kurang dalam memelihara kesehatan lansia. Setelah

dilakukan tindakan di masyarakat dengan dilakukan penyuluhan tentang

proses menua , dan penyakit penyerta yang sering terjadi pada lansia dan diit

yang diperbolehkan misanya untuk penderita asam urat, hipertensi dan

diabetes melitus sehingga para lansia akan tahu dan mengerti hal tersebut

dan akan di terapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

4. Dengan diadakannya implementasi screening test untuk gula darah dan asam

urat maka lansia akan tahu dan mengerti kondisi tubuhnya dalam keadaan

sehat atau sakit.

5. Setelah diadakannya implementasi semarak jalan sehat lansia dan senam

bersama maka lansia akan terus berusaha menjaga kesehatannya dengan

tetap berolahraga dan rutin mengikuti kegiatan lansia.


34
35

B. Saran

1. Bagi masyarakat untuk selalu terus menerus meningkatkan perilaku hidup

bersih dan sehat dan menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari

dampak apa saja yang bisa ditimbulkan.

2. Bagi Puskesmas tetap memberikan informasi terbaru terkait masalah yang

ditemukan dimasyarakat dan mengevaluasi masalah yang ditemukan baik

jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keperawatan dapat lebih

memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan masalah

keperawatan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai