Laporan Mekbat
Laporan Mekbat
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah pengerjaan Laporan praktikum Mekanika Batuan ini dapat diselesaikan.
Penulisan laporan praktikum ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika
Batuan.
Kami tidak lupa untuk menyampaikan terima kasih kepada asisten praktikum Mekanika
Batuan, yang telah membantu dalam pelaksanaan praktikum serta memberikan arahan yang
berkaitan dengan isi laporan ini. Dan juga, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan laporan ini hingga selesai.
Kami menyadari bahwa di dalam laporan ini terdapat berbagai kesalahan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca sekalian.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada para pembaca yang telah
meluangkan waktu untuk membaca laporan ini. Semoga laporan ini dapat membantu para
pembaca dalam memahami Mekanika Batuan.
Penyusun
1.1 Tujuan
Untuk mendapatkan sifat-sifat fisik batuan seperti: bobot isi asli (natural density), bobot
isi kering (dry density), bobot isi jenuh (saturated density), berat jenis semu (apparent specific
gravity) , berat jenis sejati (true specific grafity), kadar air asli (natural water content), kadar air
jenuh (saturated water content), dejarajat kejenuhan (degree of saturation), porositas dan void
ratio, di laboratorium dengan peralatan yang tersedia.
Batuan memiliki sifat sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika batuan.
Karakteristik ini dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu sifat fisik batuan dan sifat
mekanik batuan. Parameter dari sifat fisik batuan adalah bobot isi, berat jenis, porositas,
absorpsi, dan void ratio. Sedangkan untuk sifat mekanik standard dikenal juga sifat mekanik dan
cuttability yang di peroleh dari uji indeks.
Semua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di lapangan (in-
situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap contoh batuan yang
diambil di lapangan. Satu contoh dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan.
Gambar 1 Desikator
4. Pompa vakum (tekanan vakum sebesar 800 Pa untuk selama-lamanya satu jam)
Gambar 3 Timbangan
Sampel yang digunakan :
1. Contoh batuan A yang memiliki komposisi 1:3 antara beton : pasir
2. Contoh batuan B yang memiliki komposisi 2:3 antara beton : pasir
3. Contoh batuan C yang memiliki komposisi 1:1 antara beton : pasir
Berat
Berat gantung Berat jenuh
Sampel natural Berat kering (gram)
(gram) (gram)
(gram)
A1 1,665 1,625 1,954 1,665 2,423 0,024 0,203 0,121 0,329 0,491
A2 1,663 1,608 1,949 1,663 2,440 0,034 0,212 0,162 0,341 0,518
A3 1,655 1,604 1,944 1,655 2,430 0,032 0,212 0,150 0,340 0,515
B1 1,723 1,662 1,971 1,723 2,405 0,037 0,186 0,197 0,309 0,447
B2 1,698 1,681 1,980 1,698 2,399 0,010 0,178 0,058 0,299 0,427
B3 1,736 1,690 1,971 1,736 2,351 0,028 0,166 0,166 0,281 0,391
C1 1,778 1,704 1,949 1,778 2,258 0,043 0,144 0,300 0,245 0,325
C2 1,742 1,673 1,916 1,742 2,210 0,041 0,145 0,284 0,243 0,321
C3 1,764 1,686 1,934 1,764 2,242 0,046 0,147 0,316 0,248 0,330
1.8.2 Saran
Beberapa saran agar meminimalisasi kesalahan perhitungan:
1. Selalu mengkalibrasi alat sebelum percobaan dilakukan
2. Pengukuran diameter dan panjang sampel dilakukan lebih dari 1 kali pengamatan
agar hasil lebih presisi.
3. Ketelitian timbangan sampai 0,001%.
1.9 Pustaka
Rai,M.A.,Kramadibrata,S.,Wattimena, R.K.,. 2014. Mekanika Batuan hal. 63-70
Bandung: Penerbit ITB.
2.1 Tujuan
2.1.1 Mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik pada contoh batuan yang biasanya
dilakukan sebelum uji UCS
2.1.2 Menentukan modulus elastisitas dinamik (E)
Sebagai ilustrasi, gelombang sura sesungguhnya dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu
gelombang infrasonik dengan selang frekuensi <20 Hz, gelombang sonik dengan selang
frekuensi 20 Hz – 20 kHz, dan gelombang ultrasonik dengan frekuensi >20 kHz.
Salah satu sifat dinamik batuan adalah cepat rambat gelombang ultrasonik. Untuk
mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik pada contoh batu sebaiknya dilakukan pada
contoh batuan yang diuji kuat tekan dan dilakukan sebelum uji kuat tekan dilakukan. Prosedur
untuk melakukan uji cepat rambat gelombang ultrasonik merujuk kepada International Society
of Rock Mechanics (ISRM, 1981).
Metode yang paling populer dalam pengukuran kecepatan rambat gelombang ultrasonik
adalah dengan memberikan pulsa pada salah satu ujung contoh batuan dengan transducer
kristal piezoelektrik dan getaran diterima oleh transducer kristal kedua pada ujung lainnya dari
contoh batuan. Dalam pengujian ini biasanya menggunakan dua macam transducer masing-
masing untuk gelombang primer (VLp) dan gelombang sekunder (VLs).
Prinsip pengujian ini adalah mengukur waktu yang ditempuh gelombang untuk
merambat melalui contoh batuan dengan menggunakan alat PUNDIT (Portable Unit Non-
destructive Digital Indicated Tester). Lalu kecepatan rambat gelombang ultrasonik ditentukan
dengan membagi panjang contoh batuan dengan waktu tempuh tersebut.
Vs = L / ts
G = ρ x Vs2
E = 2 x (1+v) x G
Konstanta Lame,
λ = ρ x (Vp2 – Vs2)
Modulus Ruah,
Nisbah poisson,
v = [1 – 2 (Vs/Vp)2] / 2 x [1 – (Vs/Vp)2]
Kecepatan rambat gelombang ultrasonik dapat dijadikan indeks derajat retakan atau
rekahan dalam contoh batuan. Lama & Vutukuri (1978) menemukan bahwa kecepatan rambat
gelombang ultrasonik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tipe batuan, komposisi dan
ukuran butir, bobot isi, kandungan air dan porositas, temperatur, dan kehadiran bidang lemah,
anisotropi, dan tingkat tekanan.
Gambar 4 PUNDIT
2.3.3 Pasta/gemuk
Gambar 6 Grease
A1 45.5
A2 47.1
A3 47.7
B1 43.4
B2 42
B3 43.2
C1 39
C2 37.6
C3 38.4
70
65.6
60
50 49.7 48.6 47.8
47.2
43.3 44.3
42.2
40
30
1 2 3
Kode Sampel
70
60
50 49.9
43.3
41.6 43 43.7
41.6
40 40.9 40.3 39.7
30
1 2 3
Kode Sampel
Sedangkan perbedaan yang terjadi pada nilai cepat rambat, kemungkinan terjadi
dikarenakan adanya kekar kekar pada sampel batuan, sehingga tidak bisa langsung merambat
dari transducer atas ke transducer bawah.
2.8.2 Saran
Dalam pecobaan yang dilakukan masih terdapat banyak kesalahan. Berikut saran agar hal
tersebut bisa diminimalisasi
3.1 Tujuan
3.1.1 Untuk mengetahui kekuatan dari percontoh batu secara tidak langsung di lapangan dan
menenetukan unconfined compressive strength (UCS).
3.1.2 Mengetahui besar gaya yang bekerja pada saat batu percontoh hancur.
3.1.3 Menghitung modulus elastisitas dan nisbah poisson batuan.
Persamaan:
𝑝
Is = 𝐷2
Dimana :
Hubungan antara indeks franklin dengan kuat tekan menurut BIENIAWSKI adalah sebagai
berikut:
σc = 23Is
Pada pengujian ini kami melakukan dua tes yaitu diametrical dan axial test, pada diametrical
test nilai L (panjang percontoh) besar dari 0,7 D. Dan pada axial test perbandingan antara
diameter denagn panjang percontoh 1,1 ± 0,05.
Mean Mean
PANJANG (mm) DIAMETER (Cm) panjang diameter A ( dalam mm)
(dalam mm) (dalam mm)
A1 165,8 165,75 165,85 8,22 8,22 8,22 165,8 82,2 5304,1194
A2 170,15 170,15 170,15 8,39 8,325 8,49 170,15 84,01666667 5541,158218
A3 165,55 165,5 165 8,2 8,22 8,27 165,35 82,3 5317,03265
B1 170,194 170,07 170,05 8,25 8,22 8,23 170,1046667 82,33333333 5321,340556
B2 168,05 168,1 168,05 8,23 8,27 8,2 168,0666667 82,33333333 5321,340556
B3 169,45 169,35 169,1 81,4 81,45 81,4 169,3 814,1666667 520350,8785
C1 169,4 169,45 169,4 8,21 8,225 8,2 169,4166667 82,11666667 5293,370351
C2 171,4 171,5 171,6 8,2 8,21 8,18 171,5 81,96666667 5274,049539
C3 170,8 170,5 170,75 8,13 8,12 8,12 170,6833333 81,23333333 5180,100739
Mean Mean
PANJANG (mm) DIAMETER (Cm) panjang diameter A ( dalam mm)
(dalam mm) (dalam mm)
A1 117,3 117,2 117,2 5,4 5,4 5,5 117,2 54,4 2321,7
A2 114,2 114,0 114,3 5,4 5,5 5,4 114,2 54,5 2327,4
A3 114,2 114,3 114,4 5,4 5,4 5,4 114,3 54,3 2317,4
B1 114,2 114,3 114,4 5,4 5,4 5,5 114,3 54,5 2328,8
B2 120,5 120,2 120,2 5,4 5,4 5,4 120,3 54,3 2317,4
B3 118,1 119,0 119,9 5,4 5,4 5,4 119,0 54,1 2294,7
C1 121,2 121,3 121,4 5,4 5,5 5,4 121,3 54,6 2335,9
C2 121,1 121,1 121,2 5,4 5,4 5,4 121,1 54,2 2308,9
C3 118,6 118,6 118,8 5,5 5,5 5,5 118,6 54,7 2345,9
Deformasi Lateral 1
Force (kN) SAMPEL CODE
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
2 0 72 0 35 -112 0 60 54 19
4 0 78 49 36 -150 0 80 70 26
6 0 78 60 36 -176 0 100 82 33
Deformasi Lateral 2
Force (kN) SAMPLE CODE
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
2 31 -8 45 -13 162 0 -2 -4 12
4 41 10 94 -13 195 0 -2 -4 30
6 46 24 104 -13 208 0 -2 -4 48
8 51 37 122 -13 225 2 -2 -4 62
10 53 47 155 -13 235 3 -2 -4 80
12 55 49 244 -13 241 9 -2 -4 95
14 56 62 -13 242 12 -4 -4 96
16 57 68 -13 243 12 -16 -4 96
18 60 81 -13 240 15 -7 -4 96
20 60 -13 250 25 -10 -4 96
22 60 -13 259 27 -13 -4 97
24 -10 263 29 -15 -4 106
26 -9 271 30 -16 -4 109
28 40 276 34 -17 -4 109
30 287 42 -17 -4 109
32 298 51 -17 -4 109
a. Sampel Kecil A1
A1 A1
Force A1 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 13 0 31
4 20 0 41
6 29 0 46
8 34 0 51
10 37 0 53
12 42 0 55
14 47 0 56
16 52 0 57
18 56 0 60
20 64 12 60
22 76 27 60
A1
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan volumetrik
0 0 0 0
0,861447256 0,11090573 -0,057002758 -0,003099786
1,722894513 0,1706242 -0,075390745 0,019842711
2,584341769 0,24740509 -0,084584738 0,078235614
3,445789025 0,29006114 -0,093778731 0,102503678
4,307236281 0,31565477 -0,097456329 0,120742113
5,168683538 0,35831082 -0,101133926 0,156042969
6,030130794 0,40096687 -0,102972724 0,195021421
6,89157805 0,443622921 -0,104811523 0,233999874
7,753025307 0,477747761 -0,110327919 0,257091922
8,614472563 0,545997441 -0,132393503 0,281210435
9,475919819 0,648371961 -0,159975483 0,328420995
0
-0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
b. Sampel Kecil A2
A2 A2
Force A2 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 26 72 -8
4 47 78 10
6 59 78 24
8 66 78 37
10 73 86 47
12 78 93 49
14 84 94 62
16 90 96 68
18 100 97 81
0 0 0 0
A2
9
0
-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
axial lateral volumetrik
A3 A3
Force A3 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 14 0 45
4 24 49 94
6 32 60 104
8 39 80 122
10 48 129 155
12 60 215 244
A3
tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan volumetrik
0 0 0 0
0
-1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
d. Sampel Kecil B1
B1 B1
Force B1 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 7 35 -13
4 13 36 -13
6 17 36 -13
8 22 36 -13
10 26 36 -13
12 30 36 -13
14 34 36 -13
16 36 36 -13
18 39 36 -13
20 42 36 -13
22 45 36 -13
24 48 36 -10
26 52 36 -9
28 57 36 40
B1
14
12
10
Stress (Mpa)
8
Axial
6 Lateral
Volumetrik
4
0
-0.2 0 0.2 0.4 0.6
Strain
B2 B2
Force B2 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 20 -112 162
4 24 -150 195
6 27 -176 208
8 30 -194 225
10 33 -210 235
12 36 -211 241
14 39 -211 242
16 41 -221 243
18 44 -230 240
20 46 -240 250
22 49 -244 259
24 52 -246 263
26 55 -261 271
28 58 -263 276
30 63 -275 287
32 68 -294 298
34 78 -294 323
B2
tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,863033472 0,166251039 -0,09202454 -0,017798041
1,726066943 0,199501247 -0,082822086 0,033857075
2,589100415 0,224438903 -0,058895706 0,106647492
3,452133886 0,249376559 -0,057055215 0,135266129
4,315167358 0,274314214 -0,04601227 0,182289675
5,178200829 0,29925187 -0,055214724 0,188822422
6,041234301 0,324189526 -0,057055215 0,210079097
6,904267772 0,34081463 -0,040490798 0,259833035
7,767301244 0,365752286 -0,018404908 0,32894247
8,630334716 0,38237739 -0,018404908 0,345567574
9,493368187 0,407315046 -0,027607362 0,352100322
10,35640166 0,432252702 -0,031288344 0,369676014
11,21943513 0,457190357 -0,018404908 0,420380541
B2
16
14
12
10
Stress (Mpa)
8 Axial
Lateral
6
Volumetrik
4
0
-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
Strain
B3 B3
Force B3 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 10 0 0
4 15 0 0
6 22 0 0
8 27 0 2
10 31 0 3
12 35 0 9
14 38 0 12
16 41 0 12
18 45 0 15
20 48 0 25
22 51 0 27
24 54 0 29
26 58 0 30
28 63 0 34
30 68 0 42
32 73 0 51
34 81 0 67
B3
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,871567743 0,084033613 0 0,084033613
1,743135486 0,12605042 0 0,12605042
2,61470323 0,18487395 0 0,18487395
3,486270973 0,226890756 -0,003699137 0,219492483
4,357838716 0,260504202 -0,005548705 0,249406791
5,229406459 0,294117647 -0,016646116 0,260825415
6,100974203 0,319327731 -0,022194821 0,274938089
6,972541946 0,344537815 -0,022194821 0,300148173
7,844109689 0,378151261 -0,027743527 0,322664207
8,715677432 0,403361345 -0,046239211 0,310882923
9,587245176 0,428571429 -0,049938348 0,328694733
10,45881292 0,453781513 -0,053637485 0,346506543
11,33038066 0,487394958 -0,055487053 0,376420852
B3
16
14
12
10
stress (Mpa)
8 axial
lateral
6 volumetrik
0
-0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
strain
C1 C1
C1
Force Lateral Lateral
Axial
(kN) 1 (0,1 2 (0,1
(mm)
mm) mm)
2 16 60 -2
4 22 80 -2
6 27 100 -2
8 32 117 -2
10 36 135 -2
12 30 150 -2
14 42 153 -4
16 44 178 -16
18 47 190 -7
20 50 196 -10
22 52 200 -13
24 55 210 -15
26 57 232 -16
28 60 216 -17
30 63 221 -17
32 66 222 -17
34 70 247 -17
36 76 360 -16
38 79 370 -16
C1
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,856191337 0,131904369 -0,106324473 -0,080744577
1,712382673 0,181368508 -0,142988084 -0,104607661
2,56857401 0,222588623 -0,179651696 -0,136714768
3,424765346 0,263808739 -0,210815765 -0,157822792
4,280956683 0,296784831 -0,243813016 -0,1908412
5,137148019 0,247320692 -0,271310724 -0,295300756
5,993339356 0,346248969 -0,273143905 -0,20003884
6,849530692 0,362737016 -0,296975252 -0,231213488
7,705722029 0,387469085 -0,335472044 -0,283475003
8,561913365 0,412201154 -0,340971586 -0,269742017
9,418104702 0,4286892 -0,342804766 -0,256920332
C1
18
16
14
12
stress (Mpa)
10
axial
8 lateral
volumetrik
6
0
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
strain
C2 C2
Force C2 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 8 54 -4
4 17 70 -4
6 24 82 -4
8 30 88 -4
10 35 95 -4
12 39 104 -4
14 44 111 -4
16 47 116 -4
18 51 121 -4
20 54 124 -4
22 57 124 -4
24 60 124 -4
26 64 124 -4
28 65 124 -4
30 68 124 -4
32 71 124 -4
34 74 124 7
36 77 124 14
38 81 124 29
40 85 124 40
C2
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,866219074 0,066061107 -0,092194222 -0,118327338
1,732438148 0,140379851 -0,121696374 -0,103012896
2,598657221 0,19818332 -0,143822987 -0,089462655
3,464876295 0,247729149 -0,154886294 -0,062043438
4,331095369 0,289017341 -0,167793485 -0,046569629
5,197314443 0,322047894 -0,184388445 -0,046728996
6,063533517 0,363336086 -0,197295636 -0,031255186
6,92975259 0,388109001 -0,206515058 -0,024921116
7,795971664 0,421139554 -0,215734481 -0,010329407
8,662190738 0,445912469 -0,221266134 0,003380201
C2
20
18
16
14
12
stress (Mpa)
10 axial
lateral
8
volumetrik
6
0
-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
strain
C3 C3
C3
Force Lateral Lateral
Axial
(kN) 1 (0,1 2 (0,1
(mm)
mm) mm)
2 5 19 12
4 9 26 30
6 14 33 48
8 17 35 62
10 20 35 80
12 23 35 95
14 25 36 96
16 27 36 96
18 30 35 96
20 32 35 96
22 34 35 97
24 36 35 106
26 39 35 109
28 41 35 109
30 44 35 109
32 47 35 109
34 50 35 109
36 52 35 120
38 56 35 120
C3
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,852540761 0,04214371 -0,056707317 -0,071270924
1,705081522 0,075858678 -0,102439024 -0,129019371
2,557622283 0,118002388 -0,148170732 -0,178339075
3,410163044 0,143288614 -0,177439024 -0,211589435
4,262703805 0,16857484 -0,210365854 -0,252156867
5,115244566 0,193861066 -0,237804878 -0,28174869
5,967785326 0,21071855 -0,241463415 -0,272208279
6,820326087 0,227576034 -0,241463415 -0,255350795
7,672866848 0,25286226 -0,239634146 -0,226406032
8,525407609 0,269719744 -0,239634146 -0,209548548
C3
18
16
14
12
stress (Mpa)
10
axial
8 lateral
6 volumetrik
0
-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
strain
Tabel 9 Nilai Nisabah Poisson, Modulus Young, Stress dan Strain sebagai Batas Elastik Batuan
Stress Strain
Nisbah Modulus Young Rata- Batas Batas
Poisson Rata (MPa) Elastik Elastik
(MPa) (Mpa)
A1 0,218181818 13,75454545 3,77 0,38
A2 0,1875 9,473684211 2,88 0,52
A3 0,2 7,533333333 2,55 0,36
B1 0,14 20 4 0,25
B2 0,10956 22,5 0,52 5
B3 0,266 32,5 0,4 0,35
C1 0,4135 30 6 0,4
C2 0,4725 30 8 0,4
C3 0,346 40 10 0,3
Deformasi Axial
Force (kN) A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
2 12 12 1,7 10 8 10 6 9 9
4 15 20 4 16 15 17 9 12 13
6 19 27 7 21 21 21,5 13 16 17
8 22 31 9 25 25 26 17 18 20
10 28 34,5 11 30 29 30 20 21 24
12 28 37,5 13 32,5 33 33,5 23 23 27
14 31 40 15 35,5 36 36,5 26 26 30
16 33 42 17 39 39 39,5 28 29 33
18 36,5 44 19 42 42 42 30 30 35
20 38 46,5 21,5 44 44 45 32 32 37
22 41,5 48,7 24 46 46 46 34 34 39
24 44 50,5 25,6 48 48 48,5 36 36 41
26 46,5 53,5 28 50 50 50,5 38 37 43
28 49 54 30,5 52,5 52 52,8 39 40 44
30 52 56,5 32,5 55 54 55 41 42 46
32 55 58 35 57 56 57 42 43 47
34 58 60 37 57,5 58 58 43 45 49
36 60,5 61,5 39,7 61 60 60 45 46 51
38 61 63,2 41,8 62 62 62,5 46 48 53
40 62 65 44 64 63,5 64,5 47 49 54
42 70 67 46,7 66 65,5 67 48 50 55
44 73 68,8 49,7 67,5 68 69 50 52 57
46 76,5 70,5 52,5 9 69 71 51 54 58
48 81 72 55,5 70,5 70,5 73 52 55 59
50 86 74 59 72 72,5 75,5 53 56 61
52 91 76 63,1 73,5 74 77,5 55 58 62
54 78 69,5 76 75 79,5 56 60 64
56 80 79,5 77,5 78 82 57 61 65
58 82 79 80 84,5 58 63 67
60 84,5 81 82 88 59 65 68
62 86,5 82,5 83 90,5 60 66 70
64 89 84 85,5 93,5 62 67 71
66 91,3 85,5 87,5 99 63 69 73
68 93,5 87,5 89,5 64 71 74
70 96 89,5 91,5 65 73 77
72 100 91,5 93,5 67 74 78
74 102,5 93,1 96 68 76 81
A1 A1
Force A1 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 12 4 90
4 15 4 94
6 19 4 66
8 22 4 66
10 28 4 65
12 28 4 58
14 31 4 53
16 33 4 50
18 36,5 4 50
20 38 4 50
22 41,5 4 49
24 44 5 45
26 46,5 5 45
28 49 5 45
30 52 8 45
32 55 10 45
34 58 10 45
36 60,5 13 45
38 61 15 45
40 62 20 45
42 70 25 45
44 73 30 45
46 76,5 30 45
48 81 30 45
50 86 30 45
52 91 30 45
A2 A2
Force A2 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 12 28 19
4 20 45 23
6 27 65 22,5
8 31 65 22,5
10 34,5 65 22,5
12 37,5 65 22,5
14 40 65 22,5
16 42 65 22,5
18 44 65 22,5
20 46,5 65 22,5
22 48,7 65 22,5
24 50,5 65 22,5
26 53,5 65 22,5
28 54 65 22,5
30 56,5 65 23
A2
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,360935372 0,070526006 -0,055941281 -0,041356557
0,721870743 0,117543344 -0,080936322 -0,0443293
1,082806115 0,158683515 -0,104146003 -0,049608491
1,443741486 0,182192183 -0,104146003 -0,026099822
1,804676858 0,202762269 -0,104146003 -0,005529737
2,165612229 0,22039377 -0,104146003 0,012101765
2,526547601 0,235086688 -0,104146003 0,026794683
2,887482972 0,246841023 -0,104146003 0,038549017
3,248418344 0,258595357 -0,104146003 0,050303351
3,609353715 0,273288275 -0,104146003 0,064996269
3,970289087 0,286218043 -0,104146003 0,077926037
4,331224458 0,296796944 -0,104146003 0,088504938
A3 A3
Force A3 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 1,7 4 33
4 4 4 73
6 7 4 105
8 9 4 120
10 11 4 136
12 13 4 149
14 15 4 164
16 17 4 178
18 19 4 190
20 21,5 4 200
22 24 4 213
24 25,6 4 220
26 28 3 221
28 30,5 3 221
A3
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,376149656 0,010281222 -0,044957473 -0,079633724
0,752299311 0,02419111 -0,093560146 -0,162929182
1,128448967 0,042334442 -0,132442284 -0,222550127
1,504598622 0,054429997 -0,150668287 -0,246906577
1,880748278 0,066525552 -0,170109356 -0,27369316
2,256897933 0,078621107 -0,185905225 -0,293189343
2,633047589 0,090716662 -0,204131227 -0,317545793
3,009197245 0,102812217 -0,221142163 -0,339472109
3,3853469 0,114907771 -0,235722965 -0,356538158
3,761496556 0,130027215 -0,247873633 -0,365720051
4,137646211 0,145146659 -0,263669502 -0,382192345
4,513795867 0,154823103 -0,27217497 -0,389526837
4,889945523 0,169337768 -0,27217497 -0,375012171
5,266095178 0,184457212 -0,27217497 -0,359892727
5,642244834 0,196552767 -0,27217497 -0,347797172
6,018394489 0,21167221 -0,27217497 -0,332677729
6,394544145 0,223767765 -0,27217497 -0,320582174
6,7706938 0,240096764 -0,27217497 -0,304253175
7,146843456 0,252797097 -0,277035237 -0,301273377
7,522993112 0,266102207 -0,277035237 -0,287968266
7,899142767 0,282431207 -0,277035237 -0,271639267
8,275292423 0,300574539 -0,284325638 -0,268076737
d. Sampel Besar B1
B1 B1
Force B1 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 10 35 35
4 16 67 42
6 21 82 43
8 25 95 43
10 30 110 43
12 32,5 116 43
B2 B2
Force B2 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 8 5 32
4 15 48 48
6 21 70 63
8 25 78 62
10 29 85 62
12 33 86 62
14 36 90 62
16 39 93 62
18 42 93 62
20 44 93 62
22 46 93 62
24 48 93 62
26 50 93 62
28 52 93 62
30 54 94 62
32 56 94 62
34 58 94 62
36 60 94 62
38 62 94 62
40 63,5 94 62
42 65,5 94 62
44 68 94 62
46 69 94 62
48 70,5 94 62
50 72,5 94 62
52 74 94 62
54 75 94 62
56 78 94 62
58 80 93 62
60 82 93 62
62 83 93 62
64 85,5 93 62
66 87,5 93 62
68 89,5 93 62
70 91,5 93 62
72 93,5 92 71
B2
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,375845143 0,047600159 -0,044939271 -0,042278384
0,751690285 0,089250298 -0,11659919 -0,143948083
1,127535428 0,124950417 -0,161538462 -0,198126507
1,50338057 0,148750496 -0,170040486 -0,191330476
1,879225713 0,172550575 -0,17854251 -0,184534445
2,255070856 0,196350655 -0,179757085 -0,163163516
2,630915998 0,214200714 -0,184615385 -0,155030055
3,006761141 0,232050774 -0,188259109 -0,144467445
3,382606284 0,249900833 -0,188259109 -0,126617386
3,758451426 0,261800873 -0,188259109 -0,114717346
4,134296569 0,273700912 -0,188259109 -0,102817306
4,510141711 0,285600952 -0,188259109 -0,090917267
4,885986854 0,297500992 -0,188259109 -0,079017227
5,261831997 0,309401031 -0,188259109 -0,067117187
5,637677139 0,321301071 -0,189473684 -0,057646297
6,013522282 0,333201111 -0,189473684 -0,045746258
6,389367424 0,34510115 -0,189473684 -0,033846218
6,765212567 0,35700119 -0,189473684 -0,021946178
7,14105771 0,36890123 -0,189473684 -0,010046139
7,516902852 0,377826259 -0,189473684 -0,001121109
7,892747995 0,389726299 -0,189473684 0,010778931
8,268593138 0,404601349 -0,189473684 0,02565398
8,64443828 0,410551369 -0,189473684 0,031604
9,020283423 0,419476398 -0,189473684 0,04052903
9,396128565 0,431376438 -0,189473684 0,05242907
9,771973708 0,440301468 -0,189473684 0,061354099
10,14781885 0,446251488 -0,189473684 0,067304119
10,52366399 0,464101547 -0,189473684 0,085154179
10,89950914 0,476001587 -0,188259109 0,099483368
11,27535428 0,487901626 -0,188259109 0,111383408
B3 B3
Force B3 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 10 50 12
4 17 80 42
6 21,5 100 64
8 26 112 81
10 30 121 94
12 33,5 123 105
14 36,5 123 109
16 39,5 129 109
18 42 129 109
20 45 129 109
22 46 129 68
24 48,5 129 68
26 50,5 129 72
28 52,8 131 78
30 55 131 83
32 57 131 84
34 58 131 84
36 60 146 84
38 62,5 147 84
40 64,5 147 84
42 67 148 84
44 69 150 84
46 71 153 84
48 73 155 84
50 75,5 160 84
52 77,5 161 84
54 79,5 161 84
56 82 169 84
58 84,5 169 84
60 88 170 84
62 90,5 175 84
64 93,5 176 84
66 99 188 84
C1 C1
Force C1 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 6 27 2
4 9 31 15
6 13 34 25
8 17 45 28
10 20 52 28
12 23 61 28
14 26 66 28
16 28 70 28
18 30 75 28
20 32 80 28
22 34 82 28
24 36 86 28
26 38 90 28
C1
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,377831111 0,035415642 -0,035315608 -0,035215574
0,755662222 0,053123463 -0,056017861 -0,058912259
1,133493333 0,076733891 -0,071848995 -0,0669641
1,511324443 0,100344319 -0,088897909 -0,0774515
1,889155554 0,11805214 -0,097422367 -0,076792593
2,266986665 0,135759961 -0,108382383 -0,081004805
2,644817776 0,153467782 -0,114471281 -0,07547478
3,022648887 0,165272996 -0,119342399 -0,073411802
3,400479998 0,17707821 -0,125431297 -0,073784384
3,778311108 0,188883424 -0,131520195 -0,074156966
4,156142219 0,200688637 -0,133955754 -0,067222871
4,53397333 0,212493851 -0,138826872 -0,065159893
4,911804441 0,224299065 -0,143697991 -0,063096916
5,289635552 0,230201672 -0,149786889 -0,069372105
5,667466663 0,242006886 -0,152222448 -0,062438009
6,045297774 0,247909493 -0,155875786 -0,06384208
6,423128884 0,2538121 -0,155875786 -0,057939473
6,800959995 0,265617314 -0,155875786 -0,046134259
7,178791106 0,271519921 -0,160746905 -0,049973888
7,556622217 0,277422528 -0,160746905 -0,044071281
7,934453328 0,283325135 -0,160746905 -0,038168674
8,312284439 0,295130349 -0,160746905 -0,02636346
8,69011555 0,301032956 -0,160746905 -0,020460853
9,06794666 0,306935563 -0,160746905 -0,014558246
h. Sampel Besar C2
C2 C2
Force C2 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 9 76 0
4 12 98 0
6 16 116 12
8 18 116 28
10 21 105 40
12 23 105 43
14 26 104 43
16 29 105 43
18 30 105 43
C2
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,379215247 0,052478134 -0,092720618 -0,132963102
0,758430495 0,069970845 -0,119560797 -0,169150749
1,137645742 0,093294461 -0,156161041 -0,219027622
1,516860989 0,104956268 -0,175681171 -0,246406074
1,896076236 0,12244898 -0,176901179 -0,231353379
2,275291484 0,134110787 -0,180561204 -0,22701162
2,654506731 0,151603499 -0,179341196 -0,207078893
3,033721978 0,16909621 -0,180561204 -0,192026198
3,412937225 0,174927114 -0,180561204 -0,186195294
3,792152473 0,186588921 -0,179341196 -0,17209347
4,17136772 0,198250729 -0,179341196 -0,160431662
4,550582967 0,209912536 -0,179341196 -0,148769855
4,929798215 0,21574344 -0,179341196 -0,142938951
5,309013462 0,233236152 -0,179341196 -0,12544624
5,688228709 0,244897959 -0,179341196 -0,113784432
6,067443956 0,250728863 -0,179341196 -0,107953528
6,446659204 0,262390671 -0,179341196 -0,096291721
6,825874451 0,268221574 -0,179341196 -0,090460817
7,205089698 0,279883382 -0,179341196 -0,078799009
7,584304945 0,285714286 -0,179341196 -0,072968106
7,963520193 0,29154519 -0,179341196 -0,067137202
8,34273544 0,303206997 -0,179341196 -0,055475394
8,721950687 0,314868805 -0,179341196 -0,043813587
9,101165934 0,320699708 -0,179341196 -0,037982683
9,480381182 0,326530612 -0,179341196 -0,032151779
9,859596429 0,33819242 -0,179341196 -0,020489971
10,23881168 0,349854227 -0,179341196 -0,008828164
10,61802692 0,355685131 -0,179341196 -0,00299726
10,99724217 0,367346939 -0,179341196 0,008664548
11,37645742 0,379008746 -0,179341196 0,020326355
11,75567267 0,38483965 -0,179341196 0,026157259
12,13488791 0,390670554 -0,179341196 0,031988163
12,51410316 0,402332362 -0,179341196 0,04364997
12,89331841 0,413994169 -0,179341196 0,055311778
C3 C3
Force C3 Axial Lateral Lateral
(kN) (mm) 1 (0,1 2 (0,1
mm) mm)
2 9 5 42
4 13 12 46
6 17 37 56
8 20 49 56
10 24 63 56
12 27 75 56
14 30 79 56
16 33 83 56
18 35 91 56
20 37 92 56
22 39 92 56
24 41 92 56
26 43 94 56
28 44 94 56
30 46 94 56
32 47 94 56
34 49 94 56
36 51 94 56
38 53 94 56
40 54 94 56
42 55 95 56
44 57 95 56
46 58 95 56
48 59 95 56
50 61 95 56
52 62 95 56
54 64 95 56
56 65 95 56
58 67 95 56
60 68 95 56
62 70 98 56
64 71 99 56
66 73 99 56
68 74 99 56
70 77 126 85
C3
Tegangan (Mpa) Regangan Axial Regangan Lateral Regangan Volumetrik
0 0 0 0
0,386092877 0,052729226 -0,057858022 -0,062986819
0,772185755 0,076164437 -0,071399261 -0,066634086
1,158278632 0,099599648 -0,114485023 -0,129370397
1,54437151 0,117176057 -0,129257284 -0,14133851
1,930464387 0,140611268 -0,146491588 -0,152371908
2,316557265 0,158187677 -0,161263849 -0,164340021
2,702650142 0,175764086 -0,166187936 -0,156611786
3,08874302 0,193340494 -0,171112023 -0,148883552
3,474835897 0,2050581 -0,180960197 -0,156862294
3,860928775 0,216775705 -0,182191219 -0,147606732
4,247021652 0,228493311 -0,182191219 -0,135889126
4,63311453 0,240210917 -0,182191219 -0,124171521
5,019207407 0,251928523 -0,184653262 -0,117378002
5,405300285 0,257787325 -0,184653262 -0,111519199
5,791393162 0,269504931 -0,184653262 -0,099801593
Tabel 12 Nilai Nisbah Poisson, Modulus Young, Stress dan Strain sebagai Batas Elastik
Strain
Stress Batas
Modulus Young Rata- Batas
Sampel Nisbah Poisson Elastik
Rata (MPa) Elastik
(MPa)
(MPa
A1 0,166666667 21 8,2 0,4
A2 0,25 31,94444444 12,5 0,55
A3 0,4668 29,16666667 8 0,285
B1 0,487 40 12 0,5
B2 0,345 32,07 14 2
B3 0,11428 10,28 0,12 0,02
C1 0,421052632 51,72413793 21 0,57
C2 0,486486486 35,48387097 17,4 0,53
C3 0,49 38,56749 20,84 0,703
Berdasarkan dari hasil yang diperoleh dapat dianalisis bahwa hubungan antara
komposisi penyususn dengan sifat mekanis dan ukuran dimensi dengan sifat mekanis diperoleh
korelasi, σc A < σc B < σc C ; σe A < σe B < σe C ; υ B < υ A < υ C ; E A < E B < E C
Dari tabel didapat bahwa hubungan antara ukuran dimensi batuan dengan sifat mekanis
yang ada alah: σc Dimensi Kecil > σc Dimensi Besar, σe Dimensi Kecil < σe Dimensi Besar, υ
Dimensi kecil > υ Dimensi Besar, E Dimensi Kecil < E Dimensi Besar.
Nilai kuat tekan batuan berdimensi kecil yang didapat lebih besar dibanding batuan
berdimensi besar, hal ini sesuai dengan teori “Efek Skala” yang ditemukan oleh Kramadibrata
(1993) .
Selain itu, berdasarkan dari hasil pengamatan dihasilkan tipe pecah batu uji kuat tekan
UCS yang bervariasi, seperti homogeneous shear, axial splitting, cone failure, dan homogeneous
shear. Kondisi yang diharapkan dari masing-masing batuan sampel yang diuji yakni
homogeneous shear artinya tekanan yang diberikan pada batuan mampu menerjemahkan
seberapa kuat batuan tersebut mengalami pembebanan sebelum terjadi failure. Contoh batuan
uji B3 dalam pengujian UCS kecil merupakan salah satu contoh preparasi yang benar sehingga
menghasilkan rekahan batuan yang benar.
Terjadinya core failure maupun cataclasis berdasarkan pengamatan terjadi akibat proses
pengamplasan yang tidak rata sehingga saat dikenai tekanan terjadi pada sisi permukaan yang
tinggi terlebih dahulu sedangkan sisi permukaan yang rendah menghasilkan titik pembebanan
yang kurang maksimal.
Strain
Stress Batas
Modulus Young Rata- Batas
Sampel Nisbah Poisson Elastik
Rata (MPa) Elastik
(MPa)
(MPa)
A1 0,166666667 21 8,2 0,4
A2 0,25 31,94444444 12,5 0,55
A3 0,4668 29,16666667 8 0,285
B1 0,487 40 12 0,5
B2 0,345 32,07 14 2
B3 0,11428 10,28 0,12 0,02
C1 0,421052632 51,72413793 21 0,57
C2 0,486486486 35,48387097 17,4 0,53
C3 0,49 38,56749 20,84 0,703
Batuan yang paling kuat pada uji kuat tekan adalah batuan C dengan perbandingan
komposisi pasir dan semen 1:1. Kandungan semen yang lebih banyak mengakibatkan batuan
akan lebih kompak. Sehingga, kekuatan sampel akan bertambah dengan penambahan jumlah
komposisi semen yang diberikan.
Sampel batuan uji dengan dimensi kecil kekuatannya lebih tinggi dibandingkan dengan
sampel dengan dimensi besar, disebabkan karena adanya scale effect.
3.8.2 Saran
1. Sampel harus dipersiapkan (preparasi) dengan baik. Permukaan sampel haruslah rata
karena kerataan ini bersangkutan dengan distribusi tegangan yang terjadi pada saat
sampel diuji. Jadi, preparasi sampel yang baik akan menghasilkan hasil uji yang baik.
2. Preparasi alat harus dilakukan dengan baik, pastikan semua alat bekerja, dan pastikan
dial gauge terpasang dengan benar.
3. Pengamatan dan pengambilan data pada saat pengujian harus dilakukan dengan teliti,
agar dapat meminimalisir kesalahan paralaks, dan data yang didapatkan memenuhi
kualifikasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan analisa dan pembahasan.
4.1 Tujuan
Untuk mengethui kuat Tarik (tensile strength) dari percontoh batu berbentuk silinder secara
tidak langsung.
Untuk mengetahui sifat mekanik batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat
tekan uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan insitu. Menurut ASTM D 653-67
Standard Definition of Therms and Symbol yang berhubungan dengan mekanika batuan dan
mekanika tanah (Jumikis, 1983), kuat tarik suatu material dapat didefinisikan sebagai “tegangan
Tarik maksimun yang dapat dikembangkan oleh suatu material”. Dalam suatu pengujian tarikan
yang dialkukan untuk memecahkan batuan pada kondisi tertentu, nilai tegangan maksimum yang
kita amati dari hasil pengembangan suatu contoh material dapat kita sebut dengan kuat tarik.
2𝐹
𝜎𝑡 =
𝜋𝐷𝑡
Dengan,
Dalam pengukuran uji kuat Tarik tak langsung ini, kami juga melakukan koreksi dengan
cara memperhitungkan sudut koreksi yang dibentuk selama pengujian berlangsung. Metode ini
dilakukan dengan cara menempelkan kertas karbon yang dilapisi kertas biasa di bagian atas
selimut tabung yang langsung kontak dengan alat penekan. Hal yang sama juga dilakukan pada
bagian bawah selimut tabung yang kontak langsung dengan alat. Sudut yang diperbolehkan
terbentuk dan dianggap representatif adalah dari rentan 50-80. Perhitungan sudut koreksinya
adalah :
4.3.2 Alat
4.3.2.1 Mesin tekan “control”
4.3.2.2 Dial Gauge
4.3.2.3 Jangka Sorong
4.3.2.4 Stop Watch
Gambar 10 Sampel sebelum, saat dan sesudah diuji (dari kiri ke kanan)
A2 41.00 81.50 10
40.50 81.10
40.50 81.75
Rata-rata 40.67 81.45
A3 36.85 82.90 14
37.35 81.65
37.25 82.30
Rata-rata 37.15 82.28
B1 36.85 82.00 20
38.20 83.30
37.00 82.00
Rata-rata 37.35 82.43
B2 36.80 82.50 20
36.95 83.55
36.45 82.00
Rata-rata 36.73 82.68
C1 40.55 81.85 22
40.30 81.85
40.60 82.00
Rata-rata 40.48 81.90
C2 37.75 82.60 20
39.50 81.85
38.15 83.00
Rata-rata 38.47 82.48
C3 38.25 82.60 22
37.65 81.25
38.30 82.10
Rata-rata 38.07 81.98
2𝐹
𝜎𝑡 =
𝜋𝐷𝑡
a. 𝜎𝑡 A1 = 2.639238 MPa, dengan sudut koreksi atas = 12.292249380 dan sudut koreksi bawah =
11.084798160.
b. 𝜎𝑡 A2 = 1.921214 MPa, dengan sudut koreksi atas = 12.13822859 dan sudut koreksi bawah =
12.760701850
c. 𝜎𝑡 A3 = 2.914491 MPa, dengan sudut koreksi atas = 9.180646165 dan sudut koreksi bawah =
12.30956027
d. 𝜎𝑡 B1 = 4.133728 MPa, dengan sudut koreksi atas = 9.245082377 dan sudut koreksi bawah =
10.86343684
e. 𝜎𝑡 B2 = 4.190415 MPa, dengan sudut koreksi atas = 7.467319502 dan sudut koreksi bawah =
10.86155564
f. 𝜎𝑡 B3 = 3.695733 MPa, dengan sudut koreksi atas = 10.11152534 dan sudut koreksi bawah =
12.63940668
g. 𝜎𝑡 C1 = 4.222483 MPa, dengan sudut koreksi atas = 11.05522719 dan sudut koreksi bawah =
8.53325349
h. 𝜎𝑡 C2 = 4.011295 MPa, dengan sudut koreksi atas = 9.603040027 dan sudut koreksi bawah =
6.498297762
i. 𝜎𝑡 C3 = 4.485983 MPa, dengan sudut koreksi atas = 12.84622378 dan sudut koreksi bawah =
8.148176223
5.1 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum uji geser langsung (Direct Shear Test) adalah untuk
mengetahui kuat geser batuan, harga kohesi dan sudut geser dalam baik puncak (peak), semu
(apparent) atau sisa dari batuan pada tegangan normal tertentu.
Kuat geser batuan merupakan perlawanan internal batuan terhadap tegangan yang bekerja
sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut, yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinsic
dan faktor eksternal. Untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu
membutuhka 4 buah contoh uji. Masing-masing contoh dikenakan gaya normal (Fn) tertentu
yang diaplikasikan tegak lurus terhadap permukaan bidang diskontinu dan gaya geser atau
horizontal (Fs) dikenakan untuk menggeser contoh batu hingga pecah. Hubungan antara gaya
perpindahan horizontal terhadap tegangan geser di plot sehingga diperoleh kurva seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 14
Pada perpindahan yang relatif kecil pada grafik 5.1, batuan akan mengikuti perilaku
elastis. Hal ini ditandai dengan hubungan linier antara tegangan geser dan perpindahan.
Kemiringan garis linier antara tegangan geser dan perpindahan. Kemiringan garis linie tersebut,
menurut Goodman (1976), adalah kekakuan geser (shear stiffness) batuan. Setelah melewati
tahap elastic, pada umumnya batuan getas akan mengalami deformasi plastic dan kemudian
runtuh ketika tegangan yang bekerja mencapai kekuatan geser puncak batuan. Pada batuan
yang bersifat ductile, deformasi plastic tetap terjadi tetapi tidak diikuti dengan penurunan
tegangan geser.
Perpindahan u
= C + σ
= tegangan geser
C = kohesi
= tegangan normal
= koefisien geser dalam dari batuan = tan Φ
Hasil pengujian kuat geser langsung kemudian diplot kedalam kurva Mohr-Coulomb sehingga dapat
ditentukan parameter-parameter kekuatan batuan sebagai berikut
Kurva intrinsik (Strength Envelope)
Kuat geser ( - shear strength)
Kohesi (c)
Tegangan normal (n)
Sudut gesek dalam ()
Pergeseran Gaya Normal = 0,2 kN Gaya Normal = 0,4 kN Gaya Normal = 0,6 kN
(mm) Gaya Horizontal Gaya Horizontal Gaya Horizontal
Puncak Residual Puncak Residual Puncak Residual
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
0,5 13 2 20 14 14 2,5
1 17 3 21 19 18 3
1,5 18 5 21 21 25,5 4
2 19 6 24 21 31 4,5
2,5 23 7 30 22 34 11,5
3 30 9 34 22 36,5 18
3,5 38 10 35 23 39 22,5
4 41 12 23 41 25
4,5 13 23 43 28,5
Pergeseran Gaya Normal = 0,121 Mpa Gaya Normal = 0,240 MPa Gaya Normal = 0,374
(mm) MPa
Tegangan Geser Tegangan Geser Tegangan Geser
Puncak (MPa) Residual Puncak (MPa) Residual Puncak Residual
(MPa) (MPa) (MPa) (MPa)
0,5 0.26403 0.04062 0.4062 0.28434 0.28434 0.05078
1 0.34527 0.06093 0.42651 0.38589 0.36558 0.06093
1,5 0.36558 0.10155 0.42651 0.42651 0.51791 0.08124
2 0.38589 0.12186 0.48744 0.42651 0.62961 0.0914
2,5 0.46713 0.14217 0.6093 0.44682 0.69054 0.23357
3 0.6093 0.18279 0.69054 0.44682 0.74132 0.36558
3,5 0.77178 0.2031 0.71085 0.46713 0.79209 0.45698
4 0.83271 0.24372 0.46713 0.83271 0.50775
4,5 0.26403 0.46713 0.87333 0.57884
5 0.30465 0.44682 0.91395 0.6093
5,5 0.36558 0.44682 0.96473 0.63977
6 0.4062 0.44682 0.97488 0.7007
6,5 0.44682 0.99519 0.76163
7 1.00535 0.78194
7,5 1.0155 0.79209
8 1.0155
8,5 1.03581
9 1.06628
1.4
y = 5.294x
1.2
1
Puncak
0.8 y = 3.5249x
Residual
0.6 Linear (Puncak)
Linear (Residual)
0.4
0.2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Puncak:
Cohesion (MPa) = 0
Internal Fraction Angle = 390
Residual:
Cohesion (Mpa) = 0
Internal Fraction Angle = 290
5.8.2 Saran
Kepada asisten praktikum meknika batuan bila ada peralatan yang sudah rusak segera
diperbaiki supaya praktikum dapat berjalan dengan lancar dan lebih dibimbing/diperhatikan
lagi peserta praktikum dalam melakukan uji nya agar tidak terjadi kesalahan saat mengambil
data.
BAB VI
UJI POINT LOAD (PLI)
6.1 Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan dari sampel batuan secara tidak langsung di lapangan
Menurut Broch & Franklin (1972), Indeks Point Load (Is) suatu contoh batuan dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
𝑃
𝐼𝑠 =
𝐷2
Apabila diameter contoh batuan yang digunakan bukan 50 mm, maka diperlukan factor
koreksi terhadap persamaan yang diturunkan oleh Broch dan Franklin. Menurut Greminger
(1982), selang factor koreksi tergantung besarnya diameter. Karena diameter ideal yang
digunakan adalah 50 mm. maka Greminger menurunkan persamaan
𝑃
𝐼𝑠(50) = 𝐹
𝐷2
𝑑 0.45
dimana 𝐹 = (50) , sehingga suatu persamaan Point Load Index yang telah dikoreksi sebagai
berikut
Jika Is = 1 Mpa, indeks tersebut tidak memiliki arti, maka penelitian kekuatan harus
berdasarkan uji UCS, dan menurut Bieniawski dengan diameter contoh 50 mm maka UCS dapat
ditentukan melalui 𝜎𝑐 = 23𝐼𝑠
Uji aksial dan uji irregular lump menggunakan diameter ekivalen (De) dalam perhitungan
Point Load Index yang diturunkan dari luas penampang minimum
𝜋
𝐴 = 𝑊𝐷 = 𝐷𝑒2
4
4
𝐷𝑒2 = 𝑊𝐷
𝜋
Sehingga persamaan yang digunakan menjadi
𝑃
𝐼𝑠(50) = 𝐹
𝐷2
𝐷 0.45
dimana 𝐹 = (50𝑒)
Keterangan :
Is(50) = Point Load Index dia. 50 mm (MPa)
P = beban maksimum contoh pecah (N)
D = jarak antar konus penekan (mm)
d = diameter contoh (mm)
Hawkins (1989) melakukan penelitian hubungan efek sekala PLI terhadap kuat tekan
pada dua bentuk contoh uji yaitu, kubus dan silinder. Tampak bahwa semakin kecil ukuran
contoh uji baik untuk kubus dan silinder maka nilai kuat tekannya juga menurun. Selain itu juga
tampak bahwa variasi nilai kuat tekan pada contoh uji bentuk kubus lebih besar daripada
contoh bentuk silinder.
Gambar 16 Mengatur kedua konus sampai conto batuan terjepit oleh kedua konus penekan
6.7.2 Saran
Dalam kalibrasi alat harus benar-benar dipastikan bahwa kalibrasi sudah sempurna
agar hasil pengukuran tidak salah. Begitu juga ketika pengukuran harus benar-benar
teliti. Ketika meletakkan sampel batuan pada konus sebaiknya persis ditengah-tengah,
karena jika melenceng sedikit saja akan mempengaruhi hasil pengukuran.
6.8. Pustaka
Rai, M.A., Kamadibrata, S., Wattimena, R.K., 2013. Mekanika Batuan. Bandung : ITB
Mohr
c 1
Tegangan Geser ()
+
Tekanan
n 3
Uniaksial ta Tekanan
n
=
Triaksial
Tarikan Uniaksial
c
E 2 2
t A
3 n c B 1
Tarikan Tegangan Normal (n) Tekanan
Dimensi
Panjang (mm) Diameter (mm)
1 2 3 1 2 3
98.3 98.9 98.3 42.25 45.5 45.6
Rata-rata 98.5 44.45
Dalam Satuan SI
Panjang (m) 0.0985
Jari-jari (m) 0.0222
Luas Permukaan
(m2) 0.0016
2. Batuan Contoh 2
Dimensi
Diameter
Panjang (m) (m)
0.0955 0.04305
0.0947 0.0431
0.0947 0.04305
0.094966667 0.043066667
Rata-rata
3. Batuan Contoh 3
Dimensi
Pngukuran Rata-rata
diameter 45.5 45.4 45.4 45.43333
2 0 1.233150672
4 3 2.466301344
6 5.5 3.699452016
8 7 4.932602688
10 9 6.16575336
12 10 7.398904032
14 12 8.632054705
16 14 9.865205377
18 16 11.09835605
20 18 12.33150672
22 20 13.56465739
24 22 14.79780806
26 26 16.03095874
28 29 17.26410941
30 32 18.49726008
32 34.5 19.73041075
34 37 20.96356143
36 39.5 22.1967121
38 42.5 23.42986277
40 44.5 24.66301344
42 46.5 25.89616411
44 48 27.12931479
46 50.5 28.36246546
48 52 29.59561613
50 54 30.8287668
52 56 32.06191747
Pengaplikasian uji triaksial dalam dunia nyata yaitu untuk mengetahui kestabilan lereng,
menentukan kohesi, dan menentukan sudut geser dalam. Selain itu juga perlu untuk
menentukan lubang bukaan terowongan, dimana lubang bukaan tersebut harus dibor agar
tidak terjadi keruntuhan. σ3 dari uji ini sudah diketahui besarnya sedangkan σ1 dihasilkan dari
tekanan oli. Dalam uji kali ini batuan diselubungi dengan karet agar batu yang diuji tidak
berhubungan langsung dengan oli sehingga tekanan yang dihasilkan oli dapat mencerminkan
7.8.1 Kesimpulan
Besar dari sudut geser dalam dan kohesi yang diperoleh dari percobaan sebesar 53o dan
10.5 Mpa. Akan tetapi, ada sedikit keanehan dalam perolehan data. Data pada kode sampel
batuan contoh 3, sepertinya ada terjadi kesalahan dalam penginputan data sehingga diperoleh
data yang anomali, yaitu besar sigma 1 nya lebih kecil dari nilai sebelumnya.
7.8.2 Saran
Kemungkinan data yang terjadi adalah terjadi kesalahan dalam pengamatan dial gauge.
Akan tetapi, menurut kelompok kami hasil dari besar sudut gesek dalam dan kohesi yang
diperoleh cukup mendekati hasil yang diinginkan.
7.9 Pustaka
Kramadibrata, Suseno, Made Astawa Rai, Ridho Kresna Wattimena. 2012. Mekanika Batuan.
Bandung. Penerbit: ITB.