Dokumen - Tips - Menentukan Arah Kiblat Dengan Trigonometri
Dokumen - Tips - Menentukan Arah Kiblat Dengan Trigonometri
Disusun oleh :
JURUSAN MATEMATIKA
BANDUNG
T.A 2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga saya berhasil
menyelesaikan tugas makalah Bahasa Imdonesia yang berjudul “MENENTUKAN
ARAH KIBLAT DENGAN TRIGONOMETRI” tepat pada waktunya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………..……………………………i
DAFTAR ISI………………….……………………………………….………..ii
BAB I
PENDAHULUAN………….………………………………………..…....…..…1
1.1 Latar Belakang .………….………………………………….……….1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………...……....2
1.3 Tujuan………………………………………………………………...2
1.4 Manfaat …….……………………………………………….…..……2
BAB II
PEMBAHASAN….……………….……………………………………………..3
2.1 Landasan Teori…………………….…………………………………………3
2.1.1 Arah Kiblat ………………...………………………………..……..3
2.1.2 Trigonometri ……………………………………………………….4
2.2 Pembahasan………………………….….………………………………..…11
2.2.1 Urgensi Arah Kiblat sebagai Syarat Syahnya Sholat……...……...11
2.2.2 Aplikasi Trigonometri dalam Menentukan Arah Kiblat…..…..….12
BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………...…23
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………....23
3.2 Saran ……………………………………………………………………..…23
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….…24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar masyarakat Indonesia terdiri dari Umat Islam. Tentu saja
dalam hal sholat arah kiblat menjadi hal terpenting yang tidak dapat
dikesampingkan karena menghadap kiblat dalam sholat merupakan syarat sahnya
sholat. Seorang muslim yang menetap di suatu tempat tentu tidak kesulitan dalam
menentukan arah kiblat, namun ketika ia bepergian jauh memungkinkan kesulitan
dalam menentukan arah kiblat ketika akan melakukan sholat. Islam adalah agama
ilmiah yang mempunyai dasar dari setiap amal yang dilakukan, termasuk dalam
menentuakan arah kiblat dalam sholat, tidak sekedar intuisi dalm menentukan arah
kiblat.
Selama ini matematika dianggap sebagai ilmu yang abstrak, teoretis dan
hanya berisi rumus-rumus, seolah berada jauh dan tidak bersinggungan dengan
realitas kehidupan. Namun sebenarnya matematika merupakan ilmu dasar dari
pengembangan sains (basic of science) dan sangat berguna dalam kehidupan.
1
dapat diterapkan dalam bidang datar saja, akan tetapi dapat diterapkan dalam
bangun ruang seperti bola. Konsep trigonometri pada bola disebut Trigonometri
Segitiga Bola atau sering disebut segitiga bola. Segitiga bola merupakan sebuah
segitiga pada permukaan bola yang dibentuk dari 3 sisi yang merupakan bagian
dari lingkaran besar (Nurwendaya : 2010).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hubungan trigonometri dengan arah kiblat
2. Mengetahui cara penerapan trigonometri bola dalam menentukan arah
kiblat
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Arah Kiblat, dua kata ini yang akan dicari formulasi dan hitungan
penentuannya. Kata arah berarti jurusan, tujuan dan maksud, yang lain memberi
arti jarak terdekat yang diukur melalui lingkaran besar pada permukaan bumi dan
yang lain artinya jihad, syathrah dan azimuth.Sedangkan kata Kiblat berarti
Ka’bah yang terletak di dalam Masjidil Haram kota Mekah. Para ulama sepakat
menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sahnya shalat, maka kaum muslimin
wajib menghadap ke arah kiblat dalam melakukan ibadah shalat. Dengan
demikian arah kiblat adalah suatu arah (kiblat di Mekah) yang wajib dituju oleh
umat Islam ketika ibadah shalat[1].
3
Kiblat bagi Umat Islam telah dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW dalam
Hadisnya. Sabda Nabi SAW :
2.1.2 Trigonometri
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu tri artinya tiga, gonomon
artinya sudut dan metria yang artinya ukuran jadi. Dapat disimpulkan bahwa
trigonometri merupakan sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan
sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Menurut Edward J. Byng bahwa “trigonometri adalah ciptaan bangsa Arab. Oleh
karena itu, banyak kata-kata dalam trigonometri yang menggunakan istilah dari
Arab”.
4
Walaupun pada mulanya trigonometri dikaji sebagai cabang astronomi
tetapi akhirnya trigonometri berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini
disebabkan oleh keperluan penyelesaian masalah astronomi. Kemunculan
trigonometri merupakan proses yang perlahan. Jika dibandingkan dengan cabang
matematika lain, trigonometri berkembang disebabkan hubungan antara
pendidikan matematika terapan dengan keperluan sains dalam bidang astronomi.
5
Di samping itu, Abul Wafa membuat studi khusus menyangkut teori tangen dan
tabel penghitungan tangen. Dia memperkenalkan secan dan cosecan untuk
pertama kalinya,serta berhasil mengetahui relasi antara garis-garis trigonometri
yang mana berguna untuk memetakannya serta pula meletakkan dasar bagi
keberlanjutan studi teori conic.Sumbangsihnya bagi teori trigonometri amatlah
signifikan terutama pengembangan pada rumus tangen, penemuan awal terhadap
rumus secan dan cosecan. Maka dari itu, sejumlah besar rumus trigomometri tak
bisa dilepaskan dari nama Abul Wafa.
6
Albatenius.Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M.Buah
pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah
lamanya bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan
bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam,
46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir
yang dianggap lebih akurat.Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun
melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia
menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar
16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy.
7
Seperti ilmu fisika, astronomi dan geografi. Karena memang ilmu matematika
merupakan dasar dari ilmu-ilmu astronomi dan fisika.
Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu matematika, rumusrumus
trigonometri yang biasa dipakai dalam ilmu matematika adalah sebagai berikut[2]:
tan𝐴 + 𝑡𝑎𝑛𝐵
tan(𝐴 + 𝐵) =
1 − tanAtanB
tan 𝐴 − 𝑡𝑎𝑛𝐵
tan(𝐴 − 𝐵) =
1 + tanAtanB
8
g) Rumus sudut tengahan
1 ±√1 − cosA
𝑠𝑖𝑛 A =
2 2
1 ±√1 + cosA
𝑐𝑜𝑠 A =
2 2
1 ±√1 − cosA 𝑠𝑖𝑛𝐴 1 − 𝑐𝑜𝑠𝐴
𝑡𝑎𝑛 A = = =
2 1 + cosA 1 + 𝑐𝑜𝑠𝐴 𝑠𝑖𝑛𝐴
2tanA
𝑡𝑎𝑛2𝐴 =
1 − 𝑡𝑎𝑛2 𝐴
3tanA − 𝑡𝑎𝑛3 𝐴
𝑡𝑎𝑛3𝐴 =
1 − 3𝑡𝑎𝑛2 𝐴
k) Aturan/hukum sinus
𝑎 𝑏 𝑐
= =
𝑠𝑖𝑛𝐴 𝑠𝑖𝑛𝐵 𝑠𝑖𝑛𝐶
l) Aturan/hukum kosinus
𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐𝑐𝑜𝑠𝐴
𝑏 2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑎𝑐𝑐𝑜𝑠𝐵
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑐𝑐𝑜𝑠𝐶
9
m) rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus
1 1
sinA + sinB = 2 sin (𝐴 + 𝐵) cos (𝐴 − 𝐵)
2 2
1 1
sinA − sinB = 2 cos (𝐴 + 𝐵) sin (𝐴 − 𝐵)
2 2
1 1
cosA + cosB = 2 cos (𝐴 + 𝐵) cos (𝐴 − 𝐵)
2 2
1 1
cosA − 𝑐𝑜𝑠B = −2 sin (𝐴 + 𝐵) sin (𝐴 − 𝐵)
2 2
10
2.2 Pembahasan
1. Suci badannya dari dua hadats yaitu hadast besar dan kecil.
2. Bersih badan, pakaian dan tempatnya dari najis.
3. Menutup ‘aurat bagi laki-laki antara pusar dan lutut dan bagi wanita seluruh
badannya kecuali muka dan dua telapak tangan
4. Sudah masuk waktu shalat
5. Menghadap kiblat (Moh. Rifa’I 1978:84)
Sholat fardhu lima kali sehari dilakukan setiap muslim sebagai wujud
pelaksanaan rukun Islam yang kedua. Ketika Seorang muslim mendirikan sholat
tentu mengetahui kapan waktu sholat tiba dan kapan berakhir. Tidak kalah
pentingnya saat mendirikan sholat dia harus menentukan arah mana dia
menghadapkan wajahnya.
Pada dasarnya menghadap kiblat dalam wacana fikih merupakan syarat sahnya
sholat yang tidak dapat ditawar-tawar, kecuali dalam beberapa hal yaitu:
1. Bagi mereka yang dalam ketakutan, keadaan terpaksa, keadaan sakit berat
diperbolehkan tidak menghadap kiblat pada waktu sholat. Hal ini didasarkan pada
Q.S Al-Baqarah ayat 239.
11
َو
ْ أ َ ا
اًل َر
ِج ف ُم
ْ ْتخِف ْإ
ن َِ
ف َُو
ن َلم
ُوا اه
ََّلل ْك
ُر َاذْ فُم
ْتِنَمَا أ َِ
إذ ۖ ف َ ا
انا ْبُك
ر
ْ
تع ُ ُ
َ ونوا تكَ ْما َلمَ ْ ُم
َك َه
لم َا عَم
ك
Artinya : “Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil
berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui”.
2. Mereka yang sholat sunnah di atas kendaraan. Hal ini didasarkan pada
Hadist Nabi Riwayat Bukhari dari Jabir bin Abdullah dan juga menurut Imam
Muslim, Tirmidzi dan Ahmad yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad
mengerjakan sholat sunnah di atas kendaraannya, ketika dalam perjalanan dari
Mekah menuju Madinah. Pada waktu itulah turun firman Allah Q.S Al-Baqarah
ayat 115
َم
َا َْ
ين َأ
ُ ف ِب ْرَغ
المْ َ ُ و َشْر
ِق ْ َِ هلل
الم ِ
و
ٌ
ْم َل
ِي ٌ ع
ِعَاس ِه
ن هللاَ و ُْ
ه هللاِ إ َج
ه وَم
َث َُّلو
ْا ف توُ
Artinya : “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu
menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya)
lagi Maha Mengetahui”. (Wahbah az-Zuhaily, 1991:24)
12
bidang astronomi aplikasi trigonometri dapat menghitung jarak ke bintang-bintang
yang lebih dekat. Dalam ilmu falak aplikasi trigonometri dapat membantu
meningkatkan akurasi penentuan posisi atau arah kiblat secara tepat dari berbagai
penjuru bagi umat Islam yang tinggal jauh dari Mekah, dapat menghitung awal
waktu sholat dan dapat membantu dalam penentuan penganggalan kalender
Hijriah. Dalam hal ini aplikasi matematika khususnya trigonometri dalam
membantu meningkatkan akurasi penentuan posisi atau arah kiblat yang benar[3].
13
Arah kota Mekah yang terdapat Ka’bah (sebagai kiblat kaum muslimin)
dapat diketahui dari setiap titik di permukaan bumi ini berada pada permukaan
bola bumi, maka untuk menentukan arah kiblat dapat dilakukan dengan
menggunakan Ilmu Ukur Segitiga Bola (Spherical Trigonometri).
Berbeda dengan segitiga pada bidang datar, segitiga bola memiliki tiga
sudut dalam satuan derajat busur dan tiga sisi berbentuk garis yang berdimensi
panjang seperti meter atau centimeter, sehingga segitiga bola seluruh elemennya
hanya dalam satuan derajat busur, karena hanya tiga sudut dan tiga sisi berbentuk
busur atau lengkungan bagian dari bola langit atau bola bumi (Toyyib : 2009).
14
sedangkan sisi-sisi di hadapan sudut lancip disebut kaki (leg) segitiga itu.(E-book
Algebra 2 &Trigonometri)
Menurut Izzudin dalam Susheri (2012) geometri bola menunjukkan bentuk
geometri pada permukaan sebuah bola, yaitu sebuah geometri dua dimensi.
Geometri sebuah bola terdiri dari lingkaran besar (great circle), lingkaran kecil
(small circle), dan busur dipermukaan. Dimana lingkaran besar merupakan sebuah
irisan permukaan bola yang melewati pusat bola sementara lingkaran kecil yang
tidak melewati pusat bola (Koesdiono : 2002). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
perbedaan dari lingkaran besar dan lingkaran kecil pada gambar anatomi bangun
ruang bola di bawah ini.
15
Untuk memahami permasalahan perhitungan arah Qiblat, maka diperlukan
pemahaman dasar mengenai konsep Trigonometri Segitiga Bola atau sering
disebut Segitiga Bola. Segitiga bola merupakan sebuah segitiga pada permukaan
bola yang sisi-sisinya merupakan bagian dari lingkaran besar (Nurwendaya :
2010). Lingkaran besar ditentukan oleh dua titik pada bola, misalkan titik A dan
titik B yang titik pusatnya adalah P. Dan terdiri dari dua busur, yakni busur AB
dan busur BA. Busur terpendek AB (besarnya kurang dari 180º) dinamakan jarak
sferis antara A dan B (Koesdiono : 2002) seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini.
16
Jarak sferis dari setiap titik pada lingkaran besar ke kutubnya semuanya sama,
1
yakni sebesar 90º atau 2π (Koesdiono : 2002). Untuk lebih jelasnya, lihat gambar
di bawah ini.
Berbeda dengan segitiga pada bangun datar, segitiga bola memiliki tiga
sudut dalam satuan derajat busur dan tiga sisi berbentuk garis yang berdimensi
panjang seperti meter atau centimeter, sehingga segitiga bola seluruh elemennya
hanya dalam satuan derajat busur, karena hanya tiga sudut dan tiga sisi berbentuk
busur atau lengkungan bagian dari bola langit atau bola bumi (Toyyib : 2009).
Lihat gambar berikut:
Gambar 1.4 Sisi dan sudut pada segitiga bangun datar dan segitiga bola
17
lintang. Semua titik yang memiliki bujur nol terletak pada garis meridian
Greenwich (setengah lingkaran besar yang menghubungkan kutub utara dan
selatan dan melewati Greenwich). Sementara itu semua titik yang memiliki
lintang nol terletak pada garis ekuator (khatulistiwa). Persoalan arah Qiblat erat
kaitannya dengan garis lintang (φ) dan garis bujur (λ) tempat yang akan diukur.
(Jamil : 2009)
Lintang tempat (φ) diukur dari garis khatulistiwa 18asjid18 kutub bumi
(dari khatulistiwa sampai ke suatu tempat). Lintang yang berada disebelah utara
khatulistiwa disebut Lintang Utara diberi tanda positif (+), sedang yang berada di
sebelah selatan disebut Lintang Selatan dan diberi tanda negative (-). Bujur tempat
(λ) biasanya diukur dari meridian Greenwich di Inggris sebagai titik pusat garis
bujur. Garis bujur dari kota Greenwich 18asjid18 barat disebut Bujur Barat dan
bertanda positif (+) dari 0° sampa 180°. Sebaliknya garis bujur dari dari kota
Greenwich 18asjid18 timur disebut Bujur Timur yang diberi tanda negative (-).
Jadi garis bujur diukur dari 0° sampa 180°, baik 18asjid18 barat maupun
18asjid18 timur. (Jamil : 2009).
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini disajikan gambar segitiga bola dimana
titik A merupakan titik kota Mekah, titik B adalah lokasi yang akan ditentukan
arah Qiblatnya, dan titik C adalah titik utara sejati (Kutub Utara).
18
Gambar 1.5 Segitiga bola
Dari Gambar di atas, segitiga bola ABC menghubungkan titik A (kota Mekah),
titik B(lokasi) dan titik C (Kutub Utara). Titik A memiliki koordinat bujur Λa dan
lintang Φa. Titik B memiliki koordinat bujur Λb dan lintang Φb. Titik C memiliki
lintang 90º. Busur a adalah panjang busur yang menghubungkan titik B dan C.
Busur b adalah panjang busur yang menghubungkan titik A dan C. Busur c adalah
panjang busur yang menghubungkan titik A dan B. Sudut C (sudut ACB) tidak
lain adalah selisih antara bujur Λa dan bujur Λb. Jadi sudut C = Λa – Λb. Jadi
arah kiblat dari titik B dapat diketahui dengan menentukan besar sudut B (sudut
CBA).
Selanjutnya, jari-jari bumi dianggap sama dengan 1. Sudut yang menghubungkan
titik di khatulistiwa, pusat bumi dan kutub utara adalah 90 derajat. Karena lintang
titik A adalah La, maka busur b sama dengan 90 – La. Karena lintang titik B
adalah Lb, maka busur a sama dengan 90 – Lb.Untuk menentukan rumus yang
19
akan digunakan, dilihat dari data-data apa saja yang tersedia. Jika data-data yang
tersedia berupa lintang utara (LU) maka rumus yang akan digunakan adalah
sedangkan jika data-data yang tersedia berupa lintang selatan (LS) maka rumus
yang digunakan adalah
cos(ΦB) tan(ΦA)+sin(ΦB)cos(λB−λA)
2. 𝑐𝑜𝑡𝐵 =
sin(λB−λA)
cos(0°33′ 11′′ ) tan(21°25′ ) − sin(0°33′ 11′′ ) cos(123°03′ 42′′ − 39°50′ )
=
sin(123°03′ 42′′ − 39°50′ )
20
(0.9999)(0.3922) − (0.0096)(0.1179)
=
0.9930
=0.3938
Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa besar sudut arah Qiblat Mesjid
Sabilurrasyad adalah 21º29’44,24” dari Barat ke Utara dan untuk besar sudut dari
arah berlawanan (dari Utara ke Barat) adalah 90° − 29′ 44.24′′ = 68°30′ 15.76′′
(B→U)[5].
Untuk memperkecil kemungkinan kesalahan yang akan terjadi maka pada
perhitungan di atas peneliti memgambil 10 digit dibelakang koma tapi hanya
menuliskan 4 digit saja.
Selanjutnya perhitungan arah Qiblat untuk 21asjid-mesjid yang lain sama dengan
perhitungan di atas, dan pada besar sudutnya hanya berbeda pada besar detiknya
saja. Hal ini disebabkan oleh letak geografis dari 21asjid yang menjadi subyeknya
saling berdekatan.
Arah kiblat dari seluruh tempat di bumi dapat dilihat pada Gambar 2.
Sebagai contoh, arah kiblat dari Indonesia adalah pada angka 290-an derajat, dari
Afrika Selatan sekitar 20-an, dari Inggris sekitar 110-120 derajat. Tentu saja, arah
kiblat yang tepat akan bergantung dari posisi setiap tempat.
21
Gambar 2. Arah kiblat dari seluruh tempat di bumi.
(Software Accurate Times v.5.1.)
Ada satu posisi yang menarik untuk dikaji, yaitu tempat yang merupakan
titik antipodal Ka’bah. Titik ini adalah titik yang paling jauh dari Ka’bah, dimana
bujurnya berselisih 180 derajat dengan bujur Ka’bah dan lintangnya tepat
berlawanan dengan lintang Ka’bah. Hanya sebuah pengandaian saja, jika dibuat
terowongan dari Ka’bah menembus pusat bumi maka ujung terowongan tersebut
akan sampai di titik antipodal Ka’bah. Jadi titik antipodal Ka’bah ini memiliki
bujur 140:10:25,42 W = -140,17383889 derajat dan lintang 21:25:21,03 S = -
21,42250833 derajat. Di titik antipodal ini, ke arah mana saja orang menghadap
maka pasti akan menuju Ka’bah. Ini dapat ditunjukkan dengan rumus arah kiblat
di atas. Jika dimasukkan lokasi berupa titik antipodal Ka’bah, maka nilai tan(B) =
0/0. Kita tahu bahwa 0/0 bisa bernilai berapa saja, sehingga B dapat bernilai
berapa saja. Namun secara kebetulan, titik antipodal itu terletak di Samudra
Pasifik dan tidak ada orang yang tinggal di sana.
Titik lain yang menarik untuk dikaji adalah titik ekstrim kutub Utara dan
kutub Selatan. Tepat di titik kutub Utara, lintang sama dengan 90 derajat,
sedangkan bujur tidak dapat didefinisikan. Jika orang berdiri di titik tersebut,
22
kemanapun arah menghadap adalah selatan. Bagaimanakah caranya menentukan
arah kiblat di titik tersebut? Buat lingkaran berjari-jari kira-kira 1 meter yang
berpusat di titik tersebut. Selanjutnya tentukan titik bujur nol yang
menlambangkan bujur Greenwich di lingkaran tersebut (bukan di titik kutub
Utara, sebab di titik kutub Utara tidak ada bujur). Selanjutnya dari titik bujur nol
tersebut, tentukan sudut berlawanan dengan jarum jam
yang besarnya sama dengan bujur Ka’bah. Maka titik sudut yang besarnya sama
dengan bujur Ka’bah ini adalah arah kiblat dari titik kutub Utara[6].
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
bukan hanya pada bidang datar saja melainkan pada bidang ruang, seperti pada
bola (Sphericall Trigonometry). Aplikasi Trigonometri tidak hanya dalam
matematika saja, tetapi dapat juga diterapkan dalam kehidupan salah satunya yaitu
dalam menentukan arah kiblat di suatu tempat. Rumus yang digunakan dalam
penentuan arah kiblat yaitu Sphericall Trigonometry Formula.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini ditulis dengan harapan dapat menjadi sumber bacaan
yang bermanfaat bagi pembaca.
Daftar pustaka
24
[2] Nihayaturrahmah. 2010. Astronomi Bola (Rumus-Rumus Segitiga
Bola/Trigonometri). (online) tersedia di
http//www.nihayaturrahmah.blogspot.com (2 November 2014)
[6] Khazin, Muhyiddin. 2004. Ilmu Falaq Dalam Teori dan Praktik. (online)
Tersedia: http//www.Khazin.blogspot.com (1 November 2014)
25