Anda di halaman 1dari 21

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN


DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
(Penelitian di Kelas III SDN 1 Salakuray Kecamatan Bayongbong
Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2018/2019)

Oleh
EMAY NURMAYANI
835639676
nurmayani.emay@gmail.com

ABSTRAK
Dewasa ini yang menjadi pembicaraan penting dalam masalah mutu
pendidikan adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika. Hal senada juga terlihat dari hasil tes awal yang dilakukan oleh
peneliti terhadap siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 1 Salakuray, hasil tes awal
tersebut relatif rendah karena lebih dari 25 siswa dari 44 siswa belum mencapai
KKM pada mata pelajaran matematika tentang materi perkalian. Dari latar
belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas III SDN 1 Salakuray
Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian
perbaikan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari
dua siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan
(observasi) dan refleksi. Dari hasil analisis data perkembangan kemampuan
menghitung dari hasil belajar siswa siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentasi
hasil tes siswa yang tuntas naik dengan nilai batas tuntas 60 ke atas, siswa yang
tuntas belajar pada siklus I sebesar 81,81%, yang semula pada tes awal hanya
terdapat 54,54 % siswa mencapai batas tuntas. Dari hasil analisis data hasil belajar
siswa dapat disimpulkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus
pertama naik menjadi 50; dan pada siklus kedua naik lagi menjadi 75. Nilai rata-
rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada tes siklus pertama 77,84; naik pada
siklus kedua 90,90 dan ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama 81,81% pada
siklus kedua naik menjadi 100%. Jadi, data di atas menunjukkan peringkatan hasil
belajar siswa sebelum diterapkan penelitian dan setelah diterapkan penelitian
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik
pada kelas III SD Negeri 1 Salakuray Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut
mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Kata kunci: Matematika, Hasil Belajar, Pendekatan Matematika Realistik


PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang berusaha untuk terus meningkatkan
kualitas pendidikan warga negaranya dengan mencanangkan program wajib
belajar yang dimulai dari pendidikan dasar dengan dibekali berbagai disiplin ilmu
termasuk diantaranya mata pelajaran matematika. Matematika perlu dipelajarai
oleh siswa karena matematika merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan
secara umum. Untuk memahami dunia dan memperbaiki kualitas masyarakat,
maka diperlukan pemahaman matematika secara lebih baik lagi. Matematika juga
merupakan alat dan bahasa untuk memecahkan masalah baik dalam masalah
matematika ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Permen No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran Matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar dengan tujuan
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Mata pelajaran matematika diberikan sejak kelas I SD/MI. Menurut
Piaget, siswa SD berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak
pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan
kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret
yang ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran matematika abstrak, siswa
memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa
yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti
oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret,
semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak.
Dewasa ini yang menjadi masalah dalam mata pelajaran matematika
menurut Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2009
menunjukkan bahwa mutu pendidikan matematika yang ditandai dengan nilai
rata- rata ujian nasional pada tingkat nasional masih yang terendah dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain disebabkan karena karakteristik matematika
adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak yang menyebabkan banyak siswa
mengalami kesulitan dalam matematika.
Hal senada juga terlihat dari hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti
terhadap siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri 1 Salakuray, hasil tes awal tersebut
relatif rendah karena lebih dari 25 siswa dari 44 siswa belum mencapai KKM
pada mata pelajaran matematika tentang materi perkalian.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a. Hasil belajar matematika siswa rendah
b. Banyaknya guru yang menyampaikan pembelajaran matematika masih
menggunakan pendekatan teaching center, sehingga siswa cenderung pasif
c. Banyaknya guru yang belum menggunakan media dan alat peraga dalam
menyampaikan materi pelajaran matematika.
Permasalahan ini disebabkan karena kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa pembelajaran di sekolah masih berjalan secara konvensional. Umumnya,
banyak guru masih mendominasi pembelajaran, sehingga aktivitas siswa menjadi
pasif dan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal
ini terungkap dari hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional tahun 2007, yang menemukan beberapa permasalahan yang
terjadi di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah, diantaranya yaitu : 1)
Pelaksanaan pembelajaran di kelas masih konvensional; 2) Metode pembelajaran
kurang bervariasi, umumnya masih ceramah dan tanya jawab; dan 3) Kegiatan
belajar mengajar kurang mengaktifkan siswa.
Untuk memecahkan masalah di atas, maka peneliti perlu menemukan
kemudian menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang menjadikan siswa
sebagai pusat pembelajaran sehingga keaktifan siswa itu meningkat serta perlu
penggunaan media dan alat peraga yang sifatnya real, dalam arti kata, nyata dan
akrab dengan kehidupan siswa. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran
dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik.
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: “Apakah penerapan pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik (PMR) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian
pada siswa kelas III SDN 1 Salakuray Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut
Tahun Pelajaran 2018/2019?”.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian pada siswa kelas
III SDN 1 Salakuray Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Tahun Pelajaran
2018/2019.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Tempat, Waktu dan Pihak Yang Membantu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa SDN 1 Salakuray kelas III yang berjumlah 44
Orang. Mata pelajaran Matematika pokok bahasan Perkalian.
2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan pembelajaran adalah di SDN 1 Salakuray Kecamatan
Bayongbong Kabupaten Garut.
3. Waktu Penelitian
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jadwal di bawah ini :
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Siklus Tanggal Waktu Keterangan
1 1 10 September 2018 08.15-08.50
2 2 20 September 2018 08.15-08.50

4. Pihak yang membantu


Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran ini, peneliti dibantu oleh
beberapa orang, yaitu:
a. Kepala sekolah
Nama : Endang Suryana, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SDN 1 Salakuray
Tugas : Bertindak sebagai perwakilan pihak sekolah yang
memberi izin sekaligus membimbing pelaksanaan
penelitian perbaikan pembelajaran ini.
b. Supervisor 2
Nama : Siti Ropiah, S.Pd
Jabatan : Supervisor 2 dan Observer
Tugas : Bertindak sebagai tutor, observer sekaligus sebagai
penilai aktivitas peneliti selama proses perbaikan
pembelajaran

c. Kolaborator
Nama : Lisma, S.Sos
Jabatan : Kolaborator
Tugas : Kolaborator berasal dari teman sejawat yang menilai
aktivitas siswa pada saat penelitian perbaikan
pembelajaran.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Jenis Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian perbaikan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini (IGAK Wardani dalam TIM FKIP UT:2017):

Gambar 3.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran.


2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan penelitian ini sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) direncanakan dua siklus. Masing-masing siklus meliputi : Tahap
perencanaan, Tahap pelaksanaan, Tahap pengamatan (obeservasi) dan Tahap
refleksi.
a. Alur Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I
1) Tahap Perencanaan Siklus I
Berdasarkan temuan pada studi pendahuluan dan hasil diskusi dengan
supervisor 2, penulis merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan di
kelas dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pendekatan
Matematika Realistik (PMR).
2) Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang telah dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan
diamati dan dikumpulkan data-datanya, baik data aktifitas selama proses
pembelajaran maupun data hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui peningkatan aktivitas, dan hasil pembelajaran dari siklus satu ke
siklus berikutnya.
3) Tahap Pengamatan (observasi) Siklus I
Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan
data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap
pengamatan (Observasi) sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan, yaitu mengamati aktivitas proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran.
Dalam mengamati proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh kolaborator yaitu
seorang guru SDN 1 Salakuray yang mengamati aktivitas siswa serta supervisor 2
yang mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran.
4) Tahap Refleksi Siklus I
Hasil observasi yang dilaksanakan bersama-sama supervisor 2, kemudian
didiskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan
diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisis masalah dicari dan
ditentukan solusinya untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
b. Alur Perbaikan Pembelajaran pada Siklus II
1) Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Menyusun RPP dengan materi bilangan pecahan.
b) Menyiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru
pada kegiatan belajar mengajar, lembar observasi untuk kegiatan siswa,
pedoman wawancara untuk guru dan siswa, lembar latihan soal-soal untuk
tes akhir pada siklus II.
c) Mempersiapkan sumber, alat peraga, dan media pembelajaran.
d) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis dan Lembar Kerja
Siswa.
2) Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang telah dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan
diamati dan dikumpulkan data-datanya, baik data aktifitas selama proses
pembelajaran maupun data hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui peningkatan aktivitas, dan hasil pembelajaran dari siklus satu ke
siklus berikutnya.
3) Tahap Pengamatan (observasi) Siklus II
Dalam penelitian ini, pengamatan atau obervasi yang dilakukan peneliti
dibantu oleh kolaborator dan supervisor, yaitu mengamati dan mencatat
aktivitas siswa dan guru yang terjadi selama pembelajaran siklus II
4) Tahap Refleksi Siklus II
Hasil observasi yang dilaksanakan bersama-sama supervisor 2, kemudian
didiskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan
diidentifikasi dan dianalisis.
B. Teknik Analisis Data
1. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data selama perbaikan penelitian, peneliti
menggunakan instrumen sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru
sebagai peneliti oleh supervisor 2, dan pengamatan (observasi) terhadap
siswa sebagai subyek penelitian.
b. Lembar tes / soal-soal tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data-data dikumpulkan
melalui hasil tes pembelajaran. Tes pembelajaran berupa soal-soal tes
yang disusun dalam RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) setiap siklus.
2. Analisis Data
Setelah data-data terkumpul, maka data-data tersebut dianalisis sesuai
dengan jenis data yang terkumpul.
a. Data tentang hasil belajar, dianalisis secara kuantitatif sebagai berikut:
 Untuk menghitung nilai yang diperoleh siswa digunakan rumus,
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
 Untuk menghitung persentase ketuntasan siswa digunakan rumus,
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 (𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀)
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 = 𝑥 100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟

b. Data tentang aktivitas guru dan siswa, yang diperoleh dari hasil observasi,
dianalisis secara kualitatif. Rumus yang digunakan adalah:
 Untuk hasil observasi siswa
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 = 𝑥100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Data yang berupa nilai observasi tersebut kemudian dideskrifsikan
berdasarkan kriteria berikut ini:
Tabel 3.2
Kriteria Hasil Observasi Siswa dan Guru
Nilai Observasi Predikat Huruf
86-100 Sangat Baik A
76-85 Baik B
60-75 Cukup C
55-59 Kurang D
≤ 54 Sangat Kurang E
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan jadwal perbaikan penelitian pada Bab III di atas,
perbaikan penelitian diawali dengan kegiatan pra siklus kemudian dilaksanakan
dua siklus, perhatikan rincian di bawah ini:
1. Pra Siklus
Dari pembelajaran awal atau pra siklus diperoleh data bahwa aktivitas
cenderung pasif. Hasil pengamatan juga memperlihatkan bahwa kompetensi guru
dalam mengelola proses pembelajaran tampak kurang, selain itu juga pendekatan
yang digunakan pada pembelajaran matematika kurang menyentuh aspek realitas
siswa sehingga siswa kurang antusias dan kurang termotivasi untuk belajar
matematika. Pada pembelajaran awal ini masih banyah siswa yang hasil tesnya
masih dibawah KKM yaitu sebanyak 20 orang atau 46,46 %. Sehingga hasil yang
diinginkan dalam pembelajaran belum tercapai.
2. Siklus I
a. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Dalam penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru yang
melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menggunakan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Dalam penelitian ini,
peneliti dibantu oleh kolaborator yaitu seorang guru SDN 1 Salakuray yang
bertindak sebagai observer siswa dan dibantu juga oleh seorang supervisor yang
bertindak sebagai observer guru.
b. Tahap Pengamatan (observasi) Siklus I
Data-data yang diperoleh pada tahap ini aktivitas guru yang diperoleh dari
supervisor 2 diperoleh skor 57 berarti memperoleh nilai 85,9 hal ini menunjukkan
aktivitas guru pada siklus I yang cukup baik. Hasil observasi aktivitas siswa sudah
baik juga. Hal ini terlihat dari perolehan skor yang didapat yaitu 54 sehingga
memperoleh nilai 84,375. Untuk itu penulis mengadakan penelitian mengapa
pembelajaran menjelaskan materi perkalian pada pembelajaran perbaikan siklus I
tidak bisa diterima siswa dengan baik, dengan kenyataan hasil evaluasi dari 44
siswa yang mendapat nilai diatas 70 atau tuntas hanya 36 siswa (81,81%) dan
siswa yang belum tuntas atau mendapat nilai kurang dari 60 ada 8 siswa
(18,18%). Oleh karena itu, peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran
siklus II karena belum semua siswa mendapat nilai di atas KKM.
c. Tahap Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi pada proses pembelajaran maka perlu diadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus kedua yaitu:
 Guru harus pandai mengkondisikan kelas ke dalam suasana kelas yang
kondusif.
 Guru harus pandai menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
 Guru harus menggunakan alat peraga yang lebih menarik, tepat dan sesuai
dengan materi.
 Pengaturan waktu harus tepat.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun RPP dengan materi bilangan pecahan.
2) Menyiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru
pada kegiatan belajar mengajar, lembar observasi untuk kegiatan siswa,
pedoman wawancara untuk guru dan siswa, lembar latihan soal-soal untuk
tes akhir pada siklus II.
3) Mempersiapkan sumber, alat peraga, dan media pembelajaran.
4) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes tertulis dan Lembar Kerja Siswa
(LKS)
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Dalam penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru yang
melakukan proses pembelajaran yaitu mengajarkan materi dengan menggunakan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Dalam penelitian ini,
peneliti dibantu oleh kolaborator yaitu seorang guru SDN 1 Salakuray yang
bertindak sebagai observer siswa dan dibantu juga oleh seorang supervisor yang
bertindak sebagai observer guru.
c. Tahap Pengamatan (observasi) Siklus II
Data-data yang diperoleh dari tahap ini:
1) Hasil observasi supervisor 2 terhadap penyampaian materi peneliti
menunjukkan aktivitas yang sangat baik pada siklus II yaitu mendapat skor
57 atau mendapat nilai 95
2) Hasil observasi berupa aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada
siklus 2 sudah menunjukkan hasil yang baik.. Hal ini terlihat dari
perolehan skor observasi yaitu 57 yang berarti mendapat nilai 95.
3) Hasil Skor berupa skor dari tes pembelajaran dapat dilihat bahwa nilai
yang belum tuntas yaitu nilai yang kurang dari 70 ada 0 siswa sedangkan
nilai yang tuntas yaitu antara 70-100 ada 44 siswa. Untuk itu peneliti tidak
perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II karena semua siswa
mendapat nilai di atas KKM. Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran
mata pelajaran Matematika tentang perkalian berakhir pada siklus II.
d. Tahap Refleksi Siklus II
Hasil refleksi pada siklus II ini sudah menunjukan hasil yang memuaskan,
dilihat dari siswa yang mendapatkan nilai 100 ada 7 siswa, nilai 80 ada 17 siswa
dan nilai 60 ada 16 siswa semuanya itu sudah diatas KKM. Hal ini menunjukkan
hasil yang baik, baik dari segi materi pelajaran, metode dan media yang
digunakan, penggunaan waktu, keterlibatan siswa serta suasana kelas. Kondisi ini
harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Hasil pengamatan pra siklus memperlihatkan bahwa kompetensi guru
dalam mengelola proses pembelajaran tampak kurang, selain itu juga pendekatan
yang digunakan pada pembelajaran matematika kurang menyentuh aspek realitas
siswa sehingga siswa kurang antusias dan kurang termotivasi untuk belajar
matematika. Pada tes awal ini masih banyak siswa yang hasil tesnya masih
dibawah KKM. Sehingga hasil yang diinginkan dalam pembelajaran belum
tercapai.
Setelah merefleksi kegiatan pra siklus dan menganalisis nilai tes awal
siswa, penulis mencoba melakukan perbaikan dibantu oleh supervisor 2, dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan melerefleksi kembali
dari kegiatan tersebut.
Setelah melaksanakan tindakan pada setiap siklus diperoleh hasil
peningkatan kemampuan menghitung perkalian, ditandai dengan hasil tes belajar
pada konsep perkalian dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
Pada siklus I dan II disampaikan kompetensi dasar yaitu melakukan perkalian
bilangan yang hasilnya bilangan tiga angka.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan II dapat dinyatakan
bahwa pembelajaran matematika menggunakan Pendekatan Matematika Realistik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN I Salakuray. Hal ini juga
tidak terlepas dari kinerja guru selama pembelajaran berlangsung dalam
menerapkan pandekatan matematika realistik sehingga siswa aktif dan termotivasi
dalam mengikut proses pembelajaran.
Berikut ini merupakan pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran dari
berbagai instrumen penelitian:
1. Rekapitulasi hasil observasi guru
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru mengalami peningkatan pada
pembelajaran siklus I dan siklus II. Pada pembelajaran siklus I, rata-rata skor hasil
observasi terhadap guru adalah 85,91 ( baik). Sedangkan hasil observasi terhadap
guru pada siklus II adalah 95 (sangat baik).
Dari data observasi terhadap aktivitas guru pada pembelajaran siklus I dan siklus
II, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Nilai Observasi Guru pada Siklus I dan II
Nilai dan Predikat
No Jenis Observasi
Siklus I Siklus II
1 Observasi Aktivitas Guru 85,91 95
(baik) (sangat baik)
2. Rekapitulasi hasil observasi siswa
Berdasarkan hasil observasi terhadap siswa dari aspek afektif pada
pembelajaran siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pembelajaran
siklus I skor aktivitas siswa adalah 84, 375 ( baik ). Pada pembelajaran siklus II
hasil observasi aktivitas siswa skor mencapai 95 ( sangat baik ).
Dari data observasi terhadap siswa dari aspek afektif pada pembelajaran siklus I
dan siklus II, dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.9
Nilai Observasi Siswa pada Siklus I dan II
Nilai dan Predikat
No Jenis Observasi
Siklus I Siklus II
1 Observasi Aktivitas 84,375 95
Siswa (baik) (sangat baik)

3. Rekapitulasi hasil tes sumatif siswa tiap siklus


a. Hasil pra siklus
Dari hasil analisis hasil evaluasi tes awal siswa, diperoleh nilai rata-rata
kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 65,9 di mana hasil
tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru atau
peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 70. Sedangkan besarnya persentase siswa
tuntas pada materi perkalian sebesar 54,54% saja, dari pihak sekolah ketuntasan
siswa diharapkan mencapai lebih dari 100%. Dari hasil analisis tes awal tersebut,
maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan pemahaman, prestasi
belajar, aktivitas siswa pada kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk materi
pokok perkalian.
b. Hasil Siklus I
Dari hasil analisis data perkembangan kemampuan menghitung dari hasil
belajar siswa siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentasi hasil tes siswa yang
tuntas naik dengan nilai batas tuntas 60 ke atas, siswa yang tuntas belajar pada
siklus I sebesar 81,81%, yang semula pada tes awal hanya terdapat 54,54 % siswa
mencapai batas tuntas.
c. Hasil Siklus II
Dari hasil analisis data hasil belajar siswa dapat disimpulkan bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada siklus pertama naik menjadi 50; dan pada
siklus kedua naik lagi menjadi 75. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan
yaitu pada tes siklus pertama 77,84; naik pada siklus kedua 90,90 dan ketuntasan
belajar siswa pada siklus pertama 81,81% pada siklus kedua naik menjadi 100%.
Data di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar dari sebelum dan
diterapkannya penelitian dibandingkan dengan setelah penelitian pada siklus I
dan siklus II. Jadi, peringkatan hasil belajar siswa sebelum diterapkan penelitian
dan setelah diterapkan penelitian perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan Matematika Realistik pada kelas III SD Negeri 1 Salakuray
Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut mengalami peningkatan yang sangat
signifikan.

TEORI YANG DIGUNAKAN


Teori yang digunakan dalam penelitian inimencakup (1) teori
pembelajaran (2) teori hasil belajar, (3) teori pendekatan matematika realistik.
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga
membuat suatu perubahan perilaku baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar
juga merupakan suatu kebutuhan manusia supaya terjadi perubahan-perubahan,
baik pengetahuan, sikap dan nilai-nilai moral atau nilai akhlak yang akan
membentuk pribadi seseorang sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitarnya.
2. Tujuan Belajar
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam
aktifitas internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2006:18). Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah mengubah
tingkah laku berbagai ranah (kognitif, afektif, psikomotorik) menjadi lebih baik.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 41-50) prinsip-prinsip belajar antara lain:
a) Perhatian dan Motivasi
b) Keaktifan
c) Keterlibatan Langsung
d) Pengulangan
e) Tantangan
f) Balikan dan penguatan
g) Perbedaan individual
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,
sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri peserta
didik, yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat (Susanto, 2013:12)
2. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siwa merupakan
objek yang akan dinilai, sedangkan hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2009: 3).
C. Pendekatan Matematika Realistik (PMR)
1. Pengertian PMR
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah pendidikan matematika
yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai
titik awal pembelajaran. Masalah-masalah nyata digunakan sebagai sumber
munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal.
Pembelajaran ini sangat berbeda dengana pembelajaran matematika selama ini
yang cenderung berorientasi kepada pemberian informasi dan menggunakan
matematika yang siap pakai untuk menyelesaikan masalah-masalah.
2. Sejarah PMR
Al Jufri dalam jurnalnya mengemukakan bahwa Pendekatan Matematika
Realistik (PMR), merupakan teori pembelajaran khusus dalam matematika yang
dikembangkan pertama kali di negeri Belanda, tepatnya di the Freudenthal
Institute, Utrecht University, sejak tahun 1970an (Freudenthal, 1991; Treffers,
1987; Van den Heuvel-Panhuizen & Drijvers, 2014).
Freudenthal Institute, merupakan institut untuk mereformasi pendidikan
matematika di Belanda di bawah naungan Utrecht Universitymelahirkan teori
baru yang dikemukakan oleh Freudenthal bahwa matematika itu hendaknya
dikenalkan sebagai pengetahuan yang bermakna bagi siswa, dan matematika itu
merupakan aktivitas manusia. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran,
matematika bukan dipelajari sebagai sistem tertutup, melainkan harus dipelajari
sebagai suatu aktivitas mematematisasi realitas dan mematematisasi matematika
itu sendiri.
3. Karakteristik PMR
Berikut adalah karakteristik PMR menurut Marpaung (2001):
a. Murid aktif, guru aktif ( Matematika sbg aktivitas manusia).
b. Pembelajaran sedapat mungkin dimulai dengan menyajikan masalah
kontekstual/ realistik.
c. Guru memberi kesempatan pada siswa menyelesaikan masalah dengan
cara sendiri.
d. Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
e. Siswa dapat menyelesaikan masalah dalam kelompok (kecil atau besar).
f. Pembelajaran tidak selalu di kelas (bisa di luar kelas, duduk di lantai, pergi
ke luar sekolah untuk mengamati atau mengumpulkan data).
g. Guru mendorong terjadinya interaksi dan negosiasi, baik antara siswa dan
siswa, juga antara siswa dan guru.
h. Siswa bebas memilih modus representasi yang sesuai dengan struktur
kognitifnya sewaktu menyelesaikan suatu masalah (Menggunakan model).
i. Guru bertindak sebagai fasilitator (Tutwuri Handayani).
j. Kalau siswa membuat kesalahan dalam menyelesaikan masalah jangan
dimarahi tetapi dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan dan usaha mereka
hendaknya dihargai.
4. Prinsip-prinsip PMR
Menurut Van den Heuvel-Panhuizen dan Drijvers (2014), terdapat enam
prinsip pembelajaran yaitu:
a. Prinsip aktivitas (activity principle),
Melalui prinsip aktivitas, siswa diperlakukan sebagai partisipan aktif
dalam proses pembelajaran matematika (doing mathematics).
b. Prinsip realitas (reality principle),
Melalui prinsip realitas ini siswa membangun konsep matematika dari
situasi permasalahan yang bermakna. Prinsip ini pun bermakna bahwa
pengetahuan matematika yang dipelajari siswa diharapkan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari.
c. Prinsip tingkatan (level principle),
Prinsip tingkatan bermakna bahwa dalam proses belajar matematika siswa
melewati tingkatan-tingkatan pemahaman matematis: dari pemahaman
yang bersifat informal, semi-formal, hingga tahapan formal.
d. Prinsip keterkaitan (intertwinement principle),
Menurut prinsip keterkaitan, topik-topik matematika, seperti bilangan,
aljabar, dan geometri tidak dipandang sebagai topik-topik terpisah,
melainkan sebagai topik-topik yang saling terkait dan terintegrasi.
e. Prinsip interaktivitas (interactivity principle),
Melalui prinsip ini dalam proses pembelajaran siswa diharapkan aktif
berdiskusi, mengemukakan gagasan baik dalam aktivitas kelas ataupun
aktivitas berkelompok, sehingga terjadi interaksi antar siswa serta antara
siswa dan guru.
f. Prinsip pembimbingan (guidance principle).
Dalam prinsip pembimbingan, guru dituntut berperan aktif membimbing
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga para siswa dapat melewati
tahap-tahap pemahaman matematis dari yang bersifat informal hingga
yang formal.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


Peneliti memberikan kesimpulann bahwa Pendekatan Matematika
Realistik dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas III
SD Negeri I Salakuray tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 57,70, siklus
pertama 77,80; dan ada siklus kedua naik menjadi 90,90. Untuk siswa tuntas
belajar (KKM 75) pada tes awal 54,54%, tes siklus pertama 81,81%, dan pada tes
siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100%.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan matematika
realistik pada kelas III SD Negeri I Salakuray tahun pelajaran 2018/2019, maka
saran-saran yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Setiap sekolah hendaknya menerapkan hasil-hasil penelitian
pendidikan yang akan meningkatkan kinerja guru.
2. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan Pendekatan Matematika
Realistik pada materi perkalian salah satunya dengan mendesain
rencana perbaikan pembelajaran yang lebih baik.
3. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau
pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, N. (2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen
Dikti Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Freudenthal, H. (1991). Revisiting Mathematics Education. Dordrecht: Kluwer
Academic Publishers.
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
I. G. A. K. Wardani, et al. (2017). Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP). Tangerang: Universitas Terbuka
Indriana, D. (2011). Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif. Yogyakarta:
Diva Press
Jupri, A. (2017). Pendidikan Matematika Realistik: Sejarah, Teori, dan
Implementasinya. Artikel Pengabdian UMTAS (hal.85-95). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Karso. (2002). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka
Marpaung, Y. (2001). Laporan Pilot Proyek RME di Indonesia, Proyek PGSM.
Slavin, S. (2005). Matematika Untuk Sekolah Dasar (terjemahan). Bandung:
Pakar Raya
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen
Dikti Departemen Pendidikan Nasional
Spiegel, M. R. (1996). Matematika Dasar (terjemahan). Jakarta: Gelora Aksara
Pratama
Sudjana, N. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Suprijono, A. (2014). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Treffers, A. (1987). Three dimensions. A model of goal and theory description in
mathematics instruction-The Wiskobas project. Dordrecht: Kluwer
Academic Publishers.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Van den Heuvel-Panhuizen, M., & Drijvers, P. (2014). Realistic Mathematics
Education. In S. Lerman (Ed.), Encyclopedia of Mathematics Education.
Dordrecht, Heidelberg, New York, London: Springer.
PERSETUJUAN UNGGAHAN KARYA ILMIAH

Kami yangbertanda tangan di bawah ini, Dr. Budi Suhardiman, M. Pd, selaku
pembimbing karya ilmiah dari mahasiswa:
Nama : EMAY NURMAYANI
NIM : 835639676
Program Studi : SI PGSD
UPBJJ : BANDUNG
Menyatakan bahwa karya ilmiah dari mahasiswa tersebut di atas dengan judul
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK” layak
untuk diunggah ke dalam aplikasi karya ilmiah Universitas Terbuka dengan telah
memperhatikan ketentuan penulisan karya ilmiah sesuai panduan yang telah
ditetapkan dan ketentuan anti plagiasi.
Demikian persetujuan ini kami berikan.

Pembimbing,

Dr. Budi Suhardiman, M. Pd


NIP 196902201994121005

Anda mungkin juga menyukai